You are on page 1of 30

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

LAPORAN RINGKASAN
Pekerjaan : Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar
1.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sungai Pappa terletak di Kecamatan Pattalassang dan Kecamatan Polengbangkeng
Selatan Kabupaten Takalar. Daerah aliran sungai Pappa meliputi areal seluas 387,160
km2 dengan panjang 13 km. Potensi aliran tahunan rata-rata sangat besar yang selama
ini belum termanfaatkan secara optimal. Demikian besar potensi air tersebut sehingga
hampir setiap tahun menimbulkan banjir di Kabupaten Takalar. Disamping itu Sungai
Pappa terpengaruh oleh aliran balik pasang surut cukup jauh ke hulu. Disisi lain
Kabupaten ini kekurangan air baku, air bersih untuk kebutuhan domestik penduduk.
Kebutuhan tersebut yang terus meningkat pesat setiap tahunnya seiring dengan
peningkatan jumlah penduduk.
Sesuai dengan kebijakan penyediaan air bersih dan mencermati kondisi saat ini di
Kabupaten Takalar yang masih mengalami kendala dalam penyediaan air baku untuk air
minum, maka diperlukan upaya perencanaan / detail desain prasarana air baku yang
terpadu, yang tidak menimbulkan kenaikan muka air banjir dan dapat mengatasi
pengaruh intrusi air laut. Salah satu bangunan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah
bendung karet.
Dengan latar belakang kondisi tersebut, maka dilaksanakan pekerjaan : Detail Desain
Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar.
1.2

INFORMASI PROYEK

Nama Pekerjaan

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kab. Takalar

Lokasi

Kecamatan
Pattalassang
dan
Kecamatan
Polengbangkeng Selatan Kabupaten Takalar

No. Kontrak

KU.08.08/PPK-PP/23/VIII/2011

Tanggal

15 Agustus 2011

Jangka Waktu Pelaksanaan :


2011)

120 hari kalender (15 Agustus 2011 12 Desember

Nama Satker

Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang,


Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air

Sumber Dana

APBN

Tahun Anggaran

2011

LAPORAN RINGKASAN

-1

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

1.3. Maksud dan Tujuan


Maksud dilaksanakannya pekerjaan ini adalah melaksanakan detail desain bendung
karet yang memenuhi kriteria teknis, serta aspek ekonomis, aspek manfaat dan aspek
lingkungan. Dari aspek teknis, bendung karet dapat dipertanggungjawabkan kekuatan
dan stabilitasnya; dari aspek ekonomi dan manfaat, diperoleh biaya yang paling minimum
untuk manfaat yang paling optimum serta aspek lingkungan untuk mencegah intrusi air
laut.
Tujuan dari pekerjaan ini adalah : untuk menyiapkan produk / dokumen Detail Desain
Bendung Karet Sungai Pappa agar implementasinya dapat dengan mudah, tepat dan
mencapai sasaran dalam pelaksanaannya.
Sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan pekerjaan ini yaitu untuk mendapatkan
desain / gambar konstruksi sesuai dengan kondisi lokasi proyek dan kebutuhan yang
diinginkan untuk meningkatkan potensi air baku yang dapat dijadikan pedoman pada saat
pekerjaan fisik yang dilengkapi spesifikasi teknis dan Rencana Anggaran Biaya.
1.4.

Lingkup Kegiatan

Secara garis besar kegiatan yang akan dilakukan dibagi dalam 10 (sepuluh) bagian
antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Pemilihan Lokasi
Pengukuran Topografi
Analisa Geologi dan Mekanika Tanah
Analisa dari Sudut Morphologi Sungai
Analisa Hidrologi
Analisa Hidrolika
Analisa Struktur
Analisa Masalah Lingkungan
Analisa Manfaat
Detail Desain (perhitungan dan penggambaran)

1.5.

Keluaran - Keluaran

Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah berupa laporan-laporan
yang secara rinci tercantum pada laporan di bawah ini :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Rencana Mutu Kontrak (RMK)


Laporan Pendahuluan
Laporan Bulanan (4 bulan)
Laporan Antara / Interim Report
Laporan PKM I dan PKM II
Laporan Akhir / Final Report
1. Ringkasan Laporan (Summary Report)
2. Laporan Penunjang masing-masing terdiri dari :
a). Buku Ukur
b). Laporan Pengukuran dan Deskripsi BM
c). Nota Desain
d). Geologi dan Mekanika Tanah
e). Laporan Analisa Hidrologi
f). Laporan System Planning

LAPORAN RINGKASAN

=
=
=
=
=
=

10
10
5
10
5
15

rangkap
rangkap
rangkap
rangkap
rangkap
rangkap

=
=
=
=
=
=

2
5
5
5
5
5

Rangkap
Rangkap
Rangkap
Rangkap
Rangkap
Rangkap
-2

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

g). Dokumentasi Foto-foto


Gambar-gambar desain terdiri dari :
Cetak biru gambar ukuran A1
Gambar ukuran A3 (copy)
Gambar kalkir A1
4. Laporan Sosial Ekonomi
5. Laporan Informasi Lingkungan
6. Dokumen Tender / Spesifikasi Teknis
7. RAB dan Analisa Harga Satuan
8. Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
9. Daftar Volume Pekerjaan (BOQ)
10. Eksternal Hardisk yang berisi seluruh laporan,
dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan

= 5

Rangkap

=
=
=
=
=
=
=
=
=
=

Rangkap
Rangkap
Rangkap
Rangkap
Rangkap
Rangkap
Rangkap
Rangkap
Rangkap
Buah

3.

LAPORAN RINGKASAN

5
10
1
5
5
5
5
5
5
1

-3

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

2.

KONDISI DAERAH

2.1. Daerah Aliran Sungai Pappa


Daerah Aliran Sungai Pappa meliputi daerah seluas 387 km. Sungai utama yang ada
pada adalah S. Pamukkulu dan S. Dingau di bagian hulu, serta S. Pappa di bagian hilir
sampai ke muara. Sungai Pamukkulu yang mengalir dari arah Timur dari pegunungan
Paowang (+ 1133 m) dan pegunungan Damara (+ 1072 m) mengalir ke arah Barat
sampai di Kampung Bontosanra (+ 6 m), di percabangan dengan Sungai Dingau. Setelah
lokasi ini ke hilir sampai di muara namanya menjadi Sungai Pappa. Sub DAS Dingau
sampai di titik percabangan dengan S.Pamukkulu adalah 136.6 km, dengan panjang
sungai utama 33 km. Peta DAS Pappa seperti disajikan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Peta DAS Pappa


2.2. Kondisi Fisik
2.2.1.

Topografi

Kondisi topografi pada DAS Pappa hulu merupakan daerah pegunungan, sedangkan
pada bagian hilirnya merupakan daerah dataran. Ketinggian topografi pada daerah
pegunungan antara + 50 m sampai + 1000 m, sedangkan pada daerah dataran antara +
0 sampai + 50 m. Daerah dengan topografi rendah mulai dari percabangan sungai
Dingau dan Sungai Pamukkulu (Jembatan Bonto Sanra) ke arah hilir, dimana daerah ini
juga merupakan daerah yang rawan terhadap banjir.

2.2.2.

