You are on page 1of 28

LAPORAN KASUS

Ilmu Kesehatan Jiwa


Rumah Sakit Jiwa dr.Radjiman Wediodiningrat
Lawang
Pembimbing :
Dr.Eko Djunaidi, Sp.KJ

IDENTITAS PASIEN
O Nama: nn. NA
O RM

: 090777
O Umur
: 44 tahun
O Jenis kelamin : perempuan
O Tempat / Tgl lahir
: 23 januari 1972
O Agama : islam
O Suku bangsa : jawa
O Status marital : belum menikah
O Pendidikan terakhir : s1 ekonomi (tamat)
O Pekerjaan terakhir
: menjahit
O Alamat pasien saat ini : jember
O Waktu pemeriksaan : 1 januari 2016 jam : 23.30 wib
O Dokter pemeriksa
: Dr.cyntia dan DM jaga IGD

Anamnesis
O KELUHAN UTAMA

Marah- marah
O AUTO ANMNESA
Pasien perempuan pasien perempuan tampak
memakai daster, celana panjang terbalik
ditutupi bawahan mukena, tidak bau, roman
wajah sesuai usia, pasien kooperatif. Ketika
ditanya pasien dapat menjawab nama, umur,
tgl lahir, agama, status pernikahan, alamat
tempat tinggal sekarang, pendidikannya
pasien mampu menjawab dengan benar.

O Pasien mengetahui bahwa malam ini pasien berada di

RSJ lawang dan diantar oleh kakaknya. Pasien


mengatakan saat sedang sholat pasien dipaksa dan
ditarik ketika mau dibawa kesini oleh 3 orang laki-laki
dan kakaknya hingga baju yang dipakainya robek.
O Pasien mengatakan curiga ketika kakaknya datang
kerumahnya. Setiap kakaknya datang dadanya terasa
sesak. Meskipun rumahnya dekat pasien hubungannya
tidak baik dengan kakaknya karena sudah memiliki
kehidupan masing-masing, komunikasi juga kurang baik.
O Pasien merasa dirasuki oleh istri kakanya yang sudah
meninggal, merasa wajahnya berubah menjadi wajah
dari istri kakanya, dan pasien merasa jengkel, sehingga
saat kakaknya datang kerumah dan duduk, kakanya
hanya melihatnya saja tanpa mengobrol dengan pasien.

O Pasien juga sering mendengar suara-suara

yang menghinanya, serta suara yang


membahas masa lalunya. Suara itu berupa
suara perempuan dan laki-laki yang
difikirnya adalah suara saudaranya.
O Pasien juga mengatakan bahwa saudaranya
itu mengerti apa yang dipikirkan oleh
pasien. Pasien dapat melihat bayangan
saudaranya sehingga pasien sulit tidur,dan
bila sulit tidur pasien bekerja.
O Pasien mengatakan mandi 3x sehari,
makan teratur,namun belakangan ini
pasien agak jarang melakukan sholat,
pasien bekerja menjahit, memasak,
menyapu, dirumahnya.

HETERO ANAMNESA (didapat dari kakak Tn.Z)


O Rincian keluhan utama
Marah-marah sejak 1 bulan yang lalu, marahmarahnya hanya mengomel saja, teriak-teriak
dan merusak barang
O Gejala lain yang menyertai keluhan utama
Sulit tidur, aktivitas meningkat(sukar bekerja),
berbicara kotor
O Gejala prodromal
Pasien sering marah-marah hanya karena hal
kecil dan mudah tersinggung
O Peristiwa terkait dengan keluhan utama
Keluarga pisah dengan pasien sehingga
pasien tinggal sendirian di rumah dan merasa
tidak akrab dengan saudaranya

O Riwayat penyakit dahulu

Mrs 2x di RSJ lawang karena mengamuk


O Riwayat kehamilan, persalinan dan
perkembangan anak
Lahir normal, cukup bulan, ditolong bidan
O Riwayat sosial dan riwayat pekerjaan
r.sosial : anak ke 8 dari 8 bersaudara.
Hubungan dengan saudara tidak terlalu dekat
O r.pekerjaan: pasien suka menjahit baju
dirumahnya
O Faktor kepribadian premorbid
O Ciri kepribadian terbuka
O Faktor keturunan : tidak ditemukan
O Faktor organik : tidak ditemukan
O Faktor pencetus : putus obat

Status internistik
O Tensi : 180/80
O nadi : 72 x/menit
O Respirasi : 32x/menit
O suhu : 36 c
O Keadaan umum

: compos mentis tampak sakit( sedang)


