You are on page 1of 6

III.

PEMBAHASAN
A. Informasi dan Komentar Kasus
Mual dan muntah pada kehamilan, yang sering dikenal dengan nama morning
sickness, terjadi kira-kira pada 80% kehamilan. Penyebab pasti dari gejala ini
sendiri sampai saat ini belum diketahui pasti. Pada sejumlah kecil wanita terjadi
kasus yang lebih berat, disebut hyperemesis gravidarum. Tidak seperti morning
sickness, hyperemesis gravidarum dapat memberikan efek negatif pada kesehatan
maternal dan janin[1].
Dokter harus mengevaluasi dengan teliti pasien dengan keluhan mual dan muntah
yang bertambah buruk untuk dapat menentukan dengan tepat penyebab timbulnya
gejala tersebut. Anamnesis dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi dokter
untuk membantu menegakkan diagnosa. Pada kasus ini, tidak terdapat beberapa
informasi yang dibutuhkan seperti siklus haid pasien, usia onset menarche, riwayat
mual dan muntah pada kehamilan sebelumnya, frekuensi muntah pasien, intensitas
dan warna muntah, faktor yang memperburuk atau memperingan mual dan
muntah, dan riwayat ginekologi.
Dari hasil pemeriksaan penunjang telah didapatkan bahwa tidak terdapat tandatanda menderita mongoloid pada janin, kemudian dengan mempertimbangkan
keadaan pasien sekarang dapat dikatakan bahwa pasien boleh dan sebaiknya
melanjutkan kehamilannya ini.
B. Kepustakaan
B.1. Hyperemesis Gravidarum
Hyperemesis gravidarum merupakan bentuk terburuk dari gejala mual dan muntah
pada kehamilan. Derajat keparahan dari mual dan muntah bervariasi mulai dari
gejala yang ringan sampai hyperemesis gravidarum yang terburuk.
Studi menunjukan bahwa mual dan muntah pada kehamilan mulai terjadi antara
minggu keempat sampai ketujuh dari periode menstruasi terakhir pada 80% dari
wanita hamil dan menghilang pada minggu keduapuluh usia kehamilan [1].
Ciri utama dari hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah persisten yang
berhubungan dengan ketosis dan penurunan berat badan (>5% dari berat badan
sebelum hamil). Hyperemesis gravidarum dapat menyebabkan hemodilusi,
ketidakseimbangan elektrolit, defisiensi gizi, bahkan kematian [2].
Penyebab pasti dari hyperemesis gravidarum sendiri belum dapat ditentukan.
Beberapa teori yang telah diusulkan sebagai patofisiologi dari hyperemesis
gravidarum seperti misalnya[3]:

Perubahan hormon

Disfungsi sistem gastrointestinal


Disfungsi hepatik
Peningkatan kadar lipid
Infeksi
Gangguan vestibular dan olfaktori
Genetik
Perubahan biokimia
Psikologis

Gejala yang umum ditemukan pada hyperemesis gravidarum mencakup ptyalism


(salivasi berlebihan), kelelahan, lesu, serta pusing. Disamping itu, pasien juga dapat
mengalami gangguan tidur, hiperolfaksi, depresi, perubahan mood, penurunan
konsentrasi[4].
Beberapa faktor resiko dari hyperemesis gravidarum antara lain ialah hipertiroid,
penyakit psikiatris, riwayat penyakit molar, gangguan gastrointenstinal, diabetes
pregestasional, dan asma[5].
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan pada kasus hyperemesis
gravidarum contohnya[6]:

Urinanalisis : pemeriksaan keton dan berat jenis


Untuk mengetahui adanya kelaparan serta kadar keton yang dapat
berbahaya untuk perkembangan fetus. Kadar berat jenis yang meningkat
menandakan adanya hemodilusi.
Elektrolit dan keton serum
Untuk mengevaluasi kadar elektrolit dan memantau adanya alkalosis atau
asidosis.
Enzim liver dan bilirubin
Transaminase meningkat pada 50% dari pasien hyperemesis gravidarum.
Kenaikan kadar enzim yang ringan biasanya hilang seiring berhentinya mual
dan muntah.
TSH dan tiroksin bebas
Hyperemesis gravidarum sering berhubungan dengan hipertiroid sementara
dan penurunan level TSH (50-60% kasus). Tetapi jika kadar tiroksin bebas
juga meningkat dapat dicurigai adanya hipertiroid yang harus ditindaklanjuti
segera.
Berikut dapat dilihat algoritma evaluasi dan penatalaksanaan dari mual dan
muntah pada kehamilan :

Perubahan diet yang dapat disarankan pada pasien dengan mual dan muntah pada
kehamilan seperti :

Makan jika lapar, tidak tergantung waktu makan biasanya


Makan dalam porsi kecil tapi sering
Hindari makanan berlemak, pedas, serta makanan yang merangsang
penciuman
Makanan ringan tinggi protein dapat membantu

Dosis yang diberikan untuk vitamin B6 ialah 10-25 mg/hari, 3-4x dalam satu hari.
Doxylamine 12.5 mg, 3-4 kali dalam satu hari, dapat diberikan sebagai tambahan.
Jahe (ginger) kapsul 250 mg sebanyak 4x/hari dapat diberikan jika pasien masih
juga muntah. Untuk antiemetik dapat diberikan Metoclopramide, 5-10 mg secara

oral (q8h). Steroid merupakan alternatif terakhir jika pengobatan diatas semua
tetap tidak dapat mengatasi muntah pasien. Pada usia kehamilan 10 minggu
sebaiknya tidak diberikan steroid karena dapat meningkatkan resiko oral cleft pada
janin[2].