Kondisi Hidrologi

LAPORAN RINGKASAN

-4

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

Kondisi curah hujan bulanan rata-rata dari stasiun yang ada pada daerah studi seperti
disajikan pada tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Curah Hujan Bulanan Rata-rata DAS Pappa

Gambar 2.2. Grafik Curah Hujan Bulanan DAS Pappa


2.3. Daerah Rawan Banjir
Ruas sungai Pappa yang rawan terjadi luapan banjir adalah mulai dari titik percabangan
antara Sungai Pamukkulu dan Sungai Dingau di Kelurahan Maradekaya, menuju ke arah
hilir sampai di muara di Desa Takalar. Elevasi rata-rata daerah yang rawan banjir ini
adalah antara + 0.00 sampai + 6.50. Terjadinya aliran balik (back water) dari lokasi
pertemuan tersebut pada saat banjir juga menyebabkan luapan ke arah hulunya
sepanjang 1.0 km, terutama pada sungai Dingau, di Kelurahan Sabintang. Luapan
sungai Pappa dari lokasi ini pada saat debit banjir besar juga menyebabkan genangan
banjir pada daerah permukiman dan daerah perkotaan Takalar sampai batas jalan poros.
2.4. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di Kabupaten Takalar menurut data statistik tahun 2009 serta
proyeksinya sampai tahun 2030 adalah seperti tercantum pada Tabel 2.12. Kecamatan
yang akan dilayani air baku dari bendung karet S.Pappa adalah Kec, Mangarabombang
dan Kec. Polombangkeng Selatan.

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk dan Proyeksinya Tahun 2030


No.

Wilayah Administrasi

LAPORAN RINGKASAN

Jumlah

Tingkat

Proyeksi
-5

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Mangarabombang
Mappakasunggu
Sanrobone
Polombangkeng Selatan
Polombangkeng Utara
Galesong Selatan
Galesong
Galesong Utara
Pattalassang
Total

Penduduk
th.2009
35.237
14.562
12.726
25.692
43.629
22.811
35.838
34.302
33.177
257.974

Pertumbuhan
(%)
0,96
0,83
0,84
0,82
2,27
0,77
1,08
1,86
1,74

Jml Penduduk
th.2030
42.003
16.979
14.864
29.923
48.221
50.304
27.730
49.166
46.234
325.424

2.7. Kondisi PDAM Kota Takalar


PDAM kota Takalar berdiri sejak tahun 1998. Pada awal berdirinya PDAM Kota Takalar
hanya memiliki satu instalasi pengolahan air bersih, dengan kapasitas produksi 10
liter/detik, dengan jaringan pelanggan hanya berada di Kota Takalar dengan jumlah
pelanggan 100 rumah tangga dan instansi.
Pada tahun 2010, IPA milik PDAM Takalar telah mampu memproduksi hingga 50
liter/detik. Cakupan wilayah layanannya meliputi : Di antaranya, Kecamatan Sanrobone,
Mappakasunggu, Galesong Selatan, Polongbangkeng Utara, dan Kelurahan Canrego
Polongbangkeng Selatan. Jumlah pelanggan telah mencapai 5.000 lebih. Sebagai
sumber air PDAM Takalar saat ini adalah beberapa sumur dan beberapa bangunan
pengambilan di sungai Palleko.
Total kapasitas PDAM Takalar pada tahun 2011 ini mencapai 90 l/dt. Beberapa
kecamatan yang akan disuplai air bersih hingga wilayah Galesong Utara (Ujung Takalar),
Kota Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Bulukunyi, Desa Lantang dan sekitarnya.
Demikian juga ditargetkan untuk memberikan pelayanan air bersih di daerah yang masuk
kawasan kering seperti Desa Laikang, Mangarabombang. Instalasi pengolahan air
segera dibangun di beberapa kecamatan.

LAPORAN RINGKASAN

-6

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

3.

SURVEY DAN PENYELIDIKAN

3.1

Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan survey dan investigasi meliputi :


1. Survey Kondisi Morfologi Sungai, meliputi : survey kondisi meandering sungai,
kondisi daerah rawan longsor dan gerusan tebing, serta kondisi sedimentasi pada
sungai.
2. Survey Pemilihan Lokasi Bendung Karet, yaitu survey beberapa alternatif lokasi
yang memungkinkan untuk dibangun bendung karet, ditinjau dari beberapa segi,
seperti : geologi, morfologi, pemanfaatan, dan ekonomis.
3. Survey Pengukuran Topografi Sungai dan Lokasi Bendung Karet, meliputi :
pengukuran trase sungai, pengukuran profil memanjang dan melintang sungai,
pengukuran situasi bendung karet, pengukuran saluran pengambilan air baku ke
IPA.
4. Penyelidikan Geologi Teknik dan Mekanika Tanah Lokasi Bendung Karet,
meliputi : pemboran inti sebanyak 3 titik, masing-masing sedalam 20 m; sumuran
uji sebanyak 3 titik; dan penyelidikan laboratorium mekanika tanah 8 parameter
masing-masing 6 sampel.
3.2. Survey Pemilihan Lokasi Bendung
Sebelum dilakukan kegiatan pengukuran topografi dan penyelidikan geologi teknik,
terlebih dahulu dilakukan survey pemilihan lokasi bendung. Dari survey yang dilakukan,
serta kajian-kajian alternatif lokasi (sebagaimana diuraikan pada bab 5 perencanaan
bendung karet), ditetapkan alternatif lokasi-2 yang terletak di km.10,20 dari muara, di
sebelah hulu jembatan Jalan Poros, yang terletak di perbatasan Kelurahan Maradekaya
dan Kelurahan Pappa.
3.3. Survey Pengukuran Topografi
3.3.1.

Lingkup Kegiatan

Kegiatan survey pengukuran topografi yang dilakukan meliputi :


1. Pengukuran profil memanjang sungai (1 km ke hulu dan 1 km ke hilir dari as
rencana bendung karet)
2. Pengukuran Profil melintang sungai setiap jarak 50 m
3. Pengukuran situasi lokasi bendung karet
3.3.2.Titik Referensi Pengukuran
Titik referensi pengukuran yang digunakan diambil dari BM yang ada di dekat lokasi as
bendung, yaitu BM yang dipasang pada pekerjaan pengukuran Sungai Pappa pada
pekerjaan Feasibility Study of Dam for Pamukkulu Irrigation Project", CTI Engineering
Co, Ltd., Januari 2002. Data BM yang dimaksud adalah sebagai berikut :

LAPORAN RINGKASAN

-7

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

Tabel 3.1 Daftar BM Referensi Pengukuran

3.3.3.

No.

Nama

1
2
3

BM.5R
BM.5L
BRG.1L

Koordinat
X (m)
Y (m)
495,153.225
9,398,787.585
495,266.647
9,398,679.471
494,153.350
9,397,831.171

Elevasi
Z (m)
3.41
2.84
6.15

BM Yang Dipasang

Daftar BM yang dipasang pada pekerjaan pengukuran ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Daftar BM yang Dipasang
No.
1
2
3

3.3.4.

