Professional Documents
Culture Documents
1. PENDAHULUAN
Sistem transportasi di Indonesia ada tiga jenis bidang transportasi yaitu transportasi
darat, transportasi laut dan transportasi udara. Kereta api merupakan salah satu
transportasi masal yang tertua di Indonesia. Tujuan penyelenggaraan perkerataapian
nasionala adalah untuk memperlancar perpindahan orang atau barang secara masal,
menunjang pemerataan pertumbuhan ekonomi, stabilitas serta sebagai pendorong dan
penggerak pembangunan nasional. Dengan demikian, terdapat harapan besar terhadap
peran dan fungsi perkeretaapian nasional dalam sistem pembangunan nasional maupun
untuk pelayanan umum kepada masyarakat. Akan tetapi masih banyak permasalahan
ataupun tantangan yang masih dihadapi perkeretaapaian nasional untuk mewujudkan
harapan yang dibebankan pada perkeretaapian nasional tersebut. Undang-undang No.
13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian mengamanatkan agar perkeretaapian di
Indonesia diselenggarakan berdasarkan asas manfaat, adil dan merata, keseimbangan
kepentingan umum, keterpaduan dan percaya diri sendiri. Penyelenggaraan
perkeretaapian nasional dituntut agar dapat memberikan manfaat yang sebesarbesarnya untuk mencapai sasaran pembangunan nasional. Pelayanan kereta api juga
diharapkan dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat secara adil dan
merata, serta manfaat yang seimbang untuk semua pihak bagi operator maupun
pengguna jasa kereta api. Keseimbangan dalam kepentingan umum, berarti pelayanan
tidak hanya memperhatikan kepentingan komersial, ataupun hanya melayani sebagian
golongan masyarakat tertentu saja, tetapi juga bagi pelayanan umum dan semua
golongan masyarakat. Keterpaduan penyelenggaraan kereta api berarti terjadi sinergi
dan keserasian terhadap pembangunan nasional, pengembangan wilayah,
pengembangan sektor-sektor lain serta keterpaduan dengan sistem transportasi secara
antarmoda (jasa transportasi kereta api dengan jasa transportasi lain seperti bis, kapal
laut, pesawat dll) dan intermoda (PT. Kereta Api di Indonesia). Percaya diri sendiri berarti
ada kemandirian dan keberlanjutan (sustainability) dalam sistem penyelenggaraan yang
didukung oleh pengembangan kelembagaan, sumber daya serta terjaga keseimbangan
dan kualitas lingkungan. Sustainability tersebut dapat dilihat dari aspek lingkungan,
teknologi, Sumber Daya Manusia, finansial dan Ekonomi.
Setiap organisasi atau instansi dalam melaksanakan program diarahkan selalu berdaya
guna mencapai tujuannya. Salah satu faktor kelacaran tujuan suatu perusahaan adalah
mengidentifikasi dan mengukur kinerjanya. Ketatnya persaingan bisnis saat ini
menyebabkan perusahaan berusaha semaksimal mungkin mengoptimasi proses bisnis
yang ada di dalam organisasi. Analisis proses bisnis merupakan salah satu alat untuk
mengevaluasi dan melakukan perbaikan atas proses bisnis. Melalui analisis proses bisnis
maka perusahaan dapat memutuskan proses mana yang dapat dikurangi, diserahkan ke
pihak luar, dihilangkan sama sekali atau ditingkatkan.
Tahapan awal dalam menganalisis proses bisnis adalah menggambarkan proses bisnis
tersebut. Agar proses bisnis ini dapat dikomunikasikan dengan mudah ke semua pihak
yang terkait maka diperlukan teknik analisis bisnis yang praktis tetapi cukup
representatif mewakili proses yang sebenarnya khususnya bagi PT. Kereta Api.
1.1 Profil Perusahaan
1.
a. Sejarah Perusahaan
Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya
ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro Pekanbaru.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945,
karyawan perusahaan kereta api yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api
(AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa
bersejarah yang terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan sikap
oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28
September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada ditangan bangsa Indonesia. Orang
Jepang tidak diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di
Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta
Api di Indonesia, serta dibentuknya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI).
