You are on page 1of 27

LAPORAN

IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN


TOBA SAMOSIR 2015

BAB

ARAH KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN
PERMUKIMAN DAN
PERUMAHAN

II

2.1. Penyebab dan Kendala Dalam Penanganan Kumuh


2.1.1. Penyebab timbulnya lingkungan permukiman kumuh

BAB

1. Tingkat urbanisasi dan migrasi yang tinggi terutama bagi


kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.
2. Sulitnya mencari pekerjaan.
3. Sulitnya mencicil atau menyewa rumah.
4. Kurang tegasnya pelaksanaan peraturan perundang- undangan.
5. Program perbaikan lingkungan yang hanya dinikmati oleh para
pemilik

rumah.

6. Disiplin warga yang rendah.


7. Semakin sempitnya lahan permukiman.
8. Semakin mahalnya harga lahan.
2.1.2.

Kendala

yang

dihadapi

dalam

menangani

lingkungan

permukiman kumuh
1. Peremajaan lingkungan kumuh merupakan proyek besar. Jadi harga
yang dipertimbangkan dengan matang mengenai manfaat proyek
karena menyangkut sekian banyak manusia yang akan tergusur atau
dimukimkan kembali.
2. Masih

ada

dualisme

antara

penataan

lingkungan

dengan

peremajaan lingkungan yang mengikuti standar teknis bangunan.


Penghuni permukiman

kumuh kelihatannya masih senang tinggal

dirumah kumuhnya dari pada

dirumah sewa bertingkat atau rumah

susun.
3. Banyak proyek peremajaan lingkungan kumuh yang tidak didahului
oleh

survai sosial untuk melihat karakteristik kemampuan dan

DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

II - 1

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

kemauan

penduduk yang akan tergusur. Pembangunan rumah susun

bukan sekedar

masalah teknis tetapi menyangkut sosial ekonomi

dan budaya penduduk.


4. Banyak

proyek

memperhatikan

peremajaan
kelengkapan

terbuka, tempat rekreasi,

lingkungan

lingkungan

yang

seperti

pencegahan

kurang

taman,

kebakaran,

pembuangan sampah sementara dan

tempat

ruang
tempat

bermain

anak-

anak.
5. Penggusuran

sering

diartikan

berusaha meremajakan

buruk,

lingkungan

akan

kumuh

tetapi
dan

pemerintah

memungkinkan

penduduknya ketempat yang lebih baik.


6. Keterbatasan
kumuh

lahan,

harus

dalam

ipilih

pelaksanaan

lokasi

yang

peremajaan

benar-

benar

lingkungan
cocok

baik

terhadap program itu sendiri maupun program lainnya yang sedang


dilaksanakan.
7. Belum kuatnya dana pembangunan permukiman.
8. Perlu

diciptakan

kebersamaan,

masyarakat

perkotaan

yang

cenderung mengutamakan kepentingan individu, perlu diarahkan pada


hidup dengan rasa kebersamaan dalam lingkungan permukiman yang
baru.
9. Belum

berkembangnya

prinsip

yang

dilakukan

pendekatan

yang

manusiawi tanpa kekerasan.


10.Sulitnya penegakan hukum karena penghuni lingkungan kumuh hampir
tidak mengerti

peraturan

Diperlukan waktu

perundang-

undangan

yang

berlaku.

yang cukup lama untuk mengubah pola hidup

masyarakat.
11.Pengelolaan

program

berpandangan

objektif

peremajaan
dan

luas.

lingkungan
Pengelola

harus

harus

melihat

masyarakat

yang

kepentingan pemerintah dan

kepentingan

lingkungan

akan diremajakan.

permukimannya

kumuh

12.Untuk itu lingkungan permukiman kumuh yang cenderung meluas ini


perlu

untuk

diharapkan

ditangani.
dapat

Melalui

terwujud

penanganan

sesuatu

DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

ini

lingkungan

pada

gilirannya

perumahandan

II - 2

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

permukiman yang layak huni dalam suatu lingkungan yang sehat dan
aman, serasi dan teratur.
2.2. Arah Kebijakan Pengembangan Permukiman Dan Perumahan
Nasional
2.2.1. Kebijakan Dan Strategi Nasional Perumahan Dan Permukiman
Ada 3 (tiga) kebijakan dan strategi nasional, yaitu:
1. Melembagakan sistem penyelenggaraan perumahan dan permukiman
dengan melibatkan masyarakat (partisipatif) sebagai pelaku utama,
melalui strategi:
a. Penyusunan,

pengembangan

dan

sosialisasi

berbagai

produk

peraturan perundang-undangan dalam penyelenggaraan perumahan dan


permukiman.
b. Pemantapan

kelembagaan

perumahan

dan

permukiman

yang

handal dan responsif.


c. Pengawasan

konstruksi

dan

keselamatan

bangunan

gedung

dan

lingkungan.
2. Mewujudkan pemenuhan kebutuhan perumahan bagi seluruh lapisan
masyarakat, melalui strategi:
a. Pengembangan

sistem

pembiayaan

dan

pemberdayaan

pasar

perumahan (primer dan sekunder), meliputi


Peningkatan kualitas pasar primer melalui penyederhanaan
perijinan, sertifikasi hak atas tanah, standarisasi penilaian

kredit,

dokumentasi kredit, dan pengkajian ulang peraturan terkait;


Pelembagaan pasar sekunder melalui SMF (Secondary Mortgage
Facilities), biro

kedit,

asuransi

kredit,

lembaga

pelayanan

yang

bertumpu

dokumentasi kredit; dan lembaga sita jaminan.


b. Pengembangan

pembangunan

perumahan

keswadayaan masyarakat, meliputi

Pelembagaan pembangunan perumahan bertumpu

pada

kelompok masyarakat (P2BPK);


Pengembangan dan pendayagunaan

potensi

keswadayaan

masyarakat;
Pemberdayaan para pelaku kunci perumahan swadaya; serta
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

II - 3

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

Pengembangan akses pembiayaan perumahan swadaya.

c. Pengembangan berbagai jenis dan mekanisme subsidi perumahan,


dapat berbentuk subsidi pembiayaan; subsidi prasarana dan sarana
dasar lingkungan perumahan dan permukiman; ataupun kombinasi kedua
subsidi tersebut.
d. Pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat miskin, meliputi
Pemberdayaan

masyarakat

untuk

mengembangkan

kemampuan

usaha dan hidup produktif;


Penyediaan kemudahan akses kepada sumber daya serta prasarana
dan sarana usaha bagi keluarga miskin, serta
Pelatihan teknologi tepat guna, pengembangan kewirausahaan, serta
keterampilan lainnya.
e. Pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman akibat dampak
bencana alam dan kerusuhan sosial, meliputi

Penanganan tanggap darurat;

Rekonstruksi dan rehabilitasi bangunan, prasarana dan sarana


dasar perumahan dan permukiman;

Pemukiman

kembali

pengungsi.

