You are on page 1of 46

Kelompok

ASKEP WAHAM

PENGERTIAN
Waham

adalah keyakinan klien yang tidak


sesuai dengan kenyataan, tetapi
dipertahankan dan tidak dapat diubah secara
logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal
dari pemikiran klien yang sudah kehilangan
kontrol (Depkes RI, 2000).

ETIOLOGI
Faktor Predisposisi
Faktor perkembangan
Faktor sosial budaya
Faktor psikologis
Faktor biologis

ETIOLOGI
Faktor Presipitasi
Faktor Sosial Budaya
Faktor Biokimia
Faktor Psikologis

Jenis-jenis waham

Waham agama
Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan,
diucapkan berulangulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
Waham kebesaran
Keyakinan secara berlebihan bahwa dirinya memiliki kekuatan
khusus atau kelebihan yang berbeda dengan orang lain,
diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
Waham curiga
Keyakinan bahwa seseorang atau sekelompok orang berusaha
merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

Continue.
Waham somatik
Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau bagian tubuhnya
terganggu atau terserang penyakit, diucapkan berulang-ulang
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Waham nihilistik
Keyakinan seseorang bahwa diriya sudah meninggal dunia,
diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Waham Hipokondri
Penderita percaya bahwa di dalam dirinya ada benda yang harus
dikeluarkan sebab dapat membahayakan dirinya.

Continue.
Waham diancam
Kepercayaan bahwa dirinya selalu diikuti, diancam, diganggu atau
ada sekelompok orang yang selalu mengusik hidupnya.
Waham berdosa
Percaya bahwa dirinya berdosa sehingga selalu mengurung diri,
murung, menghindar dari lingkungan.
Waham tak berguna
Percaya bahwa dirinya tak berguna lagi sehingga sering berpikir
lebih baik mati (bunuh diri).

Proses Terjadinya Waham


Menurut Yosep (2009), proses terjadinya waham meliputi 6 fase,
yaitu :
a)Fase human need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien
baik secara fisik maupun psikis.
b)Fase lack of self esteem
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya
kesenjangan antara self ideal dengan self reality (keyataan
dengan harapan) serta dorongn kebutuhan yang tidak terpenuhi
sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya.

Continue.
c) Fase control internal external
Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa
yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak
sesuai dengan keyataan, tetapi menghadapi keyataan bagi klien adalah
suatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan
untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam
hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil
secara optimal.
d) Fase envinment support
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya
menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien
menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu
kebenaran karena seringnya diulang-ulang.

Continue.
Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya
serta menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan
mempercayai dan mendukungnya.
f) Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap
waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema
waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masa
lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai
yang hilang).
e)

Rentang Respons Perubahan


Proses Pikir Waham

Respon Adaptif
Pikiran logis
Presepsi akurat
Emosi konsisten
dngan
pengalaman
Perilaku sesuai
Hubungan sosial
harmonis

Respon maladaptif
Kadang proses
pikir terganggu
Ilusi
Emosi
berlebihan
Berperilaku yang
tidak biasa
Menarik diri

Gangguan isi
pikir halusinasi
Perubahan
proses emosi
Perilaku tidak
terorganisasi
Isolasi sosial

TANDA DAN GEJALA


a.

b.

c.

Kognitif
Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
Individu sangat percaya pada keyakinannya
Sulit berfikir realita
Tidak mampu mengambil keputusan
Afektif
Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
Afek tumpul
Perilaku hubungan sosial
Hipersensitif
Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
Depresi

Continue.
Ragu-ragu
Mengancam secara verbal
Aktifitas tidak tepat
Streotif
Impulsive
Curiga
d. Fisik
Higiene kurang
Muka pucat
Sering menguap
BB menurun

Pemeriksaan Diagnostik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

CT- Scan
Pemindai PET ( Positron Emission Tomografi)
MRI
RCBF ( Regional Cerebral Blood Flow)
BEAM ( Brain Electrical Aktivity Mapping)
ASI ( Addiction Severity Index )
Uji Psikologi ( misalnya : MMPI)

KONSEP KEPERAWATAN
Pengkajian
Dapat dilakukan pengkajian pada keluarga faktor yang mungkin
mengakibatkan terjadinya gangguan:
a.Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respon psikologis dari klien.
b. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP, pertumbuhan dan
perkembangan individu pada prenatal, neonatus dan anak-anak.
c.Sosial budaya
Seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan,
kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta stress yang menumpuk.

