Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang mempengaruhi
seluruh keperibadiaan dan fungsi kehidupan seseorang. Gangguan alam perasaan ditandai
oleh syndrom depresif sebagian atau penuh. Gangguan alam perasaan bisa mempengaruhi
kesehatan jiwa karena tak mampu menghadapi stressor dengan intensitas berat dan dalam
jangka waktu yang lama.
Gangguan alam perasaan khususnya depresi merupakan salah satu jenis gangguan
jiwa yang popular dikalangan masyarakat. Hal ini bisa disebabkan karena minimnya
pengetahuan masyarakat tentang proses gangguan alam perasaan: depresi sehingga semakin
banyak korban yang berjatuhan.
Angka kejadian akibat gangguan alam perasaan: depresi diperkirakan akan semakin
meningkat. Hal tersebut bisa dikurangi dengan cara meningkatkan pemahaman tenaga medis,
khususnya perawat yang nantinya diharapkan bisa langsung terjun ke masyarakat untuk
memberikan tindakan preventif dengan cara memberikan health education pada masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah konsep mengenai gangguan alam perasaan?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan alam perasaan ?
1.3 Tujuan
Tujuan umum
1. Menjelaskan konsep gangguan alam perasaan
2. Mendiskusikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan alam perasaan
(depresi dan mania)
Tujuan khusus
1. Menjelaskan konsep dasar depresi
2. Menjelaskan konsep dasar mania
3. Menjelaskan asuhan keperawatan gangguan alam perasaan
1.4 Manfaat
Mahasiswa dapat memahami materi tentang gangguan alam perasaan, sehingganya
nantinya mahasiswa mengerti dan dapat mengaplikasikan dalam tindakan keperawatan.
Pada masyarakat agar lebih mengetahui gejala-gejala terjadinya gangguan alam
perasaan, sehingga dapat dilakukan tindakan lebih awal sehingga gangguan ini tidak menjadi
lebih serius.
BAB II
KONSEP DASAR GANGGUAN ALAM PERASAAN
2.1 Definisi
Alam perasaan (mood) adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang
mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang. Gangguan alam
perasaan merupakan gangguan mental yang memperlihatkan perubahan suasana perasaan
menonjol dan menetap dan bersifat patologis.
Gangguan Alam Perasaan merupakan kelainan psikologis yg ditandai meluasnya
irama emosional seseorang, mulai dari rentang depresi sampai gembira yang berlebihan
(euphoria) dan gerak yg berlebihan (agitation).
Gangguan alam perasaan adalah gangguan emosional yang disertai gejala mania atau
depresi. Gangguan alam perasaan ditandai oleh syndrom depresif sebagian atau penuh, selain
itu juga ditandai oleh kehilangan minat atau kesenangan dalam aktifitas sehari-hari dan
rekreasi.
Tipe Gangguan Alam Perasaan
Secara garis besar, tipe gangguan dapat diklasifikasikan menjadi mood episode, depressive
disorder, dan bipolar disorders (Yosep, 2007)
1. Mood Episode
a Mayor depressive episode
Pada tipe ini, terdapat 5 atau lebih gejala-gejala yang ditampilkan selama periode 2
minggu dan menampilkan perubahan fungsi sebelumnya. Adapun tanda-tanda secara
lengkap adalah sebagai berikut:
Perasaan depresif lebih banayk dalam sehari, hampir setiap hari yang
hari.
Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari.
Mengemukakan bahwa mania dimulai dari kehilangan kendali diri lalu menjadi aktif dan
tidak mampu menghadapi masalah. Kemudian individu timbul keyakinan akan
ketidakmampuannya
mengendalikan
kehidupan
sehingga
ia
tidak
berupaya
Faktor Presipitasi
Stressor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan meliputi :
a. Faktor Biologis
Meliputi perubahan fisiologis yang disebakan oleh obat-obatan atau berbagai penyakit
fisik seperti infeksi, neoplasma, dan ketidakseimbangan metabolisme.
b. Faktor Psikologis
Meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta, seseorang dan kehilangan
harga diri.
c. Faktor Sosial Budaya
Meliputi kehilangan peran, perceraian, kehilangan pekerjaan. Kejadian penting dalam
kehidupan seseorang sebagai keadaan yang mendahului episode depresi dan mempunyai
dampak pada masalah saat ini dan kemampuan individu untuk menyelesaikan masalah.
d. Banyaknya peran dan komplik peran, dilaporkan mempengaruhi berkembangnya
depresi, terutama pada wanita.
e. Sumber koping termasuk status social ekonomi, keluarga, hubungan inter personal dan
organisasi kemasyarakatan. Kurangnya sumber pendukung social, menambah stress
individu.
