You are on page 1of 10

III.

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain Penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan pola post test-only
control group design.
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan SeptemberOktober 2014 di Laboratoriun
Parasitologi Fakultas Kedokteran dan Pembuatan Ekstrak dilakukan di
Laboratorium Kimia Fakultas matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lampung.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah larva nyamuk Aedes aegypti instar III.
Dengan bibit telur nyamuk didapatkan dari Loka Litbang P2B2 Ciamis.
Sampel pada penelitian ini dipilih berdasarkan
3.3.1 Kriteria Inklusi
- Larva Aedes aegypti yang mencapai instar III
- Larva bergerak aktif

3.3.2 Kriteria Eksklusi


- Bukan larva bebas

30

- Larva Bergerak Pasif


- Larva mati sebelum penelitian
3.3.3 Besar Sampel
Berdasarkan acuan WHO tahun 2005, jumlah sampel larva 25 dengan empat
kali

pengulangan.

Berdasarkan

hal

tersebut

maka

penelitian

ini

membutuhankan total sebanyak 600 larva dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jumlah total sampel


Perlakuan
Kontrol negative
Perlakuan I
Perlakuan II
Perlakuan III
Perlakuan IV
Kontrol positif

Dosis
Jumlah Larva x Pengulangan
0%
25 larva x 4
0.25%
25 larva x 4
0.5%
25 larva x 4
0.75%
25 larva x 4
1%
25 larva x 4
Abate
25 larva x 4
Total

Total
100 larva
100 larva
100 larva
100 larva
100 larva
100 larva
600 Larva

3.4 Variabel Penelitian


Variabel penelitian terdiri dari dua jenis, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah ekstrak ethanol bunga
Krisan (Chrysanthemum morifolium) dengan konsentrasi 0,25%, 0,50%,
0,75%, 1% dan kontrol 0%. Sedangkan variabel terikat pada penelitian ini
adalah larva nyamuk Aedes aegypti instar III.
3.5 Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Alat Untuk Preparasi Bahan Uji
1. Nampan plastik dengan ukuran 30 x 15 cm
2. Kain kasa

31

3. Gelas plastik
b. Alat Untuk Pembuatan Larutan Uji
1. Timbangan
2. Blender
3. Toples
4. Baskom
5. Saringan
c. Alat Untuk Uji Efektifitas
1. Pipet larva
2. Pipet tetes
3. Batang pengaduk
4. Gelas ukur 250 ml
5. Kontainer atau gelas plastik

32

3.6 Definisi Operasional


Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian dan agar ruang lingkup penelitian
tidak terlalu luas maka dibuat definisi operasional sebagai berikut :

Vriabel
Variabel
bebas :
Berbagai
konsentrasi
ekstrak
ethanol
bunga
Krisan
(Cosmos
caudatus
Kunth)

Variable
Terikat:
Larva
Aedes
aegypti
yang mati

Skala
Ukur

Definisi Operasional

Cara Ukur

Alat Ukur

Hasil Ukur

Ekstrak ethanol bunga


Krisan (Chrysanthemum
morifolium) didapatkan
dengan proses masserasi
dengan
etanol
dan
dinyatakan dalam persen
(%)
dimana
masingmasing konsentrasi dibuat
dengan cara pengenceran.
Pada penelitian ini dipakai
konsentrasi 0,25%, 0,50%,
0,75%, 1% dan kontrol
0% .

Menimbang
ekstrak dan
venghitung
dengan
rumus
M1V1=M2
V2

Analitical
Balance
electric,
refractometer, gelas
ukur,
kalkulator

Didapatkan
ekstrak
ethanol
bunga Krisan
dengan
konsentrasi
0,25%,
0,50%,
0,75%, dan
1%

Larva yang tidak bergerak


saat disentuh dengan
jarum didaerah siphon
atau lehernya. Tubuh larva
kaku dan larva yang
hampir
mati
juga
dikategorikan dalam larva
mati. Cirri-ciri larva yang
hampir mati adalah larva
tersebut
tidak
dapat
meraih permukaan air atau
tidak bergerak aktif ketika
air
digerakan
(WHO
guideline, 2005).

Mengamati
pergerakan
larva dan
dicatat.

