Professional Documents
Culture Documents
PEMERIKSAAN
FISIK SERTA PENYAKIT-PENYAKIT
PADA TENGGOROKAN
OLEH :
D E W I R E S M AWAT I
D E W I YA N T I S O L I K H A N
N I L A H E R M AWAT I S U T R I S N O
PEMBIMBING:
Pendahuluan
Tenggorokan adalah bagian dari leher yang
terdiri dari faring dan laring.
Tenggorokan memiliki sebuah selaput otot
yang dinamakan epiglottis yang berfungsi
untuk memisahkan esofagus dari trakea dan
mencegah makanan dan minuman untuk
masuk ke saluran pernapasan.
Tenggorokan terdiri dari 2 bagian:
Jalan makan (kerongkongan): Orofaring, hipofaring dan
esophagus
Jalan napas (tenggorok): Faring, laring dan trakea
Anatomi
dan
Fisiologi
Faring
Fungsi
Saluran makanan/minuman dlm proses
menelan
Saluran pernafasan
Resonansi suara
Drainase sekret
Pertahanan tubuh utk mencegah/melawan
infeksi Ring of Waldeyer
Mengatur ventilasi cavum tympani dgn
adanya tuba eustachius
NASOFARING
Bentuk mirip kubus
Atap dibentuk oleh corpus ossis sphenoidalis & pars
basillaris ossis occipitalis
Dasar dibentuk oleh permukaan atas palatum molle yg
miring.
Dinding anterior dibentuk oleh aperture nasalis
posterior, dipisahkan oleh pinggir posterior septum nasi
Dinding posterior membentuk permukaan miring yg
berhubungan dengan atap
Dinding lateral pada tiap-tiap sisi mempunyai muara
tuba auditiva k pharynx
NASOFARING
Mempunyai fungsi respiratorik, terletak di atas palatum molle
dan merupakan lanjutan dari cavum nasi ke belakang.
Organ-organ yang penting pada nasofaring:
Adenoid
Fossa Rosenmuller
Torus tubarius dengan muara tuba auditiva
Orofaring
Letak: belakang cavum oris dan tebentang dari
palatum molle sampai ke pinggir atas epiglottis
Atap dibentuk oleh permukaan bawah palatum
molle dan isthmus pharyngeus
Dasar dibentuk oleh sepertiga posterior lidah dan
celah antara lidah dan permukaan anterior
epiglottis
Dinding anterior terbuka ke dalam rongga mulut
melalui isthmus oropharynx (isthmus faucium)
Dinding posterior disokong oleh corpus V.C II &
bagian atas corpus V.C III
Dinding lateral terdapat arcus palatoglossus dan
arcus palatopharyngeus dengan tonsila palatina
Orofaring mempunyai
berhubungan
dengan
makanan.
fungsi yang
pencernaan
Laringofaring
Letak: di belakang auditus larynges dan
permukaan posterior larynx
Terbentang dari pinggir atas epiglottis sampai
pinggir bawah cartilage cricoridea
TONSIL
Dua massa jaringan limfoid, ditunjang oleh
jaringan ikat dengan kriptus didalamnya.
Berbentuk oval
Ada 3 macam tonsil (berdasarkan lokalisasi):
Tonsil faringea di nasofaring (adenoid)
Tonsil palatina di kanan & kiri orofaring (dalam fosa
tonsilaris)
Tonsil lingua ada 2 biji yang letaknya berdekatan
satu sama lain dipangkal lidah
Fungsi :
Pembentukan Lekosit terutama limfosit yg dibentuk
dlm folikel tonsil
Tempat penghancuran bakteri yang masuk melalui
hidung/mulut
Terletak pada fosa tonsil, yang terletak antara plika anterior dan plika
posterior
Pada kripte sering terisi detritus, yang berisi epitil, limfosit, bakteri dan
sisa makanan
Tonsil Lingua
Pertahanan terhadap
kuman patogen
Penghasil antibodi
spesifik (Ig)
Penghasil limfosit
Berperan terhadap
proses imunologis
Palatum Molle
Batas-batas:
Otot-otot:
M.
M.
M.
M.
Fungsi:
Resonansi suara
Proses makan dan minum
Proses bernafas
Otot-otot yg berfungsi membuka tuba auditiva:
M. Salfingofaringeus, M. Levator velli palatini, M.
Tensor velli palatini
MEKANISME MENELAN
1. Fase oral volunter (sadar /
disengaja)
2. Fase faringeal
involunter/refleks
3. Fase esophageal
involunter/refleks
FASE ORAL
- Pengunyahan dilakukan pada sepertiga tengah
lidah
- Ujung lidah menekan palatum durum
- Gerakan lidah dari anterior ke posterior ~
kontraksi m. stiloglosus & palatoglosus
- Isthmus faucium menyempit
- Makanan terdorong ke orofaring
FASE FARINGEAL
- Bolus makanan menyentuh dinding belakang
faring
- laring telah diangkat & ditarik ke anterior
laring tertutup epiglottis
- palatum mole bergerak ke atas, hubungan
nasofaring & orofaring tertutup ~ gerakan m.
tensor palatini & m. levator veli palatine
- Pusat pernapasan di medula dihambat oleh
pusat menelan (disebut apnea deglutisio).