2.3 Rentang Respon Emosi
Rentang respon emosi individu dapat berfluktuasi dari respon emosi adaftif sampai
respon maladaftif, seperti pada gambar dibawah.
Respon Adaptif
3
4
Reaksi Kehilangan Yang Menunjang
Mania/ depresi
Reaksi Kehilangan Yang Wajar
Supresi
Resposif
Gambar
1. Rentang Respon Emosi
Responsif adalah respon emosional yang terbuka dan sadar akan perasaannya. Pada
rentang ini individu dapat berpartisipi dengan dunia eksternal dan internal.
Reaksi kehilangan yang wajar merupakan posisi rentang yang normal dialami oleh
individu yang mengalami kehilangan dan mengalami proses kehilangan misalnya bersedih,
berfokus pada diri sendiri, berhenti melakukan kegiatan sehari-hari. Reaksi kehilangan
tersebut tidak berlangsung lama.
Supresi merupakan tahap awal respon emosional yang maladaptive, individu
menyangkal, menekan atau menginternalisasi semua aspek perasaan tentang lingkungan.
Reaksi berduka yang memanjang merupakan penyangkalan yang menetap dan
memanjang, tetapi tidak nampak reaksi emosional terhadap kehilangan. Reaksi berduka yag
menajang ini dapat terjadi beberapa tahun.
Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya alam perasaan
yang meningkat, meluas atau keadaan emosional yang mudah tersinggung dan terangsang.
Kondisi ini dapat diiringi dengan perilaku berupa peningkatan kegiatan, banyak bicara, ideide yang meloncat, senda gurau, tertawa berlebihan, penyimpangan seksual.
Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan
berduka yang berlebihan dan berkepanjangan. Depresi dapat juga digunakan untuk
menunjukkan berbagai fenomena : tanda, gejala, keadaan emosi, reaksi penyakit atau kondisi
klinis secara menyeluruh.
Rentang respon emosi seseorang normalnya bergerak secara dinamis. bukan merupakan
titik yang statis dan tetap. dinamisasi tersebut dipengaruhi oleh organobiologis,
psokoedukatif, sosiocultural. klien yang mengalami gangguan alam perasaan, reaksinya
cenderung menetap dan memanjang. hal tersebut sangat tergantung pada tipe gangguan alam
perasaan (manik, depresif, atau kombinasi dari keduanya).
a) Afektif : Sedih, cemas apatis, murung, kebencian, kekesalan, marah, perasaan ditolak,
perasaan bersalah, merasa tidak berdaya, putus asa, merasa sendirian, merasa rendah
diri, merasa tak berharga.
b) Kognitif : Ambivalence, bingung, ragu-ragu, tidak mampu konsentrasi, hilang
perhatian dan motivasi, menyalahkan diri sendiri, pikiran merusak diri, rasa tidak
menentu, pesimis.
c) Fisik : Sakit perut, anoreksia, mual, muntah, gangguan pencernaan, konstipasi, lemah,
lesu, nyeri kepala, pusing, insomnia, nyeri dada, perubahan berat badan, gangguan
selera makan, gangguan menstruasi, impoten, tidak berespon terhadap seksual.
d) Tingkah laku : Agresif, agitasi, tidak toleran, gangguan tingkat aktivitas, kemunduran
psikomotor, menarik diri, isolasi social, irritable,
2.5 Penatalaksanaan
Pengobatan
1) Litium karbonat, sebuah obat antimatik, adalah obat pilihan untuk klien yang
menderita gangguan bipolar.
2) Pengobatan antipsikotik digunakan untuk klien yang menderita hiperaktivitas hebat
dan untuk menangani perilaku manik.
3) Antikonvulsan kadang-kadang diberikan karena keefektifannyadalam antimanik.
4) Pengobatan antiansietas, misalnya klonazepam (klonopin) dan lotazepam (Antivan),
kadang-kadangdigunakan untuk klien yang menderita episode manik akut dan untuk
klien yang sulit ditangani.
