Professional Documents
Culture Documents
0910312137
1010312064
Preseptor:
dr. Sri Lestari, Sp. KK (K), FAADV, FINSDV
Abstrak
Metodologi: menguji rapid plasma regain (RPR) pada hasil tes serologi
pasien sifilis tahap awal di Peking Union Medical College Hospital pada
tahun 2000 dan 2011, perbandingan penatalaksanaan dengan dua dosis
penisilin selama 14 hari pada doksisiklin oral (100mg dua kali sehari ) atau
tetrasiklin oral (500 mg 4 kali sehari)
Abstrak
Hasil: Dari 641 kasus sifilis tahap awal dengan penatalaksanaan yang tersedia,
didapatkan 606 (94,5%) mendapatkan penisilin dan 35 (5,5%) mendapat
doksisiklin/tetrasiklin. Lebih dari setengan (52,1%) memiliki sifilis sekunder, 13,4%
memiliki sifilis primer dan 34,5% memiliki sifilis laten. Secara statistik, angka
keberhasilan pengobatan yang diamati pada 91,4 % pasien (554/606) dibandingkan
dengan doksisiklin/tetrasiklin 82,9% (29/35) hampir sama secara serologis yaitu p=0,157.
Kata kunci: doksisklin; tetrasiklin; penisilin; sifilis tahap awal; sifilis; China
Introduksi
Sifilis adalah infeksi spirosetal dengan berbagai manifestasi klinis. Pada
beberapa tahun terakhir, sifilis kembali menjadi masalah kesehatan di
berbagai negara termasuk Cina. Data surveilan nasional
mengindikasikan bahwa angka kejadian sifilis di Cina pada tahun 1993
adalah 0,2 kasus tiap 100.000 orang, dimana sifilis sekunder dan primer
sendiri di representasikan sebanyak 5,2 ksus tiap 100.000 orang pada
tahun 2005. Angka kejadian sifilis congenital meningkat drastis, dengan
peningkatan rata-rata tiap tahunnya sebesar 71,9% yaitu dari 0,01 kasus
tiap 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1991 menjadi 19,7 kasus tiap
kelahiran hidup pada tahun 2005.
Metodologi
Subjek penelitian
Data demografi, klinis dan laboratorium pada 748 pasien
sifilis yang telah dianalisis. Pada 748 kasus sifilis, 385 kasus
merupakan sifilis sekunder, 265 kasus dengan sifilis laten. Subjek
pada penelitian ini adalah semua pasien sifilis rawat jalan yang
mengunjungi klinik IMS di Peking Union Medical Collage
Hospital, China, pada bulan Desember 2000 hingga 2011. Semua
pasien sifilis didiagnosis dalam berbagai stadium berdasarkan
National Centers for Disease Control Diagnosis Standard.
Pemeriksaan Laboratorium
Empat milliliter darah dikumpulkan dari masing-masing pasien mulai
dari kunjungan pertama ke klinik IMS. Kemudian darah dikirim ke
laboratorium yang telah dilatih secara personal dalam RPR dan TPPA
dan/atau FTA-Abs (kontrol: Syphilis Serology Proficiency Testing
Survey, Laboratory Code Number 990077, Center for Disease Control
& Prevention Atlanta, World Health Organization). Setiap
pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas laboratorium
berdasarkan instruksi pemilik pabrik. Stadium pasien sifilis
ditentukan berdasarkan pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan
serologi sesuai kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya.
Pengobatan
Berdasarkan pedoman nasional, pasien diberikan 2 dosis benzatin
penisilin sebanyak 2,4 juta unit intramuskular tiap suntikan dengan
jarak antar suntikan selama 1 minggu. Pasien yang alergi penisilin
diberikan doksisiklin, 100mg peroral 2 kali sehari selama 14 hari
atau tetrasiklin 500mg peroral 4 kali sehari selama 14 hari. Seperti
biasa di klinik IMS penelitian ini, setelah pengobatan, semua pasien
diminta untuk memeriksakan gejala klinisnya secara berkala dan
menjalani pemeriksaan titer RPR setiap 3 bulan. Hasil respon terapi
dinilai berdasarkan perubahan titer RPR pada 6 bulan setelah
pengobatan.
Analisis Data
Tes Pearsons chi-squared digunakan untuk
membandingkan perbedaan perubahan variabel secara
kategori dan t-test digunakan pada data dengan
distribusi normal. Secara statistik didapatkan hasil
yang signifikan dengan nilai p<0,05.
Terimakasih