You are on page 1of 37

Anatomi, Kelumpuhan,

dan Pemeriksaan
Nervus Facialis
Kenny Cantika Abadi
1110313040

PART I

ANATOMI NERVUS
FACIALIS

Anatomi dan Fisiologi Nervus Fasialis


Saraf fasialis
mempunyai 2 sub
divisi :
1. Nervus fasialis
yang sebenarnya
2. Saraf intermediet:

Aferen Otonom
Eferen Otonom
Aferen somatik

N. Fasialis nervus kranial terpanjang yang


berjalan di dalam tulang

Komponen nervus fasialis:

Motoris otot wajah (kecuali m. Levator


palpebra)
Sensoris pengecapan 2/3 depan lidah (melalui
n. Korda timpani)
Parasimpatis glandula lakrimalis, glandula
submandibularis, dan glandila lingualis.

Nervus fasialis

Anatomi N. Fasialis

N. Fasialis di Temporal

N. Fasialis Ekstracranial

PART II

KELAINAN NERVUS
FASIALIS

Etiologi
1.
2.
3.
4.

5.
6.

7.

Penyakit-penyakit tertentu
Kongenital
Infeksi (Ramsay Hunt, OMSK)
Tumor (intrakranial, intratemporal,
ekstratemporal)
Trauma (fraktur temporal)
Gangguan Pembuluh Darah
(trombosis arteri karotis, maksilaris,
serebri media)
Idiopatik(Bells palsy)

Manifestasi Klinis
Bagian inti motorik yang
mengurus wajah bagian
bawah mendapat
persarafan dari korteks
motorik
kontralateral,sedangkan
yang mengurus bagian
atas mendapat
persarafan dari kedua
sisi korteks motorik
(kontralateral)

Lesi sentral dan perifer


a. Lesi pada bagian sentral,
yang lumpuh adalah
bagian bawah dari wajah
b. Lesi bagian perifer,
yanglumpuh adalah semua
otot sesisi wajah dan
mungkin juga termasuk
saraf yang mengurus
pengecapan dan salivasi

Lokasi Lesi
1.

2.

3.

4.

5.
6.

Lesi diluar foramen


stilomastoideus
Lesi di kanalis Fasialis(melibatkan
korda tympani)
Lesi dikanalis fasialis lebih tinggi
lagi(melibatkan m.stapedius)
Lesi dikanalis fasialis lebih tinggi
lagi(melibatkan ganglion
genikulatum)
Lesi di meatus akustikus internus
Lesi di tempat keluarnya nervus
fasialis di dari pons

Sinkinesis dan Hemispasme

Sinkinesis
Kontraksi otot wajah yg tidak
disadari, terjadi bersamaan
dengan gerak otot wajah lain
yang sengaja dilakukan

Hemispasme
Kontraksi otot tidak disadari,
spasme intermiten ringan
berat, terjadi pada 1 sisi
wajah.
15

HERPES ZOSTER OTICUS


(RAMSAY HUNT SYNDROME)

16

Otitis Media Supuratif Kronis


Tipe Bahaya

17

Fraktur Tulang Temporal


transversal

longitudinal

18

Bells palsy

19

PEMERIKSAAN FUNGSI
NERVUS FACIALIS

Pemeriksaan Fungsi

Menentukan derajat kelumpuhan & letak lesi.


Gradasi fungsi saraf fasialis menurut House-Brackmann
I. Normal
II. Disfungsi Ringan
III. Disfungsi Sedang
IV. Disfungsi Sedang Berat
V. Disfungsi Berat
VI. Paralisis Total
Gradasi Freys fungsi motorik, tonus, sinkinesis dan
hemispasme

21

House-Brackmann I
I (normal)

Normal symmetrical function in all areas

22

House-Brackmann II
Gross : slight weakness noticeable on close
inspection; may have very slight synkinesis
At rest : normal symmetry & tone
Motion :

II
Mild dysfunction/
barely noticeable)

Forehead : moderate to good function


Eye : complete closure with minimum effort

Mouth : slight asymmetry

23

House-Brackmann III
Gross : obvious but not disfiguring difference
between two sides; noticeable but not severe
synkinesis, contracture, and/or hemifacial
spasm
At rest : normal symmetry and tone
Motion :

III
Moderate
dysfunction/
obvious difference

Forehead : slight to moderate movement


Eye : complete closure with effort
Mouth : slightly weak with maximum effort

24

House-Brackmann IV
Gross : obvious weakness and/or disfiguring
asymmetry
At rest : normal symmetry and tone
Motion :