Nama
BM.01
BM.02
BM.03

Koordinat
X (m)
Y (m)
494,578.29
9,398,127.46
495,222.75
9,399,953.56
495,636.78
9,399,780.00

Elevasi
Z (m)
2.247
3.530
3.612

Hasil Pekerjaan Pengukuran

Hasil pekerjaan pengukuran berupa data pengukuran dan gambar pengukuran sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Peta situasi sungai skala 1 : 2000


Potongan memanjang sungai skala 1:2000 H ; 1:200 V
Potongan melintang sungai skala 1 : 200 (H & V)
Peta situasi bendung karet skala 1 : 500
Laporan Pengukuran Topografi dan Deskripsi BM
Buku Data Pengukuran

3.4. Survey Penyelidikan Geologi Teknik dan Mekanika Tanah


3.4.1. Lingkup Pekerjaan
Penyelidikan geologi teknik dan mekanika tanah pada pekerjaan detail desain bendung
karet sungai Pappa antara lain meliputi :
a) Pekerjaan Lapangan :
Pemboran inti dengan kedalaman per titik 20 m, sebanyak 3 titik
Pengujian SPT setiap interval 2 m, sepanjang kedalaman titik bor
Pengambilan sampel sumur uji 3 titik
b) Analisa Laboratorium :

Analisa Butir
Batas Aterberg
Berat Jenis
Natural Moisture Content
Shear Strength Caracteristic
Consolidation

LAPORAN RINGKASAN

6 sampel
6 sampel
6 sampel
6 sampel
6 sampel
6 sampel
-8

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

Permeability
Triaxial Test

6 sampel
6 sampel
Tabel 3.3. Lokasi Titik Pengeboran Inti

No.
1
2
3

Posisi
As bendung kiri
As bendung kanan
Tengah kolam olak
Total

Titik Bor
BH. 01
BH. 02
BH. 03

Kedalaman
(m)
20
20
20
60

Elevasi
+2.40
+1.75
-0.40

Tabel 3.4. Lokasi Titik Test Pit


No.
1
2
3

Posisi
Tebing kanan sungai
Tebing kiri sungai
Lokasi gedung kontrol

Titik Test
Pit
TP. 01
TP. 02
TP. 03

Kedalaman
(m)
2-3
2-3
2-3

Elevasi
+2.80
+2.78
+2.96

3.4.2. Kondisi Geologi Teknik


a.

Tanah Tumpuan Pondasi

Bangunan direncanakan bertumpu pada batuan tufa pasiran yang cukup padat.
Pekerjaan penggalian pada lokasi bendung karet perlu menggunakan tenaga mekanis
pada batuan yang dilengkapi dengan pemecah batuan (breaker). Pada lokasi batuan
yang lapuk penggalian dapat dilakukan dengan excavator dengan bucket biasa.
Dari hasil test SPT pada ke tiga titik bor inti menunjukkan bahwa dibawah lapisan tanah
atas (top soil) atau pada kedalaman yang rata dengan elevasi dasar sungai, kondisi
batuan cukup padat dengan bacaan N SPT > 60. Pondasi lantai utama bendung karet
maupun dinding talud di kedua sisi bendung karet bertumpu pada jenis batuan ini.
b.

Kedalaman Pondasi

Lapisan batuan tufa sebagai batuan dasar sebagian telah mengalami pelapukan
diperkirakan setebal 1 - 2,0 m, sehingga untuk mencapai posisi kedudukan pondasi yang
aman terhadap rembesan minimal pada kedalaman 2,0 meter di bawah lapisan aluvium
sungai.
3.4.3. Mekanika Tanah
Hasil uji laboratorium dari sample Tanah pada BH-01, BH-02, TP-01, dan TP-02. Grain
size, kandungan gravel 0%, sand antara 2 11%, silt antara 20 40% dan clay antara 52
78%. Nilai Indeks Plastis antara 20 33%, triaxial test (C) 0,10 0,20 kg/cm2, ()
antara 6.3 11.2, konsolidasi (Cv) antara 3,5x10-3 5,0 x10-3 cm2/sec, (Cc) antara
0,51 0,93 dan kadar air antara 17,21 28,99%.

LAPORAN RINGKASAN

-9

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

4.

ANALISIS HIDROLOGI

4.1. Data Yang Digunakan


Data hujan, data klimatologi, dan data duga muka air yang digunakan untuk analisis
hidrologi adalah seperti yang tercantum pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Daftar Stasiun Hidrologi yang digunakan pada Perencanaan Bendung Karet
No.
A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
B.
1.
C.
1.

Nama Stasiun
Sts. Hujan
Cakura
Jenemarung
Takalar
Malolo
Bend. Pamukkulu
Palekko
Sts. Duga Muka Air
S.Pappa - Bontocinde
Sts. Klimatologi
Bonto Bili

Kode

Periode

Keterangan

17 H
18 H
19 H
20 H
21 H
77 OP

1990 2010
1990 2010
1990 2010
1990 2010
1990 2010
1990 2010

Lengkap
Lengkap
Kosong th. 2007
Lengkap
Kosong th.2007-2010
Lengkap

65 H

1990 2010

Lengkap

2H

1986 2009

Lengkap

Sumber : Hasil Identifikasi dan Observasi di Lapangan

4.2. Pembagian Sub DAS


Tabel 4.2. Pembagian Sub DAS Pappa
Luas (A)
No.
1
2
3
4
5

Sub DAS/TitikTinjauan
Sub DAS Pamukkulu
Sub DAS Dingau
Sub DAS Barana
Sub DAS Pappa Hulu
Sub DAS Pappa Hilir
Total DAS Pappa

(ha)
13326
13657
9550
788
1577
38898

(km)
133.26
136.57
95.50
7.88
15.77
388.98

Panjang
Sungai
Utama
(km)
43
33
23
3.8
9.6

Elevasi
H1
(+m)
750
450
350
6
3

H2
(+m)
6
6
3
3
0

Sumber : Hasil Perhitungan

4.3. Analisis Data Klimatologi


4.3.1. Data Klimatologi
Tabel 4.3 Hasil rekapitulasi stasiun klimatologi Bontobili (2 H)

LAPORAN RINGKASAN

- 10

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

4.3.2. Analisis Evapotranspirasi


Dalam pekerjaan ini untuk memperkirakan besarnya evapotranspirasi digunakan rumus
Penman Modifikasi yang disederhanakan, dengan menggunakan data klimatologi stasiun
Bontobili.
Tabel 4.4 Rekapitulasi Evapotranspirasi (ETo) di Lokasi Pekerjaan

Sumber : Hasil running aplikasi program CropWat 4

4.4. Kebutuhan Air Baku


Bendung karet S.Pappa yang utama direncanakan untuk melayani kebutuhan air baku di
2 (dua) kecamatan, yaitu Kecamatan Polombangkeng Selatan dan Kecamatan
Mangarabombang. Sedangkan untuk kebutuhan air irigasi pompa seluas 200 ha akan
dipenuhi jika ketersediaan air mencukupi, mengingat kondisi saat ini masyarakat sudah
memanfaatkan air sungai untuk mengairi sawah dengan irigasi pompa.
Tabel 4.5 Proyeksi Jumlah Penduduk (jiwa)

Tabel 4.6 Kebutuhan Air Baku (proyeksi tahun 2030)

4.5. Kebutuhan Air Irigasi

LAPORAN RINGKASAN

- 11

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

Kebutuhan air irigasi dihitung menggunakan data klimatologi stasiun Bonto Bili dan data
hujan rata-rata dari stasiun yang ada, dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi

Daerah irigasi yang akan dilayani dari bendung karet S.Pappa (jika ketersediaan air
mencukupi) adalah daerah persawahan yang ada di hulu bendung karet di sebelah kiri
sungai, dengan luas areal 200 ha. Areal persawahan tersebut sebenarnya merupakan
bagian dari areal irigasi dari D.I. Cakura yang luas total layanannya 2060 ha. Namun
karena ketersedian air dari bendung Cakura tidak mencukupi maka petani menggunakan
pompa air untuk mengambil air dari Sungai Pappa dengan membuat bendung sederhana
untuk menahan intrusi air laut.
4.6. Ketersediaan Air
Debit andalan (Q80 dan Q99) dihitung menggunakan data pencatatan muka air (staf
gauge) stasiun Bonto Cinde pada hulu sungai Pappa, yang terletak di percabangan
sungai Dingau dengan Sungai Pamukkulu. Data pencatatan muka air yang ada
merupakan data harian, yang diolah menjadi data debit harian rata-rata berdasarkan
lengkung debit di lokasi stasiun tersebut. Persamaan lengkung debit dicari berdasarkan
data pengukuran debit tahun 1992 -2010.
Persamaan lengkung debit yang digunakan adalah :
Q = 13.36 H2 + 7.56 H + 1.07 , dengan koefisien korelasi R = 0.97
Dimana :
Q = debit dalam m3/dt
H = tinggi muka air (m)
Dari hasil perhitungan debit harian, selanjutnya dihitung debit harian rata-rata bulanan,
selanjutnya diurutkan dari kecil ke besar untuk mendapatkan Q80 dan Q99. Hasil
perhitungan debit andalan seperti yang tercantum pada Tabel 4.8.