Aspek fisik / biologis


Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital: TD, nadi, suhu, pernafasan.
Ukur tinggi badan dan berat badan, kalau perlu kaji fungsi organ kalau
ada keluhan.
e.
Aspek psikososial
1.
Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang
dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga, masalah yang
terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
2.
Konsep diri (Citra tubuh, identitas diri, peran, ideal diri, harga diri).
3.
Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan,
kelompok yang diikuti dalam masyarakat.
4.
Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah.
d.

Status mental
Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas
motorik klien, alam perasaan klien (sedih, takut, khawatir), afek klien,
interaksi selama wawancara, persepsi klien, proses pikir, isi pikir, tingkat
kesadaran, memori, tingkat konsentasi dan berhitung, kemampuan
penilaian dan daya tilik diri.
g.
Kebutuhan persiapan pulang
1)
Kemampuan makan klien, klien mampu menyiapkan dan membersihkan
alat makan.
2)
Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC
serta membersihkan dan merapikan pakaian.
3)
Mandi klien dengan cara berpakaian, observasi kebersihan tubuh klien.
f.

Istirahat dan tidur klien, aktivitas di dalam dan di luar rumah.


5)
Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksi yang dirasakan
setelah minum obat.
h.
Masalah psikososial dan lingkungan
Dari data keluarga atau klien mengenai masalah yang dimiliki klien.
i.
Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian tiap bagian
yang dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.
j.
Aspek medik
Terapi yang diterima oleh klien: ECT, terapi antara lain seperti terapi
psikomotor, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual, terapi
okupasi, terapi lingkungan.
4)

A. POHON MASALAH
Kerusakan Komunikasi Verbal
Gangguan Proses Berpikir
Isolasi Sosial
Harga Diri Rendah

B. Masalah Keperawatan yang


mungkin muncul
1.
2.
3.
4.

Gangguan proses berpikir : waham


Kerusakan komunikasi Verbal
Isolasi sosial
Harga diri rendah

C. Daftar Diagnosis Keperawatan


1.
2.
3.
4.

Gangguan poses berpikir b/d waham,


harga diri rendah
Kerusakan komunikasi verbal b/d waham
Isolasi sosial
Harga diri rendah

D. Rencana Tindakan Keperawatan


a. Gangguan proses berpikir b/d waham, harga diri rendah
Tujuan Tindakan Keperawatan SP I
Pasien

Keluarga

a. Pasien mampu membina


hubungan saling percaya
b. Pasien mampu berorientasi pada
realita
c. Pasien mampu mendiskusikan
kebutuhan yang tidak terpenuhi
dan cara memenuhi
kebutuhannya
d. Pasien mampu memenuhi
kebutuhannya secara mandiri
e. Pasien dapat memasukkan ke
dalam jadwal kegiatan hariannya

a. Keluarga dapat mendiskusikan


masalah yang dirasakan pasien
dalam memenuhi kebutuhan
pasien
b. Keluarga dapat mengerti dan
menjelaskan pengertian, tanda
dan gejala waham, dan jenis
masalah yang dialami pasien
beserta proses terjadinya waham
c. Keluarga dapat mengerti dan
menjelaskan cara-cara merawat
pasien waham

Kode

Dx
1

Perencanaan SP I
Pasien
a. Bina hubungan saling
percaya
b. Bantu orientasi realita
c. Diskusikan kebutuhan yang
tidak terpenuhi dan cara
memenuhi kebutuhannya
d. Bantu pasien memenuhi
kebutuhannya
e. Anjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian

Keluarga
a. Diskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
b. Jelaskan pengertian, tanda
dan gejala waham, dan jenis
masalah yang dialami pasien
beserta proses terjadinya.
c. Jelaskan cara-cara merawat
pasien waham

