Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Tujuan
3.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
1. Anatomi Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, beratnya sekitar 1-2,3 kg. Hati
berada di bagian atas rongga abdomen yang menempati bagian terbesar regio
hipokondriak. Bagian atas dan anterior memiliki struktur yang halus terpasang
tepat di bawah permukaan diafragma, bagian posterior tampak tidak beraturan.
Hati terbungkus dalam kapsul tipis yang tidak elastis dan sebagian tertutupi oleh
lapisan peritoneum. Lipatan peritoneum membentuk ligamen penunjang yang
melekatkan hati pada permukaan inferior diafragma.
Hati memiliki empat lobus. Dua lobus yang berukuran paling besar dan jelas
terlihat adalah lobus kanan yang berukuran besar, sedangkan lobus yang
berukuran lebih keil, berbentuk baji, adalah lobus kiri. Dua lobus lainnya adalah
lobus kaudatus dan kuadratus yang berada di permukaan posterior.
Faktor yang mempengaruhi fiksasi hepar ditempatnya ialah perlekata hepar pada
diafragma oleh ligamen coronarium dan ligamen triangular serta jaringan ikat
pada area muda hepar bersama dengan perlekatan dengan vena cava inferior oleh
jaringan ikat dan vena hepatika dapat menahan bagian posterior hepar. Ligamen
Celah Disse (perisinusoid) terdapat sel stellata atau sel penimbun lemak
(limposit). Sel ini diduga mampu berdiferensiasi menjadi fibroblas yang ada di
dalam lobulus. Pendarahan lobulus hepar adalah melalui sinusoid yang
membentuk jala-jala yang luas di antara lempengan sel-sel hepar. Dinding
sinusoid dilapisi oleh selapis sel endotel yang tidak kontinyu (mempunyai poripori). Celah yang memisahkan antara sel-sel endotel dengan hepatosit disebut
sebagai celah/spasium Disse, yang berisi mikrovili dari hepatosit.
Suplai darah di hepar berasal dari vena porta dan arteria hepatika propria dengan
aliran darah sebagai berikut :
1.
2.
Vena porta bercabang-cabang sampai ke venula kecil yang ada di area portal
kemudian bercabang menjadi venula penyalur yang berjalan disekitar tepi
lobulus, ujung kecilnya menembus dinding hepatosit menuju sinusoid.
Sinusoid berjalan radier dan berkumpul di tengah lobulus membentuk vena
sentralis/vena sentrolobularis, di basis lobulus bersatu dalam vena
sublobularis, bersatu membentuk vena hepatika kemudian menuju vena cava
inferior. Vena porta membawa darah dari limpa dan usus yang membawa
bahan-bahan yang telah diserap oleh usus (aliran darah fungsional), kecuali
lemak (kilomikron) yang dibawa lewat pembuluh limfe.
Arteria hepatika bercabang-cabang membentuk arteria interlobularis,
sebagian mendarahi struktur portal dan lainnya berakhir langsung di sinusoid
(aliran darah nutritif).
2.
3.
4.
5.
3. Fungsi Hati
Hati dapat merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi yang sangat
beragam, yaitu:
1. Pembentukan energi dan interkonversi substrat.
a. Metabolisme karbohidrat
b. Metabolisme protein
c. Metabolisme lipid
2. Sintesis dan sekresi protein-protein plasma
Hati memproduksi dan mensekresi banyak protein yang menyusun konstituen
plasma darah, termasuk albumi, faktor-faktor pembekuan darah, protein-proten
pengikat hormon dan obat, dan juga beberapa hormon maupun prekursornya.
Oleh karena fungsi ini, hati berperan penting dalam mempertahankan tekanan
onkotik plasma melalui sintesis albumin, menfasilitasi koagulasi darah melalui
sintesis dan modifiasi protein-protein pembekuan darah, fungsi pengaturan
tekanan darah melalui produksi angiotensinogen, pertumbuhan melalui
produksi insulinlike growth factor-1 (IGF-1), dan metabolisme hormon melalui
produksi steroid hormone-binding globulin(SHBG) dan thyroid-binding
globulin(TBG).
Ginjal berjumlah 2 buah, berat + 150 gr (125 170 gr pada Laki-laki, 115 155
gr pada perempuan); panjang 57,5 cm; tebal 2,53 cm. Letak
retroperitoneal sebelah dorsal cavum abdominale, ginjal kiri bagian atas V.