B.2. Gizi Pada Kehamilan


Saat hamil, mengkonsumsi gizi cukup sangatlah penting. Makanan yang dikonsumsi
ibu merupakan sumber nutrisi bagi si janin juga. Pilihan makanan yang benar dapat
menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin. Kekurangan gizi semasa
kehamilan tidak hanya dapat menyebabkan perkembangan fisik janin terganggu,
tetapi juga dapat menyebabkan anak menderita gangguan neurologis, cacat,
meningkatnya kemungkinan anak terkena penyakit degeneratif, serta bayi lahir
dengan berat badan rendah[7]. Gizi memadai saat kehamilan juga sangat berguna
bagi ibu karena bukan hanya saja dapat meningkatkan fertilitas, tetapi juga
menjaga tubuh ibu tetap sehat selama kehamilan [8].
Pada umumnya, berat badan wanita hamil akan meningkat sekitar 1-2 kg pada
trimester pertama dengan kenaikan 0.5 kg per minggu selama kehamilan. Wanita
dengan berat badan normal sebelum hamil diharapkan beratnya naik sekitar 12-17
kg, wanita yang beratnya kurang sebelum hamil diharapkan naik 14-20 kg,
sedangkan wanita yang berat badannya berlebih sebelum hamil diharapkan hanya
naik 7-12 kg saja. Berat badan ibu yang bertambah sebenarnya berasal dari berat
bayi (sekitar 3-4 kg), plasenta (1-1.5 kg), cairan amnion (1-1.5 kg), jaringan
payudara (1-1.5 kg), suplai darah (2 kg), cadangan lemak untuk melahirkan dan
laktasi (2.5-4.5 kg), dan uterus yang membesar (1-2.5 kg) [9].
Selama kehamilan ada beberapa kelompok makanan yang pengkonsumsiannya
membutuhkan perhatian lebih, yaitu protein (75-100 g/hari), kalsium (sekitar 1000
mg/hari), zat besi (27 mg/hari), asam folat (0.6-0.8 mg/hari), vitamin C (85 mg/hari)
[10]
.
Kelompok Makanan
Protein

Kalsium
Zat Besi
Asam Folat
Vitamin C

Fungsi
Pertumbuhan jaringan janin (termasuk
otak), membantu pertumbuhan jaringan
payudara dan uterus selama kehamilan,
menaikan suplai darah.
Regulasi cairan ibu, pertumbuhan tulang
dan gigi bayi.
Menambah volume darah dan mencegah
anemia pada ibu.
Mengurangi resiko neural tube defects,
termasuk spina bifida.
Penyembuhan luka, perkembangan

tulang dan gigi, serta membantu proses


metabolism.
Selain itu juga ada beberapa makanan yang harus dihindari selama kehamilan
seperti misalnya keju lunak, hati dan produk hati, alkohol, makanan mentah, serta
membatasi konsumsi kafein[11].

1. Gadsby R, Barnie-Adshead AM, Jagger C. A prospective study of nausea

and vomiting during pregnancy. Br J Gen Pract. 1993;43:2458.


2. Goodwin TM. Hyperemesis gravidarum. Obstet Gynecol Clin North Am. Sep

2008;35(3):401-17, viii.
3. Ogunyemi, Dotun A.2011. Hyperemesis Gravidarum (On-line).

http://emedicine.medscape.com/article/254751-overview#a0104 . Diakses: 30
November 2012.
4. Ogunyemi, Dotun A.2011. Hyperemesis Gravidarum (On-line).
http://emedicine.medscape.com/article/254751-clinical. Diakses: 30
November 2012.
5. Fell DB, Dodds L, Joseph KS, et al. Risk factors for hyperemesis gravidarum
requiring hospital admission during pregnancy. Obstet Gynecol. Feb
2006;107(2 Pt 1):277-84.
6. Ogunyemi, Dotun A.2011. Hyperemesis Gravidarum (On-line).
http://emedicine.medscape.com/article/254751-workup. Diakses: 30
November 2012.
7. Barasi EM (2003). Human Nutrition - A Health Perspective. London:
Arnold. ISBN 0-340-81025-4.
8. Blount, Darynee (2005). Growing a Baby: Diet and Nutrition in
Pregnancy. The Birthkit, Issue 46.
9. Nihira, Mikio A. 2012. Pregnancy and Weight Gain (On-line).
http://www.webmd.com/baby/guide/healthy-weight-gain. Diakses: 30
November 2012.
10. Haas, Amy V. (1995). Nutrition During Pregnancy. Having a Baby Today, Issue
5.
11. Nelson SM, Matthews P, Poston L (2010). "Maternal metabolism and obesity:
modifiable determinants of pregnancy outcome". Hum. Reprod.
Update 16 (3): 25575.

You might also like