Tujuan Tindakan Keperawatan SP II


Pasien
a. Pasien dapat mengevaluasi
kegiatan hariannya
b. Pasien dapat berdiskusi
tentang kemampuan yang
dimilikinya
c. Pasien mampu melatih
kemampuan yang dimilikinya

Keluarga
a. Keluarga dapat
mempraktekkan cara
merawat pasien dengan
waham
b. Keluarga dapat melakukan
perawatan langsung kepada
pasien waham

Kode

Perencanaan SP II

Dx
Pasien
1

a. Evaluasi kegiatan harian


pasien
b. Diskusikan tentang
kemampuan yang dimiliki
pasien
c. Latih kemampuan yang
dimiliki

Keluarga
a. Diskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
b. Jelaskan pengertian, tanda
dan gejala waham, dan jenis
masalah yang dialami pasien
beserta proses terjadinya.
c. Jelaskan cara-cara merawat
pasien waham

Tujuan Tindakan Keperawatan SP III


Pasien
a. Pasien dapat mengevaluasi
kegiatan hariannya
b. Pasien dapat mengetahui
tentang penggunaan obat
secara teratur
c. Pasien dapat memasukkan
ke dalam jadwal hariannya

Keluarga
a. Keluarga dapat
mengevaluasi kegiatan
pasien
b. Keluarga dapat
mengevaluasi kemampuan
pasien
c. Keluarga dapat memberikan
RTL

Kode

Perencanaan SP III

Dx

Pasien

Keluarga

a. Evaluasi jadwal kegiatan


harian pasien
b. Berikan pendidikan
kesehatan tentang
penggunaan obat secara
teratur
c. Anjurkan pasien
memasukkan kegiatannya ke
dalam jadwal kegiatan harian

a. Evaluasi kemampuan keluarga


b. Engevaluasi kemampuan
pasien
c. RTL keluarga:
Follow up
Rujukan.

b. Kerusakan komunikasi verbal b/d waham


Tujuan Tindakan Keperawatan SP I
Pasien
a. Pasien dapat membina
hubungan saling percaya
b. Pasien mengerti tentang tujuan
interaksi
c. Pasien merasa tenang dengan
lingkungan
d. Pasien dapat mengetahui
tentang topic, tempat dan waktu
berdasarkan kontrak yang telah
disepakati.

Keluarga
a. Keluarga dapat melakukan
komunikasi dengan klien
b. Keluarga dapat menciptakan
lingkungan yang tenang dalam
melakukan komunikasi dengan
pasien
c. Keluarga dapat mengetahui
kontrak yang jelas untuk setiap
kali pertemuan.

Kode

Perencanaan SP I

Dx
Pasien
2

a. Salam terapeutik,
perkenalan diri,
b. Jelaskan tujuan interaksi,
c. Ciptakan lingkungan yang
tenang,
d. Buat kontrak yang jelas
pada tiap pertemuan (topic,
tempat dan waktu)

Keluarga
a. Anjurkan kepada keluarga
untuk dapat melakukan
komunikasi dengan pasien
b. Ciptakan lingkungan yang
tenang dalam melakukan
komunikasi dengan pasien
c. Keluarga mengetahui
mengenai kontrak yang jelas
untuk setiap kalil pertemuan

Kode

Perencanaan SP II

Dx
Pasien
2

Keluarga

a. Beri pujian pada penampilan a. Identifikasi masalah yg


dan kemampuan klien yang
dirasakan dalam merawat
realistik
pasien
b. Diskusikan dengan klien
b. Jelaskan proses terjadinya
tentang kemampuan yang
kerusakan komunikasi verbal
dimiliki pada waktu lalu dan
c. Jelaskan tentang cara
saat ini yang realistik, hatimerawat pasien
hati terlibat dengan waham
c. Tanyakan apa yang bisa
dilakukan (kaitkan dengan
aktifitas sehari-hari)
kemudian anjurkan untuk
melakukannya saat ini
d. Jika klien selalu bicara
tentang wahamnya,
dengarkan sampai kebutuhan
waham tidak ada.