Lumbal I, bagian bawah V. Lumbal IV pada posisi berdiri letak ginjal kanan lebih
rendah.
Ginjal mempunyai beberapa fungsi yaitu :
1. Mengatur volume cairan dalam tubuh
Kelebihan cairan dalam tubuh dikeluarkan sebagai urine encer dalam jumlah
besar.Kekurangan air atau kelebihan keringat menyebabkan urine
diekskresikan lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan tubuh dapat
dipertahankan relative normal.
2. Mengatur Keseimbangan osmotic dan keseimbangan ion
Ini terjadi jika plasma terdapat pemasukan atau pengeluaran abnormal dari ion
ion.Akibat pemasukan garam atau penyakit ginjal akan meningkatkan eksresi
ion ion penting urine : Na, K, Cl, Ca dan Fosfat
3. Mengatur keseimbangan Asam basa dalm tubuh
Hal ini terjadi karena makanan yang dimakan.Apabila banyak makan sayur
urine akan basa.Jika asam terjadi karena campuran makanan.
4. Ekskresi sisa sisa hasil metabolisme
Bahan bahan yang diekskresikan oleh ginjal antara lain zat toksik,obat,hasil
metabolism hemoglobin dan bahan kimia.
5. Fungsi hormonal dan metabolisme
2. Sistema Urinaria
1.
Fisiologi Ginjal
a)
Korteks renalis
Merupakan bagian luar Ginjal yang berwarna merah coklat terletak langsung
dibawah kapsula fibrosa dan berbintik bintik.Bintik bintik pada korteks renalis
karena adanya korpuskulus renalis dari Malphigi yang terdiri atas Kapsula
Bowmann dan Glomerulus.
1)
2)
3)
b)
Kapsula Bowmann
Kapsula Bowmann merupakan permulaan dari saluran ginjal yang meliputi
Glomerulus
Glomerulus
Glomerulus merupakan anyaman pembuluh pembuluh darah pada
ginjal.Secara fisiologis pada bagian Glomerulus terjadi filtrasi darah untuk
mengeluarkan zat zat yang tidak digunakan oleh tubuh.
Tubulus renalis
Tubulus renalis merupakan bagian korteks yang masuk kedalam medula di
antara priramida renalis,sering disebut kolumna renalis.
Medula renalis
Medula renalis terletak dekat hilus,sering terlihat garis aris putih karena adanya
saluran yang terletak di piramida renalis.Tiap piramida renalis mempunyai
basis yang menjurus ke arah korteks dan apeksnya bermuara kedalam kaliks
miror sehingga menimbulkan tonjolan yang dinamakan papila renalis yang
merupakan dasar sinus renalis.Jaringan medula dari piramida renalis ada yang
menonjol masuk ke dalam jaringan korteks disebut fascilus radiatus ferreini.
1) Lengkung henle
2) Dukstus koligentes
3) Duktus Bellini/Duktus papilaris
2. Fisiologi Ureter
Ureter adalah saluran untuk urine yang berasal dadi ginjal (melalui pelvis renalis)
ke vesika urinaria (buli-buli). Saluran ureter dibagi atas dua bagian, yaitu : pars
abdominalis (pada dinding dorsal abdomen ) dan pars pelvina (pada dinding
pelvis).
1.
Pars Abdominalis
Secara anatomi , pars abdominalis panjangnya kurang lebih 25-35 cm. Terletak
turun ke bawah ventral dari tepi medial muskulus spoas mayor yang memisahkan
dari ujung prosesus transvesus vertebra lumbalis 2-5 dan merupakan lanjutan dari
pelvis renalis yang terletak dorsal dari vasa renalis. Ureter dextra berjalan dorsal
dari pars desenden duodeni, arteri spermatika interna, arteri kolika dextra, dan
arteri iliokolika serta berada di sebelah kanan vena kava inferior. Ureter sinistra
berjalan dorsal dari arteri spermatika interna, arteri kolika sinistera, dan kolon
sigmoid.
2.
