You are on page 1of 4

ANATOMI DAN FISIOLOGI PAYUDARA

Anatomi Payudara
Mamma merupakan kelenjar asesoris kulit yang berfungsi menghasilkan susu. Mamma
terdapat pada laki-laki dan perempuan. Bentuk mamma sama pada laki-laki dan perempuan
yang belum dewasa. Papilla mammae kecil dan dikelilingi oleh daerah kulit yang berwarna
lebih gelap yang disebut sebagai areola mammae. Jaringan mamma tersusun atas sekelompok
kecil sistem saluran yang terdapat di dalam jaringan penyambung dan bermuara di daerah
areola.1,2
Pada masa pubertas glandula mamma perempuan lambat laun membesar dan akan
berbentuk setengah lingkaran. Pembesaran ini diduga disebabkan oleh pengaruh hormonhormon ovarium. Salurannya memanjang, meskipun demikian pembesaran kelenjar terutama
disebabkan karena penimbunan lemak. Dasar mammae terbentang dari iga kedua sampai
keenam dan dari pinggir lateral sternum sampai linea axilaris media. Sebagian besar glandula
mammae terletak di dalam fascia superfisialis. Sebagian kecil, yang disebut processus
axillaris meluas ke atas dan lateral, menembus fascia profunda pada pinggir caudal musculus
pectoralis mayor dan sampai ke axilla.1,2
Setiap payudara terdiri dari 15 20 lobus, yang tersusun radier dan berpusat pada papilla
mammae. Saluran utama dari setiap lobus bermuara di papilla mammae dan mempunyai
ampulla yang melebar tepat sebelum ujungnya. Dasar papilla mammae dikelilingi oleh
areola. Tonjolan-tonjolan halus pada areola diakibatkan oleh kelenjar areola di bawahnya.1,3
Lobus-lobus kelenjar dipisahkan oleh septa fibrosa. Septa di bagian atas kelenjar
berkembang dengan baik dan terbentang dari kulit sampai ke fascia profunda dan berfungsi
sebagai ligamentum suspensorium. Glandula mammae dipisahkan dari fascia profunda yang
membungkus otot-otot di bawahnya oleh spatium retromammaria yang berisi jaringan ikat
jarang.1,2,3
Pada perempuan muda, payudara cenderung menonjol ke depan dari dasar yang sirkular;
pada perempuan yang lebih tua payudara cenderung menggantung. Payudara mencapai
ukuran maksimal selama masa laktasi.1
Mammae mendapatkan perdarahan dari rami perforantes arteri thoracica interna dan
arteri intercostalis. Arteri axillaris juga mengalirkan darah ke glandulla mammae yaitu
melalui cabang-cabangnya, arteri thoracica lateralis dan arteri thoracoacromialis. Aliran darah
balik venany mengikuti arterinya.1,2

Aliran limfe glandulla mammae penting sekali di klinik mengingat sering timbulnya
kanker pada glandula ini dan penyebaran sel-sel ganas sepanjang pembuluh limfe menuju ke
kelenjar limfe.1,2,3

Untuk keperluan praktis, aliran limfe mammae dibagi menjadi kuadran-kuadran.


Kuadran lateral mengalirkan cairan limfenya ke nnll. axillares anteriores atau kelompok
pectorales (terletak tepat posterior pinggir bawah ,usculus pectoralis mayor). Kuadran medial
mengalirkan cairan limfenya melalui pembuluh-pembuluh yang menembus ruangan
intercostalis dan masuk ke dalam kelompok nnll. thoracales internae (terletak di dalam
cavitas thoracis di sepanjang arteri thoracica interna). Beberapa pembuluh limfe mengikuti
arteri intercostalis posterior dan mengalirkan cairan limfenya ke posterior ke dalam nnll.
intercostales posteriores (terletak sepanjang arteri intercostales posteriores); beberapa
pembuluh berhubungan dengan pembuluh limfe dari payudara sisi yang lain dan
berhubungan juga dengan kelenjar limfe di dinding anterior abdomen.1,2
Fisiologi Payudara
Payudara memiliki tiga macam perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama
ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke
klimakterium, dan menopause. Sejak pubertas pengaruh estrogen dan progesteron yang
diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan
timbulnya asinus.4,5
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur haid. Sekitar hari ke-8 haid,
payudara menjadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi
pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama
beberapa hari menjelang haid, payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan
fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu, pemeriksaan foto
mammografi tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu haid mulai,
semuanya berkurang.4,5
Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara
menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh
duktus baru.4,5
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh
sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.4,5
1.

Snell RS. Clinical anatomy for medical students. New York: Lippincott Williams &

Wilkins Inc.; 2000.


2.

Sjamsuhidajat R, Jong WD, editor. Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: EGC; 2003.

3.

Townsend CM, editor. Sabiston textbook of surgery. Philadelphia: Saunders Company;

2001.
4.

Ganong WF. Review of medical physiology. San Fransisco: McGraw-Hill; 2001.

5.

Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. Philadelphia: Saunders Company;

1996.

You might also like