LAPORAN RINGKASAN

- 12

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

Tabel 4.8. Debit Andalan Bendung Karet S.Pappa

4.7. Kesetimbangan Air


Kesetimbangan air pada bendung karet S.Pappa untuk melayani kebutuhan air baku (2
kecamatan) dan air irigasi pompa (200 ha) seperti disajikan pada Tabel 4.9 dan Gambar
4.1.
Tabel 4.9 Debit Tersedia dan Kebutuhan Air pada Bendung Karet S.Pappa (m3/dt)
Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agt

Sep

Q99

14.92

16.43

16.66

12.69

7.85

2.77

0.68

0.6

0.45

Air baku

0.102

0.102

0.102

0.102

0.102

0.102

0.102

0.102

0.102

Irigasi

0.060

0.069

0.090

0.134

0.266

0.259

0.221

0.133

0.041

Total

0.162

0.171

0.192

0.236

0.368

0.361

0.323

0.235

0.143

Balance

14.76

16.26

16.47

12.45

7.48

2.41

0.36

0.36

0.31

Okt

Nop

Des

1.02

3.01

13.03

0.102

0.102

0.102

0.030

0.006

0.036

0.132

0.108

0.138

0.89

2.90

12.89

Gambar 4.1 Kesetimbangan Air Bendung Karet S.Pappa


LAPORAN RINGKASAN

- 13

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

4.8.

ANALISIS CURAH HUJAN RANCANGAN

4.8.1. Curah Hujan Harian Maksimum Rata-rata


Curah hujan harian maksimum wilayah (rata-rata daerah) dihitung dengan mengambil
nilai rata-rata curah hujan harian maksimum pada hari dan tahun yang sama dari masingmasing stasiun yang digunakan. Curah hujan rata-rata daerah pada studi ini dihitung
dengan metode rata-rata hitung (rata-rata aljabar). Rekapitulasi hasil perhitungan curah
hujan harian maksimum rata-rata daerah untuk masing-masing DAS seperti disajikan
pada Tabel 4.10 di bawah ini :
Tabel 4.10 Curah Hujan Harian Maksimum Rata-Rata (mm)
Tahun
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010

Barana
53.50
40.00
64.00
119.00
100.50
95.00
110.00
63.00
50.00
108.00
172.50
154.00
54.00
150.00
50.00
52.50
132.50
83.00
66.50
50.00
65.00

Sub DAS
Dingau
Pamukkulu
77.00
85.00
81.50
128.00
89.50
47.00
109.00
130.00
162.50
74.00
125.00
110.00
115.50
81.00
85.00
65.00
101.50
134.00
160.00
165.50
94.00
106.50
160.00
335.50
114.00
133.50
104.50
135.50
75.00
66.50
76.50
122.50
67.50
115.00
89.50
69.00
181.00
76.00
159.50
87.00
75.50
69.50

Pappa Hulu
19800
70.00
108.00
128.00
208.00
109.00
140.00
130.00
145.00
196.00
190.00
310.00
144.00
155.00
103.00
131.00
190.00
0.00
163.00
180.00
117.00

Sumber : Hasil Analisis Perhitungan

4.8.2.

Curah Hujan Rancangan

Curah hujan rancangan dihitung menggunakan distribusi frekuensi Normal dengan hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.11 Curah Hujan Rancangan DAS Pappa (Distribusi Normal)
No.
1
2
3
4
5
6
7

Periode
Ulang
2
5
10
20
25
50
100

LAPORAN RINGKASAN

Barana
87.29
120.79
138.34
152.70
155.43
169.05
180.22

Sub DAS
Dingau
Pamukkulu
109.69
111.29
139.14
161.75
154.57
188.18
167.19
209.81
169.59
213.91
181.57
234.44
191.38
251.26

Pappa Hulu
150.14
197.95
222.99
243.47
247.36
266.80
282.74

- 14

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

4.8.3.

Uji Distribusi Frekuensi


Tabel 4.12 Uji Distribusi Frekuensi Metode Chi Kuadrat
Parameter
Barana
1
0.05
0.90
3.84
Diterima

dk

X hitung
X kritis
Hasil akhir

Sub DAS
Dingau
Pamukkulu
1
1
0.05
0.05
1.67
3.19
3.84
3.84
Diterima
Diterima

Pappa Hulu
1
0.05
1.67
3.84
Diterima

Sumber : Hasil Analisis Perhitungan

4.9.

Debit Banjir Rancangan

Debit puncak banjir rancangan dihitung menggunakan hidrograf satuan sintetik


Nakayasu, dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.13 Debit Banjir Rancangan DAS Pappa
No.
1
2
3
4
5
6
7

Periode
Ulang
2
5
10
20
25
50
100

Barana
194.53
268.00
306.48
337.97
343.95
373.83
398.32

Sub DAS
Dingau
Pamukkulu
247.53
224.59
320.99
325.14
368.50
377.81
414.73
420.90
424.69
429.08
474.45
469.98
519.40
503.49

Pappa Hulu
67.63
89.21
98.86
104.47
107.39
111.85
115.17

Lokasi
Bendung karet
561.25
763.54
877.89
976.97
997.80
1092.33
1170.29

Untuk hidrograf banjir di lokasi bendung karet S. Pappa (Lokasi Alternatif-2) dihitung
dengan cara melakukan routing banjir dari hidrograf banjir yang masuk ke sistem sungai,
yaitu dari Sub DAS Pamukkulu, Dingau, Pappa Hulu, dan Barana. Karena tersedia data
pengukuran profil memanjang dan melintang sungai di lokasi ini, maka Routing banjir
dilakukan dengan analisa hidrolika inflow dan outflow di sungai pada kondisi aliran tidak
tunak (unsteady flow) dengan model HEC RAS. Hasil selengkapnya hidrograf banjir pada
lokasi bendung karet disajikan pada Tabel 4.14
4.10. Periode Ulang Banjir
Untuk perencanaan bendung karet, digunakan debit banjir rencana sesuai dengan debit
rencana pengendalian banjir di sungai Pappa. Karena pada saat terjadi banjir posisi
bendung karet dalam keadaan mengempis, sehingga tidak ada efek pembendungan dari
bendung karet. Berdasarkan studi-studi terdahulu dalam pengendalian banjir sungai
Pappa, digunakan debit banjir rencana periode ulang 25 tahun.

LAPORAN RINGKASAN

- 15

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

Tabel 4.14 Hidrograf banjir Lokasi Bendung Karet (km.10.20)


(hasil Flood Routing dengan HEC-RAS)

LAPORAN RINGKASAN

- 16

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

5.

PERENCANAAN BENDUNG KARET

5.1. Pemilihan Lokasi Bendung Karet


Dari survey dan studi penentuan lokasi diperoleh 3 alternatif lokasi yang memungkinkan
untuk bendung karet (lihat gambar 5.1). Perbandingan keuntungan dan kerugian dari
ketiga alternatif lokasi tersebut adalah seperti diuraikan pada Tabel 5.1 berikut :
Tabel 5.1 Perbandingan Alternatif Lokasi Bendung Karet Sungai Pappa
Alternatif-1
Posisi 1.7 km dari muara
Luas
catchment
areanya
paling besar, yaitu : 408 km2,
sehingga ketersediaan airnya
lebih terjamin
Dapat menahan intrusi air laut
sepanjang 12 km ke hulu.

