Professional Documents
Culture Documents
ASKEP WAHAM
PENGERTIAN
Waham
ETIOLOGI
Faktor Predisposisi
Faktor perkembangan
Faktor sosial budaya
Faktor psikologis
Faktor biologis
ETIOLOGI
Faktor Presipitasi
Faktor Sosial Budaya
Faktor Biokimia
Faktor Psikologis
Jenis-jenis waham
Waham agama
Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan,
diucapkan berulangulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
Waham kebesaran
Keyakinan secara berlebihan bahwa dirinya memiliki kekuatan
khusus atau kelebihan yang berbeda dengan orang lain,
diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
Waham curiga
Keyakinan bahwa seseorang atau sekelompok orang berusaha
merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Continue.
Waham somatik
Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau bagian tubuhnya
terganggu atau terserang penyakit, diucapkan berulang-ulang
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Waham nihilistik
Keyakinan seseorang bahwa diriya sudah meninggal dunia,
diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Waham Hipokondri
Penderita percaya bahwa di dalam dirinya ada benda yang harus
dikeluarkan sebab dapat membahayakan dirinya.
Continue.
Waham diancam
Kepercayaan bahwa dirinya selalu diikuti, diancam, diganggu atau
ada sekelompok orang yang selalu mengusik hidupnya.
Waham berdosa
Percaya bahwa dirinya berdosa sehingga selalu mengurung diri,
murung, menghindar dari lingkungan.
Waham tak berguna
Percaya bahwa dirinya tak berguna lagi sehingga sering berpikir
lebih baik mati (bunuh diri).
Continue.
c) Fase control internal external
Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa
yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak
sesuai dengan keyataan, tetapi menghadapi keyataan bagi klien adalah
suatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan
untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam
hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil
secara optimal.
d) Fase envinment support
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya
menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien
menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu
kebenaran karena seringnya diulang-ulang.
Continue.
Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya
serta menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan
mempercayai dan mendukungnya.
f) Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap
waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema
waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masa
lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai
yang hilang).
e)
Respon Adaptif
Pikiran logis
Presepsi akurat
Emosi konsisten
dngan
pengalaman
Perilaku sesuai
Hubungan sosial
harmonis
Respon maladaptif
Kadang proses
pikir terganggu
Ilusi
Emosi
berlebihan
Berperilaku yang
tidak biasa
Menarik diri
Gangguan isi
pikir halusinasi
Perubahan
proses emosi
Perilaku tidak
terorganisasi
Isolasi sosial
b.
c.
Kognitif
Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
Individu sangat percaya pada keyakinannya
Sulit berfikir realita
Tidak mampu mengambil keputusan
Afektif
Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
Afek tumpul
Perilaku hubungan sosial
Hipersensitif
Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
Depresi
Continue.
Ragu-ragu
Mengancam secara verbal
Aktifitas tidak tepat
Streotif
Impulsive
Curiga
d. Fisik
Higiene kurang
Muka pucat
Sering menguap
BB menurun
Pemeriksaan Diagnostik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
CT- Scan
Pemindai PET ( Positron Emission Tomografi)
MRI
RCBF ( Regional Cerebral Blood Flow)
BEAM ( Brain Electrical Aktivity Mapping)
ASI ( Addiction Severity Index )
Uji Psikologi ( misalnya : MMPI)
KONSEP KEPERAWATAN
Pengkajian
Dapat dilakukan pengkajian pada keluarga faktor yang mungkin
mengakibatkan terjadinya gangguan:
a.Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respon psikologis dari klien.
b. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP, pertumbuhan dan
perkembangan individu pada prenatal, neonatus dan anak-anak.
c.Sosial budaya
Seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan,
kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta stress yang menumpuk.
Status mental
Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas
motorik klien, alam perasaan klien (sedih, takut, khawatir), afek klien,
interaksi selama wawancara, persepsi klien, proses pikir, isi pikir, tingkat
kesadaran, memori, tingkat konsentasi dan berhitung, kemampuan
penilaian dan daya tilik diri.
g.
Kebutuhan persiapan pulang
1)
Kemampuan makan klien, klien mampu menyiapkan dan membersihkan
alat makan.
2)
Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC
serta membersihkan dan merapikan pakaian.
3)
Mandi klien dengan cara berpakaian, observasi kebersihan tubuh klien.
f.