IV
Moderately
severe
dysfunction

Forehead : none
Eye : incomplete closure
Mouth : asymmetric with maximum effort

25

House-Brackmann V
Gross : only barely perceptible motion
At rest : asymmetry
Motion :

V
Severe
dysfunction

Forehead : none
Eye : incomplete closure
Mouth : slight movement

26

House-Brackmann VI
VI
Total paralysis

No movement

27

Sistem Freyss

Fungsi motor

(30)

Tonus (15)

Sinkinesi
s (5)

1
2
3
(0

3)
4
5 6
7
8
9 10
1
2
(0 3)

3
4

(0-2)
5

(0-2)
(0-1)

Hemispasme (0)

Total
Skor Freyss = Total/50 x 100% = %
Lesi setinggi.

28

1
3
5
7
9

2
4
6
8
10

Fungsi Motorik (0-3)

2
3

4
5

6
7

8
9

29

10

1
2

3
Area
1

Wajah
diam

2
3

4
5

Wajah
gerak

HIPOTONUS

Kerutan di dahi hilang


Alis mata jatuh
Fisura palpebra melebar
Lipatan nasolabial mendatar/hilang
Hidung deviasi ke arah sisi sehat
Nasal ala mendatar
Pipi jatuh
Sudut mulut jatuh
Bibir jatuh

Menimbulkan gerakan asimetrik


pada sisi sehat.
Fenomena Bells dengan sklera
terlihat.
Bibir dan filtrum deviasi ke sisi
sehat.

Tonus

4 3
5

HIPERTONUS

Kerutan di dahi meningkat


Alis mata naik
Fisura palpebra menyempit
Lipatan nasolabial makin dalam

Pipi menonjol/tertarik ke dalam


Bibir terangkat dan/tertarik ke
lateral
Gerakan pada sudut bibir saat
mata berkedip
Mata menutup di saat mengunyah,
bicara atau tersenyum.
Kontraksi beberapa otot yang
menimbulkan akinesia
30

Pemeriksaan fungsi komponen motorik


m. Frontalis

Mengangkat alis

m. Sourcilier

Mengerutkan alis

m. Piramidalis

Mengangkat dan mengerutkan hidung ke


atas

m. Orbikularis okuli

Memejamkan mata kuat

m. Zigomatikus

Tertawa lebar sambil memperlihatkan gigi

m. Relever komunis

Memoncongkan mulut ke depan sambil


memperlihatkan gigi

m. Businator

Menggembungkan pipi

m. Orbikularis oris

Bersiul

m. Triangularis

Menarik kedua ujung bibir ke bawah

m. mentalis

Memoncongkan mulut yang tertutup rapat


ke depan

Gustometri

Tes pengecapan
Suatu indikator dalam deteksi gangguan fungsi saraf korda timpani.
Hilangnya pengecapan akibat cedera saraf korda timpani, terbatas
pada duapertiga anterior lidah dan berakhir pada garis tengah.
Caranya dengan menyuruh penderita menjulurkan lidah, kemudian
meletakkan pada lidah penderita bubuk gula, kina, sitrat atau
garam begiliran dan diselingi istirahat. Lalu penderita disuruh
menyatakan pengecapan yang dirasakan dengan isyarat., misalnya
1. untuk rasa manis; 2. untuk rasa pahit; 3. untuk rasa asin; 4.
untuk rasa asam

Elektrogustometri
Lidah dirangsang secara elektrik untuk memproduksi rasa metalik
dan kedua sisi lidah dibandingkan
32

Tes Schirmer

33

Refleks stapedius

Refleks kontraksi otot stapedius terjadi


ketika telinga kontralateral dirangsang
dengan bunyi yang keras akibatnya akan
mengubah compliance telinga tengah.
Diukur melalui audiometri impedans.
Jika lesi melibatkan cabang saraf proksimal
yang mengarah ke otot stapedius, otot
tersebut tidak akan berkontraksi dan tidak
ada perubahan impedans.

34

refleks stapedius

Aferen: N.VIII
Jalur batang otak yang
kompleks dimulai dari
nucleus koklea di sisi yang
dirangsang ke daerah
nucleus motorik N.VII
(fasialis) pada kedua sisi
Eferen: N.VII yang
meinervasi otot stapedius.

35

36

Terima Kasih

You might also like