Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anestesi umum intravena merupakan salah satu teknik anestesia umum yang
dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat anestesia parenteral langsung ke dalam
pembuluh darah vena.
2. Anestesi umum inhalasi merupakan salah satu teknik anestesia umum yang dilakukan
dengan jalan memberikan kombinasi obat anestesia inhalasi yang berupa gas dan atau
cairan yang mudah menguap dengan obat-obat pilihan yaitu N2O, Halotan, Enfluran,
Isofluran, Sevofluran, Desfluran dengan kategori menggunakan sungkup muka,
Endotrakeal Tube nafas spontan, Endotrakeal tube nafas terkontrol
3. Anestesi imbang merupakan teknik anestesia dengan mempergunakan kombinasi
obat-obatan baik obat anestesia intravena maupun obat anestesia inhalasi atau
kombinasi teknik anestesia umum dengan analgesia regional untuk mencapai trias
anestesia secara optimal dan berimbang
Sebelum dilakukan tindakan anestesia, sebaiknya dilakukan persiapan preanestesia. Kunjungan pre-anestesi dilakukan untuk mempersiapkan pasien sebelum
pasien menjalani suatu tindakan operasi. Persiapan-persiapan yang perlu dilakukan
adalah sebagai berikut:
a.
Anamnesis
Riwayat tentang apakah pasien pernah mendapat anestesia sebelumnya sangatlah
penting untuk mengetahui apakah ada hal-hal yang perlu mendapat perhatian khusus,
b.
c.
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium hendaknya atas indikasi yang tepat sesuai dengan dugaan
penyakit yang sedang dicurigai. Pemeriksaan laboratorium rutin yang sebaiknya
dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap (Hb, leukosit, masa perdarahan dan
masa pembekuan) dan urinalisis. Pada pasien yang berusia di atas 50 tahun sebaiknya
d.
terbatas
ASA 4 : pasien dengan penyakit sistemik berat tak dapat melakukan aktivitas
pembedahan
darurat
dengan
Penilaian MallaMpati
Dalam anestesi, skor Mallampati, digunakan untuk memprediksi kemudahan intubasi.
Hal ini ditentukan dengan melihat anatomi rongga mulut, khusus, itu didasarkan pada
visibilitas dasar uvula, pilar faucial.Klasifikasi tampakan faring pada saat mulut
terbuka maksimal dan lidah dijulurkan maksimal menurut Mallampati dibagi menjadi
4 grade2 :
Grade I
Grade II
:
:
tidak terlihat
Grade III
Grade IV
:
:
2.
3.
muntah
Stadium III (Stadium Surgical Anestesia)
Dimulai dari pernafasan yang teratur sampai henti nafas (respiratory arrest).
Stadium ini terdiri atas :
Plane 1 : dari permulaan nafas teratur hingga berhentinya gerakan bola mata
Plane 2 : dari berhentinya gerakan bola mata hingga permulaan dari paralise
otot interkostal
4.
arrest)
Stadium ini sangat berbahaya apabila terjadi. Ini terjadi karena overdosis obatobatan anestesi
2.3. Premedikasi
Premedikasi ialah pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi anestesi. Tujuan
premedikasi2 :
Sulfas atropin
Dosis dewasa 0,025-0,5 mg, dosis anak < 3 tahun : 1/8 mg
Merupakan golongan parasimpatolitik dengan cara kerja berkompetisi dengan
asetilkolin pada ujung-ujung saraf yang mempersyarafi organ-organ post
ganglion kolinergik
2.
Valium
Dosis 0,2-0,6 mg/kgBB
Memberikan efek sedativa, amnesia, tranquilizer, relaksasi otot, hipnotik kuat,
3.
analgesi kurang1
Pethidine
Dosis i.v 0,2-0,5 mg/kgBB, dosis i.m 1-2 mg/kgBB
Efek farmakologi yakni sebagai analgetik, bersifat sedativa, mendepresi pusat
pernafasan, menaikkan tekanan CSF, menimbulkan vasodilatasi, pupil
mengecil dan mulut kering1
C = Connector
Penyambung antara pipa dan peralatan anestesia
S = Suction
Penyedot lendir, ludah dan lain-lainnya
Gas Anestesi
Dalam dunia modern, anestetik inhalasi yang umum digunakan untuk praktek klinik
iala N2O, Halotan, Enfluran, Isofluran, Desfluran, dan Sevofluran. Mekanisme kerja obat
anestetik inhalasi sangat rumit, sehingga masih mnjadi misteri dalam farmakologi modern2.