Pars Pelvica
Setelah masuk ke dalam kavum pelvis, ureter berjalan ke kaudal pada dinding
lateral pelvis yang tertutup oleh peritoneum. Mula-mula terletak ventro kaudal
dari arteri venous iliaka interna kemudian menyilang medial dari (korda) arteri
umbinikalis dan arterivananervus obturatoria. Pada tempt yang setinggi spina
iskiadika ia membelok ke arah ventro medial, kemudian mencapai bagian dorsal
vesika urinaria kurang lebih setinggi 4 cm kranial dari tuberkulum pubikum.
3.
a)
Mukosa
Mukosa merupakan jaringan ikat kedur sehingga dalam keadaan kosong mukosa
vesika urinaria membentuk lipatan-lipatan yang disebut sebagai Rugae vesikae.
Rugae ini menghilang bila vesika urinaria terisi penuh sehingga mukosanya
tampak licin.
b)
Submukosa
Submukosa terdiri atas jaringan ikat kendur dengan serabut-serabut elastis kecuali
pada trigonum lieutodidi mana mukosanya melekat erat pada jaringan otot di
bawahnya.
c)
Muskularis
Lapisan muskularis terdiri atas jaringan otot polos dengan jaringan ikat fibrous di
antaranya. Tebalnya tergantung dari vesika urinaria. Otot-otot ini semua
dinamakan muskuli detrussor. Pada trigonum lieutodi jaringan ototnya adalah
lanjutan dari stratum longitudinalis ureter, sedangkan tonus interureterikus
dibentuk di stratum sirkularis yang mengelilingi ureter. Muskularis vesika urinaria
tersusundari tiga lapisan. Lapisan paling luar berjalan longitudinal menebal pada
daerah kollum melanjutkan diri ke prostat (pada pria) dan ke uretra plika
rektovesikalis, plika pubovesikalis (pada wanita). Lapisan tengah berjalan sirkular
dan paling tipis di antara dua lapisan sebelumnya.
4. Fisiologi Uretra
a)
Uretra Pria
Uretra pada pria merupakan saluran fibromuskular untuk jalan urine dari vesika
urinaria keluar dan juga untuk jalan keluar sekret dari vesikula seminalis, glandula
prostata, dan glandula bulbo uretralis serta spermatozoa. Uretra pria lebih panjang
dari pada uretra wanita. Panjangnya kurang lebih 20 cm di mulai dari kallum
vesikae menembus kelenjar prostat difragma urogenital, kemudian melalui korpus
spongiosum penis berakhir di glans penis.
1. Pars Prostatika Uretrae
Pars prostatika uretrae adlah bagian dari uretra yang melalui prostat dimn
lumennya paling lebar dan palig elastis. Panjangnya kurang lebih 3cm, bentuknya
fusiformis, dan alam keadaan kosong dinding anterior dan posterior saling
berdekatan. Pad dinding posterior (bagian dalam) terdapat beberapa sruktur,
diantaranya sebagai berikut.
a.
b.
c.
d.
e.
Uretra Wanita
Uretra wanita lebih pendk dari pada uretra pria, memiliki panjang 4 cm berjalan
ke ventrokaudal mulai dari ofisium uretrae internum (pada kolum vesicae) sampai
pada vesicae uretrae eksternum pada vestibulum vaginae (antara intoitus vaginae
dan klitoris).
Bagian dalam adalah mukosa dimana terdapat lubang-lubang glandula uretralis
(lakuna uretralis)dan di bagian kaudalnya terdapat duktus parauretralis (homolog
dengan prostat) yang bermuara pada sisi kanan dan kiri ofisium uretra eksrernum.
Lapisan luar adalah muskularis bagian kranial/proksimal sirkular (pada kollum
vesikae). Stratum longitudinalis dari vesika urinaria ikut memperrkuat bagian ini.
Bagian tengah erdiri atas jaringan otot plos yang bergaris yang berasal dari
muskulus pubovaginalis. Bagian distal tidak ada jaringan ototnya.
Vaskularisasi. Vaskularisasi arteri uretra wanita pada bagian kranial/proksimal
dari arteri vesikalis inferior, bagian tengah dari arteri vesikalis inferior dan arteri
uterina, serta bagian distal masuk dari arteri pudendalis interna. Vaskularisasi
vena uretra wanita masuk ke dalam pleksus venous vesikalis pudendalis interna.
Aliran limfa. Aliran limfa uretra pada wanita mengikuti arteri pudendalis interna
ke nodus limfa iliaka interna dan eksterna.