Hand
counter,
jarum
lectio,
kalkulator

Larva Aedes Numerik


aegypti yang
mati

Parameter:
mortalitas
larva nyamuk
Aedes
aegypti.

Tabel 3.2 Definisi operasional

33

Numerik

Efektivitas:
Ektrak
ethanol
bunga
Krisan
(Chrysanthe
mum
morifolium)

Lethal concentration 50 Analisis data


(LC50)
merupakan dengan Uji
konsentrasi yang mampu Probit
membunuh 50% dari
total jumlah larva uji.
Lethal Time 50 (LT50)
merupakan waktu yang
dibutuhkan
untuk
membunuh 50% larva uji
pada konsentrasi tertentu
(LT50)
dengan
penghitungan
Jumlah
kematian tiap 5, 10, 20,

40, 60, 120, 240, 480,


1440, 2880 dan 4320
(WHO guideline,005).

Program
penghitung
an statistik

Nilai LC50
toksisitas
akut sangat
beracun
<1%,
beracun 110%, cukup
beracun 1050%, sedikit
beracun 5099% dan
tidak beracun
pada kisaran
100%
(Bernad,
2011)
Nilai LT50
apabila larva
mati 50%
pada rentang
waktu antara
5 sampai
4320 menit
(Ismatullah,
2014).

[[

3.7 Prosedur Penelitian


1. Pembuatan Larutan Uji
Pembuatan ekstrak ethanol bunga Krisan (Chrysanthemum morifolium) ini
menggunakan bunga Krisan (Chrysanthemum morifolium) yang didapat
dari salah satu toko bunga yang terdapat di Bandar Lampung. Pelarutnya
berupa ethanol 96 %. bunga Krisan (Chrysanthemum morifolium)
sebanyak 2,5 kg yang telah didapat kemudian dibersihkan dengan
menggunakan air kemudian dikeringkan dengan cara dijemur dibawah
sinar matahari lalu dicacah halus atau diblender kering (tanpa air). Setelah
diblender potongan bunga Krisan (Chrysanthemum morifolium) ditimbang

34

Numerik

terlebih dahulu. Bunga Krisan yang telah diblender dan ditimbang


direndam selama 24 jam di dalam ethanol 96 % sebanyak 1000 ml. Setelah
direndam selanjutnya bahan tersebut disaring sehingga diperoleh hasil
akhirnya

berupa ekstrak ethanol bunga Krisan

(Chrysanthemum

morifolium) dengan konsentrasi 100%. Untuk membuat berbagai


konsentrasi yang diperlukan dapat digunakan digunakan rumus V M =
V M.

35

Keterangan :
V = Volume larutan yang akan diencerkan (ml)
M = Konsentrasi ekstrak ethanol bunga Krisan (Chrysanthemum
morifolium)
yang tersedia (%)
V = Volume larutan (air + ekstrak) yang diinginkan (ml)
M = Konsentrasi ekstrak ethanol bunga Krisan (Chrysanthemum
morifolium)
yang akan dibuat (%)

Tabel 3.3 Jumlah ekstrak ethanol bunga Krisan (Chrysanthemum


morifolium) yang Dibutuhkan
M

100 %
100 %
100 %
100 %

200 ml
200 ml
200 ml
200 ml

M
1%
0,75 %
0,5 %
0,25 %
Total

V = V . M
M
2 ml
1,5 ml
1 ml
0,5 ml

Pengulangan
(V x 4)
8 ml
6 ml
4 ml
2 ml
20 ml

2. Uji Efektivitas
Larutan uji yang digunakan adalah ekstrak ethanol bunga Krisan
(Chrysanthemum morifolium) dengan konsentrasi 0,25 %, 0,5 %, 0,75 %,
dan 1 % . Uji efektifitas ini dilakukan untuk menentukan nilai LC 50 (Lethal
Consentration 50), LT50 (Lethal Time 50) dan konsentrasi yang paling
efektif sebaga larvasida larva Aedes aegypti. Ekstrak ethanol bunga Krisan
(Chrysanthemum morifolium) dengan berbagai konsentrasi tersebut
diletakkan dalam gelas plastik. Larva diletakkan ke dalam gelas plastik