Alternatif-2
Posisi 10.2 km dari muara
Luas catchment areanya 306
km2, sehingga ketersediaan
airnya lebih sedikit

Alternatif-3
Posisi 12.6 km dari muara
Luas catchment areanya 269
km2 Ketersediaan air dari
sungai paling kecil.

Hanya dapat menahan intrusi


air laut sepanjang 2 km ke
hulu

Volume tampungan di palung


sungai paling besar, yaitu
sekitar 2.2 juta m3, sehingga
daerah yang bisa dilayani air
bakunya lebih luas
Lebar bendung 165 m
Dasar pondasi berupa tanah
lunak, sehingga perlu pondasi
dalam dengan tiang pancang
Pelaksanaan konstruksi lebih
sulit

Volume tampungan di palung


sungai lebih kecil, yaitu sekitar
0.5 juta m3.

Tidak dapat menahan intrusi


air laut, karena lokasi ini sudah
tidak
terpengaruh
oleh
pasang air laut
Volume tampungan di palung
0.2 juta m3, di waduk tunggu
0.9 juta m3, total 1.1 juta m3.

Lebar bendung 65 m
Dasar pondasi berupa batuan
keras, dan cukup dengan
pondasi dangkal
Pelaksanaan konstruksi lebih
mudah

Lebar bendung 65 m
Dasar pondasi berupa batuan
keras, dan cukup dengan
pondasi dangkal
Pelaksanaan konstruksi lebih
sulit. Pembangunan bendung
karet tergantung pada jadi
tidaknya
dibangun
waduk
tunggu

Berdasarkan perbandingan teknis tersebut, selanjutnya ditetapkan lokasi Alternatif-2


yang dipilih untuk sebagai lokasi bendung karet Sungai Pappa, dengan pertimbanganpertimbangan : bendung tidak terlalu lebar, lokasi berada tanah pondasi batuan yang
lebih stabil, serta pelaksanaan konstruksi nantinya lebih mudah. Sedangkan tampungan
air di palung yang hanya 0.5 juta m3 diperkirakan sudah mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan air baku. Disamping itu bendung direncanakan bendung karet memanfaatkan
ketersediaan air dari aliran dasar di sungai.
5.2. Perencanaan Tipe Bendung Karet
Ditinjau dari komponen pengisi bendung karet pada saat dikembangkan, terdapat dua
tipe bendung karet, yaitu :
1. Bendung Karet isi air
2. Bendung karet isi udara
Bendung karet S.Pappa direncanakan isi udara, dengan pertimbangan : beban pondasi
yang lebih kecil, pemeliharaan yang lebih mudah, serta sesuai dengan karakteristik
sungai Pappa, dimana kondisi banjir yang datang sangat cepat sehingga diperlukan
pengempisan bendung yang cepat, biaya keseluruhan lebih ekonomis. Disamping itu
juga berdasarkan pengalaman yang telah ada seperti yang telah diterapkan pada
bendung karet yang ada di Sulawesi Selatan, yaitu Bendung Karet Sungai Jeneberang.

LAPORAN RINGKASAN

- 17

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

Gambar 5.1 Alternatif Lokasi Bendung Karet S.Pappa

LAPORAN RINGKASAN

- 18

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

5.3.

Perencanaan Tata Letak Bendung Karet

Posisi pada Alternatif ke 2, berada 10.2 km dari muara sungai, sekitar 1.5 km di sebelah
hulu jembatan jalan poros Takalar-Jeneponto. Pada lokasi ini saat ini telah ada bendung
sementara yang dibangun swadaya masyarakat. Lokasi as bendung ditempatkan sejauh
50 m ke hulu dari as bendung swadaya masyarakat yang ada. Mengingat bendung
tersebut saat ini masih difungsikan oleh masyarakat, dan dari hasil pertemuan
konsultasi masyarakat disepakati lokasi tersebut, sehingga tidak akan mengganggu
bangunan pada saat dilaksanakan pengeboran untuk penyelidikan geologi teknik.
Namun karena bendung ini dari pasangan batu kali, dan hanya disediakan beberapa
lubang untuk pengaliran pada saat banjir, sehingga mercu yang ada akan menambah
ketinggian muka air banjir di lokasi ini pada saat terjadi banjir. Maka direkomendasikan
bendung swadaya ini untuk dibongkar pada saat pembangunan bendung karet nantinya.
5.4.

Perencanaan Dimensi Bendung Karet

Perencanaan bendung karet mengikuti kriteria Pedoman Perencanaan Bendung Karet


Isi Udara (PdT-09-2004-A). Perencanaan dimensi pokok bendung karet Sungai Pappa
seperti disajikan pada Tabel 5.2 berikut.
Tabel 5.2. Perencanaan Dimensi Bendung Karet Sungai Pappa
No.
1.

Uraian
Panjang bentang bersih bendung
pada mercu atas, L

Dimensi
66.00 m

2.
3.

Panjang mercu bagian bawah


Jumlah panel bendung

4.

Tebal pilar pembagi

5.

Panjang panel bendung

6.

Elevasi lantai muka

-0.50 m

7.
8.

Ketebalan pondasi bendung


Panjang lantai muka

1.20 m
10.00 m

9.

Elevasi mercu bendung

+2.00 m

10.
11.

Tinggi tubuh bendung, H


Tinggi aliran maksimum, 0.24H

+4.50

+2.00

2x25.00 m

2.50 m
0.60 m

Tinggi aliran yang diijinkan sebelum bendung


karet mengempis, maksimum 0.3 H = 0.75m.
Diambil 0.24 H = 0.60 m. (dalam praktek muka
air pengempisan tidak lebih dari 0.60 m)

71.00
1.00
1.65 1.65

35.00
28.35

5.00
3.10

1.00 m

Dibuat 2 panel untuk kemudahan pengangkutan


bahan ke lokasi, untuk pengaturan muka air
hulu, dan untuk kemudahan pada saat
perbaikan/ penggantian
Bentuk trapesium, tebal atas 1.00 m, kemiringan
lereng 1:0.5
Panjang bagian bawah tubuh bendung karet
kondisi mengembang
Elevasi minimum dasar sungai di lokasi bendung
- 0.75 m, diambil 0.25 m diatasnya
Dari bahan beton bertulang
Direncanakan agar cukup untuk landasan bagi
penggelaran lembaran karet bendung.
Elevasi pasang tertinggi di lokasi ini + 0.90 m,
elevasi muka air rencana pengambilan +1.85m
(elevasi tebing sungai rata-rata +2.90m, tinggi
pemompaan rata-rata 1.05m)

35.00
28.35
+2.60

+2.60

+2.00
2.50

0.80

2 x 28.35 m
2 bh

Keterangan
Diambil sama dengan lebar rata-rata sungai di
sekitar lokasi bendung (1 km ke hulu dan 1 km
ke hilir)

-0.50

0.80
5.00

+4.50

3.10

-0.50

61.00

Gambar 5.2. Potongan Melintang Bendung Karet S.Pappa

LAPORAN RINGKASAN

- 19

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

5.5.