Ambilan alveolus gas atau uap anestetik inhalasi ditentukan oleh sifat fisiknya:
1. Ambilan oleh paru
2. Difusi gas dari paru ke darah
3. Distribusi oleh darah ke otak dan organ lainnya.
Berikut adalah jenis gas anestetik inhalasi, diantaranya:
N2O
N2O merupakan salah satu gas anestetim yag tak berwarna, bau manis, tak iritasi, tak
terbakar, dan pemberian anestesia dengan N2O harus disertai oksigen minimal 25%. Gas ini
bersifat anestetik lemah, tetapi analgesinya kuat. Pada akhir anestesia setelah N 2O dihentikan,
maka N2O akan cepat keluar mengisi alveoli, sehingga terjadi pengenceran oksigen dan
terjadilah hipoksia difusi. Untuk menghindari terjadinya hipoksia difusi, berikan oksigen
100% selama 5-10 menit2.
Halotan
Halotan merupakan gas yang baunya enak dan tak merangsang jalan napas, maka sering
digunakan sebagai induksi anestesi kombinasi dengan N2O. Halotan merupakan anestetik
kuat dengan efek analgesia lemah, dimana induksi dan tahapan anestesia dilalui dengan
mulus, bahkan pasien akan segera bangun setelah anestetik dihentikan. Pada napas spontan
rumatan anestesia sekitar 1-2 vol% dan pada napas kendali sekitar 0,5-1 vol% yang tentunya
disesuaikan dengan klinis pasien2.
Isofluran
Isofluran berbau tajam, kadar obat yang tinggi dalam udara inspirasi menyebabkan pasien
menahan napas dan batuk. Setelah premedikasi, induksi dicapai dalam kurang dari 10 menit,
di mana umumnya digunakan barbiturat intravena untuk mempercepat induksi. Tanda untuk
mengamati kedalaman anestesia adalah penurunan tekanan darah, volume dan frekuensi
napas, serta peningkatan frekuensi denyut jantung. Menurunkan laju metabolisme pada otak
terhadap oksigen, tetapi meningkatkan aliran darah otak dan tekanan intrakranial2.
Desfluran
Merupakan cairan yang mudah terbakar tapi tidak mudah meledak, bersifat absorben dan
tidak korosif untuk logam. Karena sukar menguap, dibutuhkan vaporiser khusus untuk
desfluran. Desfluran lebih digunakan untuk prosedur bedah singkat atau bedah rawat jalan.
Desfluran bersifat iritatif sehingga menimbulkan batuk, spasme laring, sesak napas, sehingga
tidak digunakan untuk induksi. Desfluran bersifat kali lebih poten dibanding agen anestetik
inhalasi lain, tapi 17 kali lebih poten dibanding N2O2.
Sevofluran
Sama halnya dengan desfluran, sevofluran terhalogenisasi dengan fluorin. Peningkatan
kadar alveolar yang cepat membuatnya menajdi pilihan yang tepat untuk induksi inhalasi
yang cepat dan mulus untuk pasien anak maupun dewasa. Induksi inhalasi 4-8% sevofluran
dalam 50% kombinasi N2O dan oksigen dapat dicapai dalam 1-3 menit. Baunya tidak
menyengat dan tidak merangsang jalan napas, sehingga digemari untuk induksi anestesia
inhalasi disamping halotan. Setelah pemberian dihentikan, sevofluran cepat dieliminasi dari
tubuh2.
Yang dimaksud dengan intravenous anestesia adalah anestesi yang diberikan dengan cara
suntikan zat (obat) anestesia melalui vena2.
1. hipnosis
Golongan barbiturat (pentotal)
Suatu larutan alkali dengan kerja hipnotiknya kuat sekali dan induksinya cepat
(30-40 detik) dengan suntikan intravena tetapi dalam waktu singkat kerjanya
habis, seperti zat anestesi inhalasi, barbiturat ini menyebabkan kehilangan
kesadaran dengan jalan memblok kontrol brainstem
Cara pemberiannya dimulai dengan test dose 25-75 mg, kemudian sebagai induksi
diteruskan dengan pemberian 150-300 mg selang waktu pemberian 15-20 detik
(untuk orang dewasa)2
Benzodiazepin
Keunggulan benzodiazepine dari barbiturate yaitu rendahnya tingkat toleransi obat,
potensi penyalahgunaan yang rendah, margin dosis aman yang lebar, dan tidak
menginduksi enzim mikrosom di hati. Benzodiazepin telah banyak digunakan
sebagai pengganti barbiturat sebagai premedikasi dan menimbulkan sedasi pada
pasien dalam monitorng anestesi. Efek farmakologi benzodiazepine merupakan
akibat aksi gamma-aminobutyric acid (GABA) sebagai neurotransmitter
penghambat
di
otak.
Benzodiazepine
tidak
mengaktifkan
reseptor
pulih setelah 10-15 menit, analgesia bertahan sampai 40 menit, sedangkan amnesia
berlangsung sampai 1-2 jam2.
2. Analgetik
Morfin
Efek kerja dari morfin (dan juga opioid pada umumnya) relatife selektif, yakni tidak
begitu mempengaharui unsur sensoris lain, yaitu rasa raba, rasa getar (vibrasi),
penglihatan dan pendengaran ; bahakan persepsi nyeripun tidak selalu hilang setelah
pemberian morfin dosis terapi.