Penanganan

merupakan upaya yang harus dilakukan dalam


pengungsi,
kerusuhan

penyelamatan
sosial,

korban

sebelum

dampak

proses

tanggap

darurat

rangka penanganan
bencana

lebih

alam

lanjut

atau

seperti

pemulangan, pemberdayaan, dan pengalihan (relokasi).

Pengelolaan

bangunan

gedung

dan

rumah

negara,

melalui

pembinaan teknis penyelenggaraan dan pengelolaan aset bangunan


gedung dan rumah negara.
3. Mewujudkan

permukiman

yang

sehat,

aman,

harmonis

dan

berkelanjutan guna mendukung pengembangan jatidiri, kemandirian, dan


produktivitas masyarakat, melalui strategi:
a. Peningkatan

kualitas

lingkungan

permukiman,

dengan

prioritas

kawasan permukiman kumuh di perkotaan dan pesisir, meliputi


Penataan dan rehabilitasi kawasan permukiman kumuh;
Perbaikan prasarana dan sarana dasar permukiman;

DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

II - 4

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

Pengembangan rumah sewa, termasuk rumah susun sederhana sewa


(rusunawa).
b. Pengembangan penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman,
meliputi
Pengembangan kawasan siap bangun (Kasiba) dan lingkungan siap

bangun
(Lisiba);
Pengembangan lingkungan siap bangun yang berdiri sendiri, yang

berdasarkan RTRW Kabupaten atau Kota, dan Rencana Pembangunan


dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah (RP4D)
yang telah ditetapkan melalui peraturan daerah. Kasiba dan Lisiba
tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan kawasan permukiman
skala besar secara terencana

dan terpadu dalam manajemen

kawasan yang efektif. Dalam pengembangan Kasiba dan Lisiba serta


kaitannya

dengan

dipertimbangkan

pengelolaan

tata

pengembangan

guna

Bank

tanah,

Tanah

juga
untuk

perlu
lebih

mengendalikan
harga tanah.
c. Penerapan tata lingkungan permukiman, meliputi

Pelembagaan

RP4D,

yang

merupakan

pedoman

pemrograman, pembangunan dan pengendalian


jangka

menengah

dan

panjang

secara

perencanaan,
pembangunan

sinergi melibatkan

kemitraan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat;

Pelestarian bangunan

bersejarah

dan

lingkungan

permukiman

tradisional;

Revitalisasi lingkungan permukiman strategis;

Pengembangan

penataan

dan pemantapan standar pelayanan

minimal lingkungan permukiman untuk mencegah perubahan fungsi


lahan, menghindari upaya penggusuran, mengembangkan pola
hunian berimbang, menganalisis dampak lingkungan melalui
Analisa

Mengenai

Dampak

Lingkungan

(AMDAL),

Rencana

Pengelolaan Lingkungan (RKL), Rencana Pemantauan Lingkungan


(RPL), serta Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

II - 5

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

Pemantauan Lingkungan (UPL) secara konsisten.


2.2.2.

Kebijakan

Dan

Strategi

Nasional

Penataan

Lingkungan

Permukiman Kumuh
ARAH KEBIJAKAN
1. Menciptakan lingkungan yang memampukan (enabling environment)
2. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman kumuh
3. Mencegah pembentukan kumuh baru
STRATEGI POKOK
1. Menyediakan lahan perumahan untuk MBR
2. Meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah
3. Fasilitasi pembangunan perumahan swadaya
4. Menangani permukiman kumuh yang komprehensif dan terpadu
dengan Rencana Kota
5. Memperluas akses pembiayaan perumahan bagi MBR
6. Menyediakan pelayanan dasar yang terpadu dengan sistem kota
Prinsip Dasar Penanganan Kumuh
1. PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI PANGLIMA
Pemda

bertanggung

jawab

dalam perencanaan

dan

pelaksanaan

program penanganan permukiman kumuh


Pemerintah

Pusat

berperan

sebagai

pendamping

Daerah

dan

menciptakan kondisi yang kondusif


2. PARTISIPASI MASYARAKAT SEBAGAI KUNCI KEBERHASILAN PROGRAM
Pelibatan masyarakat melalui proses partisipatif mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, hingga proses pengawasan
3. KOLABORASI DAN KOMPREHENSIF
Menyelesaikan berbagai persoalan kumuh dari berbagai sektor, baik fisik
maupun nonfisik melalui kolaborasi antar para pemangku kepentingan
dalam perencanaan yang terpadu
4. TERINTEGRASI DENGAN SISTEM KOTA
Keterpaduan

rencana

penanganan

DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

kumuh

dengan

rencana

II - 6

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

pembangunan kota
Keterpaduan prasarana kota dan kawasan permukiman
5. MENJAMIN KEAMANAN BERMUKIM
Perumahan merupakan hak dasar manusia, dan penduduk yang tinggal
dan

menghuni

rumah,

baik

legal

maupun

ilegal,

memperoleh

perlindungan dari penggusuran yang sewenang-wenang


2.2.3.
Kebijakan menurut UU RI No. 1 Tahun 2011 Tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman
1. Menurut UU RI No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman Pasal 62 ayat (2) Penyusunan perencanaan penanganan
lingkungan kumuh berbasis kawasan dilakukan dengan cara:
a. Rehabilitasi, adalah pembangunan kembali lingkungan hunian perkotaan
atau

lingkungan

hunian

pembangunan baru

perdesaan

melalui

perbaikan

dan/atau

rumah dan prasarana, sarana, dan utilitas

umum untuk memulihkan fungsi

hunian

secara

wajar

sampai

tingkat yang memadai.


b. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali lingkungan hunian perkotaan
atau

lingkungan

hunian

perdesaan

melalui

perbaikan

dan/atau

pembangunan baru rumah dan prasarana, sarana, dan utilitas umum


dengan

sasaran

utama

menumbuhkembangkan

kegiatan

perekonomian, sosial, dan budaya


c. Peremajaan adalah pembangunan kembali perumahan dan permukiman
yang dilakukan melalui penataan secara menyeluruh meliputi rumah dan
prasarana,

sarana, dan utilitas umum perumahan dan permukiman.