Hidrolis Bendung Karet

5.5.1. Dimensi Hidrolis


Ringkasan dimensi hidrolis bendung karet S.Pappa sebagaimana disajikan pada Tabel
5.2. diatas.
5.5.2. Elevasi Mercu Bendung
Mercu bendung diletakkan pada elevasi yang diperlukan untuk pelayanan muka air
pengambilan, atau didasarkan pada perhitungan bagi penyediaan volume tampungan
air di hulu bendung. Direncanakan elevasi mercu bendung + 2.00 m, dengan
pertimbangan elevasi muka air yang disediakan untuk pemompaan bagi pengambilan
air untuk PDAM dan irigasi pompa di hulu bendung. Dimana rata-rata elevasi sawah
yang ada di lokasi adalah + 3.00 m, sehingga tinggi pemompaan rata-rata 1.00 m.
Disamping itu berdasarkan pengamatan ketinggian muka air pasang tertinggi di lokasi
ini +0.90 m, sehingga bendung karet dapat menahan agar tidak bercampurnya air asin
dengan air tawar di hulu bendung. Dengan elevasi lantai bendung -0.50 m, maka
ketinggian bendung karet H=2.50 m.
5.5.3. Penampungan dan Pelepasan
Volume penampungan yang terjadi pada saat bendung karet mengembang dihitung
berdasarkan data penampang melintang sungai di hulu bendung karet, dengan elevasi
muka air pada pembendungan maksimum + 2.60 m. Dari hasil perhitungan diperoleh
volume tampungan bendung karet sungai Pappa sebesar 0.70 juta m3, dengan panjang
aliran balik ke hulu sejauh 5,4 km. Aliran balik ini sampai 2 km di hulu dari titik
percabangan S.Dingau dan S.Pamukkulu. Pengaruh aliran balik dari pembendungan
maksimum ini juga cukup aman dan tidak menimbulkan luapan banjir dari penampang
sungai yang ada. Sedangkan pada elevasi muka air sama dengan elevasi mercu + 2.00
m, adalah sebesar 0.56 juta m3. Karena debit sungai Pappa pada musim kemarau kecil,
maka volume tampungan ini sangat berarti untuk penyediaan air baku di lokasi ini.
5.5.4. Perencanaan Panelisasi Bentang Bendung
Untuk menghindari pelepasan volume tampungan pada operasi pengempisan,
direncanakan bendung karet dibagi menjadi dua panel. Elevasi rencana pembendungan
maksimum panel ke-1 adalah + 2.57 m, dan panel ke-2 adalah + 2.60 m.
5.5.5. Debit limpasan pada pembendungan maksimum
Total debit limpasan pada pembendungan maksimum dihitung dengan rumus:
Qw

= Cw L h13/2

dengan :
Qw = debit limpasan pada pembendungan maksimum (m3/s),
Cw = koefisien limpasan (m1/2/s),
L
= panjang bentang bendung (m),
h1 = tinggi pembendungan maksimum (m).
Besarnya Cw bisa didekati dengan rumus:
Cw = 1.77 (h1/H) + 1.05 (untuk 0 < h1/H < 0,3)
Direncanakan tinggi pembendungan maksimum h1 = 0.24 H = 0.24 * 2.5 = 0.60 m
Cw = 1.77 (0.60/2.50) + 1.05 = 1.475
L

= 2 x (B+m1(H+1/2.h)+m2(H+1/2.h))

Dimana :
LAPORAN RINGKASAN

- 20

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

B
m

= panjang bentang bendung bagian bawah = 28.35 m, (lihat gambar 6.4)


= kemiringan lereng pilar (1:0.5) dan dinding tepi (1:1)

sehingga :
L
= 2 x (28.35 + 0.5*(2.50 + 0.30) + 1.0*(2.5+0.30)) = 65.10 m
Qw = 1.475 * 65.10 * 0.603/2 = 44.63 m3/dt 45 m3/dt
5.5.6. Debit spesifik pada V-Notch
Debit pada V-notch dihitung dengan asumsi karet pada pusat V-notch mengempis total,
sedangkan di bagian lain masih mengembang sempurna. Sementara itu, muka air hulu
sama dengan muka air pada pembendungan maksimum.
Besarnya debit dihitung dengan rumus:
qv
dengan:
qv
Cv
H
h1
qv

= Cv (H+h1)3/2
=
=
=
=

debit spesifik pada V-notch (m3/dt/m)


koefisien aliran yang bisa diambil 1,38 (m1/2/dt)
tinggi bendung (= 2.50 m)
tinggi pembendungan maksimum (=0.60 m)

= 1.38 (2.50 + 0.60)3/2


= 7.532 m3/dt/m
33.00
terjadi V-notch
28.35
h1

1.55
Asumsi mercu

2.50

5.00

3.10

28.35

Gambar 5.3. Aliran Pada Saat Terjadi V-notch


Total debit limpasan pada saat terjadi V-notch :
Qtot = (Qw + Qv) + Qp
= 2 * (Cw.Lw.h13/2 + Lv.qv)
= 2 * (1.475*(1.55+3.10)*0.601.5 + 28.35*7.532)
= 433.44 m3/dt
5.5.7. Profil Muka Air Banjir
Pada kondisi bendung karet mengempis penuh, mercu bendung karet akan rata dengan
lantai beton pondasi, yaitu pada elevasi 0.50 m. Pengaliran pada kondisi ini
merupakan pengaliran tenggelam. Tinggi muka air banjir pada kondisi bendung karet
mengempis dapat diketahui dari analisa hidrolika profil muka air di sungai dengan
kondisi aliran tidak seragam sesuai penampang melintang sungai dengan program
HEC-RAS versi 4.0. Analisa hidrolika dilakukan dengan menggunakan debit banjir
rencana periode ulang 2, 25, dan 50 tahun.

LAPORAN RINGKASAN

- 21

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

Dari analisa profil muka air sungai pada kondisi setelah ada bendung karet dengan
dimensi bendung sebagaimana diuraikan diatas, diketahui bahwa tinggi muka air ratarata hampir sama dengan kondisi sebelum ada bendung, dimana hanya ada
peningkatan sekitar 0.05 sampai 0.08 m ke arah hulu, pada debit banjir rencana periode
ulang 25 tahun. Tinggi muka air banjir pada lokasi as + 4.41.

As Bendung
Karet

Gambar 5.4 Profil Muka Air Sungai Pappa Kondisi Eksisting

As Bendung
Karet

Gambar 5.5. Profil Muka Air Sungai Pappa Kondisi Ada Bendung Karet (kondisi
mengempis)

5.5.8.Perencanaan Kolam Peredam Energi

LAPORAN RINGKASAN

- 22

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

Energi terjunan diperhitungkan untuk kemungkinan yang paling membahayakan yaitu


pada kondisi dengan asumsi sebagai berikut:
1)
2)

muka air hulu setinggi muka air pengempisan, yaitu + 2.60 m.


terjadi v-notch hingga mencapai dasar tubuh bendung, dengan muka air hulu
+ 2.60, dan debit aliran spesifik sebesar qv = 7.532 m3/dt (lihat sub bab 6.5.6)

Dari perhitungan hidrolis kolam peredam energi bendung karet Sungai Pappa diperoleh
dimensi hidrolis sebagai berikut :
Digunakan kolam olak datar dengan terjunan dan ambang ujung hilir.
Elevasi rencana kolam olak :
El.2 = El. M.a hilir Y2 = 0.82 2.61 = - 1.79
Tinggi ambang ujung hilir :
n
= Y1 = * 1.16 = 0.58 m 0.60 m
Panjang kolam olak :
Lj
= 5 (n+Y2) = 5(0.60+2.78) = 16.90 m, direncanakan Lj = 17.00 m
+4.50
mab. +2.60
man. +2.00
+0.82
-0.50

-1.00

-2.00

5.00

10.00

10.00

17.00
1.50

Gambar 5.6 Potongan Memanjang Bendung Karet


5.6. Perencanaan tubuh bendung
5.6.1.Bahan karet
Lembaran karet terbuat dari bahan karet asli atau sintetik yang elastik, kuat, keras, dan
tahan lama. Bahan karet yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut :
1)
2)

