You are on page 1of 37

Semester I Prodi D.

III
Keperawatan

Alat reproduksi wanita terdiri dari alat/


organ eksternal dan internal, sebagian
besar terletak dalam rongga panggul.

Eksternal (sampai vagina): fungsi


ovulasi

internal: fungsi ovulasi, fertilisasi


ovum, transportasi blastosit,
implantasi, pertumbuhan fetus,
kelahiran.

Fungsi sistem reproduksi wanita


dipengaruhi/ dikendalikan oleh hormonhormon gonadotropin atau steroid dari
poros hormonal thalamus-hipothalamushipopisis-adrenal-ovarium.

Selain itu terdapat organ/sistem


ekstragonad/ ekstragenital yang juga
dipengaruhi oleh siklus reproduksi
(payudara, kulit daerah tertentu,
pigmen dan sebagainya

Uterus
a. Merupakan jaringan otot yang kuat,
terletak di pelvis diantara kandung
kemih danrektum
b. Dinding depan, belakang dan atas
tertutup peritoneum,sedangkan bagian
bawahnya berhubungan dengan
kandung kemih
c. Ukuran uterus tergantung dari usia
wanita dan paritas
d. Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara
6-8 cm, multipara 8-9 cm

Uterus (Genitalia Interna)


Uterus berfungsi sebagai: Siklus
mentruasi, Kehamilan, serta persalinan.

Uterus merupakan organ yang


berongga dan berotot.
Berbentuk seperti buah pir dengan
bagian bawah yang mengecil.
Berfungsi sebagai tempat
pertumbuhan embrio.
Tipe uterus pada manusia adalah
simpleks yaitu dengan satu ruangan
yang hanya untuk satu janin.

Uterus mempunyai 3 macam lapisan


dinding yaitu :

a. Perimetrium merupakan lapisan paling


luar dan yang berhubungan dengan rongga
perut yang berfungsi sebagai pelindung
uterus.

b. Miometrium merupakan lapisan yang


berfungsi mendorong bayi keluar pada
proses persalinan (kontraksi) yang kaya
akan sel otot serta berfungsi untuk
relaksasi uterus dengan melebar dan
kembali ke bentuk semula setiap bulannya.

c. Endometrium merupakan lapisan


terdalam yang kaya akan sel darah
merah serta tempat menempelnya
sel telur yang sudah dibuahi, bila
tidak terjadi pembuahan maka
dinding endometrium inilah yang
akan meluruh bersamaan dengan sel
ovum matang

Uterus terdiri dari2 bagian :


1. Serviks Uteri
a. Bagian bawah istmus uteri
b. Berdasarkan perlekatan dengan vagina,
terbagi menjadi 2 :
Portio
Supravaginal
2. Korpus Uteri
Korpus uteri terdiri dari beberapa bagian :
a. Istmus uteri : tempat dimana kanalis
endoserviks membukake kavum uteri
b. Kornu : tempat bermuara kedua tuba falopii
yaitu dibagiansuperior dan lateral
c. Fundus : bagian atas uterus yang berbentuk
konveks diantarakedua kornu

Tuba Falopii/ Salping


Merupakan organ tubulo muskuler,
dengan panjang sekitar 12 cm dan
diameternya antara 3 sampai 8 mm.
Tuba falopi merupakan saluran
memanjang setelah infundibulum
yang bertugas sebagai tempat
fertilisasi dan jalan bagi sel ovum
menuju uterus dengan bantuan silia
pada dindingnya.

Tuba fallopi terbagi menjadi 4 bagian :


a. Pars Interstitialis, terletak diantara otot
rahim, mulai dariostium internumtubae
b. Pars Istmika tubae, bagian tuba yang
berada diluar uterus danmerupakan
bagianyang paling sempit
c. Pars ampularis tubae, bagian yang
paling luas danmembentuk huruf "S"
d. Pars infudibulo tubae, bagian akhir
tubae yang memiliki umbai yang
disebutfimbriae tubae

Tuba Falopii berfungsi:


a. Menangkap ovum yang dilepaskan
saat ovulasi
b. Sebagai saluran dari spermatozoa
ovum dan hasil konsepsi
c. Tempat terjadinya konsepsi
d. Tempat pertumbuhan dan
perkembangan hasil konsepsi sampai
mencapaibentuk blastula, yang siap
mengadakan implantasi

Ovarium

Ovarium menghasilkan ovum.


Ovarium disebut juga dengan indung
telur.
Letak ovarium di sebelah kiri dan
kanan rongga perut bagian bawah.
Ovarium berhasil memproduksi sel
telur jika wanita telah dewasa dan
mengalami siklus menstruasi.
.

