You are on page 1of 10

KLASIFIKASI TERBARU IRRITABLE BOWEL DISEASE

DAN PENATALAKSANAANNYA
Bastomi Edwin Raharjo
2010 C

KLASIFIKASI
Irritable Bowel Syndrome (IBS) adalah kelainan

kompleks dari saluran pencernaan bagian


bawah, ditandai dengan: Nyeri perut Distensi
abdomen atau kembung Gangguan pola
defekasi (diare atau konstipasi) Tanpa adanya
gangguan organik. IBS dapat dicetuskan
maupun diperburuk oleh stres emosional
maupun makanan tertentu. IBS cukup sering
ditemui dalam masyarakat, tetapi penyakit ini
masih belum banyak dikenal.
IBS dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1.IBS predominan nyeri perut


Nyeri di fosa iliaca, tidak dapat dengan tegas

menunjukkan lokasi nyeri.


Nyeri dirasakan lebih dari 6 bulan.
Nyeri hilang setelah defekasi.
Nyeri meningkat jika stress dan selama
menstruasi.
Nyeri dirasakan persisten jika kambuh terasa
lebih berat.

2. IBS predominan diare (IBS-D)


Diare sering di psgi hsri dan disertai dengan

urgensi
Biasanya disertai rasa sakit dan hilang
setelah defekasi
3. IBS predominan konstipasi (IBS-C)
Terutama pada wanita
Biasanya feses disertai lendir tanpa darah

4.IBS alternating pattern (IBS-A)


Pola defekasi yang berubah-ubah
Beberapa kali defekasi di pagi hari, biasanya

feses keras
Feses menjadi cair pada sore hari.

PENATALAKSANAAN
Terapi Non Farmakologis
Diet Pasien IBS tipe konstipasi disarankan diet
tinggi serat , konsumsi air dan aktifitas olahraga
rutin . Pasien IBS tipe diare disarankan
mengurangi konsumsi serat . Beberapa
makanan dan minuman yang disarankan
dihindari antara lain gandum , susu , kafein ,
bawang , coklat , beberapa sayur-sayuran , dan
makanan yang mengandung lactose. Setelah
keluhan menghilang,makanan dapat dicoba
dikonsumsi lagi setelah 3 bulan dengan jumlah
yang diberikan secara bertahap .

Psikoterapi :
Psikoterapi diantaranya cognitive-behavioral
therapy (CBT), interpersonal psychotherapy,
dan manajemen relaksasi atau stress.
Psikoterapi dapat mengurangi kecemasan dan
gejala-gejala IBS, terutama nyeri dan diare.
Dilakukan dengan menjelaskan penyakit IBS
dan meyakinkan bahwa IBS dapat diobati
serta tidak membahayakan kehidupan
Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan
penunjang untuk menyingkirkan penyakit
organik harus disampaikan untuk meyakinkan
pasien akan kesembuhan penyakitnya

Terapi Farmakologis
Konstipasi (sembelit) :
Sembelit disebabkan lambatnya kontraksi
usus, Pemberian tegaserod dapat
meningkatkan kontraksi usus halus , sehingga
mempercepat waktu transit makanan di usus
halus dan waktu transit feces di kolon
Tegaserod menghalangi reseptor 5-HT4,
mencegah serotonin mengikat padanya ,
sehingga meningkatkan kontraksi dari otototot usus . Tegaserod diberikan dengan dosis
2x6 mg selama 10-12 minggu .

Diare :
Obat yang paling sering digunakan adalah
loperamid Loperamide 30% lebih efektif
daripada suatu placebo dalam memperbaiki
gejala pada pasien IBS tipe diare Loperamide
bekerja dengan menghalangi
(memperlambat) kontraksi-kontraksi dari otototot usus kecil dan usus besar Dosis
loperamid adalah 2x 16 mg sehari

Nyeri Perut :
Obat yang sering digunakan untuk
menghilangkan nyeri perut pada pasien IBS
adalah suatu kelompok dari obat-obat yang
disebut smooth-muscle relaxants Obat-obat
smooth muscle relaxant mengurangi
kekuatan kontraksi dari smooth muscles
namun tidak mempengaruhi kontraksi otototot dari tipe lain. Smooth muscle relaxants
yang umum digunakan dan sudah beredar di
Indonesia antara lain, mebeverine 3 x 135
mg, hiosin N- butilbromida 3 x 10 mg, alverine
3 x 30 mg, Chlordiazepoksid 5 mg/ klidnium
2,5 mg 3 x1 tablet.

You might also like