36

yang

berisi

berbagai

konsetrasi

bunga

Krisan

(Chrysanthemum

morifolium) dengan menggunakan pipet larva. Masing-masing perlakuan


berisi 25 larva Aedes aegypti instar III dengan jumlah pengulangan
sebanyak 4 kali. Jumlah pengulangan berdasarkan pada WHO Guideline
For Laboratory and Field Testing For Larvacide.
Menurut WHO (2005) pengukuran pada kelompok-kelompok sampel
dilakukan dalam 24 jam dan peneliti membagi pencatatan waktu selama
perlakuan yaitu dengan interval waktu 5, 10, 20, 40, 60, 120, 240, 480,
1440, 2880 dan 4320. Pengukuran berakhir pada menit ke 4320 dengan
cara menghitung larva yang mati.
3. Menentukan Nilai LC50 dan LT50
Kelompok perlakuan terdiri dari 1 kontrol negatif, 4 konsentrasi ekstrak
ethanol bunga Krisan (Chrysanthemum morifolium) dan 1 kontrol positif.
Tiap kelompok perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali dan
diamati pada menit ke-5, 10, 20, 40, 60, 120, 240, 480, 1440, 2880 dan
4320. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah larva yang mati
kemudian dihitung pesentase rata-rata kematian larva pada tiap kelompok
perlakuan. Kemudian dari rata-rata kematian masing-masing kelompok
perlakuan pada tiap masing-masing waktu pengamatan dianalisis dengan
menggunakan analisis Probit hingga diperoleh nilai LC50 dan LT50.
3.8 Alur Penelitian
Ekstrak ethanol bunga Krisan (Chrysanthemum morifolium) diencerkan
dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi 0%, 0,25%, 0,5%, 0,75% dan 1
% yang kemudian diujikan pada larva Aedes aegypti yang telah
37

dikelompokan dimana setiap kelompok terdiri dari 25 larva Aedes aegypti


instar III dan dilakukan pengulangan sebanyak empat kali, dengan alur
penelitian sebagai berikut:
Esktrak Ethanol Bunga Krisan (Chrysanthemum morifolium)

Dosis I

Dosis II

Dosis III

Dosis IV

Dosis V

Abate

0%

0,25%

0,5%

0,75%

1%

1%

Kelompok I
Kontrol
Negatif

Kelompok
II

Kelompok
III

Kelompok
IV

Kelompok
V

Kelompok
Kontrol
Positif

Tiap kelompok
dilakukan pengulangan
sebanyak 4x

Diamati setiap menit


ke-5, 10, 20, 40, 60, 120, 240, 480, 1440, 2880 dan 4320

Hitung jumlah larva yang mati

Analisis
Data

Gambar 3.1 Alur Penelitian

38

3.9 Analisis Data


3.9.1 Uji Normalitas Data
Pada data yang diperoleh dilakukan uji normalitas data yaitu dengan uji
Kolmogorov Smirnov. Uji normalitas data ini dilakukan pada data
dengan sampel lebih dari 50.
3.9.1 One Way ANNOVA
Untuk mengetahui adanya perbedaan antara perlakuan yang diberikan
maka digunakan analisis One Way ANNOVA (ANNOVA satu arah),
tetapi bila sebaran data tidak normal atau varian data tidak sama, dapat
dilakukan uji alternative, yaitu uji Kruskal-Wallis. Uji ini bertujuan
untuk mengetahui paling tidak terdapat perbedaan antara dua kelompok
perlakuan. Apabila pada uji tersebut didapatkan hasil yang signifikan
(bermakna) yaitu p<0.05 maka dilakukan analisis post-hoc untuk
mengetahui kelompok perlakuan yang bermakna. Uji post-hoc untuk
ANNOVA satu arah adalah Bonferroni sedangkan untuk uji KruskalWallis adalah Mann-Whitney.
3.9.2 Uji probit
Untuk menilai toksisitas suatu insektisida dapat menggunakan suatu
metode pengujian dengan analisis probit. Lethal Concentration
merupakan suatu ukuran untuk mengukur daya racun dari jenis
pestisida. Pada uji efektifitas ditunjukkan LC50 yang berarti berapa ppm
atau persen konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian 50% dari
hewan percobaan. Nilai sublethal ditentukan dengan analisis probit.
Analisis ini diolah dengan program penghitungan statistik.

39

You might also like