Professional Documents
Culture Documents
David Abdullah
Firda Aishia
Novinta Dewi Utami
Ratna Suryani Gandana
Zarmayana Nur Khairunni
RESUME
Terapi Farmakologi dan Non Farmakologi dalam Manajemen Nyeri ketika Persalinan
Terapi Farmakologi
Anesthesia adalah salah satu cara untuk mengontrol nyeri selama prosedur dengan
menggunakan obat yang bernama anestesis. Anestesis dapat membuat relax, mencegah
nyeri, mengantuk, dan tidak sadar selama operasi. Analgesia adalah pereda nyeri namun
tidak menghilangkan ketidaknyamanan yang muncul (Admin, 2015). Anesthesia dan
Analgesia terbagi menjadi lokal, regional, dan general. Lokal artinya hanya mengurangi
nyeri di daerah tertentu saja. Regional artinya mengurangi nyeri di daerah yang cukup
luas, tidak hanya di satu organ. General artinya digunakan untuk mengurangi nyeri di
seluruh tubuh (Admin, 2015). Pengelolaan nyeri persalinan secara farmakologi juga dapat
dikelompokkan berdasarkan tahap persalinan dan metode melahirkan seperti yang terdapat
pada gambar di bawah ini:
A. Prinsip farmakologis dari anestesia lokal adalah interupsi sementara dari impuls saraf
yang menghantarkan nyeri, contohnya bupivacaine (marcaine), chloroprocaine
(nesacaine), dan lidocaine (xylocaine) (Perry, 2014).
1. Anestesia infiltrasi perineum lokal: digunakan bagi wanita yang mengalami
episiotomy. Cara pemberiannya adalah dengan menyuntikan 5-15mL dari 1%
meski mereka mengalami nyeri. Bila opioid digunakan bersama nitrous oxide, maka
akan menyababkan kehilangan kesadaran(Perry, 2014).
C. Sedatives atau obat penenang merupakan farmakologi yang digunakan untuk
mengelola nyeri persalinan yang berperan sebagai agen yang mengurangi kecemasan
(Ward & Hisley, 2009). Sedatives sebaiknya tidak digunakan selama persalinan aktif
karena akan dapat menyebabkan depresi pernapasan pada neonatus (Ward & Hisley,
2009). Beberapa jenis sedatives diantaranya sebagai berikut:
1. Barbiturat
Barbiturat digunakan hanya pada awal persalinan dimana wanita mengalami
ketidaknyamanan dan tidak dapat tidur (Ricci, 2007). Barbiturat diberikan secara
oral atau intramuskular untuk menghasilkan tidur ringan dan menenangkan wanita
yang sangat cemas pada awal persalinan. Barbiturat yang paling umum digunakan
dalam persalinan adalah secobarbital (Ward & Hisley, 2009). Secobarbital termasuk
agen oral fast-acting yang dapat menghasilkan penenang ringan dalam waktu 15
menit setelah pemberian dan akan berefek selama 3-4 jam. Efek yang tidak
diharapkan dari penggunaan barbiturat ini yaitu depresi pernapasan dan vasomotor
pada ibu dan neonatus (Ward & Hisley, 2009). Efek tersebut akan meningkat jika
barbiturate diberikan dengan depresan sistem saraf pusat lainnya seperti analgesik
opioid.
2. Benzodiazepin
Benzodiazepin adalah agen utama yang digunakan untuk mengatasi
kecemasan, contohnya diazepam (Valium) dan lorazepam (Ativan) (Ward & Hisley,
2009). Benzodiazepin akan meningkatkan rasa sakit dan mengurangi mual dan
muntah ketika diberikan dengan analgesik opioid. Diazepam diberikan secara
intravena untuk menghentikan kejang karena hipertensi akibat kehamilan, namun
tidak digunakan selama persalinan itu sendiri (Ricci, 2007). Lorazepam digunakan
sebagai penenang, namun dapat meningkatkan pengalaman sedasi.
3. Antagonis Reseptor H1
Antagonis reseptor H1 adalah obat-obat yang berperan dalam memblock aksi
histamine pada reseptor. Obat ini menghasilkan efek sedatives, anti-parkinson, dan
efek antiemetik (Ward & Hisley, 2009). Obat ini menyebabkan kantuk dan sering
digunakan selama persalinan dini untuk mempromosikan tidur dan mengurangi
kecemasan. Menurut Hawkins et al (2002) dalam Ward & Hisley (2009), antagonis
reseptor H1 yang umum digunakan diantaranya promethazine (Phenergan),
hydroxyzine (Vistaril), dan diphenhydramine (Benadryl).
