Professional Documents
Culture Documents
MIELITIS TRANSVERSA
OLEH:
AMALINA RESTIA
0810311007
PEMBIMBING:
Prof. DR. dr. Darwin Amir, Sp.S (K)
Dr. Syarif Indra, Sp.S
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Mielitis adalah radang infektif dan non-infektif yang menyebabkan
kerusakan pada neuron, substansia alba dan melibatkan meninges atau
menyebabkan nekrosis pada substansia alba dan grisea, menurut Adams dan
Victor (1985).1
Mielitis transversa adalah kelainan neurologi yang disebabkan oleh
peradangan sepanjang medulla spinalis baik melibatkan satu tingkat atau segmen
dari medulla spinalis. Istilah mielitis menunjukkan peradangan pada medulla
spinalis, trasversa menunjukkan posisi dari peradangan sepanjang medulla
spinalis.2
Mielitis transversa merupakan suatu gangguan
neurologi
yang
disebabkan oleh kehilangan selubung mielin pada medulla spinalis, disebut juga
sebagai demielinisasi. Demielinisai ini muncul secara idiopatik menyertai infeksi
atau vaksinisasi, atau disebabkan multipel sclerosis. Salah satu teori mayor
tentang penyebabnya adalah bahwa inflamasi immune-mediated adalah sebagai
suatu hasil paparan terhadap antigen virus. Kelainannya berupa inflamasi
melibatkan medulla spinalis pada kedua sisinya. Pada mielitis transversa akut,
onset terjadi tiba tiba dan progresif dalam beberapa jam dan atau beberapa hari.
Lesi dapat terjadi di setiap bagian dari medulla spinalis meskipun biasanya
terbatas pada bagian kecil saja.2
Bila mengenai substansia grisea disebut poliomyelitis, bila mengenai
substansia alba disebut leukomyelitis dan bila seluruh potongan melintang
medulla spinalis terserang maka disebut myelitis transversa. 1
Menurut
transversa adalah sindrom klinis dimana prosesnya dimediasi oleh sistem imun
menyebabkan cedera neural medula spinalis dan mengakibatkan berbagai derajat
disfungsi motorik, sensori, dan autonom.3
Epidemiologi
Mielitis transversa dapat diderita oleh orang dewasa dan anak anak baik
pada semua jenis kelamin maupun ras. Usia puncak insidens mielitis transversa
terjadi antara umur 10-19 dan 30-39 tahun. Meskipun sedikit peneliti yang
meneliti rata-rata insidensi tersebut, diperkirakan sekitar 1400 kasus baru tiap
tahun di diagnosa sebagai mielitis transversa di amerika serikat. 4,5,6
Etiologi
Mielitis transversa mempunyai berbagai macam penyebab antara lain : 1
Pada beberapa kasus, mielitis transversa disebabkan oleh malformai arterivena spinalis (kelainan yang merubah aliran darah) atau penyakit vaskuler seperti
atherosklerosis yang menyebabkan iskemik. Sehingga menurunkan kadar oksigen
pada jaringan medulla spinalis. Iskemik
pada medula spinalis. Dapat dijumpai degenerasi asenden maupun desenden pada
jaras-jaras panjang. Pada mielitis pasca infeksi dimana terjadi reaksi autoimun
biasanya yang mengalami kerusakan adalah substansia albanya. Dalam hal ini
terdapat demielinasi pada daerah perivaskular. 1,8
Gambaran Klinis
Pada mielitis tranversa dapat muncul kelemahan otak (25%), gangguan
sensorik atau parastesia (25%), nyeri pinggang (25%), nyeri radik (21%) dan
hanya 3% kasus yang mengenai spinkter. Gejala-gejala ini bersifat progresif.
Gejala klinis yang timbul tergantung pada lokasi lesi, tersering pada medula
spinalis thorakal. Kelumpuhan awalnya bersifat flacsid (spinalshock) dan diikuti
spastis pada daerah di bawah lesi. Setinggi lesi bisa terjadi penurunan atau
arefleks jika lesi mengenai cornu anterior atau radiks. Dystesia terasa pada
tungkai dan naik secara simetris atau asimetris dengan terlihat level sensoris yang
jelas. Dari beberapa gejala, muncul empat gejala klasik mielitis transvera, yaitu: 1,4
1. Parestesia anggota gerak bawah dan tubuh dengan pola segmental
2. Kadang nyeri punggung yang menjalar sepanjang batas atas lesi medulla
spinalis.