Efek analgesi morfin timbul berdasarkan 3 mekanisme ; (1) morfin meninggikan ambang
rangsang nyeri ; (2) morfin dapat mempengaharui emosi, artinya morfin dapat
mengubah reaksi yang timbul dikorteks serebri pada waktu persepsi nyeri diterima
oleh korteks serebri dari thalamus ; (3) morfin memudahkan tidur dan pada waktu
tidur ambang rangsang nyeri meningkat.
Dosis anjuran untuk menghilangkan atau mengguranggi nyeri sedang adalah 0,1-0,2 mg/
kg BB. Untuk nyeri hebat pada dewasa 1-2 mg intravena dan dapat diulang sesuai
yamg diperlukan2.
Fentanil
Dosis fentanyl adalah 2-5 mcg/kgBB IV. Fentanyl merupakan opioid sintetik dari
kelompok fenilpiperidin dan bekerja sebagai agonis reseptor . Fentanyl banyak
digunakan untuk anestetik karena waktu untuk mencapai puncak analgesia lebih
singkat, efeknya cepat berakhir setelah dosis kecil yang diberikan secara bolus, dan
relatif kurang mempengaruhi kardiovaskular2.
Meridipin
Meperidin hanya digunakan untuk menimbulkan analgesia. Pada beberapa keadaan
klinis, meperidin diindikasikan atas dasar masa kerjanya yang lebih pendek daripada
morfin. Meperidin digunakan juga untuk menimbulkan analgesia obstetrik dan
sebagai obat preanestetik, untuk menimbulkan analgesia obstetrik dibandingkan
dengan morfin, meperidin kurang karena menyebabkan depresi nafas pada janin.
Sediaan yang tersedia adalah tablet 50 dan 100 mg ; suntikan 10 mg/ml, 25 mg/ml, 50
mg/ml, 75 mg/ml, 100 mg/ml. ; larutan oral 50 mg/ml. Sebagian besar pasien
tertolong dengan dosis parenteral 100 mg. Dosis untuk bayi dan anak ; 1-1,8 mg/kg
BB2
LoLong Acting
1.
D-tubokurarin
2.
Pankuronium
3.
Metakurin
4.
Pipekuronium
5.
Doksakurium
6.
Alkurium
In Intermediate Acting
1.
Gallamin
2.
Atrakurium
3.
Vekuronium
4.
Rokuronium
5.
Cistacuronium
ShShort Acting
1.
Mivakurium
2.
Ropacuronium
Dosis (mg/kgBB)
Durasi (menit)
0,4-0,6
0,08-0,12
0,2-0,4
0,05-0,12
0,02-0,08
0,15-0,3
30-60
30-60
40-60
40-60
45-60
40-60
4-6
0,5-0,6
0,1-0,2
0,6-1,2
0,15-0,2
30-60
20-45
25-45
30-60
30-45
0,2-0,25
1,5-2
10-15
15-30
Indikasi
intubasi
endotrakeal2 :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
ketegangan
Pada operasi intrathorakal, supaya jalan nafas selalu terkontrol
Untuk mencegah kontaminasi trakea
Bila dipakai controlled ventilation maka tanpa pipa endotrakeal dengan pengisian
cuffnya dapat terjadi inflasi ke dalam gaster
Pada pasien-pasien yang mudah timbul laringospasme
Pada pasien-pasien dengan fiksasi vocal cord2
9.
10.
Anestesi yang adekuat dan relaksasi otot-otot kepala, leher dan laring yang cukup
Posisi kepala dan leher yang tepat
Penggunaan apparatus yang tepat untuk prosedur tersebut1
Pipa endotrakea
Berfungsi mengantar gas anestesik langsung ke dalam trakea dan biasanya dibuat dari
bahan standar polivinil-klorida. Ukuran diameter lubang pipa trakea dalam milimeter.
Karena penampang trakea bayi, anak kecil dan dewasa berbeda, penampang
melintang trakea bayi dan anak kecil di bawah usia 5 tahun hampir bulat sedangkan
dewasa seperti huruf D, maka untuk bayi dan anak kecil digunakan tanpa cuff dan
untuk anak besar dan dewasa dengan cuff supaya tidak bocor. Pipa endotrakea dapat
dimasukkan melalui mulut atau melalui hidung.2
Cara
memilih
pipa
endotrakea untuk
bayi dan anak kecil :
Diameter dalam pipa trakea (mm) = 4 + umur (thn)
Panjang pipa orotrakeal (cm) = 12 + umur (thn)
Panjang pipa nasotrakeal (cm) = 12 + umur (thn)2
b.
Laring
oskop
Fungsi laring ialah mencegah benda asing masuk paru. Laringoskop ialah alat yang
digunakan untuk melihat laring secara langsung supaya kita dapat memasukkan pipa
trakea dengan baik dan benar. Secara garis besar dikenal dua macam laringoskop :2
Bilah lurus (straight blades/ Magill/ Miller)
Bilah lengkung (curved blades/ Macintosh)