You are on page 1of 28

ASSALAMUALAIKUM

WRWB
1.
2.
3.
4.
5.

KEL 5
WENI LESTARI
TIKA NISRINA
EDY SURYANA
ROMY SAHMAN
RUGULA TIANDAR

ASKEP MALNUTRISI
Dosen pengampu :
Wuriani s,kep. ners

ASKEP MALNUTRISI
DEFINISI
WHO mendefinisikan malnutrisi kekurangan kaloriprotein (KKP) sebagai ketidakseimbangan seluler
antara intake nutrient dan kalori dengan kebutuhan
tubuh yang diperlukan untuk pertumbuhan,
pemeliharaan, dan fungsi-fungsi spesifik ( Blossner,
2005 ). Perubahan kondisi lingkungan mempengaruhi
peningkatan malnutrisi secara multifactor. Kondisi
lingkungan masyarakat miskin meningkatkan infeksi
protozoa dan memberikan konstribusi kekurangan
mikronutrien. Pada sebagian besar populasi, kondisi
malnutrisi lebih sering terjadi pada Negara
berkembang, yang berhubungan kurangnya produksi
pangan dan memengaruhi kualitas intake makanan
( Muller, 2005 ).
edy

ETIOLOGI
Kondisi KKP terjadi akibat tidak adekuatnya
intake makanan. Pada Negara berkembang,
ketidakadekuatan intake nutrisi ini merupakan
kondisi sekunder akibat tidak cukupnya
persediaan suplai makanan. Pada beberapa
area, kondisi cultural dan religious memainkan
peran yang memengaruhi intake makan
(Shashidhar, 2009). Tidak adekuatnya sanitasi
lingkungan juga meningkatkan kehilangan
kandungan nutrisi akibat perubahan kebutuhan
metabolik.
edy

LANJUTAN
gangguan nutrisi yang disebabkan oleh beberapa
factor, sebagai berikut :
Anak dengan penyakit kronis akan mengalami
anoreksia, yang berakibat pada tidak adekuatnya
intake makanan.
Beban peningkatan respons inflamasi dan
peningkatan kebutuhan metabolic akan
meningkatkan kebutuhan kalori.
Beberapa penyakit kronis, seperti penyakit hati dan
gastrointestinal memberikan dampak yang
merugikan pada status nutrisi oleh karena gangguan
pada fungsi pencernaan.
edy

PATOFISIOLOGI
Kondisi KKP akan memberikan pengaruh terhadap banyak
sistem organ
Gangguan perkembangan, gangguan kognitif, atau
gangguan psikologis, serta perubahan respons imun
merupakan factor signifikan yang menyebabkan
terjadinyan KKP. Perubahan respons imun berhubungan
dengan individu yang menderita AIDS dan keganasan.
Penurunan hipersensitivitas, penurunan kadar T limfosit,
gangguan respons limfosit, gangguan fagositosis,
penurunan komplemen dan sitokin merupakan respons
yang terjadi pada penurunan imunitas. Perubahan fungsi
imun ini memberikan predisposisi terjadinya penyakit
berat dan kronis, terutama pada diare akibat infeksi
menyebabkan gangguan nutrisi (Shashidhar, 2009).
edy

ASKEP
MALNUTRISI

PENGKAJIAN
a. Anamnesa
Identitas: paling sering terjadi pada anak-anak lakilaki maupun perempuan.
Keluhan utama: Kelelahan dan kekurangan energy,
pusing, sistem kekebalan tubuh yang rendah (yang
mengakibatkan tubuh kesulitan untuk melawan
infeksi), kulit yang kering dan bersisik, gusi bengkak
dan berdarah, gigi yang membusuk, sulit untuk
berkonsentrasi dan mempunyai reaksi yang lambat,
berat badan kurang, pertumbuhan yang lambat,
kelemahan pada otot, perut kembung, tulang yang
mudah patah, erdatpat masalah pada fungsi organ
tubuh.

