You are on page 1of 11

ANALISA TEKNIK KEBUTUHAN ALAT MUAT DAN ANGKUT

PADA PENAMBANGAN BATUBARA


DI SANGA COAL PROJECT

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Disusun sebagai salah satu syarat dalam melaksanakan
Skripsi pada Jurusan Teknik Pertambangan

Oleh :
RINA INDRIANI MUSLIMIN
112040058

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2008

A. JUDUL

ANALISA TEKNIK KEBUTUHAN ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA


PENAMBANGAN BATUBARA DI SANGA COAL PROJECT
B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Pada kegiatan penambangan keberadaan akan alat mekanis sangat dibutuhkan guna
menunjang keberhasilan penambangan itu sendiri disamping meningkatkan efisiensi dan
produktivitas. Walaupun demikian dalam penggunaan perlu dilakukan perhitungan secara
tepat, agar kemampuan alat dapat digunakan secara optimal serta mempunyai tingkat
efisiensi yang tinggi.
Sehubungan dengan hal tesebut, maka sekiranya perlu diadakan analisa teknik
terhadap kebutuhan alat muat dan angkut pada penambangan batubara di SANGA COAL
PROJECT. Hal ini dikarenakan berdasarkan kenyataan yang ada dilapangan masih sering
terjadinya tidak keserasian kerja antara alat muat dan alat angkut, dimana alat muat kerja
secara terus menerus sedang alat angkut ada yang antri dalam waktu yang cukup lama
untuk menunggu giliran pemuatan.
Masalah yang dihadapi pada saat sekarang bagaimana mengupayakan agar
penggunaan alat muat dan angkut dapat diserasikan, sehingga penggunaannya dapat di
optimalkan dengan mendasarkan pada jam operasi yang tersedia saat sekarang
C. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui kebutuhan alat muat dan angkut yang akan digunakan untuk
mencapai target yang diinginkan, mencari kombinasi dan berikut cara kerja alat tersebut baik
pemuatan maupun pengangkutan, sehingga dapat diketahui sejauh mana efisiensi operasi
tambang tersebut.
D. PERUMUSAN MASALAH
1. Mengetahui kebutuhan alat muat dan angkut yang digunakan pada operasi penambangan
dengan memperhatikan hal-hal yang berpengaruh terhadap kebutuhan peralatan, yaitu
kondisi lapangan, sifat material, iklim dan cuaca .
2. Mengombinasikan penggunaan alat muat dan angkut, yaitu untuk mencapai keserasian
kerja alat yang sangat ditentukan oleh pemilihan alat yang akan digunakan.
E. PENYELESAIAN MASALAH
I. Dasar Teori
Langkah-langkah dalam pemilihan alat-alat mekanis adalah :

1.

Analisa tempat kerja


Medan kerja sangat berpengaruh sekali, karena apabila medan kerja buruk akan

mengakibatkan peralatan mekanis sulit untuk dapat dioperasikan secara optimal. Kondisi
suatu medan kerja tercipta oleh keadaan alam dan jenis material yang ada didalamnya
seperti ketinggian tempat kerja serta sifat fisik dari material itu sendiri. Sifat fisik material
berpengaruh besar terhadap pengoperasian alat-alat, terutama dalam menentukan jenis
alat yang akan digunakan dan taksiran kapasitas produksinya serta perhitungan volume
pekerjaan. Beberapa sifat fisik material yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
peralatan adalah :
a.

Pengembangan dan penyusutan ( swell factor )


Pengembangan dan penyusutan material adalah perubahan yang berupa penambahan

atau pengurangan volume material, apabila material tersebut diganggu dari bentuk aslinya
( digali, diangkut atau dipadatkan ). Untuk menghitung swell faktor digunakan rumus 6)
- swell factor ( faktor pengembangan )
V insitu
SF =

x 100%
V loose

- shringkage factor (faktor penyusutan )


V compt
Sh = ( 1 -

) x 100%
V loose

keterangan :

b.