3. Sirkulasi pada Ginjal (Tahap Pembentukan Urine)
1.
Filtrasi
Proses ini terjadi di glomerulus. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai
Bowman. Cairan tersebut tersusun oleh urea, glukosa, air, ion-ion anorganik
seperti natrium kalium, kalsium, dan klor. Darah dan protein tetap tinggal di
dalam kapiler darah karena tidak dapat menembus poripori glomerulus.Cairan
yang tertampung di simpai Bowman disebut urine primer. Selama 24 jam
darah yang tersaring dapat mencapai 170 liter.Penyaringan di glomerulus disebut
filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium,
kalium, dan garam-garam lainnya
2.
Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium,
klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal
denga obligator reabsorbsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus
ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila
diperlukan akan diserap kembali ke dalam tubulus bagian bawah. Penyerapanya
terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorbsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada
papila renalis.
3.
Sekresi
Sisanya penyerapan urine kembali yang pada tubulus dan diteruskan ke piala
ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.
4.
Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di
tubulus kontortus distal. Urine yg telah terbentuk (urine sekunder), dari tubulus
kontortus
distal akan
turun
menuju saluran
pengumpul (duktus
kolektivus), selanjutnya urine dibawa ke pelvis renalis. Dari pelvis renalis, urine
mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan
tempat penyimpanan sementara bagi urine. Jika kantong kemih telah penuh terisi
urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air
kecil. Urin akan keluar melalui uretra. Komposisi urine yang dikeluarkan meliputi
air, garam, urea, dan sisa substansi lainnya seperti pigmen empedu yang berfungsi
memberi warna dan bau pada urine. Warna urine setiap orang berbeda dan
biasanya dipengaruhi oleh jenis makanan yang dikonsumsi, aktivitas yang
dilakukan, ataupun penyakit. Warna normal urine adalah bening hingga kuning
pucat
4.Pemekatan Urine
Apabila permeabilitas terhadap air tinggi, maka sewaktu bergerak ke bawah
melalui interstisium yang pekat, air akan berdifusi keluar duktus pengumpul dan
kembali ke dalam kapiler peritubulus. Hasilnya adalah penurunan ekskresi air dan
pemekatan urin. Sebaliknya apabila permeabilizas terhadap air rendah, maka air
tidak akan berdifusi keluar duktus pengumpul melainkan akan diekskresikan
melalui urin, urin akan encer.
Permeabilizas duktus pengumpul terhadap air ditentukan oleh kadar hormone
hipofisis Posterior, hormon antidiuretik (ADH), yang terdapat di dalam darah.
Pelepasan ADH dari hipofisis posterior meningkat sebagai respons terhadap
penurunan tekanan darah atau peningkatan osmolalitas ekstrasel (penurunan
konsentrasi air). ADH bekerja pada tubulus pengumpul untuk meningkatkan
permeabilizas air. Apabila tekanan darah rendah, atau osmolalitas plasma tinggi,
maka pengeluaran ADH akan terangsang dan air akan direasorbsi ke dalam kapiler
peritubulus sehingga volume dan tekanan darah naik dan osmolalitas ekstrasel
berkurang. Sebaliknya, apabila tekanan darah terlalu tinggi atau cairan ekstrasel
terlalu encer, maka pengeluaran ADH akan dihambat dan akan lebih banyak air
yang diekskresikan melalui urin sehingga volume dan tekanan darah menurun dan
osmolalitas ekstrasel meningkat. (Corwin, 2000).
b)
c)
d)
2.
a)
b)
c)
d)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hati merupakan sebuah kelenjar terbesar dan kompleks dalam tubuh, berwarna
merah kecoklatan, yang mempunysi berbagai macam fungsi, termasuk perannya
dalam membantu pencernaan makanan dan metabolisme zat gizi dalam system
pencernaan. Secara fisiologis, hati memiliki banyak fungsi yang penting dalam
tubuh manusia.
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang.
Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran
(terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam
bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya
disebut nefrologi
Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga
retroperitoneal bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya
menghadap ke medial. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3.
Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat
untuk hati.
Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Fungsi ginjal memegang
peranan yang sangat penting. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut
dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih). Vesika urinaria (kandung
kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.
B.
Saran
Saran dalam makalah ini sangat diperlukan untuk memperbaiki lebih baik dalam
proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA