You are on page 1of 8

A.

Konsep Dasar Pengelolaan Kelas


Sebelum membahas mengenai penerapan moving class, disini
peneliti terlebih dahulu akan membahas mengenai pengelolaan kelas yang
merupakan komponen penting dalam manajemen pendidikan, yang mana
dalam kelaslah aplikasi dari pengelolaan yang lain akan dirasakan
langsung oleh peserta didik, baik itu terkait dengan sarana prasarana,
kurikulum ataupun pembelajarannya.
1. Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah proses pemberdayaan

sumber

daya baik material element maupun human element di dalam kelas


oleh guru sehingga memberikan dukungan terhadap kegiatan belajar
siswa dan mengajar guru. (Tim

Dosen

Administrasi

Pendidikan

Universitas Indonesia, 2009: 108)

Menurut Hadari Nawawi Pengelolaan kelas dapat diartikan


sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan
potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada
setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan
terarah sehingga waktu dan dana tersedia dapat dimanfaatkan secara
efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan
dengan kurikulum dan perkembangan murid. (Nawawi, 1989: 116)
Menurut Suharmi Arikunto pengelolaan kelas adalah suatu usaha
yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar
mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi
optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar yang diharapkan.
(Djamarah, 2006: 177)
Menurut Made Pidarta pengelolaan kelas adalah proses seleksi
dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi
kelas.( Djamarah, 2005: 172). Ini berarti guru bertugas menciptakan,
memperbaiki, dan memelihara sistem/organisasi kelas, sehingga anak
didik dapat memanfaatkan kemampuannya, bakatnya, dan energinya
pada tugas- tugas individual.
Dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah suatu
upaya memberdayagunakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin
untuk

mendukung

pembelajaran.

proses

interaksi

edukatif

mencapai

tujuan

Kegiatan pengelolaan kelas merupakan suatu kegiatan yang


dilakukan oleh guru yang erat hubungannya dengan pengajaran dan
salah satu prasyarat untuk terciptanya proses belajar mengajar yang
efektif. Untuk itu tugas dan tanggungjawab guru meliputi 3 aspek
Menurut Peters dalam Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar yang
dikutip oleh Nana Sudjana, yakni:
a. Guru sebagai pengajar, lebih menekankan kepada tugas dalam
merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam tugas ini guru
dituntut untuk memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan
teknis mengajar, disamping menguasai ilmu atau bahan yang akan
diajarkannya.
b. Guru sebagai pembimbing, memberi tekanan kepada tugas,
memberikan bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah
yang dihadapinya. Tugas ini merupakan aspek mendidik sebab
tidak hanya berkenaan dengan penyampaian ilmu pengetahuan
akan tetapi juga menyangkut pengembangan kepribadian dan
pembentukan nilai-nilai para siswa.
c. Guru sebagai administrator kelas, memiliki kemampuan tata ruang
untuk pengajaran,

serta mampu menciptakan

iklim belajar-

mengajar berdasarkan hubungan manusiawi yang harmonis dan


sehat.
Disamping faktor guru, kualitas pengajaran dipengaruhi juga
oleh karakteristik kelas. Diantara variabel karakteristik kelas yaitu:
a.

Besarnya kelas (class size), artinya banyak sedikitnya jumlah siswa


yang belajar. Diduga makin besar jumlah siswa yang harus dilayani
guru dalam satu kelas, makin rendah kualitas pengajaran, demikian
pula sebaliknya.

b. Suasana

belajar.

Suasana

belajar

yang

demokratis

akan

memberikan peluang dalam mencapai hasil belajar yang optimal,


dibandingkan dengan suasana belajar yang kaku, disiplin dan ketat,
dengan otoritas ada pada guru. Dalam suasana belajar yang
demokratis, ada kebebasan siswa dalam belajar, mengajukan
pendapat, berdialog dengan teman sekelas. Belajar yang serba
diatur akan menumbuhkan perasaan cemas dan khawatir pada
siswa, sehingga menghambat kekreatifan belajar siswa.
c. Fasilitas dan sumber belajar yang tersedia. Sering ditemukan

bahwa guru merupakan satu-satunya sumber belajar di kelas,


situasi seperti ini kurang menunjang kualitas pengajaran, sehingga
hasil belajar yang dicapai siswa tidak optimal. Oleh karena itu
kalas diusahakan sebagai laboratorium belajar siswa. Artinya kelas
harus menyediakan berbagai sumber belajar seperti buku pelajaran,
alat peraga dan lain-lain. Disamping itu guru harus memberi
kesempatan siswa untuk berperan sebagai sumber belajar. (Sudjana, 2009:
15-42)