V insitu

= volume material dalam keadaan asli ( BCM )

V loose

= volume material dalam keadaan lepas ( LCM )

V compt

= volume material dalam keadaan padat (CCM)

Berat material
Berat adalah suatu sifat yang dimiliki oleh setiap material. Kemampuan alat mekanis

untuk melakukan pekerjaan seperti mendorong, mengangkat, menarik, mengangkut dan


lainnya sangat dipengaruhi oleh berat material tersebut. Pada umumnya setiap alat berat
mempunyai batasan kapasitas, volume tertentu. Berat material akan berpengaruh
trerhadap volume yang diangkat/didorong dan biasanya dihitung dalam keadaan asli atau
lepas.
c.

Bentuk material

Bentuk material ini didasarkan pada ukuran butir material, yang akan mempengaruhi
susunan butir-butir material dalam suatu satu kesatuan volume dan tempat. Material yang
kondisi butirnya halus dan seragam kemungkinan isinya sama dengan ruang yang
ditempati, sedangkan material yang berbutir kasar dan berbongkah-bongkah akan lebih
kecil dari nilai ruangan yang ditempati, hal tersebut terjadi karena material ini akan
membentuk rongga-rongga udara yang akan memakan sebagian dari ruangan tersebut.
Ukuran butir disini akan berpengaruh dalam pengisian bucket.
d.

Kohesivitas material
Kohesivitas material adalah daya lekat atau kemampuan saling mengikat diantara

butir-butir material itu sendiri. Material dengan kohesivitas tinggi akan mudah
menggunung. Jadi apabila material ini berada pada suatrutempat, akan munjung. Volume
material yang menempati ruangan ini akan ada kemungkinan bisa melebihi volume
ruangan. Kohesivitas ini berhubungan dengan daya dukung tanah, dimana semakin tinggi
kohesivtas semakin tinggi pula daya dukung tanah.
e.

Kekerasan material
Material yang keras akan lebih sukar untuk dikoyak, digali atau dikupas oleh alat

mekanis. Hal ini akan menurunkan produktivitas alat. Material yang umumnya keras
adalah batu-batuan (beku, sedimen atau metamorf )
f.

Daya dukung tanah


Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk mendukung alat yang berada

diatasnya. Apabila suatu alat berada diatas tanah, maka alat tersebut akan memberikan
Ground Pressure, sedangkan perlawanan yang akan diberikan tanah adalah Daya
Dukung. Jika daya dukung relatif lebih kecil maka alat tersebut akan terbenam. Daya
dukung tanah dapat dirumuskan sebagai berikut 8) :
q = c Nc + DNq + 1/2 BN
keterangan :
q = daya dukung keseimbangan
B = lebar jejak ban luar alat
D = dalamnya jejak ban terhadap tanah

= berat isi tanah

c = kohesi
g.

Keadaan jalan angkut


Pemilihan alat-alat mekanis untuk transportasi sangat ditentukan oleh jarak yang

dilalui. Fungsi jalan adalah untuk menunjang operasi tambang terutama dalam kegiatan

pengangkutan. Secara geometri yang perlu diperhatikan dan dipenuhi dalam penggunaan
jalan angkut7) :
-

Lebar jalan angkut


Lebar jalan angkut minimum yang dipakai sebagai jalur ganda atau lebih menurut

Aasho Manual Rural High-Way pada jalan lurus adalah :


L(m) = n . Wt + (n + 1)(1/2 . Wt)
keterangan:
L(m) = lebar minimum jalan angkut ,m
n

= jumlah jalur

W(t) = lebar alat angkut, m


-

Lebar jalan angkut pada belokan


Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar dari pada jalur lurus. Untuk

jalur ganda, lebar minimum pada tikungan dihitung dengan mendasarkan pada :
i. Lebar jejak ban
Lebar juntai atau tonjolan alat angkut bagian depan dan belakang saat
membelok.
W = 2 ( U + Fa + Fb + Z ) + C
U + Fa + Fb
Z =
2
keterangan :
W

= lebar jalan angkut pada tikungan, m

= jarak jejak roda, m

Fa

= lebar juntai depan, m

Fb

= lebar juntai belakang, m

= lebar bagian tepi jalan, m

= total lateral clearance, m

ii. Jari-jari tikungan


Jari-jari tikungan jalan angkut berhubungan dengan konstruksi kendaraan atau
alat angkut yang digunakan, dimana jari-jari lingkaran yang dijalani oleh roda
belakang dan roda depan berpotongan di pusat C dengan sudut sama terhadap
sudut penyimpangan roda depan.
W
R=
Sin
keterangan:

h.