FASE ESOFAGEAL
- Bolus dibawa melalui introitus esofagus ketika
m. konstriktor faringis inferior berkontraksi
dan m. krikofaringeus berelaksasi
- Makanan dalam esofagus, mengikuti gerak
peristaltik lambung.
ANATOMI
DAN
FISIOLOGI
LARING
ANATOMI LARING
Merupakan bagian terbawah saluran nafas atas
Organ khusus yang mempunyai sphincter pelindung pada
pintu masuk jalan napas & berfungsi dalam pembentuka
suara.
Batas-batas:
Superior
: Aditus Laryngis
Inferior : batas caudal Cartilago Cricoidea
Cartilago
Cartilago
Cartilago
Cartilago
Cartilago
Cartilago
Thyroidea
Cricoidea
Arythenoidea
Corniculata (Santorini)
Cuneiformis (Wrisbergi)
Epiglottica
B. Cartilago Thyroidea
Hanya satu (tidak sepasang).
Merupakan tulang rawan hyalin terbesar
di bagian antero-superior laring.
C. Cartilago Cricoidea
Hanya satu (tidak sepasang) dibawah Cartilago
Thyroidea.
Merupakan tulang rawan hyaline.
Berbentuk lingkaran dan dihubungkan dengan
Cartilago Thyroidea dengan Lig. Cricothyroidea.
D. Cartilago Arythenoid
Sepasang (dua buah) dekat permukaan belakang
Laring.
Merupakan tulang rawan hyaline kecuali pada
processus vocalis dan apex yang terdiri dari tulang
rawan elastik.
Membentuk Articulatio Crico-arythenoid dengan
Cartilago Cricoidea.
E. Cartilago Corniculata
Sepasang (ki & ka) melekat pd Cart. Arythenoid di
apeks.
Merupakan tulang rawan elastik.
Otot-otot
Otot-otot yang melaksanakan gerakan Laring
dibagi:
Otot Ekstrinsik gerak keseluruhan Laring,
tdd.:
FISIOLOGI
Fungsi laring:
1. Proteksi mencegah makanan dan benda
asing masuk ke dalam trakea
2. Respirasi mengatur besar kecilnya rima
glotis
3. Fonasi membuat suara dan menentuka
tinggi rendahnya nada
4. Menelan
+PEMERIKSAAN FISIK
TENGGOROKAN
+
Faring dan Rongga Mulut
Keluhan
Nyeri tenggorok
Odinofagia
Rasa banyak dahak di tenggorokan
Disfagia
Rasa ada yang menyumbat
+
Pemeriksaan faring dan rongga
mulut
Dua per tiga bagian depan lidah ditekan dengan spatel lidah
kemudian perhatikan:
Laringoskopi Indirekta
+
Perhatikan:
+
Laringoskopi Direk
PENYAKIT-PENYAKIT
PADA
TENGGOROKAN
Tonsilitis Akut
Peradangan
Etiologi:
Gejala Klinis
Demam
Disfagi
/ Odinofagi
Foetex ex ore
Tanda airway obstruction seperti
pernapasan mulut, snoring
Malaise
Nyeri alih Otalgia
Terapi
Antibiotik
spectrum luas:Penisilin,
eritromisin.
