You are on page 1of 27

Askep Defisit Perawatan

Diri
Oleh
Kelompok VII

Kelompok VII
Kelas C
1.
2.
3.
4.

Kelas D

Ulfin Djumadi
1. Fitriyani Uno
Sriwilin Bouty
2. Fitrah Idris Nteseo
Retin Arif 3. Mentari E.P Buntayo
Hendrik Luawo 4. Zulfakarain Yunus

A. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri

Defenisi

Perawatan diri adalah salah satu


kemampuandasarmanusiadalam
memenuhi kebutuhannya guna
mempertahankan kehidupannya,
kesehatan dan kesejahteraan sesuai
kondisi kesehatannya, klien dinyatakan
terganggukeperawatandirinya jika
tidakdapatmelakukan perawatan diri
(Depkes 2000).

Jenis-jenis Defisit Perawatan Diri

Ada beberapa jenis defisit perawatan diri :


Kurang perawatan diri : mandi /
kebersihan.
Kurang perawatan diri : mengenakan
pakaian / berhias.
Kurang perawatan diri : makan
Kurang perawatan diri : toileting

Tanda dan Gejala


Menurut Depkes (2000: 20) tanda dan gejalakliendengan
defisit perawatan diri adalah :
a. Fisik
Badan bau, pakaian kotor, rambut dankulitkotor, kuku
panjang dan kotor, gigi kotor disertai, mulut bau,
penampilan tidak rapi.
b. Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif, menarik diri, isolasi diri, merasa
tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c. Sosial
Interaksi kurang, kegiatan kurang, tidak mampu
berperilaku sesuai norma. Cara makan tidak teratur bak
dan bab di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak
mampu mandiri.

Rentang Respon Perawatan Diri


Respon Adaptif

Pola perawatan diri


seimbang

Respon
Maladaptif

Kadang
perawatan
diri, kadang
tidak

Tidak
melakukan
perawatan

Pohon Masalah
Halusinasi
Menarik diri : Isolasi sosial
Akibat :

HDR
DEFISIT PERAWATAN
DIRI

Malas beraktivitas
Penyebab :

Depresi

Penyebabkurang perawatan diri


a.Faktor prediposisi
1)Biologis
2) Kemampuan psikologi turun
3) Sosial
b. Faktor presipitasi
4) Body image
6) Kebiasaan orang lain
5) Praktik sosial
7) Kondisi fisk atau psikis
6) Status sosial ekonomi
8) Dampak fisik
7) Pengetahuan
9) Dampak psikososial
8) budaya
c. Penilaian terhadap stres
Biasanya
klien
berasal
dari
lingkungan
yang
penuh
permasalahan,
ketegangan, kecemasan dimana tidak mungkin mengembangkan
kehangatan
emosional dalam hubungan yang positif dengan orang lain yang
menimbulkan
rasa aman.
d. Mekanisme Koping

B. Konsep Keperawatan Defisit


1. Pengkajian

Perawatan Diri

A. Pengumpulan Data
Untuk menyaring data di perlukan format pengkajian yang
didalamnya berisi : identitas pasien, alasan masuk rumah
sakit, faktor predisposisi, pemeriksaan fisik, psikososial,
status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme
koping, masalah psikososial, lingkungan pengetahuan,
maupun aspek medik.
Identitas Klien : Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin,
status perkawinan, agama, tanggal MRS (Masuk Rumah
Sakit), informan, tangggal pengkajian, No Rumah klien dan
alamat klien.
B. Alasan masuk rumah sakit
Defisit dalam merawat diri, dari perawatan perawatan
diri yang biasa dilakukan, dan sekarang jarang dilakukan
dengan diawali masalah seperti senang menyendiri, tidak

C. Faktor yang mempengaruhi


1) Faktor prediposisi
a)Biologis
Penyakitkronisyangmenyebabkanklientidak
mampu
melakukan perawatan diri.
Riwayat kesehatan struktur dilobus frontal, dimana lobus
tersebut berpengaruh kepada proses kognitif, ada riwayat
keluarga yang menderita gangguan jiwa, gangguan sistem limbic
akan berpengaruh pada fungsi perhatian, memori dan suplai
oksigen serta glukosa terganggu.
b)Kemampuan psikologi turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang meyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
c)Harga diri rendah : klien tidak mempunyai motivasi untuk
merawat diri
d)Body image: gambaran individu terhadap dirinya sangat
mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya
perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
e) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri dari