= jari-jari tikungan jalan angkut, m

= jarak antara poros depan dan belakang, m

= sudut penyimpangan roda depan (derajat )

Curah hujan dan waktu yang tersedia


Dalam memilih alat-alat mekanis harus diperhatikan pula adalah iklim dan curah

hujan, hal ini perlu untuk mengetahui sampai batasan mana landasan kerja bila terkena air
hujan akan rusak atau tidak, dan untuk mengetahui jumlah hari kerja yang benar-benar
tersedia didaerah bersangkutan.
2.

Penambangan
Penambangan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi yang ada, misalnya

letak endapan andesit, lebar jenjang, tinggi jenjang.


3.

Jenis alat dan sistem kerja yang digunakan


Sistem kerja dan jenis alat yang digunakan disesuaikan dengan kondisi kerja yang

ada, karena jika tidak sesuai akan menyebabkan berkurangnya produktivitas.


4.

Memeperkirakan kapasitas produksi alat muat dan angkut

a.

Kemampuan ideal
-

Alat muat ( Excavator Back Hoe )


Qi = ( 60/Ct ) x Cm x F , BCM/ jam

Alat angkut ( Dump truck )


Qi = ( 60/Ct ) x Cb x F , BCM
keterangan:
Qi = kemampuan ideal
Cb = kapasitas bilah
Ct = waktu edar, menit
Cm= kapasitas mangkuk
F = faktor pengembangan
b. Kemampuan nyata
- Alat muat ( Excavator Back Hoe )
Qi = ( 60/Ct ) x Cm x F x Eu , BCM/jam
- Alat angkut ( Dump truck )
Qi = ( 60/Ct ) x Cb x F x Eu , BCM/jam
dimana :
Qi = kemampuan nyata

Cb = kapasitas bilah
Ct = waktu edar, menit
Cm= kapasitas mangkuk
F = faktor pengembangan
Eu = penggunaan efektif
5. Estimasi jumlah alat yang diperlukan
Untuk dapat mengestimasikan jumlah alat yang diperlukan, maka harus diketahui
terlebih dahulu :
a. volume pekerjaan, dinyatakan dalam m3/ton
b. waktu penyelesaian pekerjaan, dinyatakan dalam jam kerja
c. taksiran kapasitas produksi alat yang digunakan, dinyatakan dalam m3/jam atau
ton/jam.
Dari ketiga data tersebut maka dapat dihitung jumlah alat yang diperlukan, dengan
memasukkan kepersamaan 5) :
Vp / Wp
N =

TVp
atau

Kp

N=
Kp

dimana :
Vp = volume pekerjaan
Wp = waktu penyelesaian
Tvp = target volume pekerjaan ( Tvp = Vp/Wp )
Kp = kapasitas produksi alat
6. Keserasian kerja alat muat dan alat angkut
Untuk menilai keserasian kerja alat muat dan alat angkut digunakan

dengan

menggunakan Mitch Factor yang dirumuskan :


n H x Lt
MF =
nL x cH
dimana :
nH

= jumlah alat angkut

Lt = waktu yang diperlukan alat muat untuk mengisi alat angkut sampai penuh.
nL

= jumlah alat muat

cH

= waktu edar alat angkut diluar waktu tunggu

Adapun cara menilainya adalah :