Antipiretik
Obat kumur yang mengandung
desinfektan
TONSIL NORMAL
Pemeriksaan Tonsil
Pemeriksaan tonsil
A. Memeriksa besar tonsil
Besar tonsil ditentukan sebagai berikut :
T0 : Tonsil telah diangkat
T1 : Bila besarnya jarak arkus
anterior dan uvula atau tonsil masih berada dalam
fossa tonsilaris
T2 : Bila besarnya 2/4 jarak arkus
anterior
dan uvula
T3 : Bila besarnya jarak arkus anterior dan uvula
T4 : Bila besarnya mencapai uvula atau lebih
Pemeriksaan tonsil
B. Memeriksa mobilitas tonsil
Digunakan 2 spatula
Spatula 1 :
diletakkan di atas lidah Spatula 2 :
posisi ujungnya vertikal menekan
jaringan peritonsil, sedikit lateral
dari arkus anterior, digerakkan ke
medial dan lateral
Perhatikan anatominya
Perhatikan patologinya
Tonsilitis
akut : semua
merah, titik-titik putih pada
tonsil
Tonsilitis Kronik : arkus
anterior merah
Tonsilitis kronis
Faktor prediposisi timbulnya tonsilitis kronik ialah rangsangan yang
menahun dari rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk,
pengaruh cuaca, kelelahan fisik dan pengobatan tonsilitis akut yang tidak
adekuat
Gejala dan tanda
Pada pemeriksaan tampak tonsil membesar dengan permukaan tidak rata,
kriptus melebar dan beberapa kripti terisi detritus. Rasa mengganjal di
tenggorokan, napas berbau, tenggorokan terasa kering
Pengobatan
Terapi lokal ditunjukan pada higiene mulut dengan berkumur
Tonsilektomi
Tonsilitis Difteri
Penyebab tonsilitis difteri ialah kuman Coryne bacterium diphteriae, kuman yang termasuk
gram positif dan hidung di saluran napas bagian atas, yaitu hidung, faring dan laring
Anti Difteri Serum (ADS) diberikan segera tanpa menunggu hasil kultur, dengan dosis 20.000100.000 unit tergantung dari umur dan beratnya penyalkit
Abses Peritonsil
Suatu infeksi akut pada jaringan peritonsil/ pada connective tissue bed
dari tonsil yang bersifat terbatas dan berawal dari infeksi akut faucial tonsil
Disebabkan merembesnya infeksi akut dari tonsil kript/fossa supratonsil
FARINGITIS AKUT
Faringitis
Akut:
Faringitis Viral
Faringitis bacterial
Faringitis fungal
Faringitis gonorea
Etiologi
Penyebab
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
laboratorium (darah
lengkap)
Kultur dan usap tenggorokan: mencari
kuman penyebab
Penatalaksaan
Bila
Komplikasi
FARINGITIS KRONIK
Faktor predisposisi
Rinitis kronik,
sinusitis,
iritasi kronik oleh rokok,
minum alkohol,
inhalasi uap yg merangsang mukosa faring dan debu
Anamnesis
Didapatkan gejala
klinis:
Tenggorokan terasa
kering
nyeri menelan
lendir kental
rasa seperti ada benda
asing.
Pemeriksaan Fisik
Penatalaksanaan
Menghilangkan
(alkohol, rokok)
Jaringan limfoid yang hipertrofi dikaustik
dgn AgNO3 10%
Simptomatik
: antitusif, ekspektoran,
analgesik dan antiinflamasi
LARINGITIS AKUT
Penyebab infeksi virus atau bakteri, biasanya di dahului common cold
Gejala:
1. Suara membesar, nada rendah. Lalu parau, yang berat bisa afoni
2. Tenggorok terasa gatal, kering dan sakit untuk bicara
3. Batuk
4. Subfebril
Pemeriksaan: korda vokalis merah dan edem
Terapi:
5. Voice rest: diam
6. Antibiotik
7. Terapi simtomatis untuk influenza
LARINGITIS KRONIK
Laringitis yang berulang karena banyak bicara
Faktor predisposisi: rokok, debu/asap, alkohol
Gejala: batuk dan suara parau
Pemeriksaan: korda vokalis merah, tebal kaena
oedem yang lama (hipertrofi)
Terapi :
1. Vocal rest
2. Obati radang jalan nafas atas/bawah
KARSINOMA LARING
Banyak pada usia 40 tahun
Sebagian besar epidermoid carsinoma
Pembagian menurut lokasi:
1. supraglotis: tumor pd plica ventrikularis,
aritenoid, epiglotis, sinus piriformis
2. Glotis: tumor pd korda vocalis
3. Subglotis: tumor d bawah korda vokalis
Gejala:
1. Suara parau
2. Rasa tidak enak d laring, sakit menelan atau
berbicara
3. Sesak nafas saat inspirasi
4. Pembesaran kelenjar stadium lanjut
Terapi:
5. Stadium 1 dan 4: radiasi
6. Stadium 2 dan 3: laringektomi
Abses Submandibula
Abses
Etiologi
Infeksi
Gejala klinis
Sakit
gigi
Nyeri pada daerah leher
Disfonia
Disfagia
Disatria
< 1/3 pasien datang dengan distres pernapasan
(dispnea, takipnea, dapat terdengar suara stridor)
Pembengkakan bilateral pada daerah submandibula
disertai tanda peradangan disekitarnya.
Lidah yang menonjol
Penatalaksanaan
Medikamentosa
& kortikosteroid
Bedah : Insisi dan drrainase dari abses,
trakeotomi/intubasi orotrakeal jika terdapat
gangguan jalan napas (emergensi)
Laringomalasia
Merupakan
Manifestasi klinis
Stridor inspirasi dan cekungan suprasternal pada
waktu lahir / beberapa minggu kemudian. Dimana
stridor sering hilang timbul dan kadang sangat
terdengar jelas.
keadaan ini cenderung memperburuk aktivitas pada
saat menangis, makan atau diletakkan pada posisi
supinasi.
Pd beberapa kasus, dpat mengganggu pertumbuhan
& kesukaran nafas lebih berat.
Pemeriksaan langsung : dapat terlihat laring yang
saling menempel pd saat menarik nafas.
Penatalaksanaan
Dapat