Professional Documents
Culture Documents
cairan pada fase syok yang akan sangat menentukan kondisi maupun tindakan
selanjutnya ( Yefta Moenadjat, 2001 ).
Syok hipovolemik pada fase akut menyebabkan hipoksi jaringan yang
berlanjut dengan kegagalan fungsi organ organ penting, seperti ginjal, paru, otak, hepar,
dan jantung. Kondisi hipoksi ini, menginduksi terjadinya proses respons inflamasi
sistemik ( Systemic inflammatory response syndrome ) dan berakhir dengan kematian;
yang selalu diduga sebagai sepsis.
20 tahun yang lalu, orang dewasa yang mengalami 50% luka bakar,
mempunyai kesempatan untuk bertahan hidup kurang dari 50%. Pada saat ini, orang
dewasa dengan luka bakar seluas 75%, mempunyai kesempatan untuk hidup 50% dan ini
bukan hal yang luar biasa, jika pasien mendapatkan perawatan yang serius di unit
perawatan khusus luka bakar ( Feller & Jones, 1987 dalam Christantie Effendi, 1999 ).
LUKA BAKAR
Pengertian
Luka baker adalah kerusakan jaringan tubuh / cedera traumatic yang disebabkan
kontak dengan sumber panas ( Api, cairan panas, bahan kimia, listrik dan radiasi ).
Fase Luka Bakar
1. Fase Awal / Akut / Shock
Pada fase ini, terjadi gangguan saluran nafas karena adanya cedera inhalasi dan
gangguan sirkulasi yang mengakibatkan gangguan keseimbangan sirkulasi
cairan dan elektrolit akibat cedera termis yang bersifat sistemik.
2. Fase Setelah Shock Berakhir / Diatasi / Subakut
Luka terbuka akibat kerusakan jaringan ( kulit dan jaringan dibawahnya )
menimbulkan masalah, antara lain :
a) Proses inflamasi
Luka Bakar ( LB ) lebih hebat disertai eksudasi dan kebocoran protein.
Reaksi inflamasi local, kemudian berkembang menjadi reaksi sistemik
dengan dilepasnya zat zat yang berhubungan dengan proses imonologik,
yaitu kompleks lipoprotein yang menginduksi respons inflamasi sistemik.
b) Infeksi yang dapat menimbulkan sepsis.
c) Proses penguapan cairan tubuh disertai panas / energi ( evaporative heat loss
) yang menyebabkan perubahan dan gangguan proses metabolisme.
3. Fase Lanjut
Berlangsung setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi maturasi.
Permasalahan yang terjadi adalah timbulnya penyulit dari LB berupa parut
hipertropik, kontraktur dan deformitas lain yang terjadi karena kerapuhan
jaringan atau organ organ strukturil.
LUKA BAKAR
Patofisiologi Luka Bakar ( HudakMAYOR
& Gallo : Critical Care Nursing : A Holistic
Approach )
Sel darah
Merah
Laju metabolisme
Glukoneogenesis
Anemia
Glukogenolisis
Kebutuhan O2
Aldosteron
Sekresi
Adrenal
Faktor Depresan
Miokard
Pelepasan Katekolamin
Aliran
Ginjal
Vasokonstriksi
Aliran ke Limpa
Retensi Na+
LFG
Gagal Ginjal
Kehilangan
H2O
Insufisiensi
Miokard
Hipovolemia
Curah Jantung
Asidosis
Hipoksia Hepatik
Gagal Hepar
Kehilangan K+
PATOFISIOLOGI
KOMPLIKASI LB
Curling Ulcer, GGA, sepsis, pneumonia, dekubitus, deformitas, kontraktur dan hipertropi
Jaringan parut.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
A. ANAMNESE
1. Riwayat trauma/terpapar sumber panas (api, cairan panas,zat kimia,listrik dan
radiasi)
2. Riwayat terkurung dalam ruang tertutup
3. Riwayat terpapar suatu ledakan
4. Riwayat terjatuh dari ketinggian tertentu setelah terpapar pada sumber panas
misalnya : fraktur pada ekstremitas
5. Riwayat medis, penting untuk menentukan apakah pasien mempunyai penyakit
yang dapat melemahkan kemampuan untuk mengatasi perpindahan cairan dan
melawan infeksi (missal : DM, gagal jantung kongestif, sirosis) atau masalahmasalah ginjal,pernafasan dan gastrointestinal.
6. Usia pasien, orang yang usianya lebih muda dari 2 tahun atau kurang dari 4 tahun
(0 1 tahun) dan lebih tua dari 60 tahun mempunyai angka mortalitas yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kelompok usia lainnya dengan keparahan LB yang
sama. Usia kurang dari 2 tahun lebih mudah terkena infeksi karena respons imun
imatur,sedangkan usia diatas 60 tahun mempunyai proses degeneratif yang
mempersulit penyembuhan.