2)Faktor presipitasi
Faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi
atau perceptual,cemas, lelah atau lemah
yangdialami individu sehingga menyebabkan
individu kurang mampu melakukan perawatan
diri. Cara klien menilai masalah merupakan awal
dari terbentuknya sumber koping. Jika sumber
koping tidak adekuat, bahkan jika ada namun
mekanisme koping maladaptif maka akan
menimbulkan permasalahan.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut : Keadaan kesuburan rambut, keadaan rambut yang
mudah rontok, keadaan rambut yang kusam, keadaan tekstur.
b. Kepala : Adanya botak atau alopesia, ketombe, berkutu,
kebersihan.
c. Mata: Periksa kebersihan mata, mata gatal atau mata merah
d. Hidung : Lihat kebersihan hidung, membran mukosa
e. Mulut : Lihat keadaan mukosa mulut, kelembabannya,
kebersihan
f. Gigi : Lihat adakah karang gigi, adakah karies, kelengkapan
gigi
g. Telinga : Lihat adakah kotoran, adakah lesi, adakah infeksi
h. Kulit : Lihat kebersihan, adakah lesi, warna kulit,
teksturnya,
pertumbuhan bulu.
i. Genetalia : Lihat kebersihan, keadaan kulit, keadaan lubang
uretra, keadaan skrotum, testis pada pria, cairan yang
dikeluarkan.

3. Diagnosa Keperawatan
1) Penurunan kemampuan dan
motivasi merawat diri
2) Kurangnya perawatan diri :
Kebersihan diri.
3) Isolasi sosial
4) Gangguan konsep diri harga diri
rendah

4. Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1 :
Penurunan
kemampuan
dan
motivasi
merawat diri
Tujuan yang diharapkan :
Klien dapat meningkatkan minat dan
motivasinya
untuk
memperhatikan
kebersihan.

Tindakan Keperawatan (dalam SP)

SP I Pasien :

1. Diskusikan bersama klien


pentingnya
kebersihan
diri
dengan
cara
menjelaskan pengertian
tentang arti bersih dan
tanda- tanda bersih.
2. Diskusikan fungsi
kebersihan diri dengan
menggali pengetahuan
klien terhadap hal yang
berhubungan dengan
kebersihan diri.
3. Dorong klien untuk
menyebutkan 3 dari 5
tanda kebersihan diri.
4. Masukan jadwal kegiatan.

SP II Pasien :

1. Evaluasi SP I
2. Bantu klien
mengungkapkan arti
kebersihan diri dan tujuan
memelihara kebersihan
diri.
3. Beri reinforcement positif
setelah klien mampu
mengungkapkan arti
kebersihan diri.
4. Ingatkan klien untuk
memelihara kebersihan
diri seperti: mandi 2 kali
pagi dan sore, sikat gigi
minimal 2 kali sehari
(sesudah makan dan
sebelum tidur), keramas
dan menyisir rambut,
gunting kuku jika panjang.

SP I Keluarga :
1. Menjelaskan pada
keluarga tentang
penyebab kurang
minatnya klien menjaga
kebersihan diri.
2. Berdiskusikan bersama
keluarga tentang
tindakanyang telah
dilakukan klien selama di
RS dalam menjaga
kebersihan dan kemajuan
yang telah dialami di RS.
3. Menganjurkan keluarga
untuk memutuskan
memberi stimulasi
terhadap kemajuan yang
telah dialami di RS.

SP II Keluarga :
1. Menjelaskan pada keluarga
tentang manfaat sarana
yang lengkap dalam
menjaga kebersihan diri
klien.
2. Menganjurkan keluarga
untuk menyiapkan sarana
dalam menjaga kebersihan
diri.
3. Berdiskusikan bersama
keluarga cara membantu
klien dalam menjaga
kebersihan diri.
4. Berdiskusikan dengan
keluarga mengenai hal
yang dilakukan misalnya:
mengingatkan pada waktu
mandi, sikat gigi, mandi,
keramas, dll.

Diagnosa 2 :
Kurangnya perawatan diri : Kebersihan diri.
Tujuan yang diharapkan :
a. Kebersihan diri sesuai pola
b.Keadaan badan, mulut, rambut dan kuku
bersih
c.Pasien merasa nyaman

Tindakan Keperawatan
SP I Pasien :
1)Mengidentifikasi
penyebab defisit
perawatan diri pasien.
2)Berdiskusi dengan pasien
tentang pentingnya
kebersihan diri.
3)Berdiskusi dengan pasien
tentang cara menjaga
kebersihan diri.
4)Membantu pasien
mempraktekan cara
menjaga kebersihan diri.
5)Menganjurkan pasien
memasukan kegiatan
perawatan diri di kegiatan
harian.

SP II Pasien :
1) Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien
2) Menjelaskan cara mandi
yang baik
3) Membantu pasien
mempraktekkan cara
mandi yang baik
4) Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian

SP III Pasien :
1) Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian
pasien.
2) Menjelaskan cara
eliminasi yang baik.
3) Membantu pasien
mempraktekkan cara
eliminasi yang baik
dan memasukkan
dalam jadwal.
4) Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
harian.

