You are on page 1of 10

BIO 2

materi78.co.nr

SISTEM GERAK MANUSIA


A. PENDAHULUAN
Sistem gerak adalah sistem organ pada
manusia yang berperan dalam pergerakan
tubuh.
Organ-organ yang mendukung kerja sistem
gerak:
1) Rangka/tulang, tersusun atas jaringan
tulang rawan dan tulang sejati,
merupakan alat gerak pasif.
2) Otot, tersusun atas jaringan otot,
merupakan alat gerak aktif.

B.

RANGKA
Rangka merupakan alat gerak pasif yang
tersusun atas 206 tulang yang saling
berhubungan.
Fungsi rangka:
1) Alat gerak pasif

Pada anak-anak, kondrosit lebih banyak


dari kondrin, sedangkan pada orang
dewasa, kondrin lebih banyak dari kondrosit.
Kondrosit
terletak
dalam
lakuna,
membentuk kumpulan yang disebut sel-sel
isogenik.
Tulang rawan diselubungi lapisan yang
disebut perikondrium.
Jenis-jenis tulang rawan:
a. Hialin
Berwarna transparan, berserat tinggi, dan
daya elastisitas tinggi.

Contoh: tulang pada saluran pernapasan

2) Pemberi bentuk tubuh


3) Menopang/menyokong berat tubuh
4) Tempat melekatnya otot
5) Melindungi organ vital
6) Tempat pembentukan sel-sel darah pada
sumsum tulang (hemopoesis)
7) Tempat penyimpanan kalsium dan fosfor
Berdasarkan letaknya pada tubuh, rangka
manusia dikelompokkan menjadi:
1) Rangka aksial, yaitu rangka yang
terletak di sumbu tubuh, yaitu tengkorak,
tulang rusuk, tulang dada dan tulang
belakang.
2) Rangka appendikular, yaitu rangka
yang terletak di kanan dan kiri sumbu
tubuh, dan jumlah tulangnya sepasang.
Tulang penyusun rangka terdiri dari dua,
yaitu tulang rawan dan tulang sejati.
Tulang rawan (kondrosit) tersusun atas selsel kondrosit.
lakuna

Kondrosit berasal dari


kondroblas.
Kondrosit mensekresikan matriks berupa
kondrin.

kondrosit

matriks
sel-sel
isogenik

dan ujung tulang rusuk.


b. Elastis
Berwarna kuning, serat elastik dominan,
dan daya elastisitas tinggi.

Contoh: daun telinga dan epiglotis.


c. Fibrosa
Berwarna gelap keruh, serat kolagen
dominan, daya elastisitas rendah, dan
sebagai penyokong yang kuat.

Contoh: hubungan antar-tulang belakang


dan tendon.
Tulang sejati (osteon) merupakan tulang
yang kita kenal pada umumnya.
Osteosit berasal dari osteoblas. Osteosit
mensekresikan matriks berupa osteon.
Osteoblas berasal dari osteoprogenator,
yaitu derivat sel-sel mesenkim yang dapat
bermitosis menjadi osteoblas.
Osteosit juga terletak dalam lakuna
membentuk kumpulan sel-sel isogenik.
Tulang rawan diselubungi lapisan yang
disebut periosteum.
Pada periosteum, terdapat osteoklas, yaitu
sel yang berkembang dari monosit yang
berfungsi untuk melakukan perawatan,
perkembangan dan perbaikan materi
penyusun tulang (resorpsi).
SISTEM GERAK

BIO 2

materi78.co.nr

Matriks tulang tersusun atas dari:

a. Epifisis proksimal, bagian ujung


tulang pipa yang membulat.

1) Semen, tersusun atas karbohidrat.


2) Kolagen, tersusun atas serabut-serabut
yang membuat tulang menjadi keras.
3) Mineral, terdiri dari kalsium fosfat
(Ca(PO4)2), magnesium klorida (MgCl2),
dan kalsium karbonat (CaCO3).
Proses pembentukan tulang atau osifikasi
atau kalsifikasi adalah proses pengerasan
tulang rawan menjadi tulang sejati.

b. Diafisis, bagian tengah tulang pipa.


c. Epifisis distal, bagian ujung tulang
pipa yang memipih.
d. Metafisis/cakra epifisis, bagian
tulang yang memiliki kemampuan
untuk menambah panjang tulang.
e. Tulang rawan persendian
f.