2. Ruang Lingkup Pengelolaan Kelas


Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa pengelolaan kelas
adalah proses pemberdayaan sumber daya baik material element
maupun human element yang di lakukan oleh guru untuk mendukung
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas agar terjadi interaksi edukatif
yang efektif. Sebagai sebuah proses maka dalam pelaksaannya
pengelolaan kelas memiliki kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan
oleh guru. Dalam pengelolaan kelas ini juga terkandung maksud
bahwa kegiatan yang dilakukan efektif mengenai sasaran yang hendak
dicapai dan efisien karena tidak menghambur-hamburkan waktu, uang
dan sumber daya lainnya.
Secara garis besar ada dua kegiatan dalam pengelolaan kelas
yaitu:
a. Pengaturan (orang) siswa
Siswa adalah orang yang melakukan aktifitas dan kegiatan di
kelas yang ditempatkan sebagai obyek dan arena perkembangan
ilmu pengetahuan dan kesadaran manusia, maka siswa bergerak
kemudian menduduki fungsi sebagai subyek. Artinya siswa bukan
barang atau obyek yang hanya dikenai akan tetapi juga objek yang
memiliki potensi dan pilihan untuk bergerak.
Jadi pergerakan yang terjadi dalam konteks pencapaian
tujuan tidak sembarang, artinya disini fungsi guru memiliki
proporsi yang besar dalam rangka membimbing, mengarahkan dan
memandu segala aktifitas yang dilakukan oleh siswa. Oleh karena
itu

pengaturan

siswa

adalah

bagaimana

mengatur

dan

menempatkan siswa dalam kelas sesuai dengan potensi intelektual


dan perkembangan emosionalnya. Siswa diberi kesempatan untuk

memperoleh

posisi dalam belajar

yang sesuai dengan

minat dan

keinginannya.
b. Pengaturan fasilitas
Aktifitas dalam kelas baik guru maupun siswa dalam kelas kelangsungannya
akan banyak dipengaruhi oleh kondisi dan situasi fisik
karena itu lingkungan

lingkungan

kelas.

Oleh

fisik kelas berupa sarana dan prasarana kelas dapat

memenuhi dan mendukung interaksi yang terjadi, sehingga harmonisasi kehidupan


kelas dapat berlangsung dengan baik dari permulaan masa kegiatan belajar mengajar
sampai akhir masa belajar mengajar.
3. Tujuan Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Adapaun kegiatan fisik dan
pengelolaan

sosio- emosional

merupakan

bagian dalam pencapaian

tujuan

pembelajaran
dan belajar siswa.
Menurut Suharmi Arikunto berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah
agar setiap anak dikelas dapat bekerja secara efektif dan efisien. (Djamarah, 2005: 178)
Tujuan pengelolaan kelas menurut

Dirjen Dikdasmen yang menjadi tujuan

pengelolaan kelas adalah untuk mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai
lingkungan belajar maupun sebagai kelompok
peserta

didik

belajar,

memungkinkan

untuk

mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.


4. Fungsi Pengelolaan Kelas
Pengelolaan

kelas selain memberi

makna penting bagi tercipta dan

terpeliharanya kondisi kelas yang optimal, pengelolaan kelas berfungsi :


a.

Memberi

dan

melengkapi

fasilitas

untuk

segala

macam

tugas seperti :

membantu kelompok dalam pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok,


membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan
individu agar dapat bekerjasama

organisasi,

membantu

dengan kelompok atau kelas, membantu

prosedur kerja, merubah kondisi kelas.


b. Memelihara agar tugas-tugas itu dapat berjalan lancar.
Selain itu fungsi dari pengelolaan kelas sendiri sebenarnya merupakan penerapan
fungsi-fungsi pengelolaan yang di aplikasikan di dalam kelas oleh guru untuk
mendukung

tujuan belajar yang hendak dicapainya. Sesuai dengan fungsi

pengelolaan

untuk

kepemimpinan

pengelolaan

kelas

yang

efektif

aktif yang mampu menciptakan

disyaratkan

adanya

iklim yang memberi atau

menekankan adanya harapan untuk keberhasilan dan suasana tertib (melalui)


suatu proses perencanaan, pengorganisasian (pengaturan), aktuasi (pelaksanaan),
dan pengawasan yang dilakukan oleh guru, baik individu maupun dengan
melalui orang lain (semisal sejawat atau siswa sendiri) untuk mencapai tujuan
pembelajaran dengan cara memanfaatkan segala sumber daya yang ada secara
optimal.
Dalam pelaksanaannya fungsi pengelolaan tersebut harus di sesuaikan dengan
filosofis dari pendidikan (belajar, mengajar) di dalam kelas. Fungsi pengelolaan
kelas meliputi:
a. Merencanakan
Merencanakan adalah membuat suatu target-target yang akan dicapai
atau diraih di masa depan. Dalam organisasi merencanakan adalah suatu proses
memikirkan dan menetapkan secara

matang

arah,

tujuan

dan

tindakan

sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan metode/teknik yang tepat.