SP IV Pasien :
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
2) Menjelaskan cara berdandan
3) Membantu pasien mempraktekkan
cara berdandan
a. untuk pasien laki-laki meliputi cara :
Berpakaian
Menyisir rambut
Bercukur
b. Untuk pasien perempuan
Berpakaian
Menyisir rambut
Berhias
4) Melatih cara BAB/BAK yang baik
Menjelaskan tempat BAB/BAK
yang sesuai
Menjelaskan cara membersihkan
diri setelah BAB/BAK
5) Menganjurkan pasien memasukkan

SP I Keluarga :
1. Mendiskusikan
masalah yang
dirasakan keluarga
dalam merawat pasien
2. Menjelaskan
pengertian, tanda dan
gejala defisit
perawatan diri, dan
jenis defisit perawatan
diri yang dialami
pasien beserta proses
terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara
merawat pasien defisit
perawatan diri .

SP II Keluarga :
1. Melatih keluarga
mempraktekkan cara
merawat pasien dengan
defisit perawatan diri
2. Melatih keluarga
melakukan cara
merawat langsung
kepada pasien defisit
perawatan diri
SP III Keluarga :
3. Membantu keluarga
membuat jadual
aktivitas di rumah
termasuk minum obat
(discharge planning).

Diagnosa 3 :
Isolasi Sosial
Tujuan yang diharapkan :
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan mampu meningkatkan
koping
dan
dapat
melakukan
kebersihan diri secara mandiri serta
mampu berinteraksi dengan orang
lain.

SP I Pasien :
1. Kaji pengetahuan
klien tentang
kebersihan diri
2. Beri kesempatan
kepada klien
untuk
mengungkapkan
perasaan ketika
tidak melakukan
perawatan diri
3. Motivasi klien
untuk mandi

SP II Pasien :
1. Evaluasi SP I
2. Kaji keinginan klien untuk
memotong kuku dan
merapikan rambut.
3. Beri kesempatan untuk
mandi, beri kesempatan
klien untuk
mendemonstrasikan cara
memelihara kebersihan diri
yang benar.
4. Anjurkan klien untuk
mengganti baju setiap hari.
5. Kolaborasi dengan perawat
ruangan untuk pengelolaan
fasilitas perawatan

SP I Keluarga :
1. Menjelaskan kepada
keluarga pentingnya
menjaga kebersihan
pasien.
2. Latih keluarga
merawat langsung ke
pasien kebersihan diri
dan berdandan.
3. Bekerjasama dengan
keluarga untuk
mengadakan fasilitas
kebersihan diri
seperti odol, sikat
gigi, shampoo,
pakaian ganti,
handuk dan sandal.

SP II Keluarga :
1. Keluarga selalu
mengingatkan hal
hal yang
berhubungan dengan
kebersihan diri
2. Keluarga membantu
dan membimbing
klien dalam menjaga
kebersihan diri.

Diagnosa 4 :
Gangguan konsep diri : harga diri
rendah
Tujuan yang diharapkan :
setelah dilakukan tindakan
keperawatan klien mampu
melakukan kebersihan diri secara
mandiri.

SP I Pasien :
1. Mengidentifikasi
kemampuan
dan
aspek
positif
yang
dialami pasien.
2. Membantu
pasien
menilai
kemampuan
yang masih dapat di
gunakan.
3. Membantu
pasien
memilih kegiatan yang
akan
dilatih
sesuai
kemampuan klien.
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.

SP II Pasien :
1. Evaluasi SP I
2. Melatih pasien sesuai
kemampuan yang dipilih.
3. Memberikan pujian yang
wajar terhadap
keberhasilan pasien.
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.
SP III Pasien :
5. Mengevaluasi jadwal
harian pasien.
6. Melatih kemampuan
kedua.
7. Menganjurkan pasien

SP I Keluarga :
1. Mendiskusikan
masalah yang di
rasakan kelurga dalam
merawat pasien.
2. Menjelaskan
pengertian, tanda dan
gejala harga diri
rendah yang dialami
pasien beserta proses
terjadinya.
3. Menjelaskan cara
merawat pasien harga
diri rendah.
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
harian.

SP II Keluarga :
1. Melatih keluarga
memprakktekan cara
merawat pasien
dengan harga diri
rendah.
2. Melatih keluarga
memprakktekan cara
merawat lansung
kepada pasien harga
diri rendah.
SP III Keluarga :
3. Membantu keluarga
membuat jadwa
aktifitas dirumah
termasuk minum obat

Terima Kasih

You might also like