Urutan proses osifikasi:


1) Tulang rawan yang telah dihasilkan
memiliki rongga yang akan terisi
osteoblas.

Tulang spons, membentuk cabangcabang rongga yang disebut


trabekula.

g. Tulang kompak
h. Periosteum, mengandung osteoklas.

2) Kemudian osteosit dibentuk ke arah


luar, atau berbentuk konsentris (saluran
Havers).

i.

3) Di sekitar osteosit, dibentuk matriks


tulang dari senyawa protein yang
mengandung kalsium dan fosfor.

Contoh: tulang betis, tulang paha, tulang

Berdasarkan
matriksnya,
dikelompokkan menjadi:

tulang

1) Tulang kompak, yaitu tulang dengan


matriks padat dan rapat, misalnya tulang
pipa.
2) Tulang spons, yaitu tulang dengan
matriks berongga, contohnya tulang
pipih dan tulang pendek.
Berdasarkan
bentuknya,
dikelompokkan menjadi:

tulang

1) Tulang pipa (panjang), yaitu tulang


yang berbentuk tabung dan pada
umumnya berongga.
Bagian-bagian tulang pipa:
f
a

kering, tulang hasta, tulang pengumpil.


2) Tulang pipih, yaitu tulang yang tersusun
atas dua lempeng tulang kompak dan
tulang spons, di dalamnya terdapat
sumsum tulang.

Tulang pipih berfungsi sebagai penyusun


dinding rongga, pelindung, dan penguat.

Contoh: tulang rusuk, tulang belikat,


tulang tengkorak.
3) Tulang pendek, yaitu tulang yang
berbentuk kubus, bulat kecil, atau paku.

e
d
h

Contoh: tulang pergelangan dan telapak


g
i

Rongga tulang, berisi sumsum


tulang, pembuluh darah, saraf dan
osteoblas.

tangan dan kaki.

4) Tulang tak berbentuk, yaitu tulang


yang bentuknya tidak termasuk tiga
kategori di atas.

Contoh: tulang wajah, tulang rahang,


tulang belakang, tulang pinggul.
SISTEM GERAK

BIO 2

materi78.co.nr

kranium
vertebrae cervicalis

maksila

(ruas 1-7) [7]

mandibula

vertebrae thoracolis

klavikula
skapula
manubrium
mesosternum/gladiolus

(ruas 8-19) [12]

costae verae (1-7) [7]


xiphisternum
costae spurial (8-10) [3]
humerus
costae fluctuantes

vertebrae lumbalis
(ruas 20-24) [5]

(11-12) [2]

ulna
radius
ilium

vertebrae sacralis

(ruas 25-29) [5 berfusi]

vertebrae coccygeus
(ruas 30-33) [4 berfusi]

carpal
metacarpal

phalanges
tengah

pubis

phalanges
distal
phalanges
proksimal

ischium

femur
patella
tibia
fibula

tarsal
metatarsal
phalanges

SISTEM GERAK

BIO 2

materi78.co.nr

TENGKORAK

SANGKAR DADA

sphenoid parietal
frontal
temporal

costae
verae

lakrimal
manubarium
mesosternum
/gladiolus

ethmoid
nasal
vomer
maksila

xiphisternum
oksipital

mandibula zigomatik

costae
spurae

foramen
magnum

Tempurung kepala (kranium) [8]


Nama Latin

Nama trivial

Jumlah

Frontal

dahi

Parietal

ubun-ubun

Oksipital

kepala belakang

Temporal

pelipis

Sphenoid

baji

Ethmoid

tapis

Terdapat foramen magnum yang merupakan


tempat masuk keluarnya pembuluh darah dan
saraf dari sumsum tulang belakang.
Wajah [14]
Nama Latin

Nama trivial

Jumlah

Maksila

rahang atas

Mandibula

rahang bawah

Zigomatik

pipi

Lakrimal

air mata

Nasal

hidung

Vomer

rongga hidung

Palatina

langit-langit
mulut

Nasal konka
inferior

Tulang-tulang pendengaran [6]

costae
fluctuantes

Tulang dada (sternum) [3]


Nama Latin

Nama trivial

Jumlah

Manubarium

hulu

Mesosternum
dada tengah
/gladiolus
Xiphisternum
taju pedang
/processus
xifoid
Tulang rusuk/iga (costae) [24]

1
1

Nama Latin

Nama trivial

Jumlah

Costae
verae

rusuk sejati

7x2

rusuk palsu

3x2

rusuk
melayang

2x2

Costae
spurae
Costae
fluctuantes

Tulang rusuk sejati masing-masing menempel


pada satu ruas tulang belakang 1-7 dan tulang
dada.
Tulang rusuk palsu masing-masing menempel
pada satu ruas tulang belakang 8-10 dan
menumpang pada tulang rusuk sejati 7.
Tulang rusuk melayang masing-masing
menempel pada satu ruas tulang belakang 1112 dan tidak menempel pada tulang dada.