O Kepala/ leher : A/I/C/D -/-/-/O
Pembesaran KGB(-)
O Thorax : cor S1S2 tunggal M(-) G(-)
O
Pulmo ves(+) rh(-) weezhing (-)
O Abdomen : bising usus + normal, nyeri tekan (-), timpani
O Extermitas : akral hangat kering merah (+), crt <2, tidak
ada odema

Status neurologik
O GCS

:456
O Meningeal sign: kaku kuduk (-)
O R.fisiologik : BPR ++/++
KPR ++/+
+
O
TPR ++/++
APR ++/++
O R.patologik : Babinski -/hoffmen
-/O
Chaddock -/tromner -/-

Status psikiatrik
O Kesan umum

: pasien perempuan tampak


memakai daster, celana panjang terbalik
ditutupi bawahan mukena , tidak bau, roman
wajah sesuai usia, pasien kooperatif
O Kontak : verbal + lancar relevan, non verbal +
O Kesadaran : berubah kualitatif
O Orientasi
: W/T/O +/+/+
O Daya ingat : sesaat (+), pendek (+), panjang
(+)
O Persepsi : halusinasi auditorik (+), visual (+)

O Proses berpikir: B: non realistik


O A: koheren
O I: waham curiga(+), waham kendali

(+)
O Afek/emosi : adekuat
O Kemauan
: ADL meningkat, sosial
Normal, pekerjaan meningkat
O Psikomotor : meningkat

Diagnosis multiaksial
O Axis I
O Axis II
O Axis III
O Axis IV
O Axis V

:
:
:
:
:

F.31.2
Ciri kepribadian terbuka
Observasi hipertensi
Primary support group
GAF Scale 30-21

Rencana terapi
O MRS
O cek lab
O inj. Lodomer 5mg k/p
O inj. Diazepam 10mg k/p
O Ikale 200mg tab (1-0-1)
O cpz 100mg tab (1-0-1)
O amlodipin 5mg tab (0-0-1)

Prognosis
O Dubia ad malam

Tinjauan pustaka
O GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR MANIA DENGAN

PSIKOTIK
DEFINISI
O Gangguan bipolar terdiri dari afek yang meningkat, dan
juga aktivitas yang berlebih (mania atau hipomania),
dan dalam jangka waktu yang berbeda terjadi penurunan
afek yang disertai dengan penurunan aktivitas
(depresi). Gangguan bipolar terdiri dari afek yang
meningkat, dan juga aktivitas yang berlebih (mania atau
hipomania), dan dalam waktu yang berbeda terjadi
penurunan mood yang diikuti dengan penurunan energi
maupun penurunan aktivitas (depresi) (Rusdi M, 2003).

O Sebagian besar orang yang mengalami manik,

setidaknya sekali dalam hidup mereka di lain


waktu akan memiliki gangguan depresi.
Kombinasi dari dua episode, yang berada di
kutub yang berlawanan dari suasana hati,
disebut gangguan bipolar atau gangguan afektif
bipolar. Jarang terjadi, beberapa orang
menunjukkan fitur dari kedua manik dan depresi
pada saat yang sama. Mereka hiperaktif
sementara juga mengalami suasana hati yang
depresi. Pasien tersebut dikatakan memiliki
gangguan afektif campuran (DellOsso L., dkk,
2006).

Epidemiologi
O Jumlah

kejadian setiap tahun dari gangguan bipolar


dalam populasi diperkirakan antara 10-15 per
100.000 di antara manusia. Angka ini lebih tinggi
dikalangan wanita dan bahkan dapat mencapai 30
per 100.000. Kondisi ini dapat mempengaruhi orang
dari hampir semua usia, dari anak-anak sampai usia
lanjut.
O Risiko bunuh diri meningkat pada penderita bipolar
yang tidak diterapi yaitu 5,5 per 1.000 pasien.
Sementara yang diterapi hanya 1,3 per 1.000 pasien.
O Gangguan pada lelaki dan perempuan sama, umumnya
timbul di usia remaja atau dewasa. Hal ini paling sering
dimulai sewaktu seseorang baru menginjak dewasa,
tetapi kasus-kasus gangguan bipolar telah didiagnosis
pada remaja dan bahkan anak anak.

Etiopatofisiologi
O Etiologi gangguan bipolar, belum diketahui

secara pasti. Bisa terjadi karena


berbagai faktor seperti faktor genetika dan
psikososial. Para peneliti juga berpendapat
bahwa disregulasi heterogen terjadi dari
neurotransmitter di otak. Gangguan jiwa
bipolar adalah penyakit gangguan jiwa
yang bukan disebabkan tekanan
psikologis, melainkan karena terjadinya
gangguan keseimbangan pada otak
(Barbara D.Ingersol dan Sam Goldstain,
1993).

