You are on page 1of 9

PATHWAY FRAKTUR PANGGUL

Diagnosis Keperawatan
Masalah keperawtan yang muncul pada klien trauma panggul adalah sebagai berikut .
1. Nyeri yang berhubungan dengan pergerakan fragmen tulang panggul,cedera neuromuscular,dan
reflex spasme otot sekunder.
2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan mualmuntah dan peningkatan kebutuuhan metabolism.
3. Risiko tinggi trauma yang berhubungan dengan penurunan kesadaran dan hambatan mobilitas
fisik.
4. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kerusakan neuromuscular.
5. Gangguan eliminasi urine yang berhubungan dengan trauma pada kandung kemih dan ureter.

Rencana dan implementasi

Nyeri yang berhubungan dengan pergerakan fragmen tulang panggul, cedera neuromuscular,
dan reflex spasme oto sekunder.
Tujuan Perawatan : Nyeri Berkurang, hilang, atau teratasi.
Kriteria hasil
: Secara subjektif, klien melaporkan nyeri berkurang atau dapat diatasi,
mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau mengurangi nyeri,klien tidak gelisah, skala nyeri 01 atau teratasi.
Intervensi
MANDIRI
1. Kaji nyeri dengan skala 0 - 4
2. Atur posisi imoblisasi pada panggul
dengan pemasangan crossover pelvic
sling.
3. Bantu klien dalam mengidentifikasi factor
pencetus.
4. Jelaskan dan bantu klien terkait dengan
tindakan pereda nyeri nonfarmakologi
dan noinvasif.
5. Ajarkan relaksasi :
Teknik-teknik mengurangi ketengan oto
rangka yang dapat mengurangi intensitas
nyeri. tingkatkan relaksasi masase.
6. Ajarkan metode distraksi selama nyeri
akut.

Rasional
1. Nyeri merupakan respons subjektif yang
dapat dikaji dengan menggunakan skala
nyeri. Klien melaporkan nyeri biasanya di
atas tingkat cedera.
2. Imobilisai
yang
adekuat
dapat
mengurangi pergerakan fragment tulang
yang menjadi unsur utama penyebab
nyeri pada daerah panggul. Pemasangan
crossover
pelvic
sling
dengan
peimbangan berat yang sesaui dan
merotasi pelvis dengan membelah dua
secara anterior dan medial, kemudia
ditarik
bersama-sama
pemeliharaan
reduksi ini berkisar Antara 3-4 minggu.
3. Nyeri
dipengaruhi
oleh
kecemasan,ketengan
,suhu,distensi
kandung kemihj, dan berbaring lama.
4. Pendekatan
dengan
menggunakan
relaksasi dan nonfarmakologi lainnya
efektif dalam mengurangi nyeri.
5. Teknik ini akan melancarkan peredaran
darah sehingga kebutuhan o2 pada
jaringan terpenuhi dan nyeri berkurang.
6. Mengalihkan perhatian klie terrasa nyeri
ke hall yang menyenangkan.

Hambatan mobilitas fisik yang berhubngan denan kerusakan neuromuscular,nyeri sekunder


alobat pergerakan fragmen tulang.
Tujuan Perawatan : klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai kemampuannya.
Kriteria hasil
: klien dapat ikut serta dalam program latihan, tidak mengalami kontraktur sendi,
kekuatan oto bertambah, dank lien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas.

Intervensi
MANDIRI
1. Kaji mobilitas yang ada dan observasi
adanya peningkatan kerusakan. Kaji
secara teratur fungsi motoric.
2. Ubah posisi klien setiap dua jam.
3. Ajarkan klien melakukan latihan gerak
aktif pada ekstremitas yang tidak sakit.
4. Lakukam gerak pasif pada ekstremitas
yang sakit.

Rasional
1. Mengetahui tingkat kemampuan klien
dalam melakukan aktivitas.
2. Mengurangi risiko terjadi iskemia
jaringan akibat sirkulasi darah yang jelek
pada daerah yang tertekan.
3. Gerakan aktif memberikan massa, tonus,
dan kekuatan oto, serta memperbaiki
fungsi jantung dan pernapasan.
4. Otot volunteer akan kehilangan tonus dan
keuatannnya bila tidak dilatih untuk
digerakkan.