(kadang tidak dihitung sebagai rangka)

Nama Latin

Nama trivial

Jumlah

Maleus

martil

Inkus

landasan

Stapes

sanggurdi

2
SISTEM GERAK

BIO 2

materi78.co.nr

RUAS TULANG BELAKANG


atlas

vertebrae
cervicalis

Di antara dua tulang pubis, terdapat pubic


simfisis yang dapat meregang pada wanita
ketika melahirkan.
ANGGOTA GERAK ATAS
klavikula

vertebrae
thoracolis

skapula

humerus

vertebrae
lumbalis

ulna
radius

vertebrae
saccralis
vertebrae
coccygeus

carpal
metacarpal
phalanges

Nama Latin

Nama trivial

Jumlah

Nama Latin

Nama trivial

Jumlah

Vertebrae
cervicalis

leher

Skapula

belikat
selangka
lengan atas
pengumpil
hasta
pergelangan
tangan
telapak tangan
ruas jari

2x1
2x1
2x1
2x1
2x1

Vertebrae
punggung
12
thoracolis
Vertebrae
pinggang
5
lumbalis
Vertebrae
kelangkang
5
sacralis
Vertebrae
ekor
4
coccygeus
Tulang atlas adalah tulang pertama yang
berhubungan dengan tengkorak.
GELANG PANGGUL

Klavikula
Humerus
Radius
Ulna
Carpal
Metacarpal

2x8
2x5
2 x 14

Phalanges
Tulang selangka berhubungan dengan tulang
dada.
Tulang pengumpil adalah tulang yang
posisinya segaris dengan ibu jari, dan tulang
hasta adalah tulang yang posisinya segaris
dengan jari kelingking.
ANGGOTA GERAK BAWAH

ilium
ischium

pubis

Nama Latin Nama trivial


Jumlah
Ilium
usus
2
Pubis
kemaluan
2
Ischium
duduk
2
Gelang panggul berhubungan dengan tulang
kelangkang dan tulang ekor. Oleh karena itu,
tulang kelangkang dan tulang ekor juga
termasuk gelang panggul.

femur
patella
tibia
fibula
tarsus
phalanges

SISTEM GERAK

metatarsus

BIO 2

materi78.co.nr

Nama Latin

Nama trivial

Jumlah

Femur

paha

2x1

Patella

tempurung
lutut

2) Sinartrosis
sinkondrosis,
yaitu
sinartrosis yang dihubungkan oleh
jaringan ikat tulang rawan.

2x1

Contoh: hubungan antar ruas tulang

Tibia

tulang kering

2x1

Fibula

tulang betis

2x1

belakang, hubungan antara tulang dada


dengan tulang rusuk.

Tarsus

pergelangan
kaki

2x7

Metatarsus

telapak kaki

2x5

ruas jari
2 x 14
Phalanges
Tulang paha berhubungan dengan
asetabulum, yaitu bagian dari gelang panggul.
Tulang kering berukuran lebih besar dari
tulang betis, dan letak tulang kering lebih
depan daripada tulang betis.

C. SENDI
Sendi (skeletal joint) atau artikulasi adalah
suatu
hubungan
antar-tulang
yang
memungkinkan terjadinya gerakan.
Komponen penyusun sendi:

Amfiartrosis adalah persendian yang hanya


memungkinkan
untuk terjadi sedikit
gerakan.
Contoh amfiartrosis:
1) Amfiartrosis simfisis, yaitu amfiartrosis
yang dihubungkan oleh jaringan ikat
fibrosa yang pipih.

Contoh: pubis simfisis pada gelang


panggul, hubungan antar ruas tulang
belakang.
2) Amfiartrosis
sindemosis,
yaitu
amfiartrosis yang dihubungkan oleh
jaringan ikat fibrosa dan ligamen.