Setelah sel telur masak, akan terjadi


ovulasi yaitu pelepasan sel telur dari
ovarium. Ovulasi terjadi setiap 28 hari.
Sel telur disebut juga dengan ovum
Ovarium berfungsi sebagai:
a. Perkembangan dan pelepasan ovum
b. Sintesa dan sekresi hormon steroid

ovarium terdapat 2 buah yaitu kiri


dan kanan yang berfungsi untuk
menghasilkan sel ovum dan hormon
wanita seperti :
a. Estrogen yang berfungsi untuk
mempertahankan sifat sekunder
pada wanita, serta juga membantu
dalam proses pematangan sel ovum.
b. Progesterone yang berfungsi
dalam memelihara masa kehamilan.

Ovarium terdiri dari 2 bagian :


Kortaks Ovarii
a. Mengandung folikelprimodial
b.
Berbagaifasepertumbuhmfolikelmenuj
u
folikel degraaf
c. Terdapat korpus luteumdan albican
Modula ovarii
a. Terdapat pembuluh darah limfe
b. Terdapat serat syaraf

4. Fimbriae
merupakan serabut/silia lembut yang
terdapat di bagian pangkal ovarium
berdekatan dengan ujung saluran
oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel
ovum yang telah matang yang
dikeluarkan oleh ovarium.

5. Infundibulum
merupakan bagian ujung oviduct yang
berbentuk corong/membesar dan
berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi
menampung sel ovum yang telah
ditangkap oleh fimbriae.

6. Oviduct
merupakan saluran panjang kelanjutan dari
tuba fallopi. Berfungsi sebagai tempat
fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju
uterus dengan bantuan silia pada dindingnya.
7. Cervix
merupakan bagian dasar dari uterus yang
bentuknya menyempit sehingga disebut juga
sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus
dengan saluran vagina dan sebagai jalan
keluarnya janin dari uterus menuju saluran
vagina.
Saluran vagina merupakan saluran lanjutan
dari cervic dan sampai pada vagina.

Organ reproduksi luar meliputi mons


veneris, klitoris, sepasang labium
mayora dan sepasang labium minora.
Mons veneris.
Merupakan bagian yang tebal dan
banyak mengandung jaringan lemak
terletak pada bagian paling atas dari
vulva

Labium mayora.
Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan
tebal yang mengelilingi vagina dan
ditumbuhi rambut
Labium minora.
Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan
tipis di sebelah dalam labium mayora,
banyak mengandung pembuluh darah dan
saraf. Labium minora menyatu di bagian
atas membentuk clitoris. Labium minora
mengelilingi vestibulum, suatu tempat
dimana terdapat lubang uretra di bagian
atas dan lubang vagina di bagian bawah.
Clitoris
Berupa sebuah tonjolan kecil, merupakan
bagian yang paling peka terhadap rangsang
karena banyak mengandung saraf.

Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan
ovum di dalam ovarium. Di dalam ovarium atau
indung telur terdapat oogonium (oogonia =
jamak). Oogonium bersifat diploid (2n =
mengandung 23 pasang kromosom atau 46
buah kromosom). Oogenesis telah dimulai sejak
bayi perempuan masih dalam kandungan
ibunya berusia sekitar 5 bulan. Oogonium akan
memperbanyak diri dengan membelah berulang
kali secara mitosis, membentuk oosit primer.
Oosit primer terbungkus dalam folikel yang
penuh dengan cairan nutrisi yang diperlukan
untuk pertumbuhan ovum

Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam tiap


ovariumnya mengandung sekitar satu juta oosit
primer. Oosit primer ini mengalami dorman atau
mengalami fase istirahat beberapa tahun
hingga anak perempuan tersebut mengalami
pubertas. Selama pertumbuhan anak
perempuan, beberapa oosit primer akan
mengalami degenerasi, hingga ketika mencapai
usia pubertas jumlah oosit primer hanya tinggal
sekitar 200.000 buah.

Memasuki usia pubertas sekresi hormon


estrogen akan memacu oosit primer untuk
melanjutkan proses oogenesis; oosit primer
mengalami meiosis pertama menghasilkan 2 sel
berbeda ukuran yaitu oosit sekunder (berukuran
besar) dan polosit primer (berukuran kecil).