Risiko tinggi trauma yang berhubungan dengan penurunan kesadaran dan hambatan mobilitas
fisik.
Tujuan Perawatan : Risiko trauma tidak terjadi.
Kriteria hasil
: klien mau berpartisipasi dalam pencegahan trauma.
Intervensi
MANDIRI
1. Pertahankan tirah baring dan imobilisasi
sesaui indikasi.
2. Gunakan bantal air atau pengganjang
yang lunak dibawah daerah panggul.
3. Evaluasi tanda/geja;a perluasan cedera
jaringan ) peradangan local/sistemik,
seperti peningkatan nyheri,edema, dan
demam).

Rasional
1. Meninimalkan rangsang nyeri akibat
gesekan Antara fragmen tulang dengan
jaringan lunak di sekitarnya .
2. Menghindari tekanan yang berlebihan di
daerha panggul.
3. Menilai perkembangan maslah klien.

Risiko gangguan eliminasi urine yang berhubngan dengan trauma pada kandung kemih dan
ureter.
Tujuan Perawatan : pola eliminasi urine kembali pada tahap yang paling optimal.
Kriteria hasil
: produksi urine 50 cc/jam, keluhan elimansi urine tidak ada.
Intervensi
1. Kaji pola berkemih dan catat produksi
urine setiap enam jam.
2. Palpasi kemungkinan adanya distensi
kandung kemih.
3. Anjurkan klien untuk minum 2.000
cc/hari.
4. Apabila tidak ada rupture uretra atau
kerusakan pada alat, lakukan pemasnagan
katete dower.

Rasional
1. Mengtahui fungsi ginjal.
2. Menilai perubahan akibat inkontinesia
urine.
3. Membantu memperthankan fungsi ginjal.
4. Kontraindikasi pemasangan kateter pada
klien trauma. Panggul adalah rupture
uretra. Apabila tidak ada kontraindikasi,
pemasangan
kateter
dower
dapat
membantu peroses pengluaran urine.

PATWAY FAKTUR FEMUR

Diagnosis Keperawatan
Masalah keperawatan utama pada fraktur femur, baik fraktur terbuka maupun tertutup adalh sebagi
berikut.
1.
2.
3.
4.

Nyeri
Hambatan mobilitas fisik.
Deficit perawatan diri
Risiko tinggi trauma

RENCANA dan IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nyeri akut yang berhubungan dengan pergerakan fragmen tulang, kompresi saraf, cedera
neuromuscular, trauma jaringan dan relfeks spasme oto sekunder.
Tujuan Perawatan : nyeri berkurang, hilang, atau teratasi.
Kriteria hasil
: secara subjektif, klien melaporkan nyeri berkurangan atau dapat diatasi,
mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau mengurangi nyeri. Klien tidak gelisah, skala nyeri
0-1 atai teratasi.
Intervensi
Rasional
MANDIRI
1. Kaji nyeri dengan skala 0-4.
1. Nyeri merupakan respons subjektif yang
2. Atur posisi imobilisai pada paha.
dapat dikaji dengan menggunakan skala
3. Bantu klien dalam mengidentifikasi fakotr
nyeri. Klien melaporkan nyeri baisanya di
pencetus.
atas tingkat cedera.
4. Jelaskan dan bantu terkait dengan
2. Imobilisasi
yang
adekut
dapat
tindakan pereda nyeri nonfarmakologi
mengurangi pergerakan fragemn tulang
dan noninvasive.
yang menjadi unser utama penyebab nyeri
pada daerah paha.
3. Nyeri
diperrngaruhi
oleh
kecemasan,ketengan,suhu,
distensi
kandung kemih dan berbaring lama.
4. Pedenkatan dengan mengguankan relaksi
dan nonfarmakollogi lainnya efektif
dalam mengurangi nyeri.
Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan diskontinutas jaringa tulang, nyeri
sekunder akbiat fpergerakan fragmen tulang , dan pemasangan traksi.
Tujuan Perawatan : klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya.
Kriteria hasil
: klien dapat ikut seta dalam program laithan, tidak mengalami kontraktur sendi,
keutatan oto bertambah, dank lien menungkkan tindakan untuk ,meningkatkan mobilitas..
Intervensi
Rasional