2. Menurut UU No 1 Tahun 2011 pengertian kawasan permukiman adalah :


a. Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem
yang terdiri

atas

penyelenggaraan

pembinaan,

kawasan

penyelenggaraan

permukiman,

perumahan,

pemeliharaan

dan

perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan


kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan
sistem pembiayaan, serta peran masyarakat.
b. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman,
baik

perkotaan

maupun

perdesaan,

DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

yang

dilengkapi

dengan
II - 7

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan


rumah yang layak huni.
c. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar
kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan,
yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan
hunian dan tempat

kegiatan yang mendukung perikehidupan dan

penghidupan.
d. Lingkungan hunian adalah bagian dari kawasan permukiman yang
terdiri atas lebih dari satu satuan permukiman.
e. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas
lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana,
utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di
kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
3. Menurut UU No 1 Tahun 2011 pengertian permukiman dan perumahan
kumuh :
a. Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni
karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang
tinggi, dan

kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak

memenuhi syarat.
b. Perumahan kumuh adalah perumahan yang mengalami penurunan
kualitas fungsi sebagai tempat hunian.
4. Menurut UU No 1 Tahun 2011 Pasal 96 Dalam upaya peningkatan kualitas
terhadap

perumahan

kumuh

dan

permukiman

kumuh,

Pemerintah

dan/atau pemerintah daerah menetapkan kebijakan, strategi, serta polapola penanganan yang manusiawi, berbudaya, berkeadilan, dan ekonomis.
5. Menurut UU No 1 Tahun 2011 Pasal 97 (1) Peningkatan kualitas terhadap
perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 96 didahului dengan penetapan lokasi perumahan kumuh dan
permukiman kumuh dengan pola-pola penanganan:
a. pemugaran;
b. peremajaan; atau
c. pemukiman kembali.
6. Pola-pola penanganan terhadap perumahan kumuh dan permukiman
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

II - 8

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

kumuh

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1)

dilanjutkan

melalui

pengelolaan untuk mempertahankan tingkat kualitas perumahan dan


permukiman.
7. Menurut UU No 1 Tahun 2011 Pasal 98
Ayat

(1) Penetapan lokasi perumahan dan permukiman kumuh wajib

memenuhi persyaratan:
a. kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata
ruang wilayah provinsi, dan
b. rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota;
c. kesesuaian dengan rencana tata bangunan dan lingkungan;
d. kondisi dan kualitas prasarana, sarana, dan utilitas umum yang
memenuhi persyaratan dan tidak
e. membahayakan penghuni;
f.

tingkat keteraturan dan kepadatan bangunan;

g. kualitas bangunan; dan


h. kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat.
Ayat(2) Penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh wajib
didahului proses pendataan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dengan
melibatkan peran masyarakat.
2.3. Prioritas dan Target Pembangunan Bidang Cipta Karya 20142019
2.3.1. Isu Pembangunan Nasional
Pelayanan infrastruktur bagi Sustainable Human
Settlement:

Pelayanan infrastruktur bagi pertumbuhan ekonomi

Pelayanan infrastruktur bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat

Pelayanan infrastruktur bagi peningkatan kualitas lingkungan

MDGs dan SDGs

MP3EI dan MP3KI

2.3.2.Arahan dan indicator utama dalam RPJMN 2014-2018 bidang


Cipta Karya:

DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

II - 9

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

Terpenuhinya penyediaan air minum dan sanitasi untuk memenuhi


kebutuhan dasar masyarakat

menuju 100% akses air minum dan

sanitasi
Pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan

prasarana

dan sarana pendukung, didukung oleh system pembiayaan perumahan


jangka panjang dan berkelanjutan, efisien dan akuntabel menuju kota
tanpa permukiman kumuh
Pengembangan

infrastruktur

perdesaan,

terutama

untuk

mendukung pembangunan pertanian


Indikator:

Meningkatnya akses penduduk terhadap airminum layak menjadi 100%


dan sanitasi layakmenjadi 100%.

Berkurangnya proporsi rumah tangga yang menempati hunian dan


permukiman tidak layak menjadi 0%

2.3.3. Prioritas Program Bidang Cipta Karya 2014-2019


Direktorat Cipta Karya Kementerian Pekerjaan umum dan Permumahan telah
menyusun rencana dan program bidang cipta Karya tahun 2014 2019,seperti
yang termuat dalam table 2.1. berikut:
Tabel 2.1. Prioritas Program Bidang Cipta Karya Tahun 20114-2019
N
O
1

OUTPUT PRIORITAS
NASIONAL

OUTCOME 2019
Capaian pelayanan akses air
minum

Capaian pelayanan akses


sanitasi

SPAM Regional
Penyehatan PDAM
SPAM Kab/Kota
SPAM MBR (Rusunawa, Kws
Kumuh, dan Kws Nelayan)
SPAM di Kws KAPT, MP3EI,
KEK
SPAM IKK
SPAM di Pel. Perikanan
SPAM di Kws Perbatasan
SPAM Desa Rawan Air,
Pesisir, Terpencil
PAMSIMAS
TPA Regional
Infrastruktur air limbah
terpusat
Infrastruktur drainase

DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

TARGE
T
2014
65%

TARGET
2019

60%

100%

100%

II - 10

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

Proporsi rumah tangga


menempati
hunian
permukiman tidak layak

yang
dan

perkotaan
Infrastruktur TPA Sampah
skala kab/kota
Infrastruktur air limbah
komunal
Infrastruktur TPST/3R
Sanimas
Peningkatan
kualitas
lingkungan
permukiman
(perbaikan kampung, KIP)
Pembangunan
Rusunawa
(Urban Renewal)

12%

0%

Tabel 2.2. Desain Program Skala Regional


DESAIN PROGRAM SKALA REGIONAL
Pembangunan Fisik
1. Sektor Air Minum
SPAM Regional
2. Sektor PPLP
TPA Regional
IPAL Regional
1.Sektor Air Minum
1. Sektor Air Minum
RISPAM
Penyehatan PDAM
2.Sektor PPLP
SPAM Kab/Kota
Strategi Sanitasi Kota
2. Sektor PPLP
3.Sektor Bangkim
Infrastruktur Air Limbah Terpusat
RPPKP, SPPIP
Infrastruktur Drainase Perkotaan
4.Sektor PBL
Infrastruktur TPA Sampah

Perda
Bangunan
Gedung
1. Sektor Air Minum
RTBL
SPAM MBR (Rusunawa, kawasan kumuh, dan kws
nelayan
Desain Kawasan
SPAM di Kawasan Kapet, MP3EI, KEK
SPAM IKK, Kws Perbatasan, dll.
2. Sektor PPLP
Infrastruktur Air Limbah Komunal
Infrastruktur TPST/3R
3. Sektor Bangkim
Rusunawa
Peningkatan kualitas permukiman kumuh
PSD Kawasan Rawan Bencana, Kws perbatasan
potensial, agro & minapolitan)
1.
Sektor
Air Minum
Rencana Kerja
SPAM Desa Rawan Air, Pesisir, Terpencil
Masyarakat RKM) /
PAMSIMAS.
Community Action Plan
2. Sektor PPLP
Sanimas
3. Sektor Bangkim
Software
Master Plan
Feasibility Study

DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

II - 11

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

PPIP
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman
(Perbaikan Kampung / KIP)
4. Sektor PBL
PNPM Mandiri Perkotaan (P2KP)
Revitalisasi Kawasan, Penataan Permukiman
Tradisional/bersejarah

2.4.

Penanganan Permukiman Kumuh

2.4.1. Konsep Penanganan Kawasan kumuh


Perencanaan berbasis kawasan dalam penanganan lingkungan permukiman
kumuh adalah sesuatu proses perencanaan yang mengintegrasikan kawasan
permukiman kumuh yang akan ditangani dengan kegiatan lingkungan di
sekitarnya (sistem Kota) baik aktivitas ekonomi, lingkungan, fisik, maupun
lingkungan

sosial.

Dengan perencanaan ini kawasan kumuh akan

berkembang sekitarnya. Termasuk

dalam perencanaan

mensinergikan

stakeholder

seluruh

kegiatan

lingkungan kumuh. Penyusunan

perencanaan

ini

adalah

dalam penanganan

penanganan

lingkungan

kumuh berbasis kawasan ini memiliki hirarki seperti di bawah ini.


1. Perbaikan dan pemugaran, memiliki prinsip sebagai berikut:
Revitalisasi adalah upaya menghidupkan kembali suatu kawasan mati, yang
pada masa silam telah hidup, atau mengendalikan dan mengembangkan
kawasan untuk menemukan kembali pontensi yang dimiliki atau pernah dimiiki
atau seharusnya dimiliki oleh sebuah kota.
Rehabilitasi merupakan upaya mengembalikan kondisi komponen fisik
lingkungan permukiman yang memiliki degradasi
Renovasi melakukan perubahan sebagai atau beberapa bagian dari komponen
pembentukan lingkungan permukiman
Rekontruksi merupakan upaya mengembalikan suatu lingkungan permukiman
sedekat mungkin dari asalnya yang diketahui, dengan menggunakan
komponen-komponen baru maupun lama.
Preservasi merupakan upaya mempertahankan suatulingkungan permukiman
dari penurunan kualitas atau kerusakan. Penanganan ini bertujuan untuk
memelihara komponen yang berfungsi baik dan mencegah dari proses
penyusutan dini (kerusakan) misalnya dengan menggunakan instrumen : IMB
ketentuan atau pengaturan tentang koefisien lantai bangunan, Koefisien Dasar
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

II - 12

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

Bangunan, dan garis sepadan bangunan, garis sempadan Bangunan, garis


sempadan jalan, Garis sempadan Sungai dan lain-lain.
2. Peremajaan
Peremajaan

adalah

upaya

pembongkaran

sebagai

atau

keseluruhan

lingkungan permukiman dan kemudian di tempat yang sama dibangun


prasarana dan sarana lingkungan permukiman baru yang lebih layak dan
sesuai dengan tataruang kota. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk
meningkatkan nilai pemanfaatan lahan yang optimal sesuai dengan potensi
lahannya. Disamping itu diharapkan mampu memberikan nilai tambah secara
ekonomis dan memberikan vitalitas baru dari

lahan

permukiman

yang

diremajakan. Pada umumnya peramajaan ini memberikan konsekwensi


bentuk

teknis

penanganan

seperti

halnyaLand consulidation land

readjustment dan land sharing.


3.

Pengelolaan

dan

Pemeliharaan

Berkelanjutan

pemeliharaan berkelanjutan adalah upaya

Pengelolaan

dan

-upaya

untuk

mencegahmengendalikan atau mengurangi dampak negatif yang timbul


serta meningkatkan dampak positif yang timbul terhadap lingkungan hunian.
Berdasarkan

UU

No.1

Tahun

2011

tentang

Perumahan

dan

Kawasan

Permukiman dan Rapermen PUPR dilakukan antara lain:


1.Pencegahan
Pola

penanganan

pencegahan

untuk

menghindari

tumbuh

dan

berkembangnya perumahan dan permukiman kumuh baru, terdiri atas:

a. Pengawasan dan Pengendalian : Kesesuaian terhadap perizinan,


standar teknis dan pemeriksaan sesuai dengan peraturan perundangundangan

b. Pemberdayaan Masyarakat : Pelaksanaan melalui pendampingan


dan pelayanan informasi
2.Peningkatan kualitas
Pola penanganan peningkatan kualitas kawasan kumuh terdiri atas:

a. Pemugaran: Kegiatan memperbaiki, memulihkan kembali rumah serta


prasarana, sarana, dan utilitas umum kebentuk aslinya, dilakukan untuk
klasifikasi kumuh ringan dengan status lahan legal.

DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

II - 13

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

b. Peremajaan: Kegiatan perombakan dan penataan mendasar secara


menyeluruh meliputi rumah dan prasarana, sarana,dan utolitas umum
perumahan dan permukiman, dilakukan untuk klasifikasi kumuh berat
dan kumuh sedang dengan status lahan legal.

c. Pemukimankembali: Kegiatan memindahkan masyarakat terdampak


dari lokasi perumahan kumuh atau permukiman kumuh yang tidak
mungkin dibangun kembali karena tidak sesuai dengan rencana
tataruang dan/atau rawan bencana, dilakukan untuk klasifikasi kumuh
berat, kumuh sedang, dan kumuh ringan dengan status lahan ilegal.
3. Pengelolaan
Pengelolaan pada kawasan kumuh yang telah ditangani agar tidak kembali
kumuh, dilakukan dalam bentuk:
a. Pemeliharaan :untuk rumah dilakukan oleh setiap orang. Untuk
prasarana, sarana dan utilitas umum dilakukan oleh pemerintah daerah
dan/atau setiap orang
b. Perbaikan:untuk rumah dilakukan oleh setiap orang. Untuk prasarana,
sarana dan utilitas umum dilakukan oleh pemerintah daerah dan/atau
setiap orang

Tabel 2.3. Konsep Penanganan Kawasan kumuh


No

Komponen

1.
2.