Perencanaan disini berarti pekerjaan guru untuk menyusun tujuan belajar yang
meliputi: (a) memperkirakan tuntutan, (b) merumuskan tujuan dalam silabus
kegiatan instruksional. (c) menentukan urutan topik, (d) topik yang harus dipelajari,
(e) mengalokasikan waktu yang telah tersedia, dan menganggarkan sumber-sumber
yang diperlukan oleh guru.
b. Mengorganisasikan
Mengorganisasikan berarti:
1)

Menentukan sumber daya dan kegiatan yang di butuhkan untuk mencapai


tujuan organisasi.

2) Merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang berisi orang yang


mampu membawa organisasi pada tujuan.
3) Menugaskan

seseorang

atau

kelompok

orang

dalam

suatu tanggung

jawab tugas dan fungsi tertentu.


4)

Mendelegasikan wewenang kepada individu yang berhubungan dengan


keleluasaan melaksanakan tugas. Dengan rincian tersebut, manajer membuat
suatu struktur formal yang dapat dengan

mudah

dipahami

orang

dan

menggambarkan suatu
posisi dan fungsi seseorang di dalam pekerjaannya.
Dalam pengelolaan kelas mengorganisasikan yaitu pekerjaan
guru untuk

mengatur

seorang

dan menghubungkan sumber-sumber belajar, sehingga

dapat mewujudkan tujuan belajar dengan

cara yang paling

efektif,

efisien

dan ekonomis. jadi organizing hanyalah sebagai alat atau sarana untuk mencapai

apa yang harus diselesaikan, di mana tujuan akhirnya adalah membuat murid
atau siswa menjadi lebih mudah bekerja dan belajar bersama.
c. Memimpin
Seorang

pemimpin

dalam

melaksanakan

amanatnya

apabila ingin

dipercaya dan diikuti harus memiliki sifat kepemimpinan yang senantiasa dapat
menjadi pengarah yang di dengar ide dan pemikirannya oleh para anggota
organisasi. Hal ini tidak semata- mata mereka cerdas membuat keputusan, tetapi
di barengi dengan
memiliki kepribadian yang dapat dijadikan suri tauladan.

26

Di dalam kelas memimpin merupakan pekerjaan seorang guru untuk


memberikan motivasi, dorongan dan menstimulasikan siswa untuk tetap terus
belajar, sehingga mereka akan menjadi siap untuk mewujudkan tujuan belajar.
d. Mengawasi
Mengawasi

(controling),

adalah

pekerjaan

seorang

guru untuk

menentukan apakah fungsinya dalam mengorganisasikan dan memimpin di atas


telah berhasil dalam mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. jika tujuan
belum dapat diwujudkan, maka guru harus

menilai

dan mengatur

kembali

situasi pembelajarannya bukan mengubah tujuannya. Fungsi dari Menurut Chuck


Williams dalam

buku

Management,

Controlling

is

monitoring

progress

toward goal achievement and taking corrective action when


progress isnt being made.

27

(Pengawasan adalah peninjauan

kemajuan terhadap pencapaian hasil akhir dan pengambilan tindakan


pembetulan ketika kemajuan tersebut tidak terwujud).
5. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas
Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip pengelolaan kelas di sini adalah hal-hal
yang dapat dijadikan pedoman atau pegangan guru di dalam mengelola, agar menjadi
terarah dan efisien.
Dalam rangka memeperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas,
prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan yaitu:
a. Hangat dan antusias
Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang
hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan atusias pada tugasnya atau
pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
b. Tantangan
Penggunaan kata-kata tindakan, cara kerja atau bahan- bahan yang
menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar
sehingga
mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
Tambahan lagi akan dapat menarik perhatian anak didik dan dapat
mengendalikan gairah belajar mereka.
c. Bervariasi
Penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi
antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan

perhatian anak didik. Apalagi bila penggunaannya bervariasi sesuai dengan


kebutuhan. Kevariasian dalam penggunaan apa yang disebutkan di atas merupakan
kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari
kejenuhan.
d. Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat
mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak didik, serta menciptakan iklim
belajar mengajar yang efektif. Keluwesan
pengajaran
dapat
mencegah
munculnya gangguan seperti keributan anak didik, tidak ada perhatian, tidak
mengerjakan tugas dan sebagainya.
e. Penekanan pada hal-hal yang positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada
hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian anak didik pada halhal yang negatif. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang
dilakukan guru terhadap tingkah laku anak didik yang positif dari pada
mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan
pemberian penguatan yang positif, dan kesadaran guru untuk menghindari
kesalahan yang dapat mengganggu proses belajar mengajar.
f. Penanaman disiplin diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat
mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya selalu mendorong
anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya
menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi
guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin
28
dalam segala hal.
Sejalan dengan uraian disiplin diatas maka suasana tertib dan teratur
penuh

dinamika

dalam melaksanakan

penanaman disiplin pada diri sendiri akan

terwujud apabila setiap personal mengetahui posisi dan fungsinya di kelas dalam
rangka melaksanakan berbagai kegiatan.