A. POHON MASALAH
Kerusakan Komunikasi Verbal
Gangguan Proses Berpikir
Isolasi Sosial
Harga Diri Rendah
Keluarga
Kode
Dx
1
Perencanaan SP I
Pasien
a. Bina hubungan saling
percaya
b. Bantu orientasi realita
c. Diskusikan kebutuhan yang
tidak terpenuhi dan cara
memenuhi kebutuhannya
d. Bantu pasien memenuhi
kebutuhannya
e. Anjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
Keluarga
a. Diskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
b. Jelaskan pengertian, tanda
dan gejala waham, dan jenis
masalah yang dialami pasien
beserta proses terjadinya.
c. Jelaskan cara-cara merawat
pasien waham
Keluarga
a. Keluarga dapat
mempraktekkan cara
merawat pasien dengan
waham
b. Keluarga dapat melakukan
perawatan langsung kepada
pasien waham
Kode
Perencanaan SP II
Dx
Pasien
1
Keluarga
a. Diskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
b. Jelaskan pengertian, tanda
dan gejala waham, dan jenis
masalah yang dialami pasien
beserta proses terjadinya.
c. Jelaskan cara-cara merawat
pasien waham
Keluarga
a. Keluarga dapat
mengevaluasi kegiatan
pasien
b. Keluarga dapat
mengevaluasi kemampuan
pasien
c. Keluarga dapat memberikan
RTL
Kode
Perencanaan SP III
Dx
Pasien
Keluarga
Keluarga
a. Keluarga dapat melakukan
komunikasi dengan klien
b. Keluarga dapat menciptakan
lingkungan yang tenang dalam
melakukan komunikasi dengan
pasien
c. Keluarga dapat mengetahui
kontrak yang jelas untuk setiap
kali pertemuan.
Kode
Perencanaan SP I
Dx
Pasien
2
a. Salam terapeutik,
perkenalan diri,
b. Jelaskan tujuan interaksi,
c. Ciptakan lingkungan yang
tenang,
d. Buat kontrak yang jelas
pada tiap pertemuan (topic,
tempat dan waktu)
Keluarga
a. Anjurkan kepada keluarga
untuk dapat melakukan
komunikasi dengan pasien
b. Ciptakan lingkungan yang
tenang dalam melakukan
komunikasi dengan pasien
c. Keluarga mengetahui
mengenai kontrak yang jelas
untuk setiap kalil pertemuan
Kode
Perencanaan SP II
Dx
Pasien
2
Keluarga
Kode
Perencanaan SP III
Dx
Pasien
2
Keluarga
c. Isolasi sosial
Tujuan Tindakan Keperawatan SP I
Pasien
Keluarga
Kode
Perencanaan SP I
Dx
Pasien
3
a.
b.
c.
d.
e.
Keluarga
a. Diskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
b. Jelaskan pengertian, tanda
dan gejala isolasi sosial yang
dialami pasien beserta proses
terjadinya
a. Jelaskan cara-cara merawat
pasien isolasi sosial
Keluarga
Kode
Perencanaan SP II
Dx
Pasien
3
Keluarga
Keluarga
Kode
Perencanaan SP III
Dx
Pasien
3
Keluarga
Keluarga
a. Keluarga dapat mengetahui
masalah yang dihadapi dalam
merawat pasien
b. Keluarga dapat menjelaskan
mengenai pengertian, tanda
dan gejala, serta proses
terjadinya harga diri rendah
c. Keluarga dapat menjeaskan
cara merawat pasien dengan
harga diri rendah
Kode
Perencanaan SP I
Dx
Pasien
Keluarga
Keluarga
a. Keluarga mampu
mempraktekkan cara
merawat langsug pada
pasien
Perencanaan SP II
Kode
Dx
4
Pasien
a. Evaluasi jadwal harian
pasien.
b. Latih kemampuan kedua
pasien
c. Anjurkan pasien
memasukkan kegiatannya
dalam jadwal kegiatan
harian
Keluarga
a. Latih keluarga
memprakktekan cara merawat
pasien dengan Harga Diri
Rendah.
b. Latih keluarga
memprakktekan cara merawat
lansung kepada pasien Harga
Diri Rendah.
Keluarga
Perencanaan SP III
Kode
Dx
4
Pasien
a. Evaluasi kegiatan yang lalu
(Sp1 & 2)
b. Bantu pasien dalam memilih
kemampuan ketiga yang
dapat dilakukan
c. Latih kemampuan ke 3 yang
dipilih
d. Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien.
Keluarga
a. Bantu keluarga membuat
jadwa aktifitas dirumah
termasuk minum obat
(discharge plannig)
b. Jelaskan follow up pasien
setelah pulang.
Kelompok
5
TERIMA KASIH
Likartin N.A.Halidi
Mutaslimah
Febrianingsih M. Muda
Sophia pratiwi
Eka Fitriyanti Lika
Iril Fazizandiwi
Raflin Abdullah
Meri Anggriani Uno
Havid Alulu