1.
Visi Perusahaan :
Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan
memenuhi harapan stakeholders.
Misi Perusahaan :
Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya, melalui
praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi
bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama : keselamatan,
ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan.
1.
c. Produk
Kereta Wisata
Untuk menunjang kepariwisataan, PT. Kereta Api (Persero) memberikan pelayanan carter
kereta khusus wisata juga berbagai keperluan seperti : rapat, pesta pernikahan, ulang
tahun, dsb di atas Kereta Api menuju berbagai kota tujuan.
3)
Kereta Barang
Kereta api khusus yang disesuaikan dengan spesifikasi produk, yang mana PT. Kereta Api
(Persero) memiliki gerbong yang digunakan untuk batu bara, pulp, Crude Pal oil, BBM,
Peti Kemas, Parcel BHP, Over Night Service, Semen.
4)
Pengusahaan Aset
Disamping Angkutan Penumpang dan Angkutan Barang, PT. Kereta Api (Persero) juga
memberdayakan aset non produksi untuk dikomersialkan ke pihak eksternal. Beberapa
produk persewaan aset non produksi adalah sebagai berikut :
Wilayah stasiun dan sarana :
Persewaan Gudang
Perparkiran (Parkir umum, Parkir Taxi, Parkir Inap, dan Parkir moda transportasi
lain)
Wilayah Right of Way (ROW) yaitu lahan sepanjang kiri kanan jalur kereta api dan lahan
diluar stasiun :
Persewaan lahan ROW untuk utilitas: kabel listrik, kabel telekomunikasi, baik yang
ditanam/di atas maupun crossing.
Persewaan Gudang
Persewaan Gedung/Bangunan
Persewaan Tower
1.
d. Aset Perusahaan
PT. Kereta Api Indonesia memiliki harta lancar dan harta tetap, adapun asset bergerak di
luar kendaraan dinas yaitu :
Tabel 1
Harta Lancar
PT Kereta Api Indonesia Tahun per Tahun 2009
Tahun 2009
Uraian
Program
Realisasi
335
352
KRD
55
55
KRL
340
344
Kereta Raya
1.224
1.302
Kereta Lokal
12
11
Gerbong
3.551
3.554
Sedangkan Harta Tetap Non Produksi diluar bangunan yang telah jadi atau rumah dinas
yang diurai menjadi :
Tanah Pemerintah
1.
Tanah Potensial
Tanah Terkelola
e. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT Kereta Api (Persero) di tingkat Pusat terdapat Board of Directors
terdiri dari seorang Direktur Utama dan 5 Direktur lainnya, yang mengepalai Direktorat.
Dimana setiap Direktorat dibantu oleh beberapa Kepala Sub Direktorat atau Kepala
Bidang.
Selain itu, juga terdapat dua Pusat, yaitu Pusat Keselamatan & Manajemen Resiko dan
Pusat Perencanaan & Pengembangan, serta tiga Divisi Tingkat Pusat, yaitu Divisi Sarana,
Divisi Pelatihan dan Divisi Properti.
Sedangkan di tingkat Daerah, terdapat 9 Daerah Operasi (DAOP) di Jawa serta 3 Divisi
Regional (DIVRE) Selain itu, PT Kereta Api juga memiliki 3 Anak Perusahaan, yaitu PT
Reska, PT Railink dan PT. KA Komuter JABODETABEK.
Gambar 1
Struktur Organisasi
PT Kereta Api Indonesia
1.2 Strategi PT. Kereta Api Indonesia
Tiga sasaran utama yang dikembangkan PT Kereta Api dalam upaya penerapan Sistem
Informasi dan Teknologi Informasi, yaitu :
2. ANALISA
2.
3.
4.
5.
Permasalahan yang dihadapi PT. Kereta Api Indonesia saat ini tidak mudah diselesaikan.
PT. Kereta Api Indonesia menghadapi permasalahan yang serius akibat terjadinya
berbagai akumulasi permasalahan baik dari dalam maupun luar sistem. Selain itu PT.