HunianSementara
Infrastruktur

3.

Air Minum

4.

Persampahan

5.

Air Limbah

6.

SistemPemadamKebakaran

7.

Lahan

8.

Pembangunan Huntap

9.

Perbaikan Rumah

10
.
11
.
12
.

PermukimanKembali
Peremajaan
Kumuh Berat
Kumuh Sedang

Mobilisasimasyarakat

PenyediaanRTH

Fasos/Fasum

DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

Pemugaran
Kumuh Ringan

II - 14

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

Tabel 2.4.Peningkatan Kualitas dengan Pemugaran


No
1.
2.
3.

Komponen

Jenis Kegiatan

Bangunan
Gedung
Jalan Lingkungan
Drainase
Lingkungan

a.Rehabilitasi
b.Rekonstruksi
Perbaikan aspal/ paving/cor pada jalan lingkungan.
a.Pengerukan sedimentasi jaringan drainase;
b.Perbaikan drainase yang tersumbat;
c.Perbaikan drainase yang rusak karena ambrol, atau kerusakan
akibat bencana.
a.Perbaikan Sarana/ instalasi non perpipaan air bersih (dari
kebocoran, korosi, jaringan instalasi terkontaminasi bakteri
berbahaya, kerusakan akibat bencana)
b.Perbaikan jaringan air minum atau air bersih perpipaan yang
mengalami kerusakan (kebocoran, korosi, akibat bencana)
a.Perbaikan instalasi air limbah setempat yang mengalami
sedimentasi, mampat, atau kerusakan akibat bencana.
b.Perbaikan instalasi air limbah terpusat yang mengalami
sedimentasi, mampat atau kerusakan akibat bencana.
a.Perbaikan sarana persampahan komunal (TPS) yang mengalami
penurunan kualitas karena pengendapan sampah basah.
b.Perbaikan sarana persampahan yang mengalami pencampuran
jenis sampah
a.Perbaikan alat pemadam api sederhana yang mengalami
kerusakan karena korosi atau rusak karena bencana;
b.Perbaikan hydran air yang mengalami kerusakan akibat korosi
atau bencana

4.

Air Minum

5.

Air Limbah

6.

Sampah

7.

Pengamanan
Kebakaran

Tabel 2.5.Peningkatan Kualitas dengan Peremajaan


No

Komponen

1.

Bangunan
Gedung

2.

Jalan Lingkungan

3.

Drainase
Lingkungan

4.

Air Minum

5.

Air Limbah

6.

Sampah

Jenis Kegiatan
a. Rehabilitasi dengan perbaikan atau penambahan terhadap
komponen bangunan agar memenuhi standard konstruksi dan
persyaratan teknis bangunan gedung.
b. Rekonstruksidenganmembongkardanmembangunkembaliban
gunanatausarana, prasarana, dan utilitas umum dengan
penambahan komponen atau fungsi.
c. Penataan kawasan dengan pengaturan petak bangunan
d. Penambahan dan Penyediaan saranapermukiman(RTH, MCK
umum)
e. Penyediaan hunian sementara untuk masyarakat terdampak
a. Rehabilitasi jalan untuk peningkatan kapasitas jalan dengan
penambahan lebar, perubahan material, penambahan
bangunan pelengkap jalan.
b. Peningkatan struktur jalan
a. Peningkatan kualitas unit sistem drainase
b. Penyediaan system drainase
c. Penambahan segmen jaringan agar terhubung dengan
system drainase kota.
Rehabilitasi unit SPAM dengan penambahan jaringan
perpipaan, penyediaan jaringan non perpipaan, penambahan
instalasi pengelolaan air minum
a. Penyediaan system sanitasi setempat atau terpusat;
b. Perbaikan komponen sanitasi pengelolaan air limbah.
a. Pembangunan PrasaranaSaranaPersampahan(PSP)

b. Rehabilitasi

PSP dengan
komponen bangunan PSP.

DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

perbaikan

dan

penambahan

II - 15

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

7.

Pengamanan
Kebakaran

a. Pembangunan saranaproteksikebakaran
b. Peningkatankualitassaranasistemproteksikebakaran

Tabel 2.6. Peningkatan Kualitas dengan Pemukiman Kembali


No

Komponen

Jenis Kegiatan

1.

BangunanGedun
g

2.
3.

Jalan Lingkungan
Drainase
Lingkungan
Air Minum
Air Limbah
Sampah
Pengamanan
Kebakaran

a.Pembangunan permukiman di lokasi baru


b.Pembangunan kembali di permukiman lama dengan model
baru (Rumah Susun)
Pembangunan jalan baru
Pembangunan unit sistem drainase baru

4.
5.
6.
7.

Pembangunan SPAM unit baru


Pembangunan unit pengolahan air limbah baru
Pembangunan PSP baru
a.Pembangunan pengamanan kebakaran sederhana
b.Pembangunan hydran air

2.4.2. Kebijakan dan Strategi Penanganan kawasan Kumuh


KEBIJAKAN
Peningkatan Kualitas Perencanaan dan Penyelenggaraan Pembangunan di
Kawasan Permukiman Kumuh
STRATEGI
1. Menyiapkan Landasan Penyelenggaraan
Agar peningkatan kualitas permukiman kumuh memiliki aspek legalitas &
dasar hokum dalam pelaksanaannya
Meliputi:
a. Regulasi dan aturan main yang harus tersedia sebagai acuan bagi
Pemerintah dan terutama pemerintah daerah dalam pelaksanaannya.
b. Landasan

kebijakan

jangka

panjang

daerah

sebagai

dasar

bagi

pemerintah daerah dalam menyelenggarakan peningkatan kualitas


permukiman kumuh, yaituRPJPD, RTRW, dan RP3KP serta RKP Kumuh
Perkotaan.
c. SK Kepala Daerah mengenai penetapan lokasi kumuh
d. Menyusun