5) Kombinasi litium antikonvulsan sudah digunakan untuk gangguan bipolar siklus
cepat,
Tiga fase penatalaksanaan farmakologis yang digambarkan dalam panel Pedolaman
Depresi adalah fase akut, fase lanjut, dan fase pemeliharaan. Dalam fase akut gejalanya
ditangan, dosis obat dsisesuaikan untuk mencegah efek yang merugikan, dan klien diberikan
penyuluhan.pada fase lanjut klien dimonitor pada dosis efektif untuk mencegah terjadinya
kambuh. Pada fase pemeliharaan, seorang klien yang berisiko kambuh seringkali tetap diberi
obat baahkan selama waktu remisi. Untuk klien yang dianggap tidak berisikotinggi
mengalami kambuh, pengobatan dihentikan.
1) Selsctive serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) terbukti sudah sangat berguna untuk
menangani depresi, terutama karena obat tersebut lebih sedikit memiliki efek
antikolinergik yang merugikan, lebih sedikit toksisitas jantung, dan reaksi lebih cepat
daripada antidepresan trisiklik dan inhibitor oksidase monoamin (MAO)
2) Trisiklik dan inhibitor MAO, generasi pertama antidepresan, jarang digunakan sejak
adanya SSRI dan SSRIs atipikal.
3) Antipsikotik kadang-kadang digunakan untuk menangani gangguan tidur dan ansietas
sedang.
4) Dokter dapat memprogramkan, tetapi elektrokonvulsif(ECP) jika terdapat depsresi
hebat, klien sangat ingin mealkukan bunuh diri, atau jika klien tidak berespon terhadap
protokol pengobatan antidepresan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN ALAM PERASAAN
3.1 Pengkajian
1. Data demografi
1. Perawat mengkaji identitas klian meliputi : Nama klien, umur, jenis kelamin, status
perkawinan, agama, pekerjaan, tanggal MRS (Masuk Rumah Sakit), informan,
tangggal pengkajian, No Rumah klien dan alamat klien.
2. Alasan masuk
Tanyakan pada klien atau keluarga:
a. Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang ke rumah sakit?
b. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah ini?
c. Bagaimana hasilnya?
3. Keluhan Utama
Keluhan biasanya berupa perasaan sedih dan berduka yang berkepanjangan (cemas apatis,
murung, kebencian, kekesalan, marah, perasaan ditolak, perasaan bersalah, merasa tidak
berdaya, putus asa, merasa sendirian, merasa rendah diri, merasa tak berharga)
4. Faktor Predisposisi
a.
Faktor genetik, mengemukakan transmisi gangguan alam perasaan diteruskan
melalui garis keturunan.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
5. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang digunakan pada reaksi kehilangan yang memanjang adalah
denial dan supresi, hal ini dilakukan untuk menghindari tekanan yang hebat. Pada depresi
mekanisme koping yang digunakan adalah represi, supresi, mengingkari dan disosiasi.
Tingkah laku mania merupakan mekanisme pertahanan terhadap depresi yang diakibatkan
karena kurang efektifnya koping dalam menghadapi kehilangan.
6. Perilaku
Perilaku yang berhubungan dengan mania dan depresi bervariasi. Gambaran utama dari
mania adalah perbedaan intensitas psikologikal yang tinggi. Pada keadaan depresi
kesedihan dan kelambanan dapat menonjol atau dapat terjadi agitasi.
NO
1
DX
PERENCANAAN
Krikteria
Tujuan
Strategi pelaksanaan
Gangguan
alam
PASIEN :
perasaan:
Setelah dilakukan
SP I :
pertemuan dengan
depresi/ma
Mengajarkan
kliendengan
nia(koping
klien untuk
tindakan yang
dengan perawat
maladaptif)
berespons
diberikan:
klien dapat
emosional yang
adaptif
meningkatkan
rasa puas serta
terbina hubungan
saling percaya
berespons
kesenangan yang
emosional yang
dapat diterima
adaptif
Dapat
oleh lingkungan
membina
hubungan saling
percaya
mengindentifikas
i aspek psitif
Dapat menilai
kemampuan yang
percaya
masih dapat di
gunakan.
