You are on page 1of 4

ANALISIS JURNAL

Hubungan Penerapan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Diare Dengan


Kesembuhan Diare Pada Balita Di Puskesmas Bahu Kota Manado

DISUSUN OLEH :

Kelompok VII
Ilham Zulfikar, S.Kep
Sofiati, S.Kep
A. Nurul Alfatihah FP, S.Kep
Andi Arnida, S.Kep
Haryana Hasban, S.Kep

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN & ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2016

ANALISIS JURNAL
1. Judul Artikel:
Hubungan penerapan manajemen terpadu balita sakit (MTBS) diare
dengan kesembuhan diare pada balita di puskesmas bahu kota manado
2. Kata Kunci : MTBS, Diare, Balita.
3. Penulis : Abdul Muis, Amatus Yudi Ismanto, Franly Onibala.
1. Telaah Step 1 (Fokus penelitian jelas)

Problems

Manajemen terpadu balita sakit (MTBS)


adalah suatu manajemen melalui pendekatan
terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita
sakit yang datang di pelayanan kesehatan, baik
mengenai beberapa klasifikasi penyakit, status
gizi status imunisasi maupun penangan balita
sakit tersebut dan konseling yang diberikan.
Sasaran MTBS adalah anak umur 0-5 tahun
dan dibagi menjadi dua kelompok usia 1 hari
sampai 2 bulan, dan kkelompok usia 2 bulan
sampai 5 tahun (Depkes RI, 2008).
Diare
merupakan
penyebab
utama
kematian bayi dan anak balita (anak usia 1 bulan
sampai < 5 tahun) di indonesia.
Menurut riset kesehatan dasar (Riskesdes,
2013) yang dilakukan oleh kemenkes dan badan
litbangkes pada tahun 2013, penyakit diare
menjadi penyebab utama kematian bayi (31,4%)
dan anak balita (25,2%).
Data yang diperoleh kemenkes RI 2013
jumlahpenderita diare sebanyak 3.456.123
penderita, menurut dinkes sulut tahun 2012
jumlah kasus diare 27.394 kasus, dan menurut
data yang diambil dari puskesmas bahu
penderita diare pada anak mempunyai peringkat
kedua
terbanyak
setelah
penderita
rhinofaringitis.
Diare sebanyak 532 kasus dari jumlah
6.129 pasien anak dalam rentang waktu tanggal
3 januari 2013 Sampai dengan 25 maret 2014.

Intervention

Penerapan Manajemen Terpadu Balita Sakit

Comparison Intervention

(MTBS) Diare
Tidak ada intervensi pembanding

Outcome

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh


di puskesmas bahu kota manado diperoleh hasil
bahwa penerapan MTBS sangan berhubungan
dengan kesembuhan diare pada balita (p value =
0,000), dari 34 responden yang diterapkan
MTBS 23 (67,6%) responden lengkap dan
diarenya tidak berulang, sedangkan 11 (32,4%)
responden yang penerapan MTBS nya tidak
lengkap diarenya berulang.

2. Telaah Step 2 (Validitas)


Recruitment

Maintenance

Measurement

Desain penelitian yang digunakan yaitu


deskriptif-analitik,
karena
menggambarkan
penerapan manjemen terpadu balita sakit (MTBS)
dan kesembuhan diare pada balita dan hasil
analisis data kuantitatif serta identifikasi hubungan
dan pengaruh variabel bebas dan variabel
terikatnya dengan pendekatan Cross sectional.
Penelitian ini dilaksanakan di puskesmas
bahu kota manado pada bulan juni 2014 sampai
dengan juli 2014, sampel penelitian berjumlah 34
responden.
Pada setiap responden yang memenuhi
kriteria penelitian, diberikan penjelasan mengenai
maksud dan tujuan penelitian. Setelah responden
mengerti maka dengan penjelasan yang diberikan,
disilahkan untuk diperiksa tenaga medis yang
bertugas, peneliti mengobservasi tindakan petugas
medis sesuai dengan bagan MTBS. Penelitian
berlangsung 2 minggu.
Penerapan MTBS digunakan lembaran
Observasi MTBS yang berisi klasifikasi, gejala,
dan tindakan/pengobatan. Dikatakan lengkap bila
klasifikasi, gejala dan tindakan/pengobatan sesuai
dengan bagan MTBS. Diberi nilai 2 jika lengkap
dan diberi nilai 1 jika nilai 1 jika tidak lengkap.
Data yang terkumpul dikelompokkan
berdasarkan tujuan dan jenis data, kemudian
dianalisis dengan berbagai analisis statistik yang
meliputi: analisis Univariat untuk menentukan
distribusi frekuensi dari karakteristik sampel dan
analisis Bivariat yang meliputi: uji chi square
dengan tingkat kemaknaan 95% ( 0,05).

3. Telaah Step 3 (Aplikabilitas)


Pada jurnal telah dijelaskan bahwa ada hubungan penerapan manajemen
terpadu balita sakit (MTBS) diare dengan kesembuhan diare pada balita di
puskesmas bahu kota manado oleh karena itu penelitian ini dapat kita terapkan di
puskesmas bontomarannu.

Kelebihan :
Pada jurnal di jelaskan uji yang digunakan, terdapat metode
pengambilan sample, tempat dan waktu penelitian yang jelas.
Kekurangan :
Tidak dijelaskan kriteria inklusi dan eksklusi, tidak dijelaskan
SOAP.

You might also like