You are on page 1of 9

BAB I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Setiap filum yang dimasukkan ke dalam protista mencakup beberapa anggota
uniseluler (dengan satu perkecualian). Beberapa filum juga mencakup spesies yang
anggotanya terdiri dari banyak sel, tetapi tak satupun yang memiliki perkembangan
jaringan organ dan lain-lain yang dikhususkan, yang kita jumpai pada tumbuhan dan
hewan. Nama protista secara harfiah berarti yang paling pertama, meskipun secara
evolusi kekerabatannya sama sekali tidak jelas. Anggota dari filum ini muncul sebelum
tumbuhan dan hewan.
Penemuan banyak spesies protista mungil yang mengejutkan terjadi tidak setelah
temuan temuan terbaru tentang filogeni protista. Semua protista dahulu di klasifikasikan
dalam satu kingdom tunggal, Protista, namun kemajuan dalam sistematika eukaryotic
telah menyebabkan kingdom itu runtuh. Kini jelas bahwa protista polifiletik. Beberapa
protista berkerabat lebih dekat dengan tumbuhan, fungi atau hewan dibandingkan dengan
sesame protista. Akibatnya kingdom protista telah diabaikan, dan berbagai garis
keturunan protista kini dikenal sebagai kingdom-kingdom tersendiri. Kebanyakan ahli
biologi masih menggunakan istilah protista, namun hanya untuk memudahkan saat
mengacu pada eukaryote yang bukan tumbuhan, hewan maupun fungi.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana ciri-ciri umum jamur lendir (Myxomicota)?
Apa saja contoh anggota dari jamur lendir (Myxomicota)?
Bagaimana daur hidup dari jamur lendir (Myxomicota)?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui ciri-ciri umum jamur lendir (Myxomicota)
Untuk mengetahui contoh anggota dari jamur lendir (Myxomicota)
Untuk mengetahui daur hidup dari jamur lendir (Myxomicota)

BAB II
Pembahasan

Seluruh jamur lendir menghasilkan sel-sel yang hidup bebas pada sebagian siklus hidupnya.
Sel-sel yang hidup bebas ini disebut amoeboid karena memiliki bentuk Amoeba.
Seperti Amoeba yang sesungguhnya, jamur lendir merupakan predator fagosit. Disebut
demikian karena jamur lendir dapat menelan bakteri, hama, spora, dan berbagai komponen
organic.
Tubuh jamur lender berupa plasmodium yang merayap secara amoeboid pada
substrat. Plasmodium adalah gumpalan plasma dengan banyak inti yang di batasi oleh
membrane. Pada jenis tertentu berwarna kuning , jingga merah, warna tersebut umumnya
disebabkan oleh pigmen yang dihasilkan oleh plasmodium. Protoplasma pada plasmodium
dapat dibedakan menjadi dua zona. Zona terluar lebih kokoh dan mengandung sedikit cairan
disebut ektoplasma. Protoplasma bagian dalam mempunyai lebih banyak cairan di sebut
endoplasma.

Gambar 3.6.
Bentuk-bentuk fase jamur lendir.
Jamur lendir hanya memiliki beberapa sifat yang mirip dengan jamur sejati. Struktur
vegetatif jamur lendir disebut plasmodium, yaitu massa sitoplasma berinti banyak dan tidak
dibatasi oleh dinding yang kuat.
Jamur lender telah berdivergensi menjadi dua cabang utama yaitu jamur lender plasmodial
dan jamur lendir seluler. Sebagian dibedakan oleh siklus hidupnya
yang unik.

Gambar 3.7. Jamur lender yang tumbuh di kayu yang telah lapuk.

Gambar 3.8. Plasmodium , salah satu fase jamur lendir


1. Jamur Lendir Plasmodial
Banyak yang berwarna cerah, seringkali kuning atau jingga. Pada satu tahap dalam siklus
hidupnya , mereka membantuk massa yang disebut plasmodium yang dapat tumbuh hingga
berdiameter beberapa centimeter. Terlepas dari ukurannya, plasmodium bukan multiseluler, ia
adalah massa tunggal sitoplasma yang tidak terbagi bagi oleh membrane plasma dan yang
mengandung banyak nucleus diploid. supersel ini adalah produk pembelahan mitosis
nucleus yang tidak diikuti oleh sitokenesis.
Di dalam plasmodium, sitoplasma mengalir ke satu arah. Aliran sitoplasma ini tampaknya
membantu mengedarkan nutrient dan oksigen. Plasmodium menjulurkan pseudopodia
melalui tanah lembab, seresah dedaunan atau kayu busuk, menelan partikel makanan mrlalui
3

fagositosis ketika tumbuh. Jika habitat mulai mongering atau tidak ada makanan tersisa,
plasmodium tumbuh dan berdiferensiasi menjadi tubuh buah, yang berfungsi dalam
reproduksi seksual.