Dapat memilih
kegiatan yang
akan dilatih
sesuai
Mengucapkan salam
terapeutikBerjabat
tangan
Perkenalkan diri
dengan klien
Lakukan interaksi
kemampuan
klien
interaksi
Membuat kontrak
topik, waktu dan
tempat setiap kali
bertemu pasien
Dengarkan pemyataan
pasien dengan sikap
sabar empati dan lebih
banyak memakai
bahasa non verbal.
Misalnya: memberikan
sentuhan, anggukan
Bicara dengan nada
suara yang rendah,
jelas, singkat,
sederhana dan mudah
dimengerti
Terima pasien apa
adanya tanpa
membandingkan
2)
dialami pasien.
3) bantu pasien menilai
kemampuan yang masih
dapat di gunakan.
4) bantu pasien memilih
kegiatan yang akan dilatih
sesuai kemampuan klien
Klien dapat :
SP II :
Klien dapat
menyebutkan
kegiatan dan
penyelesaian masalah
masalah (koping)
yang konstruktif
menyebutkan
kegiatan dan
sudah digunakan
menggunakan
dan mengekspresikan
emosinya
1) evaluasi sp 1& 2
2) bantu klien untuk
mengungkapkan
perasaannya dan
mengatakan bahwa
perawat memahami apa
yang dirasakan pasien.
3) beri dukungan dan pujian
yang nyata sesuai
kemajuan yang
diperlihatkan paien
4) latih kemampuan/kegiatan
yang dipilih
5) masukan dalam jadwal
kegiatan pasien dengan
memodifikasi pola
kognitif.
Klien dapat :
SP IV:
menyebutkan
kegiatan dan
dipilh dan yang
minum obat
Setelah dilakukan
KELUARGA
pertemuan dengan
keluarga,
SP I :
Mampu mengenali
Keluarga mampu :
perasaannya
dukungan kepada
klien
klien
Memberi dukungan
kepada
Klien
Member asuhan yang
tepat
tepat kepada klien 3) Bantu keluarga untuk
Merencanakan
merencaranankan kegiatan
kegiatan yang
yang sesuai dengan keadaan
sesuai dengan
klien
keadaan klien
Keluarga :
Mengungkapkan
masalah yang
dirasakn
keluarga dalm
merawat pasien
SP II
1) Mendiskusikan masalah yang
di rasakan kelurga dalam
merawat pasien.
2) Menjelaskan pengertian,
tanda dan gejala dari
depresi/mania yang dialami
pasien beserta proses
terjadinya.
3) Menjelaskan cara merawat
pasien dengan g.ngguan alam
perasaan
4) Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
Keluarag mampu :
Menyebutkan
kegiatan yang
SP III:
memprakktekan cara
terhadap pasien
merawat pasien
2)
Membantu keluarga
Memperagakan
cara merawat
klien
Membuat jadwal
aktivitas dirmah
Keluarga mampu :
SP IV:
Menyebutkan
kegiatan yang
1) Evaluasi kemampuan
sudah dilakukan
keluarga
2) Menjelaskan follow up
oleh keluarga
terhadap pasien
Melaksanakan
follow up
NO
2
DX
Tujuan
Resiko
menderai
PASIEN :
diri sendiri
pertemuan dengan
Stertegi pelaksanaan
SP I :
klien ,dengan
Pasien :
& orang
lain
PERENCANAAN
Kriteria
Setelah dilakukan
tindakan yang
Setelah tindakan
diberikan Pasien
perawatan
mampu :
lingkungan.
diterapkan, klien
dapat berespon
Mengontrol
emosional
emosional yang
/perilakunya dan
adaptif dan
tidak menderai
meningkatkan
dirinya dan
banyak peralatan.
2) Identifikasi/ Jauhkan dan
simpan alat alat yang
orang lain
Mengontrol
dapat diterima
halusinasi yang
oleh
dialaminya,dan
lingkungan, ditempat
lingkungan.Dan
mengontrol
tidak
peningkatan
mencederai
aktivitas yang
tanda-tanda marah /
orang
dapat
lain,maupun diri
membahaykan
Serta peningkatan
sendiri
mengontrol
senang yang
lain
halusinasinya
membahayakan klien
4) Jelaskan cara menghardik
halusinasi
5) Lakukan pengekangan
fisik jika klien tidak dapat
mengontrol perilakunya
pasien dapat :
Menggunakn
SP II
cara untuk
mengatsi sesuatu
yang tidak
menyenangkan
Membuat jadwal
kegiatan harian
Mmneybutkan
SP III
kemampuan dan
kegiatan yang
sudah dilkukan
Menyebutkan
jadwal kegiatan
harian
1) Evaluasi Sp 2
2) Beri dorongan pasien
melakukan kegiatan dalam
rangka meraih masa depan
yang realistis
3) Tetapkan batasan-btasan
terhadap tingkah laku
negative
4) . Kuatkan perilaku
pengendalian diri dan
perilaku positif lainnya
Pasien dapat :
Mmneybutkan
SP IV
kemampuan dan
kegiatan yang
sudah dilkukan
Menyebutkan
jadwal kegiatan
harian
Mengerti
mengontrol perilaku
depresi/maniak
3) Bantu klien untuk
memastika klien minum
obat dengan prinsip 5B
4) Motivasi klien untuk
mengungkapkan perasaan
setelah minum obat.
Setelah dilakukan
KELUARGA
pertemuan dengan
mampu merawat
keluarga,Keluarga
pasien dengan
dapat :
resiko mencedrai
SP I
1) Diskusikan dengan
Merawat pasien
dengan resiko
orang lain
mencedrai
Mengatakan
pasien
2) Jelaskan pengertian
masalah yang
dirsakan
merawat pasien
iMengatakan
menderai
3) Bantu keluarga untuk
memberikan asuhan yang
mengerti
tentang resiko
mencedrai yang
tepat
4) Jelaskan cara merawat
klien dengan resiko
dialami pasien
Keluarga mampu :
Mengatakan
SP II
mengerti tentang
resiko mencedrai
yang dialami
pasien
Menyebutkan/me
njelaskan cara
merawat klien
dengan resiko
mencederai
Memperagakan/
1) Evaluasi SP I
2) Latih keluarga melakukan
cara merawat,langsung
kepada pasien pasien
dengan resiko mencederai
3) Susun dan masukan dalm
jadwal untuk merawat
pasien
4) bantu keluarga membuat
rencana jadwal aktivitas
mempraktekanya
langsung pada
obat
pasien
Membuat jadwal
kegiatan untuk
merawat pasien
Menyebutkan
jadwal untuk
merawat pasien
Keluarga mampu :
Menyebutkan
jadwal untuk
SP III
merawat pasien
Menyebutkan
1) Evaluasi SP I,II
2) Jelaskan follow up setelah
pulang
kegiatan yang
sudah
dilakukan,termas
uk minum obat
NO
3
DX
Tujuan
Defisit
PERENCANAAN
Krikteria
Setelah dilakukan
pereawatan
PASIEN
pertemuan dengan
diri
Pasien mampu :
pasien, dengan
strategi pelaksanaan
SP I :
Melakukan
tindakan yang
kebersihan
diberikan
penyebab defisit
diri secara
pasien dapat
mandiri
Melakukan
menjelaskan
Diskusikan bersama
pentingnya :
berhias
Kebersihan diri
1) Mengidentifikasi
/berdandan
secara baik
Melakukan
makan
dengan baik
Melakukan
BAB/BAK
seara mandiri
Berdandan/berhi
as
Makan
BAB/BAK
Dan mampu
melakukan cara
merawat diri
Serta
mengungkapkan
perasaan ketika
tidak melakukan
perawatan diri
Pasien dapat :
Menyebutkan
SP II :
kemampuan
yang dapat
dilkukan
Menyebutkan
jadwal
1) Evaluasi SP I
2) Berdiskusi dengan pasien
tentang cara menjaga
kegiatan/aktivit
kebersihan diri:
a) Menjelaskan berapa kali
as harian
Mempraktekan
sehari mandi
b) Menjelaskan cara
menggosok gigi yang
cara menjga
kebersihan diri
dan perawatan
diri
benar
c) Menjelaskan waktu
memotong kuku
d) Mencuci rambut
e) Mensjelaskan cara
eliminasi yang baik.
(BAB/BAK) :
Menjelaskan tempat
setelah BAB/BAK
3) Membantu pasien
mempraktekkan cara
eliminasi yang baik
4) Diskusikan bersama klien
tentang aktivitas yang akan
dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan klien
5) memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
Pasien dapat :
Menyebutkan
SP III
kemampuan
yang sudah
dilkukan
Mempraktekan
cara menjga
1) Evaluasi SP 1& 2
2) Jelaskan pentingnya
berhias diri/berdandan
3) Latih cara berdandan:
a) Untuk pasien laki-laki
kebersihan diri
dan perawatan
diri
Memasukan
dalam jadwal
kegiatan harian
Pasien dapat :
Menyebutkan
kemampuan
yang sudah
dilkukan
Mempraktekan
SP IV
1.