Kode

Perencanaan SP III

Dx
Pasien
2

Keluarga

a. Observasi kebutuhan sehari-hari a. Evaluasi kemampuan keluarga


klien
b. Evaluasi kemampuan pasien
b. Diskusikan kebutuhan klien
c. RTL keluarga:
yang tidak terpenuhi baik di
Follow up
rumah dan di RS (rasa takut,
Rujukan.
ansietas, marah)
c. Hubungkan kebutuhan yang
tidak terpenuhi dengan timbulnya
waham
d. Kaji tingkat aktivitas yang dapat
memenuhi kebutuhan klien dan
memerlukan waktu dan tenaga
(aktivitas dapat dipilih dan dibuat
jadwal bersama dengan klien)
e. Atur situasi agar klien tidak
mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya

c. Isolasi sosial
Tujuan Tindakan Keperawatan SP I
Pasien

Keluarga

a. Membantu pasien mengenal


penyebab isolasi sosial
b. Pasien mengerti tentang tujuan
untuk berinteraksi dengan orang
lain
c. Pasien mengetahui tentang
keerugian berinteraksi dengan
orang lain
d. Pasien dapat melakukan cara
berkenalan dengan orang lain
e. Pasien dapat memasukkan
kegiatan latihan berinteraksi
dengan orang lain dalam
kegiatan keseharianya.

a. Membantu keluarga dalam


mengidentifikasi penyebab isolasi
sosial
b. Keluarga dapat mengatasi
masalah yang dihadapi dalam
mengatasi masalah pasien
c. Keluarga dapat menjelaskan
mengenai penyakit jiwa pasien
(isolasi sosial) baik dari
pengertian, penyebab, tanda dan
gejala serta proses terjadinya
waham tersebut
d. Keluarga dapat menjelaskan
cara-cara merawat pasien isolasi
sosial

Kode

Perencanaan SP I

Dx
Pasien
3

a.
b.
c.
d.
e.

Identifikasi penyebab isolasi


sosial pasien
Berdiskusi dengan pasien
tentang keuntungan
berinteraksi dengan orang lain
Berdiskusi dengan pasien
tentang kerugian berinteraksi
dengan orang lain
Ajarkan pasien cara berkenalan
dengan satu orang
Anjurkan pasien memasukkan
kegiatan latihan berbincangbincang dengan orang lain
dalam kegiatan harian

Keluarga
a. Diskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
b. Jelaskan pengertian, tanda
dan gejala isolasi sosial yang
dialami pasien beserta proses
terjadinya
a. Jelaskan cara-cara merawat
pasien isolasi sosial

Tujuan Tindakan Keperawatan SP II


Pasien

Keluarga

a. Pasien dapat mengevaluasi a. Keluarga dapat


mengenai kegiatan harianya
mempraktekan cara
b. Pasien dapat mempraktekan
merawat langsung pada
cara berkenalan dengan
pasien isolasi sosial
satu orang
c. Pasien dapat memasukkan
latihan berbincang dengan
orang lain sebagai salah
satu kegiatan harianya

Kode

Perencanaan SP II

Dx
Pasien
3

Keluarga

a. Evaluasi jadwal kegiatan


a. Latih keluarga
harian pasien
mempraktekkan cara
b. Berikan kesempatan kepada
merawat pasien dengan
pasien mempraktekkan cara
isolasi social
berkenalan dengan satu
b. Latih keluarga
orang
mempraktekkan cara
c. Bantu pasien memasukkan
merawat langsung kepada
kegiatan latihan berbincangpasien isolasi sosial
bincang dengan orang lain
sebagai salah satu kegiatan
harian

Tujuan Tindakan Keperawatan SP III


Pasien

Keluarga

a. Pasien dapat mengevaluasi a. Keluarga dapat membuat jadwal


aktivitas pasien dirumah
jadwal kegiatan harianya
termasuk minum obat
b. Pasien dapat mempraktekan
cara berkenalan dengan dua b. Keluarga dapat menjelaskan
follow up pasien setelah pulang
orang atau lebih
c. Pasien dapat membuat
jadwal harianya