MANDIRI
1. Kaji mobilitas yang ada dan observasi
adana peningkatan kerusak, kaji secara
teratur fungsi motoric.
2. Atur posisi imobolisasi pada paha.
3. Ajarkan klien melakukan latihan gerak
aktif pada eksremitas yang tidak sakit.
4. Bantu klien melakukan latihan ROM dan
peratan diri sesuai toleransi.

1. Mengetahui ingkat kemampuan klien


dalam melakukan aktivitas.
2. Imobilisai
yang
adekuat
dapat
mengurangi pergerakan framgen tulang
yang menjadi usner utama penyebab nyeri
pada paha.
3. Gerakan aktif memberikan massa, tonus,
dan kekuatan otot, serta memeperbaikai
fungsi jantung dan pernapasan.
4. Untuk mepertahankan fleksibilitas snedi
sesaui kemampuan.

Deficit perawatan diri yang berhubungan dengan kelemahan neuromuscular dan penurunan
kekuatan paha.
Tujuan Perawatan : perawatam diri klien dapat terpenuhi.
Kriteria hasil
: klien dapat menunjukan perubahn gaya hidup untuk kebutuhan merawt idri,
mampu mekakukan aktivitas perawtan diri sesaui dengan tingkat kemapuan, dan mengidentifikasi
individu/masyarakat yagn dapt membantu.
Intervensi
Rasional
1. Kaji kemampuan dan tingkat penurunan
1. Membantu dalam mengantisipasi dan
dalam skala 0-4 untuk melakukan
merencanakan
pertemuan
untuk
aktivitas hidup sehari-hari.
ekbutuhan individual.
2. Hindari apa yang tidak dapt dilakukan
2. Hal ini dilakukan untuk mencegah frustasi
klien dan bantu bila perlu.
dan menjaga hjarga diri klien.
3. Ajak klien untuk berpikir positif terhadap
3. Klien memerlukan empati, perawat perlu
kelembahan yang dimiliknya. Berika
mengetahui perawtan yang konsisten
klien motivasi dan izinkan klien
dalam menangai klien intervensi tersebut
melakukan tugas, dan berika umpan balik
dapat
meningkatkan
harga
diri,
positif atas usahanya.
memandirikan klien , dan mengajurkan
4. Rencanakan tindakan untuk mengurangi
klien untuk terus memcoba.
pergerakan pada sisi paha yang sakit,
4. Klien akan lebih mudah mengamiubl
seperti tempatka makan dan peralatan
peralatan uang diperlukan karena leibh
dengan klien.
dekat dengan lengan yang sehat.
5. Identifikasi kebiasa BAB . Anjurkan
5. Meningkatkan latihan dapat membantu
minum dan meningkatkan latihan.
mencegah konstipasi.

Risiko tinggi tauma yang berhubungan dengan hambatan mobilitas fisik dan pemasangan traksi.
Tujuan Perawatan : risiko trauma tidak terjadi.
Kriteria hasil
: klien mau berpartisipasi dalam pencegatahn trauma. Traksi dapt efektif
dilaksanakan.
Intervensi
Rasional

MANDIRI
1. Pertahankan imobilisasi pada daerah
paha.
2. Bila terpasang bebat, sokong fraktur
dengan bantal atau gulungan selimut
untuk mepertahankan posisi yang nertal.
3. Pantau traksi :
Keadaan kontratraksi.

1.

Meminimlakan rangsa nyeri akbiat


gesekan antgara fragemn tulang dengan
jaringan lunak di sekitarnya.
2. Mencegah perubah posisi dengan tetap
mempertahankan
kenyamanan
dan
keamanan.
3. Kontratraksi harus dipertahankan agar
taksi tetap efektif. Umunya,berat badan
klien dan pengaturan posisi tempat tidur
mampui memberikan kontraksi.

You might also like