You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses
interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan
pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar
menganjar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan
hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat
dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat
suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran
yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu
untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut yang akan berdampak pada
peningkatan hasil belajar siswa
Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan yang
menentukan suksesnya suatu proses pembelajaran dan tercapainya tujuan
pendidikan nasional. Sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, yaitu untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional diperlukan penyesuaian strategi, metode, maupun
pendekatan pembelajaran dengan kompetensi yang ingin dicapai. Jika
didasarkan pada prinsip belajar mengajar, seharusnya proses pembelajaran
lebih dititik beratkan pada aktivitas siswa yang menjadi dasar dari proses
pembelajaran dimana siswa menjadi pusat pembelajaran (students centered).
Tetapi, kenyataan pada dunia pendidikan sekarang ini masih banyak guru
sebagai tenaga pendidik seringkali bertindak sebagai pendidik yang berusaha
memberikan materi pelajaran sebanyak-banyaknya atau menjadi pusat
pembelajaran (teacher centered), sedangkan siswa hanya menerima tanpa
memahami materi pelajaran tersebut.

Berdasarkan pengalaman tahun 2012-2013 yang lalu materi IPA


Kerangka Tubuh dianggap sebagai bahasan yang sulit oleh sebagian besar
siswa, karena memiliki banyak konsep yang menuntut pemahaman dan juga
banyaknya macam-macam rangka yang harus dihafalkan siswa, sedangkan
kemampuan siswa dalam memahami materi berbeda-beda, tidak semua siswa
mampu memahami konsep dapat menghafal nama-nama rangka tubuh
tersebut. Hal ini merupakan salah satu penyebab siswa malas dan
menyebabkan hasil belajar dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
Model pembelajaran picture and picture menurut Ibrahim (2002)
adalah Suatu model pembelajaran di mana guru dalam mengajar
menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Sedangkan menurut
Suprijono (2010: 110) metode Picture and Picture adalah metode
pembelajaran yang menggunakan gambar dipasangkan atau diurutkan
menjadi urutan logis. Dalam hal ini guru menyampaikan kompetensi yang
ingin dicapai, menyampaikan materi sebagai pengantar. Setelah itu guru
menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan
materi. Siswa tidak hanya mendengar dan membuat catatan, guru memanggil
siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar
menjadi urutan yang logis. Ditanyakan juga alasan atau dasar pemikiran
urutan gambar tersebut. Dari alasan atau urutan gambar, guru memulai
menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai.
Pembelajaran model kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together)
merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada
struktur-struktur khusus dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi
siswa dalam memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan isi akademik.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT dikembangkan dengan melibatkan siswa dalam melihat kembali bahan
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan memeriksa pemahaman siswa
mengenai isi pelajaran tersebut.
Menurut Hamdani (2011:89) struktur NHT sering disebut berpikir
secara kelompok NHT digunakan untuk melibatkan lebih banyak siswa
2

dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran tersebut. NHT
sebagai model pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah variasi
diskusi kelompok. Adapun ciri khas dari NHT adalah guru menunjuk
seorang siswa yang mewakili kelompoknya. Dalam menunjuk siswa
tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan
mewakili kelompok tersebut. Dalam implementasinya guru memberi tugas
dalam bentuk LKS, kemudian hanya siswa bernomor yang berhak
menjawab (mencegah dominasi tertentu)
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas maka solusi yang
digunakan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi adalah dengan
melakukan penelitian yang berjudul : Penerapan Pembelajaran

Kooperatif Tipe Picture And Picture dan Numbered Head Together


(NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Kerangka
Manusia Siswa Kelas IV SDN Sananjero 01 Kecamatan Turen Tahun
2013-2014
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar IPA (Materi Kerangka Manusia)
siswa kelas IV SDN Sananrejo 01 Kecamatan Turen Melalui melalui
penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture dan
Numbered Head Together (NHT)?
b. Bagaimanakah penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And
Picture dan Numbered Head Together (NHT) dalam meningkatkan hasil
belajar IPA (Materi Kerangka Manusia) siswa kelas IV SDN Sananrejo 01
Kecamatan Turen?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian tindakan kelas ini
adalah:
a. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA (Materi Kerangka
Manusia) siswa IV SDN Sananrejo 01 Kecamatan Turen melalui
penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture dan
Numbered Head Together (NHT)?
b. Untuk mengetahui penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And
Picture dan Numbered Head Together dalam meningkatkan hasil belajar
3

IPA (Materi Kerangka Manusia) kelas SDN Sananrejo 01 Kecamatan


Turen?
1.4 Hipotesis Tindakan
Jika penerapan pembelajaran Koperatif tipe Picture and Picture dan
Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA
(Materi Kerangka Manusia) pada siswa kelas IV SDN Sananrejo 01
Kecamatan Turen
1.5 Manfaat Penelitian
a) Manfaat bagi Siswa:
a) memberikan sajian pembelajaran yang menarik bagi siswa;
b) meningkatkan hasil belajar tentang materi kerangka tubuh manusia.
b) Manfaat bagi Guru
Menemukan alternatif model pembelajaran aktif dan menarik yang
sesuai dengan materi Kerangka Manusia
c) Manfaat bagi Sekolah
Memberikan masukan bagi sekolah untuk meninkatkan kualitas belajar
siswa
1.6 Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran istilah-istilah yang
digunakan dalam penelitian ini, maka diajukan definisi operasional sebagai
berikut:
a) Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture
Pembelajaran ini merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif
yang mengandalkan gambar-gambar sebagai media dalam proses
pembelajaran. Gambar-gambar mejadi faktor utama dalam proses
pembelajaran.
b) Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)
Pembelajaran ini meruapakan pembelajaran kooperatif

yang

menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk penguasaan


akademis. Prinsip dasarnya adalah:
1. Penomoran (Numbering)
2. Pengajuan pertanyaan (Quetioning)
3. Berpikir bersama (Heads Together)
4. Pemberian jawaban (Answering)

You might also like