Pedoman

Teknis

Penanganan

Kawasan

Permukiman

Kumuh
2. Membangun Sistem Informasi & Komunikasi Perumahan dan Permukiman
Kumuh Nasional
Agar

tersedia

data

&

informasi

mengenai

kawasan

kumuh

dan

penanganannya yang valid dan terkini yang dapat dijadikan dasar


DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

II - 16

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

perumusan kebijakan serta perencanaan peningkatan kualitas permukiman


kumuh
Sistem informasi bermanfaat untuk:
a. Mengukur perkembangan pencapaian target setiap tahun.
b. Sharing informasi yang dapat digunakan oleh seluruh pelaku, baik
ditingkat pusat maupun daerah
c. Menjadi system informasi komunikasi sebagai alat pengembangan
pengetahuan dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan pemerintah
daerah,

serta

sebagai

sarana

berbagi

informasi

ketersediaan

sumberdaya diantara pelaku


3. Membangun Kelembagaan Penanganan diPusat & Daerah
Agar penanganan permukiman kumuh dapat berjalan efektif dan efisien,
membutuhkan dukungan seluruh pelaku yang berjalan dalam system yang
disepakati bersama.
Penangananpermukimankumuhmembutuhkan:
a. Kesepahaman bersama antar pelaku
b. Komitmen dari seluruh pelaku
c. Kemitraan antarpelaku: antar bidang pembangunan, kemitraan antara
pemerintah pusat dengan daerah, kemitraan antara pemerintahdunia
usahamasyarakat,

kemitraan

dengan

lembaga

donor,

kemitraan

dengan praktisi, dan kemitraan dengan pelaku lainnya


4. Membangun & Memperkuat Kapasitas Pemerintah Daerah
Agar pemerintah daerah mampu menjalankan perannya sebagai pelaku
utama/panglima

yang

menentukan

keberhasilan

peningkatan

kualitas

permukiman kumuh.
Kapasitaspemerintahdaerah:
a. Kepala daerah yang memiliki visi dan kemampuan menjalankan visinya
b. SeluruhSKPD terkait dalam penyelenggaraan peningkatan kualitas
permukiman kumuh yang memiliki pengetahuan dan mampu berinovasi
5. Membangun Kesadaran Masyarakat serta Memperkuat Kapasitas dan Peran
Masyarakat

DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

II - 17

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

Agar terjadi keberlanjutan hasil dari penanganan permukiman kumuh maka


peran masyarakat menjadi factor penting dalam peningkatan kualitas
permukiman kumuh.

Faktor social budaya mempengaruhi terbentuknya dan keberlanjutan


penanganan permukiman kumuh.

Diperlukanupaya-upaya pembangunan kesadaran masyarakat mengenai


kualitas lingkungan hunian tempat mereka tinggal serta upaya peningkatan
kapasitas

masyarakat

dalam

hal

ikut

serta

merencanakan

dan

melaksanakan program dan kegiatan peningkatan kualitas permukiman


kumuh, termasuk pula peningkatan kualitas masyarakat dalam rangka
pengelolaan hasil-hasil peningkatan kualitas.
2.5.

Kebijakan terkait terhadap Draft RTRW Kabupaten Toba Samosir

2011-2031
2.5.1.Tujuan, kebijakan dan strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Toba
Samosir
Penataan ruang wilayah kabupaten Toba Samosir bertujuan untuk mewujudkan
pengembangan wilayah Kabupaten secara merata, berwawasan lingkungan
dan berkelanjutan dengan mengandalkan sektor unggulan pertanian, industri,
dan pariwisata menuju masyarakat mandiri dan sejahtera.
Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Toba Samosir
a. pemanfatan

fungsi

dan

optimalisasi

pengembangan

Kabupaten

sebagai kawasan strategis nasional;


b. pengembangan

dan

optimalisasi

produktifitas

sektor

unggulan

Kabupaten;
c. pemantapan fungsi kawasan lindung dan peningkatan kelestarian
fungsi lingkungan hidup, sumber daya alam dan sumberdaya buatan;
d. pengembangan
pemerataan

wilayah

pelayanan

dengan

peningkatan

sosial,

ekonomi

dan

aksesibilitas
budaya

dan
serta

pengembangan pusat-pusat kegiatan yang terintegrasi satu sama lain;


dan

DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

II - 18

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

e. pengembangan kawasan budidaya dengan tetap memperhatikan daya


dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
f.

peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Toba Samosir


Pasal 5
1. Strategi pemantapan fungsi dan kedudukan Kabupaten sebagai bagian dari
sistem Perkotaan Nasional, Kawasan Strategis Nasional dan Provinsi serta
Kawasan andalan dan optimalisasi pengembangan kawasan strategis
Kabupaten, sebagaimana dimaksud dalam terdiri dari:
a. mengembangkan fungsi dan peran kota Balige sebagai pusat kegiatan
wilayah pusat kegiatan lokal;
b. mendukung upaya pelestarian fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup

untuk

mempertahankan

dan

meningkatkan

keseimbangan

ekosistem dan hayati kawasan nasional Danau Toba;


c.

mengoptimalkan peran Kabupaten dalam mendukung terwujudnya


Kawasan Strategis Provinsi Agropolitan Dataran Tinggi di Lumban Julu;

d. mengembangkan
kabupaten

dan

untuk

meningkatkan

mendukung

fungsi

keterpaduan

kawasan

strategis

pembangunan

nilai

strategis kawasan baik dari sudut kepentingan ekonomi, lingkungan


hidup, pendayagunaan sumber daya alam, dan sosial budaya;
e.

menetapkan dan memantapkan fungsi dan deliniasi kawasan strategis;

f.

mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di


sekitar kawasan strategis Kabupaten; dan

g. meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana wilayah penunjang


kegiatan kawasan strategis Kabupaten.
2. Strategi

pengembangan

optimalisasi

produktifitas

sektor

unggulan

Julu,

kawasan

Kabupaten terdiri dari :


a. mengembangkan

Kawasan

Agropolitan

Lumban

perdesaan dan peruntukan kegiatan pertanian sebagai kawasan


penghasil komoditas sektor ekonomi sebagai aset utama kegiatan
agribisnis;
b. mengembangkan lahan pertanian pangan berkelanjutan;
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

II - 19

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

c.

mengembangkan dan meningkatkan sarana dan prasarana pendukung


kegiatan pertanian, perikanan dan peternakan;

d. menciptakan keseimbangan ekosistem pertanian, peternakan dan


perikanan yang mendukung keberlanjutan peningkatan produksi dan
produktivitas untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing;
e.