Kereta Api Indonesia juga menghadapi berbagai tantangan perubahan lingkungan
eksternal yang berkembang semakin kompleks dan berlangsung cepat. Di sisi lain,
pesatnya perubahan lingkungan eksternal dan perkembangan global baik dari aspek
teknologi, ekonomi, sistem informasi, dan desentralisasi, menyebabkan semakin
tingginya tuntutan terhadap akuntabilitas, efisiensi dan kualitas pelayanan. Masalah
kelembagaan yang dihadapi PT. Kereta Api Indonesia terutama pada sistem birokrasi
diantaranya banyaknya instansi pemerintahan yang terlibat. Dari aspek finansial dan
ekonomi, masalah PT. Kereta Api Indonesia umumnya sama yang dihadapi oleh sistem
perkeretaapian negara lain. Kendala tersebut pada umumnya terdiri dari defisit
pendanaan, kebutuhan subsidi yang semakin besar, serta kebutuhan biaya investasi
yang besar.
2.2. Analisa Kompetitor
Pada dasarnya strategi itu dibuat karena adanya pesaing. Tujuan dari dikembangkannya
teknologi informasi adalah untuk meningkatkan kinerja perusahaan sehingga dapat
menghasilkan produk atau jasa yang lebih murah, lebih baik, dan lebih cepat
dibandingkan dengan produk atau jasa yang dihasilkan kompetitor. Sehingga jelas
bahwa tujuan diadakannya analisa terhadap para pesaing bisnis adalah untuk melihat
seberapa murah, seberapa baik, dan seberapa cepat produk dan jasa yang ditawarkan
perusahaan lain sehingga hal tersebut dapat menjadi patokan target dari PT. Kereta Api
Indonesia.
Pesaing PT. Kereta Api dari sisi moda transportasi masal, kecepatan, kenyamanan,
pelayanan dan ketepatan waktu, yaitu :
Mobil Sewaan
Pesawat Terbang
1.
3. PERANGKAT ANALISIS
Analisis SWOT
Pemindaian internal dan lingkungan eksternal merupakan bagian penting dari proses
perencanaan strategis. Faktor-faktor lingkungan internal perusahaan biasanya dapat
diklasifikasikan sebagai kekuatan atau kelemahan, dan bagian luar dari perusahaan
dapat diklasifikasikan sebagai peluang atau ancaman. Analisis lingkungan strategis ini
disebut sebagai analisis SWOT.
Para analisis SWOT memberikan informasi dan membantu perusahaan dalam mengolah
sumber daya dan kemampuan untuk lingkungan yang kompetitif di mana ia
beroperasi. Dengan demikian, perumusan strategi dan seleksi sangatlah
penting. Diagram berikut menunjukkan bagaimana analisis SWOT tepat sebagai alat
pindai lingkungan.
1.
1. Strength (Kekuatan)
Sudah berbentuk PT, dan bukan PERUMKA lagi, artinya di sini PT. Kereta Api Indonesia
seharusnya sudah lebih profesional dibandingkan sewaktu PERUMKA dulu
Milik Pemerintah
Memiliki aset lain berupa TANAH PEMERINTAH, TANAH PT. KA, TANAH
POTENSIAL, TANAH TERKELOLA
2. WEAKNESS (Kelemahan)
Budaya kerja masih ada turunan dari budaya kerja Perumka, sehingga belum
begitu profesional
SDM kurang profesional, struktur pegawai dari tingkat pendidikan masih banyak
yang berlatar belakang SD
Masih ada kereta api tua yang masih beroperasi menjadikan rawan kecelakaan
3. Opportunities (Peluang)
Jumlah penduduk Indonesia yang besar, besar pula kesempatan untuk menarik
Ticketing on line
1.
4. Threats (Tantangan)
Menciptakan kereta api dengan jarak tempuh yang pendek, namun aman,
nyaman dan terjangkau.
untuk
mengurangi kerentanan terhadap ancaman eksternal.
Strategi W T
perusahaan dari
kerentanan terhadap ancaman eksternal.
Share this: