Professional Documents
Culture Documents
Diri
Oleh
Kelompok VII
Kelompok VII
Kelas C
1.
2.
3.
4.
Kelas D
Ulfin Djumadi
1. Fitriyani Uno
Sriwilin Bouty
2. Fitrah Idris Nteseo
Retin Arif 3. Mentari E.P Buntayo
Hendrik Luawo 4. Zulfakarain Yunus
Defenisi
Respon
Maladaptif
Kadang
perawatan
diri, kadang
tidak
Tidak
melakukan
perawatan
Pohon Masalah
Halusinasi
Menarik diri : Isolasi sosial
Akibat :
HDR
DEFISIT PERAWATAN
DIRI
Malas beraktivitas
Penyebab :
Depresi
Perawatan Diri
A. Pengumpulan Data
Untuk menyaring data di perlukan format pengkajian yang
didalamnya berisi : identitas pasien, alasan masuk rumah
sakit, faktor predisposisi, pemeriksaan fisik, psikososial,
status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme
koping, masalah psikososial, lingkungan pengetahuan,
maupun aspek medik.
Identitas Klien : Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin,
status perkawinan, agama, tanggal MRS (Masuk Rumah
Sakit), informan, tangggal pengkajian, No Rumah klien dan
alamat klien.
B. Alasan masuk rumah sakit
Defisit dalam merawat diri, dari perawatan perawatan
diri yang biasa dilakukan, dan sekarang jarang dilakukan
dengan diawali masalah seperti senang menyendiri, tidak
2)Faktor presipitasi
Faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi
atau perceptual,cemas, lelah atau lemah
yangdialami individu sehingga menyebabkan
individu kurang mampu melakukan perawatan
diri. Cara klien menilai masalah merupakan awal
dari terbentuknya sumber koping. Jika sumber
koping tidak adekuat, bahkan jika ada namun
mekanisme koping maladaptif maka akan
menimbulkan permasalahan.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut : Keadaan kesuburan rambut, keadaan rambut yang
mudah rontok, keadaan rambut yang kusam, keadaan tekstur.
b. Kepala : Adanya botak atau alopesia, ketombe, berkutu,
kebersihan.
c. Mata: Periksa kebersihan mata, mata gatal atau mata merah
d. Hidung : Lihat kebersihan hidung, membran mukosa
e. Mulut : Lihat keadaan mukosa mulut, kelembabannya,
kebersihan
f. Gigi : Lihat adakah karang gigi, adakah karies, kelengkapan
gigi
g. Telinga : Lihat adakah kotoran, adakah lesi, adakah infeksi
h. Kulit : Lihat kebersihan, adakah lesi, warna kulit,
teksturnya,
pertumbuhan bulu.
i. Genetalia : Lihat kebersihan, keadaan kulit, keadaan lubang
uretra, keadaan skrotum, testis pada pria, cairan yang
dikeluarkan.
3. Diagnosa Keperawatan
1) Penurunan kemampuan dan
motivasi merawat diri
2) Kurangnya perawatan diri :
Kebersihan diri.
3) Isolasi sosial
4) Gangguan konsep diri harga diri
rendah
4. Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1 :
Penurunan
kemampuan
dan
motivasi
merawat diri
Tujuan yang diharapkan :
Klien dapat meningkatkan minat dan
motivasinya
untuk
memperhatikan
kebersihan.
SP I Pasien :
SP II Pasien :
1. Evaluasi SP I
2. Bantu klien
mengungkapkan arti
kebersihan diri dan tujuan
memelihara kebersihan
diri.
3. Beri reinforcement positif
setelah klien mampu
mengungkapkan arti
kebersihan diri.
4. Ingatkan klien untuk
memelihara kebersihan
diri seperti: mandi 2 kali
pagi dan sore, sikat gigi
minimal 2 kali sehari
(sesudah makan dan
sebelum tidur), keramas
dan menyisir rambut,
gunting kuku jika panjang.
SP I Keluarga :
1. Menjelaskan pada
keluarga tentang
penyebab kurang
minatnya klien menjaga
kebersihan diri.
2. Berdiskusikan bersama
keluarga tentang
tindakanyang telah
dilakukan klien selama di
RS dalam menjaga
kebersihan dan kemajuan
yang telah dialami di RS.
3. Menganjurkan keluarga
untuk memutuskan
memberi stimulasi
terhadap kemajuan yang
telah dialami di RS.
SP II Keluarga :
1. Menjelaskan pada keluarga
tentang manfaat sarana
yang lengkap dalam
menjaga kebersihan diri
klien.
2. Menganjurkan keluarga
untuk menyiapkan sarana
dalam menjaga kebersihan
diri.
3. Berdiskusikan bersama
keluarga cara membantu
klien dalam menjaga
kebersihan diri.
4. Berdiskusikan dengan
keluarga mengenai hal
yang dilakukan misalnya:
mengingatkan pada waktu
mandi, sikat gigi, mandi,
keramas, dll.
Diagnosa 2 :
Kurangnya perawatan diri : Kebersihan diri.
Tujuan yang diharapkan :
a. Kebersihan diri sesuai pola
b.Keadaan badan, mulut, rambut dan kuku
bersih
c.Pasien merasa nyaman
Tindakan Keperawatan
SP I Pasien :
1)Mengidentifikasi
penyebab defisit
perawatan diri pasien.