Riwayat penyakit sekarang: Kelelahan dan


kekurangan energy, pusing, sistem kekebalan
tubuh yang rendah (yang mengakibatkan
tubuh kesulitan untuk melawan infeksi), kulit
yang kering dan bersisik, gusi bengkak dan
berdarah, gigi yang membusuk, sulit untuk
berkonsentrasi dan mempunyai reaksi yang
lambat, berat badan kurang, pertumbuhan
yang lambat, kelemahan pada otot, perut
kembung, tulang yang mudah patah, terdapat
masalah pada fungsi organ tubuh.

Riwayat penyakit dahulu:


Penyebab langsung:Kurangnya asupan makanan, adanya
penyakit.
Penyebab tidak langsung:Kurangnya ketahanan pangan
keluarga (keluarga untuk
menghasilkan atau
mendapatkan makanan), kualitas perawatan ibu dan anak,
buruknya pelayanan kesehatan, sanitasi lingkungan yang
kurang.
Penyebab langsung: Kurangnya asupan makanan, adanya
penyakit.
Penyebab tidak langsung: Kurangnya ketahanan pangan
keluarga (keluarga untuk menghasilkan atau mendapatkan
makanan), kualitas perawatan ibu dan anak, buruknya
pelayanan kesehatan, sanitasi lingkungan yang kurang.

Riwayat keluarga: mengidentifikasi komposisi


keluarga, lingkungan rumah dan komunitas, pendidikan
dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan
anggota keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku
yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi
keluarga tetang penyakit pasien (abayomi, 2004)
Pola ADL:
Nutrisi: mengeluh sering buang air besar, melaporkan
penurunan berat badan terus-menerus meskipun
meningkatkan asupan nutrisi oral, mual, muntah,
riwayat kekurangan protein dan kalori relative lama.
Eliminasi: mengeluh sering buang air besar,
melaporkan sering diare.
Aktivitas: kelelahan, kelemahan otot, merasa pusing
atau lemah ketika berdiri.
Hygiene: kurang kebersihan diri.

b. Pemeriksaan Fisik
B1: dyspnea
B2: gusi bengkak dan berdarah,
hipotensi
B3: pusing,
B4: diare
B5: penurunan berat badan, membran
mukosa kering, mual, muntah.
B6: kulit yang kering dan bersisik, tulang
yang mudah patah, kelemahan otot.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh b.d ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien
ditandai dengan diare, bising usus hiperaktiif,
menghindari makan, berat badan 20% atau lebih dibawah
berat badan ideal.
b) Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan
aktif ditandai dengan kelemahan, penurunan turgor kulit,
membrane mukosa kering, kulit kering dan haus.
c) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan ditandai dengan
letih dan lemah.
d) Kerusakan integritas kulit b.d perubahan status
cairan ditandai dengan kerusakan lapisan kulit, gangguan
permukaan kulit.
tika

RENCANA KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan untuk
mengabsorpsi nutrien ditandai
dengan diare, bising usus hiperaktiif,
menghindari makan, berat badan
20% atau lebih dibawah berat badan
ideal.
tika

Intervensi:
1) Jelaskan kepada anak dan keluarga dampak bila anak
tidak mau makan dalam jangka w aktu yang lama.
R/: Asupan nutrisi yang kurang bisa menyebabkan penurunan
berat badan dan pengurangan pembentukan energi.

2) Anjurkan anak untuk berkumur dahulu sebelum makan.


R/: Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan

3) Anjurkan kepada keluarga untuk beri makanan sedikit


tapi sering
R/: Mengurangi beban kerja lambung sehingga mengurangi
mual.

tika

4) Kolaborasi dalam
pemberian nutrisi parenteral
infus Ringer Laktat in D5% 1250cc/24 jam dan Kolaborasi
dalam pemeriksaan Hb
R/: Infus mengandung glukosa dan sodium klorida yang
dapat membantu pemenuhan nutrisi dan elektrolit
tubuh. Hb merupakan salah satu unsur darah yang
disintesis dari sat besi. Keduanya diperoleh dari asupan
nutrisi yang dikonsumsi pasien, sehingga Hb merupakan
indicator kimiawi yang menunjukan status nutrisi.
5) Observasi keadaan umum anak, asupan makan
anak, dan BB.
R/: Pengukuran BB anak merupakan indikator dalam
penentuan status gizi anak. Mengobservasi keadaan
umum dan nafsu makan anak untuk menentukan
tindakan selanjutnya
tika