O Bipolar terjadi secara biologis berupa

gangguan di neurotransmitter otak


yang berfungsi mengatur keseimbangan.
Faktor genetika dianggap sebagai
mekanisme gen yang saling
bergantung, sedangkan aktivitas dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan
sekitar merupakan faktor dari segi
psikososial biasanya mendahului episode
awal dari gangguan bipolar. Ada 1012% kasus pada gangguan jiwa
bipolar yang semakin memburuk
setelah mengkonsumsi NAPZA (Barbara
D.Ingersol dan Sam Goldstain, 1993).

O Penyebab gangguan Bipolar

multifaktor. Mencakup aspek biopsikososial. Secara biologis dikaitkan


dengan faktor genetik dan gangguan
neurotransmitter di otak. Secara
psikososial dikaitkan dengan pola asuh
masa kana-kanak, stres yang
menyakitkan, stres kehidupan yang
berat dan berkepanjangan, dan
banyak lagi faktor lainnya.

Neurotransmiter pada
gangguan bipolar
Neurotransmiter yang berpengaruh pada terjadinya
gangguan bipolar adalah dopamin, norepinefrin, serotonin,
dan GABA. GABA diketahui menurun kadarnya dalam darah
dan cairan spinal pada pasien mania. Norepinefrin
meningkat kadarnya pada celah sinaptik, tapi dengan
serotonin normal. Dopamin juga meningkat kadarnya pada
celah sinaptik, menimbulkan hiperaktivitas dan agresivitas
mania, seperti juga pada skizofrenia. Antidepresan trisiklik
dan MAO inhibitor yang meningkatkan epinefrin bisa
merangsang timbulnya mania, dan antipsikotik yang
memblok reseptor dopamin yang menurunkan kadar
dopamin bisa memperbaiki mania, seperti juga pada
skizofrenia.

Gambaran klinis
O BerdasarkanDiagnostic and Statistical

Manual(DSM) IV, gangguan bipolar


dibedakan menjadi 2
O Bipolar I

Memiliki episode manik


O Bipolar II
mempunyai episode hipomanik
Beberapa ahli menambahkan adanya
bipolar III dan bipolar IV namun sementara
ini yang 2 terakhir belum dijelaskan.

O Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan

Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III,gangguan ini


bersifat episode berulang yang menunjukkan
suasana perasaan pasiendan tingkat aktivitasnya
jelas terganggu, dan gangguan ini pada waktu
tertentu terdiri dari peninggian suasana perasaan
serta peningkatan energi dan aktivitas (mania atau
(hipomania), dan pada waktu lain berupa
penurunan suasana perasaan serta pengurangan
energi dan aktivitas (depresi). Yang khas adalah
terdapat penyembuhan sempurna antar episode.
Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba
dan berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5
bulan, sedangkan depresi cenderung berlangsung
lebih lama.

Diagnosis
Tabel 2. Pembagian Gangguan Afektif Bipolar Berdasarkandialami
PPDGJ III
(F31)
penderita.
F31.0 Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik
F31.1 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala
psikotik
F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala
psikotik
F31.3 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau
sedang
F31.4 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa
gejala psikotik
F31.5 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan
gejala
psikotik
F31.6 Gangguan afektif bipolar, episode kini campuran
F31.7 Gangguan afektif bipolar, kini dalam remisi
F31.8 Gangguan afektif bipolar lainnya
F31.9 Gangguan afektif bipolar yang tidak tergolongkan

O Pada kasus ini kami memilih diagnosis

F31.2
F31.2 Gangguan Afektif Bipolar,
Episode Kini Manik dengan Gejala
Psikotik
Pedoman diagnostik
O a. Episode yang sekarang harus
memenuhi kriteria untuk mania dengan
gejala psikotik (F30.2) dan,
O b. Harus ada sekurang-kurangnya satu
episode afektif hipomanik, manik atau
campuran di masa lampau.

PENATALAKSANAAN
FAMAKOTERAPI
O LITIUM
O VALPROAT
O LAMOTRIGIN
O ANTIPSIKOTIKA ATIPIKAL
O ANTIDEPRESAN
O INTERVENSI PSIKOSOSIAL

Prognosis
Prognosis Buruk
Akut Fase manik (dalam
pendek)

Prognosis Baik
durasi

Onset terjadi pada usia muda

Onset terjadi pada usia yang lanjut

Riwayat kerja yang buruk

Pemikiran untuk bunuh diri yang rendah

Penyalahgunaan alkohol

Gambaran psikotik yang rendah

Gambaran psikotik

Masalah
rendah.

Gambaran
depresif
di
episode manik dan depresi

antara

Pada kasus ini mengarah ke baik

kesehatan

(organik)

yang

TERIMAKASIH

You might also like