Kode

Perencanaan SP III

Dx
Pasien
3

Keluarga

a. Evaluasi jadwal kegiatan


a. Bantu keluarga membuat
harian pasien
jadwal aktivitas di rumah
b. Berikan kesempatan kepada
termasuk minum obat
pasien mempraktekkan cara
(discharge planning)
berkenalan dengan dua
b. Jelaskan follow up pasien
orang atau lebih
setelah pulang
c. Anjurkan pasien
menjadwalkan kegiatan
hariannya

d. Harga diri rendah


Tujuan Tindakan Keperawatan SP I
Pasien
a. Pasien dapat menunjukkan
kemampuan dan aspek
positif
b. Pasien dapat memilih
kemampuan dan kegiatan
yang masih tersisa dan dan
masih bias digunakan

Keluarga
a. Keluarga dapat mengetahui
masalah yang dihadapi dalam
merawat pasien
b. Keluarga dapat menjelaskan
mengenai pengertian, tanda
dan gejala, serta proses
terjadinya harga diri rendah
c. Keluarga dapat menjeaskan
cara merawat pasien dengan
harga diri rendah

Kode

Perencanaan SP I

Dx

Pasien

Keluarga

a. Identifikasi kemampuan dan


aspek positif yang dialami
pasien.
b. Bbantu pasien menilai
kemampuan yang masih
dapat di gunakan.
c. Bantu pasien memilih
kegiatan yang akan dilatih
sesuai kemampuan klien
d. Latih pasien sesuai
kemampuan yang dipilih.
e. Berikan pujian yang wajar
terhadap keberhasilan
pasien.
f. Anjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.

a. Diskusikan masalah yang di


rasakan keluarga dalam
merawat pasien.
b. Jelaskan pengertian, tanda
dan gejala Harga Diri Rendah
yang dialami pasien beserta
proses terjadinya.
c. Jelaskan cara merawat
pasien Harga Diri Rendah.
d. Anjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.

Tujuan Tindakan Keperawatan SP II


Pasien
a. Jadwal harian pasien dapat
dievaluasi
b. Pasien dapat melakukan
kemampuan kedua
c. Pasien dapat memasukkan
kegiatannya dalam jadwal
kegiatan harian

Keluarga
a. Keluarga mampu
mempraktekkan cara
merawat langsug pada
pasien

Perencanaan SP II

Kode

Dx
4

Pasien
a. Evaluasi jadwal harian
pasien.
b. Latih kemampuan kedua
pasien
c. Anjurkan pasien
memasukkan kegiatannya
dalam jadwal kegiatan
harian

Keluarga
a. Latih keluarga
memprakktekan cara merawat
pasien dengan Harga Diri
Rendah.
b. Latih keluarga
memprakktekan cara merawat
lansung kepada pasien Harga
Diri Rendah.

Tujuan Tindakan Keperawatan SP III


Pasien

Keluarga

a. Dapat mengevaluasi kembali a. Keluarga dapat membuat


kegiatan Sp I dan Sp II
jadwal aktivitas dirumah
b. Pasien dapat memilih
termasuk minum obat
kemampuan ketiga yang
b. Keluarga dapat menjelaskan
dapat dilakukan
follow up pasien setelah di
rumah.

Perencanaan SP III

Kode

Dx
4

Pasien
a. Evaluasi kegiatan yang lalu
(Sp1 & 2)
b. Bantu pasien dalam memilih
kemampuan ketiga yang
dapat dilakukan
c. Latih kemampuan ke 3 yang
dipilih
d. Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien.

Keluarga
a. Bantu keluarga membuat
jadwa aktifitas dirumah
termasuk minum obat
(discharge plannig)
b. Jelaskan follow up pasien
setelah pulang.

Kelompok
5

TERIMA KASIH
Likartin N.A.Halidi
Mutaslimah
Febrianingsih M. Muda
Sophia pratiwi
Eka Fitriyanti Lika
Iril Fazizandiwi
Raflin Abdullah
Meri Anggriani Uno
Havid Alulu

You might also like