2. Kekurangan volume cairan b.d


kehilangan cairan aktif ditandai
dengan kelemahan, penurunan
turgor kulit, membrane mukosa
kering, kulit kering dan haus
romy

Intervensi:
a) Jelaskan kepada keluarga dan pasien tentang
upaya rehidrasi dan partisipasi yang diharapkan
dari keluarga dalam pemeliharaan patensi
pemberian infus/ selang sonde.
R/: meningkatkan pemahaman keluarga tentang
rehidrasi dan peran keluarga dalam
melaksanakan terapi rehidrasi
b) Pemeriksaan tekanan darah.
R/: hipotensi dapat terjadi pada hipovolemi yang
memberikan manifestasi sudah terlibatnya sistem
kardiovascular untuk melakukan kompensasi
untuk mempertahankan tekanan darah.
romy

c) Monitoring status cairan (turgor kulit,membran


mukosa, urine output)
R/: jumlah dan tipe cairan pengganti ditentukan dari
keadaan status cairan. Penurunan volume cairan
mengakibatkan menurunnya produksi urine, monitoring
yang ketat pada prodiksi urine (urine < 600 ml/hari
merupakan tanda-tanda terjadi syok hipovolemik).

d) Observasi warna kulit, suhu, nadi perifer, dan


diaforesis secara teratur.
R/: mengetahui adanya pengaruh adanya peningkatan
tekanan perifer.
e) Obsevasi pemberian cairan per infus/sonde/oral
sesuai program rehidrasi.
R/ upaya rehidrasi perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah kekurangan volume cairan.
romy

3. Kerusakan integritas kulit b.d


perubahan status cairan ditandai
dengan kerusakan lapisan kulit,
gangguan permukaan kulit.
tian

Intervensi:
a) Jelaskan kepada klien tentang penyebab
kerusakan integritas kulit.
R/: pengetahuan yang memadai dapat
meningkatkan sikap kooperatif pasien dan
keluarga.

b) Diskusikan faktor presisipitasi, bila


diketahui, dan efek kerusakan integritas kulit
jangka panjang
R/: pengetahuan tentang faktor presipetasi dapat
membantu meminimalkan kerusakan kulit.
tian

c) Ubah posisi pasien minimal setiap 2


jam dan ikuti jadwal pengubahan posisi
yang dipasang disamping tempat tidur.
Pantau frekuensi pengubahan posisi.
R/: tindakan tersebut dapat mengurangi
tekanan pada jaringan, meningkatkan
sirkulasi, dan mencegah kerusakan kulit.
d) Inspeksi kulit pasien setiap pergantian
jaga, jelaskan dan dokumentasikan kondisi
kulit, dan laporkan perubahannya
R/: untuk menjukkan keefektifan program
perwatan kulit.
tian

4.Intoleransi aktivitas b.d kelemahan


ditandai dengan letih dan lemah.
Intervensi:
a) Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang penyebab intoleransi
aktivitas.
R/: pengetahuan yang memadai dapat meningkatkan sikap kooperatif
pasien dan keluarga.

b) Bantu semua kebutuhan anak dengan melibatkan keluarga pasien.
R/: menurunkan kebutuhan akan kalori protein yang diperlukan untuk
melakukan aktivitas rutin.

c) Instruksikan dan bantu klien untuk beraktivitas diselingi istirahat
R/: untuk mencegah keletihan.

d) Observasi TTV
R/: untuk melihat keberhasilan dari rencana tindakan
tian

IMPLEMENTASI
1. Mendapatkan riwayat diet
2. Mendorong orangtua atau anggota keluarga lain
untuk menyuapi anak atau ada disaat makan
3. Meminta anak makan dimeja dalam kelompok dan
buat waktu makan menjadi menyenangkan
4. Mengunakan alat makan yang dikenalnya
5.. Perawat harus ada saat makan untuk memberikan
bantuan, mencegah gangguan dan memuji anak untuk
makan mereka
6. Menyajikan makan sedikit tapi sering
7. Menyajikan porsi kecil makanan dan berikan setiap
porsi secara terpisah

tian

SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

You might also like