meningkatkan produksi dan mutu produk pertanian, peternakan dan


perikanan sebagai bahan baku industri serta sistem kemitraan usaha
dan perdagangan komoditas pertanian, peternakan dan perikanan;

f.

meningkatkan

dan

memantapkan

swasembada

pangan

yang

pengolahan

hasil

berkelanjutan;
g. meningkatkan

produktifitas,

diversifikasi

dan

pertanian ;
h. mengembangkan sektor industri berwawasan lingkungan dan berbasis
pemberdayaan masyarakat;
i.

menetapkan dan mengembangkan pusat kegiatan industri serta


menyediakan dan mengembangkan lahan untuk penyediaan sumber
bahan baku industri;

j.

menyediakan infrastruktur pendukung kawasan industri;

k.

mengembangkan pusat promosi dan pemasaran hasil industri dan


mengendalikan perkembangan kegiatan industri;

l.

memanfaatkan sumber daya alam untuk kebutuhan kegiatan industri


dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan;

m. mengembangkan kawasan wisata potensial kabupaten;


n. mengembangkan dan melestarikan serta mempromosikan berbagai
potensi alam, budaya dan sejarah yang merupakan aset dalam
mendukung pengembangan sektor pariwisata; dan
o.

membangun dan meningkatkan infrastruktur pendukung pariwisata


kabupaten.

3. Strategi pemantapan fungsi kawasan lindung dan peningkatan kelestarian


fungsi lingkungan hidup, sumber daya alam dan sumberdaya buatan,
terdiri dari :
a. memantapkan fungsi kawasan lindung berupa hutan lindung, kawasan
yang

memberikan

perlindungan

terhadap

DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

kawasan

bawahannya,

II - 20

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, pelestarian alam


dan cagar budaya, kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi
dan kawasan lindung lainnya;
b. mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah
menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya dalam rangka
menjaga kelestarian lingkungan, sumber daya alam dan sumberdaya
buatan;
c. menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan ekosistem Danau
Toba;
d. mengarahkan kawasan rawan bencana sebagai kawasan lindung;
e. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya
buatan untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan;
f. meningkatkan konservasi lahan dan hutan;
g. mengendalikan

pemanfaatan

ruang

daerah

aliran

sungai

yang

berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;


h. mengembangkan hutan rakyat pada daerah aliran sungai dan menata
kembali pemanfaatan ruang sekitar daerah aliran sungai;
i. memelihara nilai dan fungsi cagar budaya sebagai peninggalan sejarah,
objek penelitian dan pariwisata;
j. mengendalikan pertumbuhan kegiatan budidaya di sempadan Danau
Toba;
k. mengembangkan kawasan untuk pendayagunaan sumber daya alam
secara berkelanjutan dengan memanfaatkan dan mengembangkan
teknologi di dalamnya; dan
l. mencegah dampak negatif pemanfaatan sumber daya alam dan
teknologi

terhadap

fungsi

lingkungan

hidup

dan

keselamatan

peningkatan

aksesibilitas,

masyarakat.
4. Strategi

pengembangan

wilayah

dengan

ekonomi dan pemerataan pembangunan serta pelayanan sosial budaya


dan pengembangan pusat-pusat kegiatan yang terintegrasi satu sama lain,
terdiri dari :
a. meningkatkan dan mengembangkan Infrastruktur jaringan jalan dan
fasilitas perhubungan dengan mengembangkan jalan penghubung
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

II - 21

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

antar perkotaan, antar perdesaan, dan aksesibilitas antara pusat


produksi dengan pusat pemasaran;
b. mengembangkan

pembangunan

infrastruktur

dan

perekonomian

perdesaan tertinggal dan terisolir;


c. menyediakan fasilitas pelayanan sosial ekonomi (kesehatan, pendidikan,
air bersih, pasar, telekomunikasi, energi listrik, pemerintahan, dan lain
sebagainya) secara merata ke seluruh wilayah pengembangan;
d. meningkatkan kualitas pelayanan dan prasarana untuk mendukung
akses layanan antar kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan
dan

perdesaan

serta

antara

kawasan

perkotaan

dengan

pusat

pengembangan agribisnis;
e. meningkatkan penyediaan infrastruktur dan fasilitas pelayanan untuk
meningkatkan intensitas kegiatan perekonomian di kawasan perdesaan;
f. membangun dan mengembangkan potensi pembangkit energi dengan
memanfaatkan sumber energi yang tersedia serta memperluas jaringan
energi untuk kebutuhan pembangunan wilayah; dan
g. menyediakan sarana dan prasarana permukiman serta meningkatkan
kualitas permukiman perdesaan dan perkotaan.
5. Strategi pengembangan kawasan budidaya dengan tetap memperhatikan
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup meliputi :
a. menetapkan kawasan budidaya untuk pemanfaatan sumber daya alam
secara sinergis dalam mewujudkan keseimbangan pemanfaatan ruang;
b. mengembangkan pola kerjasama dengan masyarakat dalam mengelola
hutan rakyat;
c. mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya hutan produksi
untuk mewujudkan nilai tambah daerah;
d. mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya pertanian untuk
mewujudkan

ketahanan

pangan

dan

mendukung

pengembangan

agribisnis;
e. menetapkan dan memantapkan lahan pertanian pangan berkelanjutan
untuk pelestarian kawasan pertanian;

DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

II - 22

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

f. meningkatkan budidaya perikanan, budidaya peternakan dalam sentrasentra produksi peternakan, untuk mewujudkan nilai tambah daerah
dan mendukung kegiatan agribisnis;
g. mengembangkan kegiatan pertambangan pada lokasi potensi layak
tambang dengan memperhatikan lingkungan hidup dan mengendalikan
kegiatan

penambangan

pada

kawasan

yang

membahayakan

lingkungan;
h. mengembangkan wisata alam, budaya dan buatan untuk meningkatkan
perekonomian daerah;
i. mengembangkan
meningkatkan

kegiatan

nilai

industri

tambah

dan

kecil

dan

menengah

perekonomian

daerah

untuk
dengan

pengembangan kegiatan industri yang berwawasan lingkungan;


j. mengembangkan kegiatan pengelolaan sumber daya lahan untuk
meningkatkan kualitas lingkungan permukiman; dan
k. mengembangkan sarana prasarana permukiman dan upaya mitigasi
bencana untuk memperkecil dampak bencana alam.
6. Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan
negara meliputi :
a. mendukung

penetapan

kawasan

peruntukan

pertanahan

dan

keamanan;
b. mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan disekitar
kawasan untuk menjaga fungsi pertahanan dan kemanan;
c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau budidaya tidak terbangun
di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagai zona
penyangga; dan
turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan.
2.5.2.Rencana SIstem Pusat Kegiatan Kabupaten Toba Samosir
Sistem pusat kegiatan Kabupaten Toba Samosir terdiri dari :
a. sistem perkotaan; dan
b. sistem perdesaan.
A. Sistem Perkotaan
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

II - 23

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

Pusat kegiatan perkotaan terdiri dari:


a.