Kekerasan
tes abrasi menggunakan metode H18 dengan beban 1 kg pada putaran 1000
kali tidak melampaui 0,8 m3/mil
Kuat tarik
kuat tarik pada suhu normal 150 kg/cm2
kuat tarik pada suhu 100o 120 kg/cm2

Bahan karet diperkuat dengan susunan benang nilon yang memberikan kekuatan tarik
untuk menahan gaya sebesar 58960 N/m. Ketebalan karet yang digunakan 11.8 mm.
5.6.2.Kekuatan
Kekuatan lembaran karet harus mampu menahan gaya tekanan air dikombinasikan
dengan gaya tekanan udara dari dalam tubuh bendung.
Gaya tarik pada selubung tabung karet :
T
= 0,5 H pb = 0.5 * 2.50 * 2000 = 2500 N/m
Dimana tekanan udara di dalam tabung karet direncanakan 2000 Pa.
Gaya tekanan air dari hulu bendung :
Fw = 0,5 w [Y2 (h1+v2/2g)2] = 0.5 * 9810 [2.752 (0.75+1.562/2*9.81)2]
= 9741 N/m
Gaya pada angker hilir :
Ti
= T + 0,5 Fw = 2500 + 0.5 * 9741 = 7370 N/m
LAPORAN RINGKASAN

- 23

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

Gaya pada angker udik :


Tu = T - 0,5 Fw = 2500 0.5 * 9741 = -2370 N/m
Kekuatan tarik lembaran karet pada arah aliran air :
KT
= n Ti = 8 * 7370 = 58960 N/m
Kekuatan tarik searah as bendung ditentukan sebesar 60% KT = 35376 N/m.
Tebal lembaran karet ditentukan oleh tebal susunan benang nilon ditambah lapisan
penutup di kedua sisinya untuk menjamin kedap udara. Lapisan penutup sisi luar dibuat
lebih tebal untuk pengamanan terhadap goresan ataupun abrasi oleh benda keras.
Tebal lapisan penutup diambil 3 mm di permukaan dalam dan 7 mm di permukaan luar.
5.6.3.Sistem penjepitan
Perletakan tabung karet pada fondasi berupa penjepitan yang menggunakan baja yang
diangker. Untuk bendung karet Sungai Pappa, karena tingginya 2.50 m > 1.00 m, dan
dipengaruhi oleh pasang surut air laut, maka digunakan angker ganda.
5.6.4.Kebutuhan Luasan Karet
Bentuk dan panjang lembaran karet yang diperlukan untuk masing-masing panel adalah
sebagai berikut :
1

0.5
1
2.50

28.524

3.231

0.269

4.443

8.886

4.443

4.070

0.198

28.35

35.825

Gambar 5.7 Ukuran Lembaran Karet


Penjepitan pada ujung tabung karet yang menaiki tembok tepi atau pilar dibuat hingga
ketinggian H + 10% H = 2.50 + 0.1*2.50 = 2.75 m. Lebar sirip (fin) untuk tinggi bendung
2.50 m, diambil = 110 mm.
5.7. Perencanaan Stabilitas
Direncanakan bendung karet Sungai Pappa menggunakan pondasi langsung, karena
kondisi tanah pondasi dasar merupakan batuan yang cukup keras dengan daya dukung
yang besar. Untuk menahan geser pada pondasi bendung direncanakan dipasang
angker-angker pada batuan yang mengikat ke lantai pondasi dengan jarak 2.0 x 2.0 m2.
Panjang angker masuk ke batuan sedalam 1.0 m, dengan di bor, dan digrouting.
5.7.1. Stabilitas Terhadap Erosi Buluh (piping)
Panjang lintasan garis rembesan yang aman terhadap bahaya piping dihitung dengan
menggunakan metode Lane dan Bligh, dengan asumsi kondisi tanah dasar berupa batu
lempung, dengan harga koefisien Lane CL = 1.60.
LAPORAN RINGKASAN

- 24

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

Faktor rembesan Lane = Lw/Hw = 29.55/3.45 = 8.57 > CL=1.60 - Aman


5.7.2. Stabilitas Lantai Pondasi Bendung Karet
Rekapitulasi gaya-gaya yang bekerja

5.8. Perencanaan Instalasi


5.8.1. Lubang angin
Lubang angin merupakan lubang bagi pemasukan dan pengeluaran udara pada tabung
karet. Jumlah lubang minimum dua lokasi, yaitu di kedua ujung tabung karet dengan
memasang pipa baja dalam tabung. Hal ini diperlukan untuk menghindari terjebaknya
udara pada satu sisi tabung karet ketika terjadi v-notch yang bisa menutup rongga
tabung karet. Lubang angin bisa dibuat lebih dari dua, yang diletakkan merata di
LAPORAN RINGKASAN

- 25

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

sepanjang pipa baja dalam tabung karet. Dalam tabung karet juga perlu dilengkapi
lubang drainase yang diperlukan untuk menguras akumulasi air yang terjadi akibat
pengembunan udara yang dimampatkan.
5.8.2. Pompa dan saluran udara
Pompa udara disediakan untuk mengembangkan tabung karet. Pemompaan udara ke
dalam tabung karet dilengkapi dengan instrumen pengontrol tekanan udara
(manometer).
Sehingga kapasitas pompa yang dibutuhkan :
Kp = ( 0.2 * 160 ) / 15 = 2.13 m 3/menit, digunakan pompa udara dengan
kapasitas 2.20 m3/menit, untuk setiap panel. Sehingga digunakan 2 buah pompa
dan motor dengan kapasitas masing-masing 2.20 m3/menit.
Diameter pipa saluran udara ditentukan berdasarkan waktu pengempisan, dimana
diperoleh hasil diameter pipa udara 3 inci dengan waktu pengempisan 19.5 menit.
Tekanan udara dalam tabung 2000 Pa. Kecepatan udara keluar 29.92 m/dt.
5.8.3. Sistem otomatisasi
Prinsip kerja sistem otomatisasi adalah apabila muka air sungai di hulu bendung sudah
mencapai muka air pengempisan yang direncanakan, akan terjadi aliran masuk ke
dalam sistem, yang diatur untuk menggerakan tuas pembuka tutup saluran udara dari
tabung karet.
Sistem penggerak tuas yang akan digunakan adalah sistem ember, aliran air ditampung
dalam suatu ember yang diikatkan pada kotak otomatisasi. Dengan makin besar berat
ember, posisi ember akan turun hingga memutar tuas pembuka tutup saluran udara.

LAPORAN RINGKASAN

- 26

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

Keterangan :
A. Tubuh bendung
B. Lubang ventilasi
C. Ember penampung air
D. Tuas pembuka katup pembuang
E. Sistem transmisi pembuka katup
F. Pipa pembuang udara
G. Manometer
H. Pompa udara
I. Motor
J. Saringan udara masuk
K. Pipa pengisian/pembuang
L. Lubang masukan air
M. Pipa masukan air
N. Pipa drainase

Gambar 5.8. Skema instalasi operasi dengan otomatisasi tipe ember

LAPORAN RINGKASAN

- 27

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

6.

RENCANA ANGGARAN BIAYA

Total biaya yang diperlukan untuk pembangunan bendung karet Sungai Pappa adalah
sebesar Rp. 34,788,100,000,- (Terbilang : Tuga puluh empat milyar tujuh ratus delapan
puluh delapan juta seratus ribu rupiah), dengan rincian sebagaimana tercantum pada
Tabel Rekapitulasi Daftar Kuantitas dan Harga.

LAPORAN RINGKASAN

- 28

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

7.