- MF < 1 , artinya alat muat bekerja kurang dari 100%, sedang alat angkut bekerja
100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat muat karena menunggu alat
angkut yang belum datang.
- MF = 1 , artinya alat muat dan angkut bekerja 100%, sehigga tidak terjadi waktu
tunggu dari kedua jenis alat tersebut.
- MF > 1 , artinya alat muat bekerja 100%, sedangkan alat angkut bekerja kurang
dari 100%, sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat angkut
II. Pencatatan Data
Dalam pencatatan data disini meliputi antara lain :
a. Data lokasi /daerah penambangan
- iklim dan curah hujan
- litologi dan stratigrafi
- kondisi medan kerja
- jumlah hari kerja dan jam kerja
b. Data untuk perhitungan
- waktu penyelesaian pekerjaan
- volume gamping yang digali
- spesifikasi alat
- kapasitas produksi alat
- target produksi
c. Data pendukung
Data-data yang dapat mendukung data-data lapangan guna menganalisa permasalahan
yang ada untuk mencari alternatif penyelesaian masalah. Data pendukung dapat
diambil antara lain dari laporan eksplorasi, brosur-brosur dari perusahaan, data dari
instansi terkait dan dari literatur-literatur.
d. Analisa data
Data-data yang telah diperoleh selanjutnya diolah/diterapkan dengan menggunakan
rumus-rumus, tabel, grafik .
F. METODOLOGI PENELITIAN
1. Studi literatur
Studi literatur dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang, yang
diperoleh dari :
- instansi terkait

- perpustakaan
- brosur-brosur
- peta, grafik, tabel dan spesifikasi alat
2. Pengamatan dilapangan
Dilakukan dengan melakukan peninjauan lapangan untuk melakukan pengamatan
langsung terhadap topografi daerah, vegetasi dan cuaca yang akan diambil datanya.
3. Pengambilan data
Data yang diambil harus akurat dan relevan dengan permasalahan yang ada.Cara
pengambilan data dilakukan dengan pengamatan langsung dilapangan dan juga data-data
yang diambil dari literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang ada.
4. Pengelompokan data
Pengelompokan data bertujuan untuk :
- menggumpulkan data dan mengelompokkannya agar penganalisaan lebih mudah.
- mengetahui keakuratan data sehingga kerja menjadi efisien
- mengolah nilai karakteristik data-data yang mewakili obyek pengamatan
5. Pengolahan data
Dilakukan dengan melakukan beberapa perhitungan dan penggambaran, selanjutnya
disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau rangkaian perhitungan pada penyelesaian dalam
suatu proses tertentu.
6. Analisa hasil pengolahan data
Dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh kesimpulan sementara. Selanjutnya
kesimpulan sementara ini akan diolah lebih lanjut pada bagian pembahasan.
7. Kesimpulan
Diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan dengan permasalahan yang
diteliti. Kesimpulan ini merupakan hasil akhir dari semua masalah yang dibahas.
G. RENCANA DAFTAR PUSTAKA
1. Drevdahal Jr., ER, Profitable Use of Excavation Equipment , Technical
Publication, Desert Laboratories Inc., Tueson Arizona, 1961.
2. Yanto Indonesianto, Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik Pertambangan ,
UPN, Yogyakarta, 2006.
4. Rochmanhadi, Ir., Alat-alat Berat dan Penggunaannya, Cetakan IV, badan Penerbit
Pekerjaan Umum, Jakarta, 1992.

5. Suyono, Beberapa Geometri Penting Yang Akan Mempengaruhi Keadaan Jalan


Angkut pada Tambang Terbuka, BTM No.79, Edisi November, 1993.
H. JADWAL KEGIATAN
No

Waktu Kegiatan

1.
2.
3.
4.
5.

Studi literatur
Pengamatan
Pengambilan data
Pengolahan data
Penyusunan draft

Maret
3 4
X
X

April
1 2 3 4

Mei
2

X X X X
X X
X

X
X

X
X

I. RENCANA DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
I. PENDAHULUAN
II. TINJAUAN UMUM
A. Lokasi
B. Topografi, Geografi dan Curah Hujan
C. Kegiatan Penambangan
D. Sasaran Produksi
III. DASAR TEORI
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan Alat Muat dan Angkut
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi Alat
C. Pemilihan dan Perhitungan Alat Muat dan Angkut
IV. PEMBAHASAN
A. Analisa Kesediaan Alat Muat
B. Analisa Kesediaan Alat Angkut
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

You might also like