Terapi Nonfarmakologi
A. Maternal Movements and Positional Changes (Ricci, 2009; Ward & Hisley, 2009)
1. Berdiri, berjalan: gaya gravitasi membantu dalam menurunkan janin ke jalan lahir,
mengurangi rasa nyeri dari kontraksi
2. Berdiri dan condong ke tempat tidur atau birth ball: mengurangi rasa sakit,
mempermudah untuk melakukan massage punggung
3. Slow Dancing: berfungsi untuk membantu meredakan sakit punggung dan bersantai
serta memberikan rasa nyaman
4. Sitting upright: duduk dengan posisi punggung 90 derajat di kursi, bertujuan untuk
meningkatkan rasa nyaman memiliki gaya gravitasi yang lebih besar dibandingkan
pada posisi berbaring
5. Side lying: merupakan posisi yang sangat baik untuk beristirahat karena memberikan
rasa nyaman, menurunkan tekanan darah tinggi, dan memfasilitasi relaksasi ketika
kontraksi
6. Jongkok: dapat dilakukan dengan menggunakan squatting bar atau dengan
melakukan posisi jongkok di tempat tidur. Tujuan dari posisi tersebut yaitu untuk
membuka jalan keluar pada panggul sehingga mambantu ketika janin keluar (Ricci,
2009; Ward & Hisley, 2009).
Peran perawat dalam melakukan pergerakan dan perubahan posisi wanita hamil yaitu
membantu dan memastikan posisi yang diberikan sesuai dan tidak menyebabkan cidera pada
wanita hamil dan dapat mengganggu proses kelahiran.
B. Aromatherapy
Merupakan penggunaan minyak esensial yang berasal dari bunga atau tumbuhan
lain yang aromanya memiliki efek terapi dalam mengobati penyakit dan meningkatkan
kesehatan. Contoh dari aromaterapi seperti aroma mawar, lavender, dan minyak bergamot
yang diyakini dapat meningkatkan kenyamanan, relaksasi, dan mengurangi rasa sakit.
Penggunaan aromaterapi dapat dilakukan dengan memberikan beberapa tetes ke bak
mandi hangat, kompres tubuh, lotion pijat, atau di kamar untuk menambahkan aroma di
lingkungan kamar (Ward & Hisley, 2009). Dapat pula digunakan jenis aromaterapi yang
berbeda sesuai dengan tingkat dari kelahiran, contohnya seperti pada kala I dapat
digunakan aroma yang menenangkan dan pada kala II dapat digunakan aroma peppermint
yang dapat meningkatkan kekuatan dari wanita hamil untuk dapat melakukan proses
kelahiran (Datta, 2006).
C. Acupressure and Acupuncture
Acupressure merupakan pengaplikasian tekanan, panas, atau dingin pada titik-titik
akupuntur untuk mengurangi sensasi rasa nyeri. Proses acupressure dapat mengurangi
rasa nyeri berkaitan dengan peningkatan pelepasan hormon endorfin yang berfungsi untuk
menekan rasa sakit. Titik-titik yang digunakan ketika proses kelahiran disebut titik Hegu
yang terletak diantara tulang metacarpal pertama dan kedua, terletak di antara inner
anklebone dan tendon Achilles (Ward & Hisley, 2009). Sama halnya dengan acupressure,
TENS tidak efektif pada fase aktif saat kontraksi makin kuat, sering dan lama.Cara
kerja: elektroda ditempelkan di punggung dan dihubungkan dengan kabel stimulator
bertenaga baterai kecil. TENS bekerja merangsangtubuh
untuk memproduksi endorphin dan mengurangi jumlah
sinyal rasa nyeri yang dikirim oleh saraf tulang belakang ke
otak (Laksana, 2011). Selain itu TENS bekerja mengalihkan
rasa nyeri, karena TENS merangsang reseptor getar dan
suhu, meningkatkan nilai ambang potensial elektrik saraf
penghantar nyeri. TENS juga dapat merelaksasi otot punggung, sehingga juga mengurangi
nyeri saat persalinan akibat spasme otot (Gondo, 2011).
F. Application of Heat and Cold
Penggunaan air panas dan dingin berguna untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu
yang akan menjalani proses bersalin. Selimut hangat, kompres hangat, dan mandi air
hangat dapat meningkatkan relaksasi dan mengurangi rasa sakit selama persalinan. Efek
panas
dapat
mengurangi
iskemia
otot
dan
sensasi yang dirasakan membuat ibu hamil tidak nyaman akan tetapi terapi ini dapat
dilakukan kembali jika memang rasa nyeri karena persalinan sangat mengganggu
(Creehan, 2008 dalam Ward, 2009).
H. Water Therapy (Hydrotherapy)
Hydroterapi jet atau mandi whirpool bertujuan untuk memberikan rasa nyaman
dan rileks kepada ibu saat persalian. Perasaan rilkes akan didapat saat mandi dengan air
hangat baik memakai pompa jet atau tidak. Selama melakukan metode ini, tanda tanda
vital ibu harus berada pada batas normal. Apabila suhu tubuh, atau denyut jantungnya
meningkat maka air harus dibuat lebih dingin atau meminta ibu untuk keluar dari bak
mandi. Air dalam bak harus dipertahankan pada suhu 35,6o C sampai 36,7
I.