PENUTUP

7.1. SIMPULAN
Dari pembahasan-pembahasan dalam laporan akhir dapat diambil beberapa kesimpulan
pokok sebagai berikut :
1. Sungai Pappa di Kabupaten Takalar memiliki potensi debit aliran tahunan yang
sangat besar yang belum dimanfaatkan secara optimal. Dimana pada musim
kemarau ketersediaan air sangat kecil, namun pada musim hujan selalu
menimbulkan banjir besar. Disatu sisi kebutuhan air baku untuk PDAM Kota
Takalar semakin meningkat, namun sumber air yang tersedia semakin terbatas.
Disamping itu pengaruh intrusi air laut yang masuk ke sungai Pappa cukup jauh
ke dalam. Dalam rangka penyediaan air baku dan upaya untuk menahan intrusi
masuk ke daratan, serta tidak menimbulkan banjir yang semakin besar, maka
salah satu alternatif bangunan yang cocok untuk dibangun pada Sungai Pappa
adalah Bendung Karet.
2. Terdapat 3 (tiga) alternatif lokasi yang potensial untuk dibangun bendung karet
pada sungai Pappa, yaitu : (1). Alternatif-1 : lokasi di hilir, posisi 1.70 km dari
muara; (2). Lokasi tengah, posisi 10.20 km dari muara; (3). Lokasi hulu, posisi
12.60 km dari muara.
3. Berdasarkan perbandingan teknis, selanjutnya ditetapkan lokasi Alternatif-2 yang
dipilih, dengan pertimbangan : bendung tidak terlalu lebar (66 m), lokasi berada
tanah pondasi batuan yang lebih stabil (batuan tufa kepasiran), lokasi lebih dekat
dengan daerah layanan air baku, pelaksanaan konstruksi nantinya lebih mudah,
biaya konstruksi yang ekonomis dibanding 2 alternatif lain. Sedangkan
tampungan air di palung yang hanya 0.7 juta m3 diperkirakan sudah mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan air baku (102 l/dt).
4. Untuk kebutuhan perencanaan, dilakukan pengukuran topografi sungai sejauh 1
km ke hulu dan 1 km ke hilir dari as bendung, sedangkan untuk kebutuhan
analisa hidrolika profil muka air sungai digunakan data pengukuran profil sungai
sepanjang 13 km dari muara, dari studi pengendalian banjir sungai Pappa tahun
2008.
5. Penyelidikan geologi teknik di lokasi as bendung dilaksanakan dengan bor inti
sebanyak 3 titik, masing-masing dengan kedalaman 20 m. Dari hasil pengeboran
menunjukkan bahwa dasar sungai di lokasi bendung merupakan batuan tufa
berpasir, dengan tingkat kepadatan sedang, dan daya dukung batuan cukup
bagus sehingga cukup menggunakan pondasi langsung, namun masih
diperlukan kolam olak mengingat batuan kurang tahan terhadap gerusan.
6. Bendung karet Sungai Pappa direncanakan untuk penyediaan sumber air baku
untuk PDAM Kota Takalar, yang akan digunakan untuk melayani penduduk
kecamatan Mangarabombang dan Polombangkeng Selatan untuk proyeksi
sampai tahun 2030, dengan total jumlah penduduk 81,310 jiwa, dengan total
kebutuhan air 102 l/dt. Dan apabila tampungan air tersedia, akan dimanfaatkan
untuk irigasi pompa areal di hulu sebelah kiri sungai seluas 200 ha.
7. Berdasarkan analisis ketersediaan air, dengan menggunakan data AWLR
Stasiun Bonto Cinde yang terletak di S.Pappa bagian hulu (lokasi percabangan
S.Dingau dan S.Pamukkulu), bahwa ketersediaan air pada musim kemarau
(Agustus-Nopember) sangat terbatas (untuk Q99 nilainya 0 m3/dt selama 4
bulan tersebut). Hal ini diakibatkan di hulu posisi AWLR terdapat bendung
Pamukkulu yang melayani areal irigasi teknis seluas 2090 ha, sehingga apabila
debit sungai terbatas, maka air yang ada dimanfaatkan semua untuk melayani
areal irigasi, dengan demikian tidak ada limpasan di hilir bendung. Disamping itu
LAPORAN RINGKASAN

- 29

Detail Desain Bendung Karet Sungai Pappa Kabupaten Takalar

karena kondisi lapisan tanah penutup batuan di daerah ini relatif dangkal,
sehingga kemampuan untuk menyimpan airnya kurang.
8. Karena dalam kondisi banjir bendung karet mengempis, sehingga tidak ada efek
pembendungan, maka bendung karet direncanakan dengan debit banjir rencana
sesuai dengan debit banjir rencana sungai, yaitu debit rencana tanggul
pengendalian banjir sungai Pappa, dengan periode ulang 25 tahun.
9.

Tipe bendung karet yang digunakan adalah bendung karet isi udara.

10. Dimensi utama bendung karet Sungai Pappa adalah : elevasi mercu bendung
kondisi mengembang +2.00 m, elevasi lantai utama -0.50 m, tinggi bendung
kondisi mengembang 2.50 m, elevasi pembendungan maksimum + 2.60 m,
panjang mercu bagian atas 2x 33.1 m, panjang mercu bawah 2x 28.35 m,
bendung karet tidak dilengkapi dengan pintu penguras, panjang kolam olak
17.50 m, panjang lantai utama 10 m, panjang lantai muka 15 m, elevasi dasar
kolam olak -2.00m. Pondasi lantai bendung bertumpu pada batuan tuffa
kepasiran, dengan nilai N SPT > 60, dengan kedalaman galian pondasi rata-rata
1.50 m yang merupakan lapisan batuan keras.
11. Total biaya pembangunan bendung karet Sungai Pappa sebesar Rp. 31.696
Milyar, yang terdiri dari : pekerjaan persiapan Rp. 641 juta, pekerjaan tanggul
sementara, pengelak dan pengeringan Rp. 5.14 Milyar, pekerjaan bendung
utama Rp. 10.04 milyar, pekerjaan karet bendung, mekanik dan instalasi Rp.
8.26 milyar, pekerjaan gedung kontrol Rp. 1.00 Milyar, pekerjaan pintu Rp. 74
juta, biaya contingency 2.6 milyar, biaya konsultan supervisi 1 milyar, dan PPN
(10%) 2.88 Milyar.
7.2. SARAN-SARAN
1. Perlu dilakukan sosialisasi pada masyarakat setempat sebelum dilakukan
pembangunan dan pembebasan lahan, agar tidak terjadi permasalahan sosial
dalam pelaksanaan pembangunan nantinya.
2. Karena penyelidikan geologi dengan pengeboran hanya dilakukan sebanyak 3
titik di lokasi bendung, maka dalam tahap pelaksanaan nantinya kondisi geologi
teknik masih harus diselidiki lebih mendetail antara lain pada saat penggalian
pondasi bendung karet maupun basement dari gedung kontrol, dimana bisa
diamati kekerasan batuan dan ketebalan lapisan batuan.
3. Prioritas pertama dari pemanfaatan air yang tersedia dari bendung karet adalah
untuk penyediaan air baku, baru selanjutnya adalah untuk kebutuhan air irigasi
pompa. Untuk itu perlu dilakukan sosialisasi mengenai pengaturan penggunaan
air nantinya, agar tidak terjadi konflik kepentingan yang bisa menimbulkan
permasalahan sosial.
4. Perlu dilakukan studi lingkungan seperti UKL, dan UPL sebelum dilakukan
pembangunan bendung karet sungai Pappa ini.
5. Masyarakat setempat harus dilibatkan dalam setiap tahapan kegiatan yang
berkaitan dengan rencana pembangunan bendung karet, mulai dari
perencanaan, persiapan konstruksi, konstruksi dan pada saat bendung karet
sudah dioperasikan.

LAPORAN RINGKASAN

- 30

You might also like