3. Kehilangan rasa pada kaki dan jari jari kaki
4. Disfungsi kandung kemih dan buang air besar
Segmen medulla spinalis yang sering terkena antara segmen thoracal 2
thoracal 6.1,4
Diagnosis dan Diagnosis Banding
Mielitis transversa harus dibedakan dari mielopati akibat kompresi
medulla spinalis (neoplasma, rupture discus intervetebralis akut), infeksi epidural
dan polineuritis pasca infeksi akut (Gullian Barre).1
Pungsi lumbal dapat dilakukan pada mielitis transversa biasanya tidak
didapati blokade aliran likuor, pleoitosis moderat (antara 20 - 200 sel/mm3)
terutama jenis limfosit,protein sedikit meninggi (50-120 mg/100ml) dan kadar
DAFTAR PUSTAKA
Transversa
myelitis.
Diunduh
dari
dari
tanggal
10 Mei 2014
8. Igusti Gede Ngoerah,dr,Prof. 1994. Mielitis Dalam Dasar Dasar Ilmu
Penyakit Saraf, Airlangga University Press, Surabaya
BAB II
ILUSTRASI KASUS
Buang air kecil dan buang air besar keluar sendiri, tidak bisa ditahan
sejak 10 hari yang lalu
Riwayat penurunan berat badan dan nafsu makan berkurang tidak ada
Pasien seorang guru, aktivitas cukup, tidak ada riwayat kemoterapi dan
radioterapi.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis :
Keadaan umum
: sedang
Kesadaran
: komposmentis kooperatif
Tekanan darah
: 110/80 mmHg
Nadi
: 85 x / menit
Nafas
: 20x/menit
Suhu
: 36,8oC
Status Internus :
KGB
Leher
Thorak
Paru
: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: sonor
: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Timpani
Palpasi
Status Neurologis :
1. GCS 15 : E4 M6 V5
2. Tanda rangsangan meningeal :
- Kaku kuduk (-)
- Brudzinsky I (-)
- Brudzinsky II (-)
- Kernig (-)
3. Gejala peningkatan tekanan intrakranial :
penciuman baik
- N II
- N III, IV, VI
-NV
- N VII
- N VIII
- N IX, X
- N XI
- N XII
5. Motorik :
555
555
333
333
Tonus
: hipotonus
Trofi
: eutrofi
5. Sensorik
Eksteroseptif : hipoestesi setinggi dermatom XI
Proprioseptif : rasa getar dan posisi sendi tergangggu pada ekstremitas
bawah.
7. Fungsi otonom : BAK dan BAB sukar di tahan , Sekresi keringat berkurang
setinggi Th X ke bawah
8. Reflek fisiologis : Reflek biceps ++/++, Reflek triceps ++/++, Reflek KPR ++
+/+++, Reflek APR +++/+++
9. Reflek patologis : Reflek Hoffman Trommer -/-, Reflek Babinsky +/+
10. Fungsi luhur: kesadaran komposmentis kooperatif
Laboratorium
Hb
: 7,3 gr%
GDR
: 102 mg/dl
Leukosit
: 10.900/mm3
Ureum
: 38 mg/dl
Trombosit
: 496.000/mm3
kreatinin
: 1 mg/dl
Ht
: 23%
Na
: 123 mg/dl
: 3,4 mg/dl
Cl
: 92 mg/dl
Diagnosis Kerja :
Diagnosis Klinis : Paraparese inferior tipe UMN (fase syok spinal) +
Diagnosis Etiologi
: Mielitis Transversa
Hiponatremia
Rencana Pemeriksaan Tambahan :
LP
Anjuran :
Konsul Interne
Terapi :
Umum :
Bed rest
MB TKTP
IVFD Nacl 3% : 12 jam/kolf
Khusus :
Metiprednisolon 125 mg vial 3x1 IV (tappering off)
BAB III
DISKUSI
paravertebral, penyempitan diskus dan destruksi korpus. Tetapi pada pasien ini
tidak ditemukan tanda tanda spondilitis TB pada gambaran rontgen foto
vertebranya dan meminta pualng paksa sebelum pengobatan selesai.
Setelah ditentukan diagnosis sementara pasien diberikan terapi empirik
berupa injeksi kortikosteroid yaitu Metiprednisolon 125 mg vial 3x1 4 x 10 mg
IV, pada pasien ini juga diberikan terapi infus Nacl 3% : 12 jam/kolf untuk
mengkoreksi hiponatremi.