You are on page 1of 6

KOMISIONING UJI TAHANAN ISOLASI PEMUTUS

TENAGA (PMT) DI GARDU INDUK 150 KV CIBOGO

I.

TUJUAN
Pengujian ini berrtujuan untuk mengetahui besar (nilai) kebocoran arus (leakage
current) yang terjadi antara bagian yang bertegangan terminal atas dan terminal
bawah terhadap tanah.

II.

TEORI PENDUKUNG
Pengukuran tahanan isolasi pemutus tenaga (PMT) ialah proses pengukuran
dengan suatu alat ukur untuk memperoleh nilai tahanan isolasi pemutus tenaga antara
bagian yang diberi tegangan (fasa) terhadap badan (case) yang ditanahkan maupun
antara terminal atas dengan terminal bawah pada fasa yang sama.
Pada dasarnya pengukuran tahanan isolasi PMT adalah untuk mengetahui
besar (nilai) kebocoran arus (leakage current) yang terjadi antara bagian yang
bertegangan terminal atas dan terminal bawah terhadap tanah.
Kebocoran arus yang menembus isolasi peralatan listrik memang tidak dapat
dihindari. Oleh karena itu, salah satu cara meyakinkan bahwa PMT cukup aman untuk
diberi tegangan adalah dengan mengukur tahanan isolasinya. Kebocoran arus yang
memenuhi ketentuan yang ditetapkan akan memberikan jaminan bagi PMT itu sendiri
sehingga terhindar dari kegagalan isolasi.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur tahanan isolasi,
ada yang berdasarkan pengaruh perubahan suhu dan kelembaban serta pengaruh
aplikasi waktu pemberian tegangan. Metode yang sering digunakan adalah metode
pengujian berdasarkan waktu, dimana dalam pengujian akan diambi data sebanyak
dua kali yaitu pada 1 meni dan 10 menit. Rasio (tanpa dimensi) dari resistansi isolasi
10 menit dengan nilai 1 menit disebut Indeks Polarisasi (IP) dan dapat digunakan
untuk menilai kualitas isolasi.

Metode pengukuran menggunakan indeks polarisasi sangat ideal untuk


menguji sirkuit isolasi padat. Oleh karena itu, metode ini tidak dianjurkan pada
peralatan seperti trafo yang direndam minyak karena akan memberikan hasil isolasi
yang rendah walaupuan nilai isolasi sebenarnya berada dalam kondisi baik.
Pada IEEE 43-2000 terdapat standar nilai untuk IP dimana nilai minimum IP
untuk mesin AC dan DC di kelas suhu B, F dan H disampaikan pada table dibawah
ini.

Dari table diatas dapat disimpulkan, jika nilai IP lebih besar dari 4 maka
tahanan isolasi semakin baik. Sementara jika nilai IP dibawah 2 maka ada masalah
pada tahanan isolasi yang uji.

III. WAKTU DAN LOKASI


Pengujian tahanan isolasi pemutus tenaga dilakukan di Gardu Induk 150 KV Cibogo
pada tanggal 18 23 Desember 2015.

IV. SARANA DAN PRASARANA

V.

Mega Ohm Meter (Megger) : Untuk mengukur tahanan isolasi dari suatu instalasi.

Alat Pelindung Diri

: Helm, sepatu safety, dan sarung tangan.

Alat tulis

: Form uji tahanan isolasi, buku catatan dan pulpen.

LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN KOMISIONING


A. Persiapan

1. Isolasi pemutus tenaga harus dalam kondisi terputus dengan komponen


lainnya. Ini untuk memastikan bahwa tegangan uji tidak mengalir ke
komponen lain.
2. Pemasangan pentanahan lokal (Local Grounding) disisi terminal atas dan
terminal bawah dengan tujuan membuang tegangan sisa (Residual) yang masih
ada.

Gambar 1. Pemasangan pentanahan lokal dan pelepasan terminal atas dan bawah

3. Pembersihan permukaan porselin bushing memakai material cleaner dan lap


kain yang halus dan tidak merusak permukaan isolator dengan tujuan agar
pengukuran memperoleh nilai (hasil) yang akurat.
4. Menyiapkan perlindungan khusus untuk mengantisipasi jika terjadi.
5. Mempersiapan alau ukur (Megger)
a. Pengecekan baterai megger
b. Kalibrasi dengan mekanisme zero check pada kondisi megger off.

B. Pelaksanaan

No.

Kegiatan Pengujian

1.

Terminal atas (Ra,

Gambar Ilustrasi Kegiatan

Gambar Sarana dan Prasarana

Sa, Ta) terhadap


Cashing (body) /
tanah.
2.

Terminal bawah
PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI PEMUTUS TENAGA
(Rb, Sb, Tb)
DI GARDU INDUK 150 KV CIBOGO
terhadap Cashing
Mega Ohm Meter
(body) / tanah
1. ALAT YANG DIUJI
Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker Type : GL313 F1 12 312 0179 91
Karakteristik :
- Mechanical
3.
Terminal
atas control mechanism(s) = 3 (tipe: FK3-1)
- Frequency = 50 Hz
bawah
(Ra-Rb,
Sa-KV
- Voltage
=170
- Ta-Tb)
Normal current = 3150 A
Sb,
- Short-circuit breaking current = 40 kA
- Power-Frequency withstabd voltage = 750 kV
- Mass of SF6 = 14 kg
- Relative gas pressure at = 20oC 1013 hPa ,
0.85 Mps
2. LOKASI DAN KONDISI
Lokasi
: Gardu Induk 150 KV Cibogo
Suhu saat pengujian : 30oC

APD

3. ALAT UJI
Mega Ohm Meter (Megger) dengan suplai tegangan 5000 V
4. HASIL UJI
No.

Jenis Uji

Hasil Uji
S
T
210 G 135 G

1.

Terminal atas-tanah

R
110 G

2.

Terminal bawah-tanah

130 G

200 G

140 G

3.

Terminal atas-bawah

2.05 T

4.70 T

1.95 T

Disetujui :

Diperiksa :

C. HASIL KOMISIONING
Edy Iskanto
Mujahid Satrio
PLN JASER
PT PLN JMK

Diuji :

Kriteria

Keterangan
Baik

1KV/1M

Baik
Baik

Tanggal :

18 Desember 2015
Ina Gustiana
PT ALSTOM GRID

VI. REFERENSI
-

Dokumen PT. PLN (Persero) Nomor : PDM/PGI/07:2014

SE.032/PST/1984

VII. KESIMPULAN
Hasil uji komisioning tahanan isolasi pada Gardu Induk 150 KV Cibogo telah
memenuhi strandar SE.032/PST/1984 dengan batas minimum tahanan isolasi
1KV/1M.

You might also like