C dan bak
Teknik
ini
dilakukan
dengan
kontraksi (Gondo, 2011). Pada tahap pertama persalinan, teknik pernapasan dapat
memberikan relaksasi otot-otot perut dan meningkatkan ukuran rongga perut. Pada kala II,
teknik ini membantu meningkatkan tekanan perut, dan demikian membantu mengelurakan
janin (Cashion, 2014). Terdapat beberapa jenis teknik pernapasan. Namun, semua pola
dimulai dengan napas yang dalam, santai, bersih untuk "menyambut kontraksi" dan
diakhiri dengan nafas dalam yang yang
dihembuskan dengan lembut "untuk
meniup kontraksi hingga pergi". Teknik
ini menghasilkan oksigen yang cukup
bagi ibu dan bayi dan menjadi sinyal
bahwa sebuah kontraksi mulai atau
berakhir.
nafas,
otot
Selama
volunter
menghembuskan
dan
respirasi
mulai
perlahan-lahan
bernapas
dalam dan keluar melalui mulut sementara pelatih perlahan menghitung keras. Tingkat
pernapasan ialah sekitar 6-8 x/menit (Ward & Hisley, 2009).Selama persalinan
berlangsung, intensitas dan frekuensi kontraksi meningkat. Pada tahap ini dapat digunakan
modified breathing. Teknik pernapasan ini dangkal dan sekitar dua kali tingkat normal
wanita yaitu 32-40 x/menit (Ward & Hisley, 2009). Setelah napas pembersihan mendalam,
wanita itu menghirup perlahan, tapi mengembuskan napas pada kecepatan yang lebih
cepat. Semua kontraksi harus berakhir dengan deep cleansing breath. Kemudian, selama
fase transisi, ketika kontraksi paling intens, klien dapat kesulitan untuk berkonsenntrasi
pada teknik pernapasan. Pada saat ini dapat digunakan teknik patternpaced breathing
untuk meningkatkan konsetrasi (Ward & Hisley, 2009)
L. Hipnosis
Bentuk relaksasi yang mendalam dan mirip dengan meditasi. Selama dalam terapi
hipnosis, seorang perempuan berada dalam konsentrasi terfokus dan pikiran alam bawah
sadarnya lebih mudah diakses. Teknik hipnosis digunakan untuk persalinan dan kelahiran
untuk meningkatkan relaksasi dan mengurangi rasa takut, kecemasan, serta persepsi nyeri.
Terapi hipnotis dilakukan oleh tenaga ahli terlatih, dan tidak boleh diberikan pada ibu
dengan riwayat psikosis dan epilepsy (Gondo, 2011).
M. Musik
Dapat memberikan sebuah distraksi, yang meicu relaksasi dan semangat selama
proses melahirkan dengan menurunkan level stress, ansietas, dan persepsi nyeri (Cashion,
2014). Musik dapat digunakan pada proses kelahiran diawal. Musik dapat menciptakan
kondisi yang lebih santai di ruang melahirkan. Hal yang harus diperhatikan ialah jenis
musik yang disukai sang Ibu dan membawa peralatan musik. Sang Ibu diharapkan
memilih jenis musik yang berhubungan dengan memori indah, yang dapat memicu citra
dan visualisasi(Cashion, 2014). Musik disediakan di samping tempat tidur dengan
dukungan orang dapat membantu dalam transmisi energi yang mengurangi ketegangan
dan meningkatkan suasana hati (Ward & Hisley, 2009). Mengubah tempo musik
bertepatan dengan tingkat dan irama setiap teknik pernapasan dapat memfasilitasi pacu
yang tepat.
N. Biofeedback
Menggunakan prinsip bahwa apabila seseorang mengenali sinyal fisik, maka
peristiwa fisiologis internal tertentu dapat diubah (Cashion, 2014). Prosedur teknik ini
ialah selama periode prenatal, ibu hamil harus diajarkan untuk mengenali tentang sinyalsinyal tubuh dan cara bersantai. Selain itu, ibu hamil harus belajar bagaimana
menggunakan pemikiran dan kekuatan mental. Biofeedback dapat dilakukan bersama
dengan pasangan. Jika seorang wanita merespon rasa sakit selama kontraksi dengan
penegangan otot, mengerutkan kening, mengerang, dan menahan napas, pasangannya
menggunakan verbal dan sentuhan atau umpan balik untuk membantunya rileks.
Daftar Pustaka:
-
Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.G. (1996). Maternity Nursing 4th Edition.
Mosby-Year Book, Inc. Alih bahasa oleh Maria A. Wijayarini & Peter I. Anugerah.
(2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
-
Perry, Shanon E. (2014). Evolve Resources for Maternal Child Nursing Care, 5th Ed.
Philadelphia: Elsevier
Ricci, S. (2009). Essential of Maternity, Newborn, and Women's Health Nursing 2nd Ed.
Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.
Sarah A., Bishop, Judith T., & Baysinger, Curtis L. (2012).
Nitrous Oxide for Labor Analgesia: Expanding Analgesic Options for Woman in the
United States. Rev Obstet Gynecol. 2012; 5(3-4): e126e131
Ward, S.L., & Hisley, S.M. (2009). Maternal-Child Nursing Care: Optimizing
Outcomesfor Mothers, Children, and Families. Philadelphia: F.A Davis Company.