Professional Documents
Culture Documents
2.
3.
Aset berwujud dan tidak berwujud yang mempunyai manfaat lebih dari satu
periode.
4.
5.
6.
Untuk harta/aset tetap dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada tahun
selesainya pekerjaan tersebut.
Harta/Aset dalam Usaha Sewa Guna Usaha
Penyusutan terhadap harta dalam usaha sewa guna usaha khususnya sewa guna
usaha tanpa hak opsi dimulai pada bulan harta tersebut disewagunausahakan.
Persetujuan Dirjen Pajak
Wajib pajak dapat mengajukan permohonan kepada Dirjen Pajak, apabila tidak
mengikuti prinsip umum penyusutan. Misalnya penyusutan baru dilakukan pada
tahun harta/aset tersebut menghasilkan.
Pengelompokan Harta Berwujud
Dua pengelompokan harta berwujud :
1.
2.
Masa Manfaat
Kelompok 1
4 tahun
Kelompok 2
8 tahun
Kelompok 3
16 tahun
Kelompok 4
20 tahun
Masa Manfaat
Bangunan permanen
20 tahun
10 tahun
Kelompok 1
25,00%
50,00%
Kelompok 2
12,50%
25,00%
Kelompok 3
6,25%
12,50%
Kelompok 4
5,00%
10,00%
Bangunan permanen
5%
10%
Biaya Perolehan
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar
imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau
konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk
digunakan. Biaya perolehan aset tetap terdiri atas harga beli termasuk biaya impor
dan PPN masukan tidak boleh direstitusikan dan biaya yang dapat diatribusikan
secara langsung dalam aset tersebut. Misalnya :
1.
2.
3.
Biaya pemasangan
4.
2.
3.
Masa Manfaat
Masa manfaat adalah :
1.
2.
Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aset oleh
perusahaan.
Metode Penyusutan
1.
Berdasarkan Waktu
1.
2.
1)
2)
2.
Berdasarkan Penggunaan
1.
2.
3.
4.
Metode anuitas
5.
Sistem persediaan
3.
Tahun
Garis Lurus
Saldo Menurun
250.000.000
500.000.000
250.000.000
250.000.000
250.000.000
125.000.000
250.000.000
125.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
Akum. Penyusutan
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa besarnya beban penyusutan per tahun berbedabeda tetapi pada akhir masa manfaat (tahun ke-4) jumlah akumulasi penyusutan
adalah sama. Sehingga dalam perpajakan perbedaan besarnya beban penyusutan ini
dikenal dengan istilah beda waktu/beda sementara (timing difference/temporary
difference). Walaupun berdasarkan nilai nominal pada akhir masa manfaat besarnya
akumulasi beban penyusutan sama, namun jika ditinjau dari nilai tunai (present
value) jumlahnya akan menjadi berbeda.
Dalam contoh ini, untuk mengetahui nilai tunai (present value) tingkat diskon yang
digunakan adalah 20%. (Lihat tabel).
Tahun
Metode Penyusutan
Garis Lurus
Saldo Menurun
Tingkat
Diskon
(20%)
Nominal PV
PV
Nominal PV
PV
250.000.000
208.333.333,30
500.000.000,00
416.666.667
0,833333
250.000.000
173.611.111,10
250.000.000,00
173.611.111
0,694444
250.000.000
144.675.925,90
125.000.000,00
72.337.963
0,578703
250.000.000
120.563.271,60
125.000.000,00
60.281.636
0,482253
1.000.000.00
0
647.183.642
1.000.000.000,
00
722.897.37
7
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mesin yang pada saat perolehannya sebesar
Rp 1.000.000.000,00 dan pada akhir masa manfaat (tahun ke-4) dengan discount
factor 20% jumlah nilai tunai (present value) dari akumulasi beban penyusutan
mesin dengan menggunakan metode garis lurus sebesar Rp 647.183.642,00 dan
menggunakan metode saldo menurun sebesar Rp 722.897.76,50
Tabel (Perbandingan besar penghematan pajak antara metode garis lurus dan
metode saldo menurun dengan tingkat diskonto 20%).
Garis Lurus
Keterangan
Harga Perolehan
Biaya
Penyusutan
PPh 30%
Nominal PV
Saldo Menurun
PV
Nominal PV
1.000.000.000,00 647.183.641,98
PV
416.666.666,70
1.000.000.000 722.897.376,54
300.000.000,00
194.115.092,59
300.000.000
216.869.212,96