You are on page 1of 4

Metafora dalam Lirik Lagu Berbahasa Prancis

oleh: Novia Riani Putri (1306373614)


Manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Manusia dapat
berkomunikasi secara lisan maupun melalui tulisan. Dengan menggunakan bahasa
untuk berkomunikasi, manusia memiliki tujuan tertentu, seperti tujuan komunikatif.
Setiap teks memiliki tujuan komunikatif, tak terkecuali lagu. Dengan lagu,
penutur atau pencipta lagu dapat berkomunikasi dengan pendengarnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Untuk mencapai tujuan komunikatif, lagu harus
memiliki lirik dengan pemilihan kata yang menunjang pencipta lagu dalam
memformulasikan ide-idenya (Keraf, 1991). Lirik adalah karya sastra yang berisi
curahan perasaan pribadi, terutama lukisan perasaannya (Sudjiman, 1990). Pencipta
lagu sering sekali menggunakan makna baru dari kata dan ungkapan yang telah
memiliki arti harfiah untuk membuat lagu menjadi lebih menarik dan lebih mudah
dipahami. Pemaknaan baru bukanlah hal yang asing lagi. Contohnya ada pada
ungkapan "Sambil menyelam minum air". Pada umumnya, masyarakat dapat
langsung memahami ungkapan ini sebagai mengerjakan dua hal atau tiga hal secara
bersamaan. Ungkapan ini juga dapat berarti seorang pria yang mencintai dua wanita
sekaligus dalam waktu bersamaan.
Penyampaian suatu ide yang berhubungan dengan cinta, perasaan, maupun
tindakan seksual akan lebih menarik dan lebih mudah dipahami jika dibantu oleh
proses metaforis. Metafora digunakan untuk mengkonkretkan konsep, terutama
konsep abstrak, serta menghidupkan sebuah teks sehingga teks menjadi lebih variatif
dan tidak bersifat monoton (Moeliono, 1989). Banyak pencipta lagu yang
menggunakan metafora dalam karyanya untuk membuat lirik lagu yang variatif dan
tidak bersifat monoton. Hal ini membangkitkan minat peneliti untuk meneliti
fenomena tersebut.
Seperti contohnya metafora dalam potongan lirik lagu Les sucettes (lolipop)
karya Serge Gainsbourg, Annie aime les sucettes, les sucettes l'anis (Annie suka
lolipop, lolipop rasa adas manis). Dalam kamus Le Petit Robert micro (2013),
sucettes memiliki makna 'bonbon sucer fix l'extrmit d'un btonnet' (permen
yang dihisap, dicantelkan di ujung tongkat). Dalam lagu ini, dapat disimpulkan bahwa