7. Cedera yang bersamaan, seperti : anoksia, cedera kepala, penggunaan obat dan
intoksikasi, hipoglikemia atau miokard infark. LB tidak berdarah, setiap
perdarahan eksternal menunjukkan laserasi struktur yang lebih dalam.
8. Waktu kejadian dan lamanya kontak dengan sumber panas (menentukan luas dan
kedalaman kerusakan jaringan).
9. Riwayat pengobatan.
B. PEMERIKSAAN FISIK
1) PRIMER
a. Deteksi adanya tanda-tanda cedera inhalasi
b. Deteksi adanya eskar melingkar pada rongga toraks dengan tanda-tanda
distress pernafasan
c. Deteksi adanya tanda-tanda syok
2. SEKUNDER
a. Penentuan lokasi LB (Kepala, leher,dada,wajah,telinga,tangan dan persendian
area perineal,dsb
b. Penentuan Luas LB
1) Rule of Nine
2) Diagram Bagan Lund and Browder yang spesifik dengan usia
3) Telapak tangan = 1%
c. Kedalaman LB
1) LB derajat I
- Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis
- Kulit kering,hiperemik berupa eritema
- Tidak dijumpai bullae
- Nyeri
- Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 5-10 hari
2) LB derajat II
- Kerusakan meliputi epidermis, sebagian dermis berupa reaksi
inflamasi disertai proses eksudasi
- Ada bullae
- Nyeri
- Dasar luka berwarna merah/pucat, lebih tinggi diatas kulit
normal
DIBEDAKAN MENJADI 2
a) LB derajat II dangkal (superficial)
- Kerusakan meliputi bagian superficial dari dermis
- Organ kulit seperti folikel rambut,kelenjar keringat dan
kelenjar sebasea masih utuh
- Penyembuhan secara spontan dalam waktu 10-14 hari
b) LB derajat II dalam (deep)
- Kerusakan hampir seluruh bagian dermis
- Organ kulit seperti folikel rambut,kelenjar keringat dan
kelenjar sebasea masih utuh
- Penyembuhan lebih lama,tergantung biji epitel yang tersisa
Waktu lebih dari 1 bulan
3) LB derajat III
- Kerusakan pada seluruh tebal dermis dan lapisan yang lebih
dalam
- Organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat dan
kelenjar sebasea rusak
- Tidak dijumpai bullae
- Kulit yang terbakar berwarna abu-abu ,pucat karena kering,
letaknya lebih rendah dari kulit sekitar
- Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis
(ESKAR)
- Tidak nyeri, hilang sensasi karena ujung-ujung saraf sensorik
mengalami kerusakan
- Penyembuhan lama karena tidak ada proses epitelisasi
spontan dari dasar luka
d. Khusus untuk LB listrik ditentukan luka masuk arus listrik dan luka
keluar arus listrik.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
a. Darah : Hb, Ht, Lekosit, Trombosit, AGD, GDS, Kortisol, Asam Laktat,
Serum Transaminase, SGOT/SGPT, Billirubin, Ureum dan Kreatinin
b. Urine : BJ, pH dan sediment
c. Mikrobiologi : kultur dan resistensi dengan bahan dari luka, tempat masuk
jalur IV dan kateter urine
d. Radiologi : Foto Toraks AP posisi tegak atau setengah duduk untuk evalua
Si
gambaran paru (deteksi adanya Acut Respiratory Distress
Syndrom/ARDS dan edema paru (sesudah hari ke 5) serta cek ujung kanul
CVP)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas,peningkatan
Tekanan hidrostatik kapiler,penurunan tekanan osmotic koloid kapiler, peningkatan
Kehilangan evaporatif. Peningkatan kebocoran kapiler dan perpindahan kapiler dan
Perpindahan banyak cairan di intra vascular ke intersisiel
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan keracunan CO dan atau cedera inhala
si atau obstruksi saluran nafas atas, inhalasi asap
3. Inefektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan edema tracheal, pelepasan epider
mal jalan nafas, depresi siliaris pulmonal akibat cedera inhalasi, efek inhalasi asap
4. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan LB sirkumferensial yang me
nyebabkan konstriksi
5. Hipotermi berhubungan dengan kerusakan jaringan epitel dan fluktuasi suhu udara
10
11
12
13
PERAWATAN LUKA
Penatalaksanaan penyembuhan luka mmerlukan :
1. Hidroterapi setiap hari dan tehnik-tehnik debridement
2. Mempertahankan nutrisi yang adekuat
3 Mencegah hipotermi
4. Mengendalikan nyeri
5. Patuh terhadap prosedur-prosedur pengendalian infeksi
6. Pengkajian dan pemantauan yang tajam terhadap luka
PEMBERIAN OBAT-OBATAN
1. Analgetika, sedative, dan narkotik
2. Antibiotika ( profilaksis, terapeutik, topical dalm bentuk krim seperti Silver
Nitrate 0,5%, Mafenide Acetate 10%, Silver Sulfadiazine 1%, Gentamycin Sulfat).