Oogenesis terhenti hingga terjadi


ovulasi, bila tidak terjadi fertilisasi oosit
sekunder akan mengalami degenerasi.
Namun bila ada penetrasi sperma dan
terjadi fertilisasi, oogenesis akan
dilanjutkan dengan pembelahan meiosis
kedua; oosit sekunder membelah
menjadi 2 yaitu ootid (berukuran besar)
dan polosit sekunder (berukuran kecil).
Sedangkan polosit primer membelah
menjadi 2 polosit sekunder.
Sehingga pada akhir oogenesis
dihasilkan 3 polosit dan 1 ootid yang
berkembang menjadi ovum

Selama perkembangan oosit primer


hingga menjadi oosit sekunder
berada dalam folikel, yaitu suatu
kantung pembungkus yang penuh
cairan yang menyediakan nutrisi bagi
oosit.

Semula oosit primer berada dalam


folikel primer kemudian berkembang
menjadi folikel sekunder

Ketika terbentuk oosit sekunder, folikel


telah berkembang menjadi folikel
tersier dan akhirnya menjadi folikel de
Graaf (folikel yang telah matang)

Setelah ovulasi atau lepasnya oosit


sekunder folikel telur akan berubah
menjadi korpus luteum. Korpus luteum
mengalami degenersi membentuk
korpus albikan

Menstruasi atau haid merupakan pendarahan


yang terjadi akibat luruhnya dinding sebelah
dalam rahim (endometrium) yang banyak
mengandung pembuluh darah. Lapisan
endometrium dipersiapkan untuk menerima
implantasi embrio. Jika tidak terjadi implantasi
embrio lapisan ini akan luruh, darah keluar
melalui cervix dan vagina. Pendarahan ini terjadi
secara periodik, jarak waktu antara menstruasi
yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal
dengan satu siklus menstruasi.

Siklus menstruasi wanita berbedabeda, namun rata-rata berkisar 28


hari. Hari pertama menstruasi
dinyatakan sebagai hari pertama
siklus menstruasi. Siklus ini terdiri
atas 4 fase: fase menstruasi, fase
pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pascaovulasi

Terjadi bila ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum


menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron.
Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya
ovum dari endometrium disertai robek dan luruhnya endometrium,
sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi berlangsung kurang
lebih 5 hari. Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara
50 - 150 mili liter
2. Fase pra-ovulasi atau fase poliferasi.
Hormon pembebas gonadotropin yang disekresikan hipotalamus
akan memacu hipofise untuk mensekresikan FSH. FSH memacu
pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mensekresikan
hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan
kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar
estrogen juga menyebabkan seviks (leher rahim) untuk
mensekresikan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk
menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung
kehidupan sperma.

2. Fase pra-ovulasi atau fase


poliferasi.

Hormon pembebas gonadotropin yang


disekresikan hipotalamus akan
memacu hipofise untuk
mensekresikan FSH. FSH memacu
pematangan folikel dan merangsang
folikel untuk mensekresikan hormon
estrogen.

Adanya estrogen menyebabkan


pembentukan kembali (poliferasi)
dinding endometrium. Peningkatan
kadar estrogen juga menyebabkan
seviks (leher rahim) untuk
mensekresikan lendir yang bersifat
basa. Lendir ini berfungsi untuk
menetralkan suasana asam pada vagina
sehingga mendukung kehidupan sperma

3. Fase Ovulasi.
Jika siklus menstruasi seorang
perempuan 28 hari, maka ovulasi
terjadi pada hari ke 14. Peningkatan
kadar estrogen menghambat sekresi
FSH, kemudian hipofise mensekresikan
LH. Peningkatan kadar LH merangsang
pelepasan oosit sekunder dari folikel,
peristiwa ini disebut ovulasi.

4. Fase pasca ovulasi atau fase sekresi.


Berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi
berikutnya.
Walaupun panjang siklus menstruasi berbedabeda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14
hari sebelum menstruasi berikutnya.
Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah
melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan
menjadi korpus luteum. Korpus luteum
mensekresikan hormon progesteron dan masih
mensekresikan hormon estrogen namun tidak
sebanyak ketika berbentuk folikel.
Progesteron mendukung kerja estrogen untuk
mempertebal dan menumbuhkan pembuluhpembuluh darah pada endometrium serta
mempersiapkan endometrium untuk menerima
implantasi embrio jika terjadi pembuahan atau
kehamilan

Jika tidak terjadi pembuahan, korpus


luteum akan berubah menjadi korpus
albikan yang hanya sedikit
mensekresikan hormon, sehingga
kadar
progesteron dan estrogen menjadi
rendah. Keadaan ini menyebabkan
terjadinya menstruasi demikian
seterusnya.

You might also like