lolipop memiliki makna sebagai objek yang suka dihisap perempuan, menyerupai
bentuk tongkat, dan memiliki rasa yang beragam.
Dari contoh di atas, metafora dalam lagu karya Serge Gainsbourg adalah
penyampaian suatu ide yang bersifat khusus dengan cara yang lebih menarik sehingga
mudah dipahami oleh pembaca (Knowles dan Moon, 2006). Gainsbourg
menggunakan metafora untuk menimbulkan efek yang berbeda dari kata bermakna
harfiah sekaligus memperhalus kata. Pendengar akan mampu menangkap pesan
bahwa lolipop diibaratkan sebagai penis manusia dengan komponen makna yang
sama, yaitu objek yang suka dihisap perempuan, menyerupai bentuk tongkat, dan
memiliki rasa yang beragam. Akan tetapi, dengan metafora, Serge Gainsbourg lebih
memilih untuk menggunakan kata yang lebih halus dalam lirik maupun judul lagunya,
yaitu lolipop. Selain itu, lolipop merupakan kata yang lebih menarik dan lebih
menghibur untuk digunakan daripada penis. Penggunaan kata lolipop juga
membuktikan bahwa metafora adalah alat untuk menciptakan pengertian baru,
menjelaskan, menggambarkan, menghibur, dan mendorong penafsiran (Ullman,
1964). Penggunaan bahasa secara efektif dapat menjamin bahwa pesan yang ingin
disampaikan dapat diterima tepat oleh yang mendengar (Keraf, 1991).
Penelitian mengenai metafora pada bidang sastra sudah diujikan sebagai
skripsi sebanyak 31 kali di FIB UI dengan sumber data yang beragam dan mudah
didapatkan. Hal ini menunjukkan bahwa metafora adalah objek penelitian yang
menarik untuk diteliti. Adanya sumber data yang beragam terkait dengan penggunaan
metafora yang tidak asing dalam kehidupan sehari-hari, dalam hal ini lirik lagu.
Pengkajian unsur metaforis dalam lirik lagu bahasa Prancis cukup menarik, karena
pencipta lagu seringkali menggunakan metafora untuk memperhalus kata,
menciptakan pengertian baru, dan menghibur pendengarnya.
Untuk meneliti unsur metaforis yang ada dalam lirik lagu, peneliti akan
digunakan teori Ullmann serta teori dari Aristoteles dan Quintilian. Teori Ullman akan
digunakan untuk menentukan jenis-jenis metafora yang akan diteliti. Menurut
Ullmann, terdapat empat jenis metafora yaitu metafora antropomorfis, metafora
binatang, metafora konkret ke abstrak, dan metafora sinestesia. Dengan teori Ullman,
metafora akan lebih mudah untuk diklasifikasi dan diteliti dengan teori selanjutnya
yaitu, teori dari Aristoteles dan Quintilian yang memiliki pengaruh besar dalam arti

metafora. Menurut Aristoteles (dalam Levin, 1977), metafora adalah pengalihan


makna dasar suatu istilah dari makna umum ke makna khusus, dari makna khusus ke
makna umum, dan dari makna khusus ke makna khusus lainnya dengan menggunakan
analogi. Sedangkan menurut Quintilian, metafora adalah pengalihan makna dari
sesuatu yang bernyawa ke sesuatu yang bernyawa lainnya, dari benda mati ke benda
mati lainnya, dari benda mati ke sesuatu yang bernyawa, dan dari sesuatu yang
bernyawa ke benda mati. Dengan teori Aristoteles dan Quintilian, pengalihan makna
pada metafora yang sudah diklasifikasikan akan terlihat.
Sebagai tindak lanjut abstrak minat, peneliti akan mencari lagu-lagu berbahasa
Prancis yang menggunakan metafora dalam liriknya sebagai korpus. Lagu-lagu
berbahasa Prancis yang akan diteliti adalah lagu karya Serge Gainsbourg karena ia
terkenal dengan penggunaan metafora untuk menggambarkan tindakan seksual dan
memperhalus kata. Setelah peneliti menemukan korpus untuk diteliti, penulis akan
meneliti korpus dan melaporkan penelitian dalam bentuk karya tulis, baik itu berupa
jurnal atau skripsi. Meskipun begitu, pelaporan dalam bentuk jurnal maupun masih
bersifat tidak pasti.

Daftar Referensi
Anton M. Moeliono. Kembara Bahasa. Jakarta: PT Gramedia, 1989.
Durand, M. (Februari 2009). Chanson cul(te) Je t'aime moi non plus.
http://evene.lefigaro.fr/musique/actualite/je-t-aime-moi-non-plus-gainsbourgbirkin 1819.php.
Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1991.
Knowles, M., & R. Moon. Introducing metaphor. London: Routledge, 2006.
Levin, Samuel R. The Semantics of Metaphor. Baltimore: The John Hopkins
University Press. 1977.
Panuti Sudjiman. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: UI Press, 1990.
Rey, A., et. al. Le Petit Robert micro. Paris: Le Robert. 2013.
Simmons, S. (Februari 2001). The eyes have it.
http://www.theguardian.com/books/2001/feb/02/culture.features.
Ullmann, S. Semantics an Introduction to the Science of Meaning. Oxford: Basil
Blackwell & Mott Ltd. 1964.

You might also like