PKW berada di Pusat Kecamatan Balige;dan

b.

PKL berada di Pusat Kecamatan Porsea.

PPK yang meliputi :


a. pusat kecamatan Laguboti;
b. pusat kecamatan Parmaksian;
c. pusat kecamatan Silaen;
d. pusat kecamatan Habinsaran;dan
e. pusat kecamatan Ajibata.
Fungsi pelayanan meliputi:
a. PKW Balige berfungsi sebagai pusat pemerintahan kabupaten, pusat
perdagangan dan jasa, pendidikan, pertanian, industri, perikanan,
pariwisata, permukiman, dan transportasi danau;
b. PKL Porsea berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat
perdagangan dan jasa, perikanan, pertanian, peternakan, industri,
pariwisata, permukiman dan transportasi danau;
c. PPK Laguboti berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan,
pendidikan, pertanian, industri, peternakan, pariwisata, perikanan dan
permukiman;
d. PPK Parmaksian berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan,
industri, pertanian, dan permukiman;
e. PPK Silaen berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, industri,
peternakan, pertanian dan permukiman;
f. PPK Habinsaran berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan,
perkebunan, pertanian, peternakan, perdagangan dan jasa, industri
dan permukiman; dan
g. PPK

Ajibata

berfungsi

sebagai

pusat

pemerintahan

kecamatan,

perdagangan dan jasa, pertanian, perikanan, permukiman, pariwisata,


transportasi udara dan danau.
B. Sistem Perdesaan
Pusat kegiatan perdesaan berupa PPL meliputi :
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

II - 24

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

a. pusat kecamatan Tampahan;


b. pusat kecamatan Uluan;
c. pusat kecamatan Sigumpar;
d. pusat kecamatan Siantar Narumonda;
e. pusat kecamatan Lumban Julu;
f. pusat kecamatan Bona Tua Lunasi;
g. pusat kecamatan Nassau;
h. pusat kecamatan Borbor; dan
i. pusat kecamatan Pintu Pohan Meranti.
Fungsi pelayanan pusat kegiatan perdesaan yaitu sebagai pusat pelayanan
sosial, perekonomian, perumahan, pariwisata, pertanian, perikanan, dan
industri untuk melayani kegiatan skala antar lingkungan dan antar kelurahan
atau desa.
2.5.3.Rencana Pengembangan sistem jaringan prasarana lingkungan
1.Rencana sistem jaringan persampahan terdiri dari:
a. pengembangan

penyelenggaraan

pengelolaan

persampahan

Kabupaten;
b. pengembangan TPA di Kecamatan Laguboti dan Kecamatan Ajibata;
c. penambahan
kecamatan

Tempat Penampungan Sementara (TPS) di setiap


terutama

pada

kawasan

perkotaan,

kawasan

perdagangan, perkantoran dan permukiman;


d. pengembangan sistem pengelolaan TPA dengan sistem

sanitary

landfill;
e. pengembangan

pengelolaan

sampah

dengan

sistem

3R

yaitu

pengurangan (reduce), penggunaan kembali (reuse) dan daur ulang


(recycle);
f.

peningkatan manajemen pengelolaan persampahan; dan

g. pelaksanaan

penyelenggaraan

pengelolaan

sampah

yang

berwawasan lingkungan.
2.Rencana sistem prasarana air limbah terdiri dari :

DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

II - 25

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

a. pengembangan sistem pengelolaan air limbah di Kabupaten dengan


sistem off-site dan sistem on-site;
b. pengelolaan limbah untuk kegiatan industri meliputi pembangunan
instalasi pengolahan air limbah (IPAL) pada lokasi kegiatan industri di
Kabupaten Toba Samosir;
c. pembangunandan pengembangan instalasi pengolahan air limbah
(IPAL) di kawasan perkotaan;
d. pembangunan instalasi pengolahan limbah tinja (IPLT) di kawasan
perkotaan;
e. pengembangan sistem komunal untuk pengolahan limbah pada
daerah kumuh, kepadatan tinggi, kawasan perkantoran, pendidikan,
pemerintahan, dan kawasan komersial; dan
f.

pengembangan dan Peningkatan sarana dan prasarana air limbah


Kabupaten.

3.Rencana pengelolaan sistem jaringan drainase wilayah terdiri dari:


a. pengembangan sistem jaringan drainase terpadu pada wilayah
perkotaan yang rawan genangan air seperti Balige, Porsea, Laguboti,
Silaen dan Ajibata;
b. peningkatan sarana dan prasarana drainase di seluruh wilayah
pengembangan baik perkotaan ataupun perdesaan;
c. prioritas penanganan drainase dilakukan pada kawasan terbangun,
kawasan rawan genangan, dan kawasan yang memerlukan penataan
atau perbaikan agar dapat berfungsi secara maksimal;dan
d. peningkatan

peran

masyarakat

dalam

memelihara

prasarana

drainase, rehabilitasi, peningkatan dan pembangunan saluran.


4.Rencana Pengembangan Jaringan air baku dan air bersih meliputi:
a. Peningkatan kapasitas produksi dan Pelayanan PDAM;
b. Pengelolaan dan pelestarian sumber air baku untuk air minum di
Kabupaten Toba Samosir;
c. Pengembangan dan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum di
wilayah perkotaan Kabupaten Toba Samosir;
d. Penyediaan dan perluasan jaringan air bersih perdesaan terutama
bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan pada wilayah rawan air;
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

II - 26

LAPORAN
IDENTIFIKASI KAWASAN KUMUH DI KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN
TOBA SAMOSIR 2015

e. Mengembangkan sistem kelembagaan dalam pengelolaan air baku


untuk air minum.

DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

II - 27

You might also like