Contoh: sendi antara tulang betis dengan


tulang kering.

1) Kapsul sendi, yaitu lapisan serabut yang


melapisi
sendi
dan
membentuk
persendian.

Diartrosis
adalah
persendian
yang
memungkinkan untuk terjadi gerakan yang
lebih leluasa.

2) Ligamen, yaitu jaringan ikat yang


mengikat
ujung
tulang
dengan
persendian sehingga tidak terjadi
dislokasi tulang.

Contoh diartrosis:

3) Minyak sinovial, yaitu pelumas sendi


yang terdapat pada sendi.

1) Sendi peluru, memungkinkan gerak ke


seluruh arah (berporos tiga) karena
ujung tulang berbentuk bulat lekuk dan
cembung.

Contoh: sendi antara tulang gelang bahu

4) Tulang rawan hialin, yaitu jaringan


tulang rawan yang membentuk sendi.

dengan lengan atas, sendi antara gelang


panggul dengan paha.

Berdasarkan besar kecilnya gerakan, sendi


terbagi menjadi sinartrosis, amfiartrosis,
dan diartrosis.

2) Sendi pelana/sela, memungkinkan


gerak seperti bentuk pelana kuda
(berporos dua) karena ujung tulang
berbentuk pelana kuda cekung dan
cembung.

Sinartrosis atau sendi mati adalah


persendian yang tidak memungkinkan untuk
terjadinya pergerakan.
Contoh sinartrosis:
1) Sinartrosis simfibrosis, yaitu sinartrosis
yang dihubungkan oleh jaringan ikat
fibrosa.

Contoh: hubungan sendi antar tulang


tengkorak (sutura).

Contoh: sendi antara tulang telapak


tangan dengan pergelangan tangan dan
ruas-ruas jari.
3) Sendi engsel, memungkinkan gerak
seperti engsel (berporos satu).

Contoh: sendi pada siku, lutut, mata kaki,


dan ruas antar jari.
4) Sendi putar, memungkinkan gerak
rotasi antar tulang (berporos satu) karena
SISTEM GERAK

BIO 2

materi78.co.nr

ujung tulang yang satu dapat mengitari


tulang lainnya.

Contoh: sendi antara tulang hasta

Struktur otot:
epimisium

endomisium

dengan pengumpil, antara tulang atlas


dengan tulang tengkorak.
5) Sendi geser/luncur, memungkinkan
gerak bergeser (tidak berporos) karena
permukaan kedua tulang relatif rata.

Contoh: sendi antar tulang pergelangan


tanga dan kaki, sendi antara tulang
selangka dan tulang belikat.

miofibril
myosin

tendon
fasikulus

sarkolema

aktin

kan terjadinya gerakan ke kiri-kanan dan

Serabut otot lurik dibungkus oleh fasia


propria, dan kumpulan serabut otot lurik tadi
dibungkus lagi oleh fasia superfasialis.

depan-belakang (berporos dua) karena

Komponen penyusun otot antara lain:

ujung tulang berbentuk oval cembung

1) Protein aktin, yaitu protein pembentuk


filamen halus yang terdiri dari dua untai.

6) Sendi kondiloid/elipsoid, memungkin-

dan cekung.

Contoh: sendi antara tulang pengumpul

aktin

dengan pergelangan tangan.


Gerak yang dilakukan oleh sendi antara lain:
1) Fleksi dan ekstensi
Fleksi adalah gerakan membengkokkan
dan
ekstensi
adalah
gerakan
meluruskan.
2) Adduksi dan abduksi
Adduksi adalah gerakan mendekati
tubuh dan abduksi adalah gerakan
menjauhi tubuh.
3) Elevasi dan depresi
Elevasi adalah gerakan mengangkat dan
depresi adalah gerakan menurunkan.

troponin

tropomyosin

Pada protein aktin terdapat binding site


yang merupakan tempat myosin menarik
aktin. Pada saat otot tidak berkontraksi,
binding site ditutupi oleh protein
troponin-tropomyosin, yang dapat
dihilangkan dengan ion Ca2+.
2) Protein
myosin,
yaitu
protein
pembentuk filamen kasar yang terdiri
dari serabut-serabut.