3. Toxoid ATS
4. Antasida
5. Roboransia
KEBUTUHAN NUTRISI
Kebutuhan nutrisi untuk sehari :
Kebutuhan dewasa normal : 30 kal/kg BB/hari
Kebutuhan LB
: 35 kal/ % LB
_________________
Kebutuhan Total
: . . . . . . . . . . . . .kal
14
CURERI
DEWASA
Kebutuhan kalori 25/ kg BB ditambah 40 kal/ % LB
ANAK - ANAK
60 Kalori /kg BB dteritambah 35 kalosi/ % LB
Dengan formula ini sering terjadi kelebihan energi pada LB luas dan usila.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1 Bila terjadi distress pernafasan : AGD
I : Pertamakali pasien ditolong (resusitasi)
II : 8 jam I
III : 24 jam pasca trauma
2. Pemeriksaan Hb, Ht tiap 2 jam pada 2 hari I, tiap 2 hari pada 10 hari selanjutnya.
3. Fungsi hati dan ginjal tiap minggu
4. Pemeriksaan elektrolit setiap hari pada minggu I
5. GDS
6. Kultur jaringan pada hari I, III,VIII
RADIOLOGI
Foto thoraks/paru : 24 jam pasca trauma (bila permasalahan pada pernafasan telah
teratasi.
REHABILITASI
FISIK
a. Fisioterapi sedini mungkin : latihan pernafasan, pergerakan otot dan sendi
b. Posisi yang benar sesuai keadaan/lokasi LB yang dialami
a. Kegawatan psikologis kurang lebih 2 8 minggu pasca trauma LB
b. Pasien sulit menerima perubahan.
15
# Support
# Mengurangi nyeri
# Psikoterapi untuk mengatasi krisis orientasi
B..PENATALAKSANAAN RUJUKAN
Syarat
1. Aspek pasien : tidak distress pernafasan dan sirkulasi stabil
2. Prosedur rujukan :
a. Diagnosis dan masalah yang ada
b. Tindakan awal yang sudah diberikan
c. Obat-obat yang sudah diberikan
d, Alasan rujukan
3. Aspek transportasi : pasien dirujuk/diantar petugas
C. PENATALAKSANAAN DI RS RUJUKAN
1. Penatalaksanaan ABC traumatologi (Triage)
2. Penatalaksanaan di ruangan
PERMASALAHAN
1
JENIS CAIRAN
Evan Brooke : Pemberian koloid (darah) mengatasi penurunan Hb dan menarik
cairan yang mengalami pasasi ekstravaskular.
Baxter : Syok yang terjadi merupakan jenis hipovolemik yang hanya membutuhkan
pergantian cairan. Penurunan Hb terjadi akibat perlekatan eritrosit,trombosit dan
lekosit serta komponen sel lainnya pada dinding pembuluh darah (kapiler) yang
konstriksi menyebabkan anemia. Sementara dijumpai gangguan permeabilitas kapiler
dan kebocoran plasma menyebabkan koloid tidak efektif (masih ada konstriksi perifer dan permeabilitas kapiler) sehingga menambah beban jantung, paru dan ginjal, untuk itu dierikan Ringer Laktat (RL). Koloid diberikan setelah sirkulasi pulih
( > 24 36 jam ).
16
b. Frekuensi pernafasan
d. Central Venous Pressure (CVP) memberikan informasi cairan yang ada dalam sirkulasi sistemik. Penurunan CVP
hiper
volemi.
3. Penentuan luas LB
a. Perhitungan luas LB pada saat luka belum dibersihkan.
b. Perhitungan luas LB pada dewasa berbeda dengan pada bayi dan anak-anak
c. Patokan luas telapak tangan pasien, bukan pemeriksa
d. Pemeriksa mengandalkan perhitungan dengan mata
4. Berat badan
Tidak melakukan penimbangan BB melainkan hanya mengandalkan perkiraan.
5. Medikasi
Pemberian obat-obatan seperti vasodilator dan bronchodilator. Sementara antibiotika
Indikasi dan efektifitasnya diragukan.
17
6.
Infeksi
Infeksi seringkali menjadi kambing hitam dari kesalahan penatalaksanaan yang
berakhir dengan kematian
DAFTAR PUSTAKA
. 2002. Kedaruratan Non Bedah dan Bedah, Jakarta : Balai Penerbit
FKUI
Brunner dan Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,Edisi 8,Volume 3,
Jakarta, EGC
Christantie Effendi.1999. Perawatan Pasien Luka Bakar,Jakarta, EGC
Hudak dan Gallo. 1996. Keperawatan Kritis, Edisi VI, Volume II, Jakarta : EGC
Yefta Moenajat. 2001. Luka Bakar, Edisi kedua, Jakarta : Balai Penerbit FKUI
18