2)Berdiskusi dengan pasien
tentang pentingnya
kebersihan diri.
3)Berdiskusi dengan pasien
tentang cara menjaga
kebersihan diri.
4)Membantu pasien
mempraktekan cara
menjaga kebersihan diri.
5)Menganjurkan pasien
memasukan kegiatan
perawatan diri di kegiatan
harian.
SP II Pasien :
1) Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien
2) Menjelaskan cara mandi
yang baik
3) Membantu pasien
mempraktekkan cara
mandi yang baik
4) Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
SP III Pasien :
1) Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian
pasien.
2) Menjelaskan cara
eliminasi yang baik.
3) Membantu pasien
mempraktekkan cara
eliminasi yang baik
dan memasukkan
dalam jadwal.
4) Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
harian.
SP IV Pasien :
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
2) Menjelaskan cara berdandan
3) Membantu pasien mempraktekkan
cara berdandan
a. untuk pasien laki-laki meliputi cara :
Berpakaian
Menyisir rambut
Bercukur
b. Untuk pasien perempuan
Berpakaian
Menyisir rambut
Berhias
4) Melatih cara BAB/BAK yang baik
Menjelaskan tempat BAB/BAK
yang sesuai
Menjelaskan cara membersihkan
diri setelah BAB/BAK
5) Menganjurkan pasien memasukkan
SP I Keluarga :
1. Mendiskusikan
masalah yang
dirasakan keluarga
dalam merawat pasien
2. Menjelaskan
pengertian, tanda dan
gejala defisit
perawatan diri, dan
jenis defisit perawatan
diri yang dialami
pasien beserta proses
terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara
merawat pasien defisit
perawatan diri .
SP II Keluarga :
1. Melatih keluarga
mempraktekkan cara
merawat pasien dengan
defisit perawatan diri
2. Melatih keluarga
melakukan cara
merawat langsung
kepada pasien defisit
perawatan diri
SP III Keluarga :
3. Membantu keluarga
membuat jadual
aktivitas di rumah
termasuk minum obat
(discharge planning).
Diagnosa 3 :
Isolasi Sosial
Tujuan yang diharapkan :
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan mampu meningkatkan
koping
dan
dapat
melakukan
kebersihan diri secara mandiri serta
mampu berinteraksi dengan orang
lain.
SP I Pasien :
1. Kaji pengetahuan
klien tentang
kebersihan diri
2. Beri kesempatan
kepada klien
untuk
mengungkapkan
perasaan ketika
tidak melakukan
perawatan diri
3. Motivasi klien
untuk mandi
SP II Pasien :
1. Evaluasi SP I
2. Kaji keinginan klien untuk
memotong kuku dan
merapikan rambut.
3. Beri kesempatan untuk
mandi, beri kesempatan
klien untuk
mendemonstrasikan cara
memelihara kebersihan diri
yang benar.
4. Anjurkan klien untuk
mengganti baju setiap hari.
5. Kolaborasi dengan perawat
ruangan untuk pengelolaan
fasilitas perawatan
SP I Keluarga :
1. Menjelaskan kepada
keluarga pentingnya
menjaga kebersihan
pasien.
2. Latih keluarga
merawat langsung ke
pasien kebersihan diri
dan berdandan.
3. Bekerjasama dengan
keluarga untuk
mengadakan fasilitas
kebersihan diri
seperti odol, sikat
gigi, shampoo,
pakaian ganti,
handuk dan sandal.
SP II Keluarga :
1. Keluarga selalu
mengingatkan hal
hal yang
berhubungan dengan
kebersihan diri
2. Keluarga membantu
dan membimbing
klien dalam menjaga
kebersihan diri.
Diagnosa 4 :
Gangguan konsep diri : harga diri
rendah
Tujuan yang diharapkan :
setelah dilakukan tindakan
keperawatan klien mampu
melakukan kebersihan diri secara
mandiri.
SP I Pasien :
1. Mengidentifikasi
kemampuan
dan
aspek
positif
yang
dialami pasien.
2. Membantu
pasien
menilai
kemampuan
yang masih dapat di
gunakan.
3. Membantu
pasien
memilih kegiatan yang
akan
dilatih
sesuai
kemampuan klien.
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.
SP II Pasien :
1. Evaluasi SP I
2. Melatih pasien sesuai
kemampuan yang dipilih.
3. Memberikan pujian yang
wajar terhadap
keberhasilan pasien.
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.
SP III Pasien :
5. Mengevaluasi jadwal
harian pasien.
6. Melatih kemampuan
kedua.
7. Menganjurkan pasien
SP I Keluarga :
1. Mendiskusikan
masalah yang di
rasakan kelurga dalam
merawat pasien.
2. Menjelaskan
pengertian, tanda dan
gejala harga diri
rendah yang dialami
pasien beserta proses
terjadinya.
3. Menjelaskan cara
merawat pasien harga
diri rendah.
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
harian.
SP II Keluarga :
1. Melatih keluarga
memprakktekan cara
merawat pasien
dengan harga diri
rendah.
2. Melatih keluarga
memprakktekan cara
merawat lansung
kepada pasien harga
diri rendah.
SP III Keluarga :
3. Membantu keluarga
membuat jadwa
aktifitas dirumah
termasuk minum obat
Terima Kasih