You are on page 1of 32

OVERPROJECTED NOSE

Disusun Oleh :

Riya Hanaza Ramadini


1061050191

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN


TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA DAN LEHER
PERIODE 14 DESEMBER 2015 23 JANUARI 2016
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Pendahuluan
Overprojected nose adalah kelainan struktur tulang
hidung yang berlebihan yang dapat dinilai dengan cara
membandingkan proporsi hidung terhadap wajah.
Proyeksi ujung hidung adalah hasil kombinasi dari
struktur ketulangan, kartilago, dan jaringan lunak.
Keluhan pasien overprojected nose ini adalah
terhalangnya pandangan karena titik fokus pandangan
jatuh di penonjolan tulang yang terjadi akibat proyeksi
hidung yang berlebihan.

Anatomi
Hidung Luar
Hidung Dalam

Hidung Luar
Kubah tulang : tidak dapat digerakkan
Kubah kartilago : sedikit dapat digerakkan
Lobulus hidung : mudah digerakkan.
Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang
rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan
beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan
atau menyempitkan lubang hidung.

Hidung Luar
Kerangka tulang terdiri dari :
Tulang hidung (os nasal).
Prosesus frontal os maksila.
Prosesus nasal os frontal.

Kerangka tulang rawan terdiri dari :


Sepasang kartilago nasal lateral superior.
Sepasang kartilago nasal lateral inferior (ala mayor).
Tepi anterior kartilago septum.

Hidung Luar

Hidung Dalam
Septum Nasi
Kavum Nasi
Dasar Hidung
Atap Hidung
Dinding Lateral
Konka
Meatus Superior
Meatus Media
Meatus Inferior
Nares

Nares
Kompleks Ostiomeatal

Hidung Dalam

Perdarahan Hidung
Bagian atas rongga hidung mendapat pendarahan dari a.
etmoid anterior dan posterior.
Bagian bawah rongga hidung mendapat pendarahan dari
cabang a. maksila interna.
Bagian depan hidung mendapat pendarahan dari cabang
arteri fasial.
Pada bagian depan septum terdapat anastomosis dari
cabang-cabang a.sfenopalatina, a.etmoid anterior,
a.labial superior, dan a.palatina mayor yang disebut
pleksus Kiesselbach (Littles area)

Persarafan Hidung
Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat
persarafan sensoris dari n.etmoidal anterior, yang
merupakan cabang dari n.nasosilia, yang berasal dari
n.oftalmikus (N.V-1)
Rongga hidung lannya, sebagian besar mendapat
persarafan sensoris dari n.maksila melalui ganglion
sfenopalatinum. Ganglion sfenopalatinum selain
memberikan persarafan sensoris juga memberikan
persarafan vasomotor atau otonom untuk mukosa
hidung. Ganglion ini menerima serabut-serabut sensoris
dari n.maksila (N.V-2)

Fisiologi Hidung
Fungsi Respirasi
Fungsi Penghidu
Fungsi Fonetik
Fungsi Statistik dan Mekanik
Refleks Nasal

Overprojected Nose
Etiologi
Diagnosis
Analisa wajah
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang

Diagnosis banding
Tatalaksana
Indikasi kontraindikasi
Prognosis

Etiologi
Etiologi Overprojected nose dibagi menjadi dua, yaitu :
Faktor Nasal
hiperplasia anterior tulang hidung yang dapat
menyebabkan septum anterior menjadi lebih tinggi.
hiperplasia kartilago alar sehingga menyebabkan tidak
elastisnya jaringan penyambung antar kartilago.
krura medial yang terlalu panjang.
hiperplasia kartilago septum kaudal kranio.

Etiologi
Faktor Non Nasal
dahi yang terlalu ke arah dalam.
mandibular retrusi atau dagu yang terlalu menonjol ke
dalam.
batas hidung ke bibir atas yang terlalu pendek.

Diagnosis
Analisa wajah
menurut Joseph menggunakan profilometer jauh lebih
mengguntungkan untuk menganalisa wajah, Joseph
membuat dua garis singgung, garis pertama yaitu garis
lurus dari glabela ke dagu, sedangkan garis kedua adalah
garis yang menggambarkan dorsum nasal. Dari garis
tersebut didapatkan sudut yang normal antara 23-73
derajat

Diagnosis
Anamnesis
gangguan pada fokus pengelihatan karena terhalang
oleh tulang hidung yang menonjol.
keluhan dari segi estetika juga banyak membuat pasien
ingin memperbaiki gangguan tersebut. Biasanya pasien
melihat ketidak harmonisan antara proporsi wajah dan
hidung mereka.
Gangguan saat bernapas jarang sekali dikeluhkan
pasien.

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Dari arah frontal bisa terlihat kerangka tulang dan
kartilago yang terlihat lebih sempit dan tipis, selain itu
juga kulit ujung hidung yang terlihat pucat dan menjadi
kaku dan tidak mobile, dorsum nasal dan ujung hidung
yang terlihat lebih sempit serta segitiga ujung hidung
yang semakin runcing dan memanjang.
Dari arah basal dapat terlihat nares yang menyempit
dan crura lateral serta kartilago lateral atas yang
terlihat ditengah

Pemeriksaan Fisik
Palpasi
Hidung bagian luar bisa dilakukan palpasi ukuran,
bentuk dan sudut anterior septum.
Hidung bagian dalam dapat di palpasi pada bagian
septum anterior, septum membranosa dan crura medial.