4) Supinasi dan pronasi


Supinasi
adalah
gerakan
menengadahkan tangan dan pronasi
adalah
gerakan
menelungkupkan
tangan.
5) Inversi dan eversi
Inversi adalah gerakan membuka
telapak kaki ke arah dalam dan eversi
adalah gerakan membuka telapak kaki ke
arah luar.

D.

OTOT
Otot merupakan alat gerak aktif yang
melekat pada rangka dan tersusun atas
jaringan otot, terutama otot lurik.

3) Jaringan otot, dapat berupa otot polos,


otot lurik dan otot jantung. Pada sistem
gerak, otot yang bekerja adalah otot
lurik. (lihat kembali Jaringan Hewan [Biologi 2])
4) Ion Ca2+ dan ATP, keduanya digunakan
dalam gerak kontraksi dan relaksasi otot,
ATP diubah menjadi ADP dan AMP.
Gabungan otot berbentuk kumparan dan
terdiri dari dua bagian:
1) Ventrikel (empal), merupakan bagian
tengah otot yang menggembung.
2) Tendon (urat), merupakan bagian ujung
otot yang menempel pada tulang.
SISTEM GERAK

BIO 2

materi78.co.nr

Tendon terdiri dari dua, yaitu origo


(tidak dapat bergerak) dan insersio
(dapat bergerak).

Gerak antagonis adalah gerak dua buah


otot yang saling berlawanan arah, contohnya
adalah otot trisep dan bisep saat lengan
ditekuk.

Agar menghasilkan gerak, otot bekerja


dengan otot lain. Otot dapat bekerja secara
aktif dengan cara kontraksi (memendek)
dan relaksasi (memanjang).

Gerak sinergis adalah gerak dua buah otot


yang sama arahnya (saling menunjang),
contohnya otot-otot pada tulang rusuk pada
saat pengambilan nafas, dan otot pronator
teres dan pronator quadratus.

Sifat-sifat otot:
1) Kontraksibilitas, otot dapat memendek.

Otot yang mengalami gerak fleksi saat


kontraksi disebut fleksor.

2) Ekstensibiltas, otot dapat memanjang.


3) Elastisitas, otot dapat kembali ke ukuran
semula.

Otot yang mengalami gerak ekstensi saat


kontraksi disebut ekstensor.

Serat otot/miofibril tersusun atas sarkomer-sarkomer.


garis M garis Z

pita A

pita I

zona H
myosin

aktin

cross-bridge

sarkomer

garis M

pita A

pita I

zona H

garis Z

Pita I menghasilkan daerah terang pada otot, pita A menghasilkan daerah gelap pada otot, dan zona H
adalah daerah terang di antara daerah gelap pita A. Gabungan kedua protein diatas disebut aktomyosin.
Cara kerja otot:
1) Myosin aktif menggerakkan aktin
menggunakan cross-bridge sebagai
tangan dengan bantuan kalsium dan
ATP pada daerah binding site.
2) Saat relaksasi, myosin melepas aktin
sehingga daerah terang mengalami
perluasan. Sesaat setelah relaksasi,
binding site dapat tertutup oleh protein
troponin-tropomyosin.
3) Saat kontraksi, myosin menarik aktin
sehingga daerah terang mengalami
penyempitan.
Penggunaan energi pada gerak otot terdiri
dari dua, yaitu fase anaerob dan fase aerob.

Fase anaerob tidak membutuhkan oksigen


digunakan ketika otot berkontraksi.
1) Kerja aktin dan myosin membutuhkan
ATP, sehingga ATP terurai menjadi ADP
dan AMP.
2) ATP dibentuk kembali oleh fosfokreatin
(senyawa fosfat berenergi tinggi) dari
ADP, dan digunakan untuk kerja aktin
dan myosin kembali.
Otot yang terlalu lama berkontraksi akan
mengalami kelelahan karena penurunan ATP
dan fosfokreatin, sedangkan ADP, AMP dan
asam laktat (asam lelah) naik konsentrasinya,
karena fase berubah menjadi fase aerob.
SISTEM GERAK

BIO 2

materi78.co.nr

Fase aerob membutuhkan oksigen dan


digunakan ketika otot berelaksasi.

keras. Penderita biasanya memiliki kaki


melengkung menyerupai huruf X atau O.

1) Glikogen (gula otot) diubah menjadi


glukosa kemudian dilarutkan menjadi
laktasidogen.

b. Mikrosefalus, gangguan pertumbuhan


tulang tengkorak karena kekurangan
kalsium.