Gambar 3.9. Jamur Lendir yang di biakkan di cawan.

Gambar 3.10. Siklus Hidup Jamur lender


2. Jamur Lendir Seluler
Siklus hidupnya melalui fase menjadi organisme individu.Tahap mencari makan organism ini
terdiri dari sel-sel soliteryang berfungsi secara individual, namun ketika makanan habis, selsel itu membentuk agregat yang berfungsi sebagai satu unit. Walaupun masa sel-sel ini
sepintas mirip jamur lender plasmodial, sel-sel tetap terpisah oleh membrane plasma
individualnya. Jamur lender seluler juga berbeda dari jamur lender plasmodial karena
merupakan merupakan organism haploid (hanya zigot yang diploid) dan karena memiliki
tubuh buah yang berfungsi dalam reproduksi aseksual bukan seksual.

Gambar 3.11. Siklus hidup jamur lender, dengan fase migrasi dan agregasi.

Gambar 3.12. Fase plasmodium jamur lendir


Dictyostelium discoideum, jamur lendir seluler yang biasanya ditemukan di dasar
hutan.Dictyostelium discoideum adalah spesies mirip amoeba yang hidup di tanah.Biasa di
sebut jamur lendir . D. discoideum adalah eukaryote yang merupakan peralihan antara
amoeba yang uniseluer dan multiseluleris . D. discoideum mempunyai siklus hidup aseksual
yang unik yang terdiri dari 4 tahap.: vegetative, agregasi, migration, dan culmination. Siklus
hidup D. discoideum relatif singkat , sehingga mudah untuk mempelajari semua tahap
kehidupannya. Daur hidupnya yang sederhana menyebabkan D. discoideum menjadi model
untuk studi genetika, sel dan proses biokimia pada makhluk hidup yang lain.

Habitat di alam
Di alam D. discoideum dapat di temukan di tanah dan di
seresah-seresah daun. D. discoideum consists of bacteria,
misalnyaEscherichia coli, yang ditemukan di tanah dan bahan
organik yang terdekomposisi. Pada saat fase amoebae D.
discoideum mengkonsumsi bacteria di temukan di habitat
alaminya, yang terdapat pada tanah di hutan yang lebat dan
daun-daun yang terdekomposisi.
Siklus Hidup dan Reproduksi
Siklus hidup D. discoideum di mulai saat spora di keluarkan dari
sorokarp (badan buah) yang telah masak. Myxamoebae tumbuh dari spora yang
ada pada kondisi hangat dan lembab. Selama fase fegetatif. Selama fase
vegetatif , myxamoebae membelah secara mitosis dan mereka memakan
bakteri. Bakteri mengeluarka asam folic dan menarik miksamoeba. Ketika
bakteri sudah habis miksamoeba mulai fase agregasi.

Gambar 3.13. Gambar Skematis siklus hidup jamur lendir

Gambar 3.14. Beberapa contoh jamur lendir.

BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan

Seluruh jamur lendir menghasilkan sel-sel yang hidup bebas pada sebagian
siklus hidupnya. Sel-sel yang hidup bebas ini disebut amoeboid karena memiliki
bentuk Amoeba. Seperti Amoeba yang sesungguhnya, jamur lendir merupakan
predator fagosit. Disebut demikian karena jamur lendir dapat menelan bakteri, hama,
spora, dan berbagai komponen organic. Jamur lendir hanya memiliki beberapa sifat
yang mirip dengan jamur sejati. Struktur vegetatif jamur lendir disebut plasmodium,
yaitu massa sitoplasma berinti banyak dan tidak dibatasi oleh dinding yang kuat.
Jamur lendir telah berdivergensi menjadi dua cabang utama yaitu jamur lender
plasmodial dan jamur lendir seluler.
3.2 Saran
Sebaiknya Mahasiswa lebih mendalami dalam mempelajari jamur lendir
(myxomicota). Selain itu, tambahan penjelasan dari dosen sangat dibutuhkan untuk
menambah wawasan.

You might also like