Pemeriksaan Fisik
Rinoskopi
Rinoskopi anterior dapat terlihat kavum nasi yang
sempit karena ujung hidung yang terlalu tinggi dan
membuat katup hidung menjadi menyempit.

Pemeriksaan Penunjang
rinomanometri anterior aktif
berfungsi sebagai penilaian objektif untuk mengetahui
ada atau tidaknya obstruksi jalan napas. Pemeriksaan ini
melihat tekanan narinokoanal dan aliran udara dari
hidung

Diagnosa Banding
functional tension nose
Pada functional tension nose sering ditemukan obstruksi
jalan nafas.

Tatalaksana
Tindakan Rinoplasti
Pembungkus nasal dibuka melalui insisi transkolumellar dan
bilateral infrakartilaginus
Setelah eksposur luas, infrastruktur nasal dievaluasi untuk
menentukan kemungkinan penyebab overproyeksi.
perlekatan fibrosa dilepaskan. Memisahkan perlekatan
jaringan lunak dari krura medial ke septum dan spina
maksilar merusak bagian tengah proyeksi, selanjutnya
menurunkan proyeksi.
Septum nasal sekarang dinilai. Dorsal berlebihan atau
septum kaudal kemudian direseksi untuk mencapai
proyeksi ujung hidung yang diinginkan

Tatalaksana
Pemeriksaan pada proyeksi ujung hidung dinilai kembali
setelah terapi septum nasal. Dengan setiap
pemeriksaan, kulit pembungkus harus ditutup kembali
dan dilihat dari posisi profil.
Jika penurunan lebih besar pada proyeksi dibutuhkan,
krura medial dan lateral ditangani.
Krura medial diterapi pertama kali untuk menetapkan
jumlah yang diinginkan dari proyeksi.
Kartilago krura medial dapat dibagi dan dibuang atau
dihimpitkan.

Tatalaksana
pengaturan pada lokasi pemendekan krura medial dapat
dibuat jika penyimpangan dari rasio ideal kolumella ke
lobule adalah 2:1.
dalam cara yang sama, krura lateral dapat direseksi
untuk menurunkan proyeksi atau memotong dan
menghimpitkan
Setelah reposisi, proyeksi ujung hidung dinilai kembali
untuk menentukan apakah reseksi kartilago dibutuhkan
untuk semakin mengurangi proyeksi.

Indikasi dan Kontraindikasi


Untuk melakukan koreksi pada kelainan overprojected nose
biasanya dilakukan dengan tindakan rinoplasti.
Indikasi fungsional dan indikasi estetik.
Pada indikasi fungsional, menurut C. Baud jika didapatkan
panjang hidung lebih dari lingkaran wajah.
Indikasi estetik jika dari hasil analisa wajah didapatkan
ketidak harmonisan proporsi wajah dengan hidung.
Kontra indikasi rinoplasti adalah jika tidak terjadi obstruksi
pernapasan, tidak ada katup yang kolap dan pasien menolak
untuk dilakukan tindakan selanjutnya setelah rinoplasti
selesai dilakukan. Tindakan rinoplasti biasanya dilakukan
bersamaan dengan mentoplasti.

Prognosis
Prognosis untuk overprojected nose baik. Tidak ada gejala
yang signifikan yang menggangu dan menggurangi
produktiifitas penderita.

Daftar Pustaka
Behrbohm Hans, Tardy M. Eugene. Septorhinoplasty. 14th ed. Germany, 2004; 11: p
186- 199.
Jadwani S. Misra B. Kallianpura S. Overprojected nose surgical treatment: a case
report. J. Rhinoplasty. 2008 ; 4: 188- 389.
Pincus LR. Congenital Neck Masses and cyst. In : Bayle, Byron, Head and Neck SurgeryOtolaryngology. 4thed, philadelpia, 2006: p 1212.
Ballenger JJ. The technical anatomy and physiology of the nose and accessory sinuses.
In Diseases of the Nose, Throat, Ear, Head, & Neck. 14th ed. Philadelphia, London.
1991: 3-8
East C. Examination of the Nose. In : Mackay IS, Bull TR(Eds). Scott-Brownss
Otolaryngology. 6th ed. London: Butterworth, 1997; 4: 1-8
Soepardi EA. Buku ajar ilmu kesehatan : telinga hidung tenggorok kepala & leher. 6th
ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007.
Effendi H. Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Jakarta: EGC ; 1997 ; p.135-142.

Daftar Pustaka
Lund VJ. Anatomy of the nose and paranasal sinuses. In : Gleeson (Ed). ScottBrownss Otolaryngology. 6th ed. London : Butterworth, 1997; 1: 1-30.
Lee R Michael, Geissler Palmyra. Decreasing Nasal Tip Projection in
Rhinoplasty. Department of Plastic Surgery University of Texas. 2013; Vol 134 :
p 41-49.
Kenyon Guy. Nasal Anatomy and Analysis. AIJOC. 2013; 5(1) : p 34-42.
Benjamin Noah, Adamson Peter. Nasal Tip Deprojection with Crural Cartilage
Overlap. Facial Plastic Surgery. 2015; 23: p 93-104.
Apaydin Fazil. Projection and Deprojection Techniques in Rhinoplasty.
Department of Otolaryngology, Ege University Medical Faculty Turkey. 2016 ;
43: P 151-168.
Ali Ahmad, Farag Mohamed. Structure Rhinoplasty of the Long Nose. Aesth
Plast Surg. 2011; 35: 839- 846.

You might also like