2) Laktasidogen diubah menjadi dua


produk, yaitu glukosa dan asam laktat.

c. Osteoporosis, penurunan massa tulang


pada usia lanjut karena lambatnya proses
osifikasi dan reabsorpsi materi penyusun
tulang.

3) Glukosa akan dioksidasi sehingga


menghasilkan CO2 , H2O dan energi, yang
kemudian energi tersebut digunakan
untuk membuat ATP dan fosfokeratin.
4) Asam laktat kemudian akan menumpuk
pada otot sehingga menyebabkan
kelelahan.
Agar asam laktat dapat dioksidasi tubuh,
maka tubuh melakukan reaksi dengan
membuat nafas tersengal-sengal untuk
mendapat lebih banyak oksigen.

E.

GANGGUAN PADA SISTEM GERAK

d. TBC tulang, disebabkan oleh bakteri


TBC yang menyerang tulang, dan
menyebabkan perubahan mekanisme
gerak tubuh.
e. Nekrosa, terjadi jika periosteum rusak
sehingga tulang tidak memperoleh
makanan dan mati.
Gangguan pada sendi antara lain:
a. Dislokasi, pergeseran
sobeknya ligamen.

sendi

karena

Gangguan pada sistem gerak dibagi


menjadi gangguan pada rangka, sendi dan
otot.

b. Ankilosis, keadaan dimana persendian


tidak dapat digerakkan karena seolaholah menyatu dengan tulang.

Gangguan pada rangka antara lain:

c. Terkilir, keadaan dimana tertariknya


ligamen namun posisi sendi tidak
bergeser.

Patah tulang
a. Fraktura
sederhana/tertutup,
jika
tulang yang patah tidak merobek otot.

d. Arthritis, yaitu peradangan pada sendi.

b. Fraktura kompleks/terbuka, jika tulang


yang patah merobek otot bahkan kulit.

Osteoarthritis,
yaitu
tulang rawan persendian

c. Fraktura sebagian/greenstick, jika


tulang yang patah tidak terbagi menjadi
dua bagian.

Arthritis eksudatif, yaitu serangan


kuman
pada
sendi
yang
menyebabkan peradangan.

d. Fisura, jika tulang hanya mengalami


retak saja.

Arthritis sika, yaitu berkurangnya


cairan
sinovial
sehingga
menyebabkan rasa nyeri.

Arthritis rheumatoid (asam urat),


yaitu menumpuknya asam amino
purin yang tidak terurai pada kapsul
sendi sehingga menyebabkan rasa
nyeri.

Kelainan ruas tulang belakang


a. Lordosis, jika ruas tulang belakang
terlalu membengkok ke depan.
b. Kifosis, jika ruas tulang belakang terlalu
membengkok ke belakang.
c. Skoliosis, jika ruas tulang belakang
terlalu membengkok ke samping (huruf
S).

Gangguan fisiologis
a. Rakhitis, disebabkan oleh kurangnya
vitamin D, sehingga proses osifikasi
terhambat dan tulang menjadi tidak

penipisan

e. Infeksi
gonorrhea,
menyerang
persendian sehingga menjadi kaku.
Gangguan pada otot antara lain:
a. Atrofi, penurunan fungsi otot karena
mengecil,
sehingga
tidak
dapat
berkontraksi.
SISTEM GERAK

BIO 2

materi78.co.nr

b. Hipertrofi, perkembangan otot menjadi


lebih besar dan kuat sehingga diameter
serabut-serabut otot membesar.
c. Kelelahan
otot,
terjadi
karena
penumpukan asam laktat karena kerja
yang berlebihan, dan dapat berlanjut
menjadi kram.
d. Kaku
leher/stiff,
terjadi
karena
peradangan otot trapesius leher karena
akibat kesalahan gerak.
e. Tetanus, terjadi akibat serangan bakteri
Clostridium tetanii, yang menyebabkan
otot
terus-menerus
berkontraksi
sehingga
kehilangan
kemampuan
kontraksinya.
f.

Miastenia gravis, yaitu otot yang secara


berangsur melemah dan menyebabkan
kelumpuhan akibat hormon tiroid dan
sistem imun yang tidak normal.

g. Hernia abdominalis, yaitu sobeknya


dinding otot abdominal sehingga usus
memasuki bagian sobekan tersebut.

SISTEM GERAK

10

You might also like