Manajemen pendidikan upaya untuk melakukan pengelolaan secara ter-struktur terkait bidang
pendidikan. Sebelum membahas mengenai pengertian, ada baiknya untuk menyimak fungsi yang ada
terlebih dahulu. Fungsi yang ada dalam manajemen pendidikan itu terdiri dari perencanaan atau planning
guna kegiatan dapat berjalan dengan lebih sistematis. Kemudian pengorganisasian atau organizing
sebagai sisi untuk dapat melakukan pembagian dari tugas yang ada. Lalu ada fungsi pergerakan atau
actuating sebagai realisasi dari rencana dan organisir yang telah dibuat di awal. Pergerakan lebih untuk
memberikan semangat agar dapat mencapai tujuan dari manajemen pendidikan yang ada. Termasuk
fungsi pengawasan yang berguna mengetahui hasil yang sudah diperoleh itu sampai seberapa besar. Lalu
apa sebenarnya yang dimaksud dengan manajemen pendidikan. dapat disimak dari penuturan dari tiga
ahli berikut ini.

Made Pidarta (1988)

Manajemen pendidikan adalah kegiatan untuk mengumpulkan beberapa sumber terkait dunia pendidikan.
sehingga dapat difokuskan untuk menuju pada tujuan yang sudah ditetapkan sesuai dengan pendidikan
yang diharapkan.

Soebagio Atmodiwirio (2000)

Manajemen pendidikan adalah proses untuk melakukan perencanaan, melakukan organisasi, untuk
memimpin, untuk melakukan pengendalian. Fokusnya dilakukan oleh para tenaga pendidik serta sumber
daya dari pendidikan itu sendiri. Guna menuju pada tujuan pendidikan yang diharapkan.

Oemar Hamalik (2007)

Manajemen pendidikan adalah menyatukan beberapa unsur dalam pendidikan dan kemudian mencoba
untuk dikembangkan. Dan fokus untuk mencapai pada tujuan dari manajemen pendidikan itu sendiri.
Pengertian Manajemen pendidikan secara umum adalah manajemen yang perlu dilakukan perencanaan
terlebih dahulu. Manajemen juga merupakan organisir agar dapat sampai pada tujuan. Termasuk
mengarah pada perlunya pengawasan yang terarah agar manajemen pendidikan tidak keluar dari tujuan
yang ingin dicapai.
Semua pengertian selalu menyebutkan untuk mencapai pada tujuan. Tujuan dari manajemen
pendidikan ada dua bagian. Tujuan yang diarahkan untuk tenaga pendidikan adalah dapat memberikan
bekal pendidikan dengan manajemen yang baik. Sehingga peserta didik menjadi paham dengan
pendidikan yang diajarkan. Kemudian tujuan yang diarahkan untuk peserta didik adalah agar dapat
mematuhi manajemen pendidikan yang telah dibuat. Kemudian dnegan tertib mengikuti proses
pendidikan sesuai dengan kurikulum yang ada. Pengertian dan tujuaan dari manajemen pendidikan juga
perlu dipahami melalui konsep manajemen. Sehingga dapat berjalan secara terarah.
Konsep manajemen pendidikan yang mengacu pada dasar ilmu, maka ilmu yang perlu diberikan dalam
manajemen pendidikan haruslah sesuai dengan yang ada. Konsep manajemen pendidikan yang mengacu
pada dasar seni, maka ilmu yang perlu diberikan dalam manajemen pendidikan haruslah membekali
peserta didik lebih terampil. Tidak sekadar pintar saja. Konsep manajemen pendidikan yang mengacu
pada dasar proses, maka jelas setiap tindakan dan usaha itu perlu proses.
Untuk dapat tercapainya manajemen pendidikan itu juga perlu proses. Sehingga tidak ada kata instan
dalam hal ini. Dan konsep manajemen pendidikan yang mengacu pada dasar profesi atau jabatan, maka
setiap jabatan yang diampu adalah harus memenuhi unsur tanggung-jawab. Harus mampu memenuhi
tugasnya sesuai profesi atau jabatan yang dimiliki. Untuk itu, sangat penting untuk mengetahui
pengertian dari manajemen pendidikan agar setiap orang yang fokus dalam bidang pendidikan dapat
menjalankan kewajiban dan hak sesuai tempatnya.

You might also like