& III
2.
Jelaskan cara
dan alat makan yang benar
cara menjga
:
a) Jelaskan cara
kebersihan diri
dan perawatan
Evaluasi SP 1,II
mempersiapkan
diri
Memasukan
makanan
b) Jelaskan cara
dalam jadwal
merapikan peralatan
kegiatan harian
yang baik
Latih kegiatan
makan
4.
Masukan dalam
jadwal kegiatan pasien
Setelah pertemuan
KELUARGA
Keluarga mampu:
Merawat anggota
keluarga yang
keluarga, kelurga
mampu :
mengalami masalah
kurang perwatan diri
1) Identifikasi masalah
Mengatakan
masalah dalam
dengan masalah :
merawat pasien
(Kebersihan diri,
dengan pasien
berdandan,makan,BAB/B
defist perawatan
SP I
diri
Mengetahui dan
mengerti cara
AK)
2) Jelaskan deficit
perawatan diri
3) Jelaskan cara
merawat(Kebersihan diri,
menjaga/meraw
at pasien
dengan deficit
berdandan,makan,BAB/B
AK)
4) Bermain peran cara
perawatan diri
Keluarga mampu :
Meneruskan
merawat
SP II
melatih pasien
dan mendukung
agar kemampuan
pasien dalam
perawatan
dirinya
1) Evaluasi SP 1
2) Latih keluarga langsung
ke pasien, kebersihan
diri, dan berdandan
3) Masukan dalam jadwal
untuk merawat pasien
meningkat
Mempraktekanya
langsung kepada
pasien
keluarga dapat :
Meneruskan
SP III
melatih pasien
dan mendukung
1) E valuasi SP 2
2) Latih keluarga merawat
agar kemampuan
pasien dalam
makan
3) masukan dalam jadwal
perawatan
dirinya
untuk merawat
meningkat
Mempraktekanya
langsung kepada
pasien
Keluarga
:Mempraktekan
SP IV
ya langsung
kepada pasien
Pasien :
perawatan
dirinya
meningkat
1) Evaluasi kemampuan
keluarga
2) Evaluasi kemampuan
pasien
3) Follow up
Halusinasi
Gangguan alam
perasaan
Deficit perawatan
diri
Malas
beraktivitas
Koping maladaptive
(depresi/maniak)
Factor
prediposisi/presipitasi
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Gangguan alam perasaan adalah kelainan psikologis yang ditandai meluasnya irama
emosional seseorang, mulai dari rentang depresi sampai gembira yang berlebihan (euphoria)
dan gerak yang berlebihan (agitation). Depresi dapat terjadi secara tunggal dalam bentuk
mayor depresi atau dalam bentuk lain seperti mania sebagai gangguan tipe bipolar. Depresi
terdapat klasifikasi dan tingkatan nya. Tanda dan gejala yang timbul pada depresi bisa
bermacam-macam karena tiap individu itu unik.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya depresi. Bisa karena faktor prepitasi
maupun faktor prediposisi. Asuhan keperawatan yang dibeikan pada pasien berbeda-beda.
Hal ini dikarenakan pasien dengan gangguan alam perasaan menunjukkan pribadi yang unik.
5.2 Saran
Kesehatan jiwa dapat didapatkan dengan jalan ada kesinkronan antara pasien,
keluarga dan tenaga medis dalam upaya proses penyembuhan. Jika salah satu dari komponen
tersebut, maka akan menghambat proses penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Padjajaran
website:
http://perawat-jiwa.blogspot.com/
Depresi.dan.Insomnia.Gangguan.Alam.Perasaan .depresi.htm.
Anonymous. (2011). Commersial: Askep Jiwa Gangguan Alam Perasaan: Depresi. Diakses
5 April 2011, dari http://www.kumpulanaskep.com/
Lailan, N. M. (2009). Gangguan Alam Perasaan: Menarik Diri. (Pdf).
http://widayantibhayangkari.wordpress.com/2013/01/20/asuhan-keperawatan-pada-kliengangguan-alam-perasaan-depresi-dan-mania/