You are on page 1of 53

OTOPSI FORENSIK

DAN
EKSHUMASI

Oleh
Hendro Widagdo
Ikf-medikolegal fk ugm

T.I.U
Mampu memahami pemeriksaan medis
lengkap pada jenazah forensik secara
ilmiah kedokteran untuk kepentingan
peradilan

T.I.K

Mengerti definisi Otopsi Forensik


Memahami tujuan suatu Otopsi Forensik
Mampu menjelaskan persyaratan Otopsi
Forensik
Memahami tahap-tahap Otopsi Forensik
Memahami tahap-tahap ekshumasi

LATAR BELAKANG
Ketika seseorang ditemukan meninggal
secara mendadak, maka pertanyaan
yang timbul di kalangan keluarga dan
penyidik adalah:
- Apa penyebab Kematiannya?
- Bagaimana ia meninggal?

LATAR BELAKANG

Bukti2 di tempat kejadian dapat


berupa:
- Cipratan darah pada dinding/atap
- Sidik jari pada benda2 disekitar
tempat tsb
- Benda/senjata berlumuran darah
- Mayat, dll

Pada kasus pembunuhan atau


bunuh diri, bukti yg paling penting
adalah mayat itu sendiri.
Jika diamati dengan seksama,
pada mayat dapat ditemukan
tanda-tanda dari penyebab
kematiannya, mis. Jejas jerat, luka
tembak, dll.

LATAR BELAKANG

Prosedur kunci untuk membuktikan tentang


penyebab kematian tsb adalah otopsi forensik.

OTOPSI
Pemeriksaan lengkap pada jenazah, meliputi
pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam,
pengeluaran+pemeriksaan organ, dengan
atau tanpa pemeriksaan penunjang
(Laboratorium).

JENIS2 OTOPSI
Otopsi Pendidikan ( Prakt. Anatomi )
Otopsi Klinis ( pada pasien rawat inap RS
yg meninggal namun diagnosis belum
tegak )
Otopsi Forensik

OTOPSI FORENSIK
Otopsi terhadap jenazah yg
kematiannya dianggap tidak wajar
(oleh penyidik) untuk kepentingan
peradilan

SYARAT PELAKSANAAN O.F.


Ada permintaan tertulis dari penyidik yg
bersifat definitif
Ada persetujuan tertulis dari pihak
keluarga/ahli waris korban
Cat.Penyidik: Pejabat Kepolisian RI
serendah2nya Ka.PolSek berpangkat
serendah2nya IPDA; Polisi Militer
(min.Kapten); Pjbt Sipil (Hakim, Jaksa).

Tata Tertib Otopsi


Masyarakat umum tak diijinkan berada
dalam ruang otopsi
Ahli waris/keluarga korban diberi
kesempatan sejenak untuk melihat
keadaan jenazah.
Jaga ketenangan, junjung tinggi etika dan
jangan sia2kan jenazah
Awali dg doa

SKEMA PETUGAS OTOPSI

Ket:1= Obduktor, 2= As.1, 3=As.2,


4=Protokol 1, 5=Protokol 2, X=Saksi
X

3
X

Otopsi Forensik

Otopsi ini dilakukan untuk mencari:


1. Sebab kematian,
2. Mekanisme kematian
3. Kemungkinan cara kematian.
Otopsi ini umumnya dilakukan oleh seorang ahli patologi
forensik.

PEMERIKSAAN LUAR
Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut kepala
sd kaki, tujuannya:
1. Menentukan identitas
2. Memastikan keamanan pengelolaan jenazah
3. Memeriksa benda2 di sktr jenazah
( 1 3 dlm rangka identifikasi )
4. Menilai keadaan umum jenazah
5. Mencari tanda kematian sekunder
6. Mencari tanda kekerasan/kelainan

TEKNIK PEMERIKSAAN LUAR


Periksa apa adanya, menyeluruh (mis.penutup, kain,
selimut, pakaian, dll)
Lepaskan seluruh penutup, periksa menyeluruh keadaan
tubuh, ukuran2 tubuh, tanda kematian sekunder
Periksa bagian per bagian secara teliti.

KEPALA

Bentuk
Keadaan Umum ( utuh, hancur )
Rambut + Kulit kepala
Keadaan wajah (kelainan, luka2, tanda2 kekerasan,
keluar cairan dari hidung dan mulut)
Telinga (daun telinga, liang telinga, keluar cairan ?)
Teraba derik/retak tulang ?

LEHER
Perhatikan bentuk leher, jejas jerat, lukaluka/tanda kekerasan lainnya
Raba dan tentukan, adakah cerai sendi,
patah tulang leher?

DADA DAN PERUT


Perhatikan bentuk dada, simetris? Tanda2 kekerasan:
tusukan, bacokan, luka tembak, memar, raba adanya
retak iga/retak tulang dada.
Perhatikan bentuk perut, bandingkan tinggi perut dg
dada, tanda kekerasan, keadaan umbilikus ( pada kasus
orok ).

PELVIS
Perhatikan daerah pubis, simetris?
Jenis kelamin dan keutuhannya, sekret, tanda
kekerasan seksual?
Keadaan perineum, utuh/robek?
Keadaan anus, bentuknya, keluar feses?

EKSTREMITAS
Perhatikan bentuk umum, ada fraktur terbuka? Pada
posisi anatomis: simetris?
Untuk menilai
adanya fraktur tertutup dan cerai sendi.
Lakukan perabaan/manipulasi untuk memastikan
adanya fraktur/cerai sendi.
Jika ada tanda kekerasan, amati dan nilai distribusinya:
Mis.:luka2 tangkis pada extensor ekstremitas atas,
memar pada bagian dalam paha, dll.
Amati adanya sianosis pada ujung jari2

PEMERIKSAAN DALAM
TUJUAN
- Menemukan kelainan/hal2 patologis: di bawah
lapisan2 tubuh/integumentum, di dalam rongga2
tubuh, pada organ.
- Mengukur dan menimbang organ serta
cairan/substansi yg ditemukan.

TAHAP2 PEMERIKSAAN DALAM


Dimulai dengan seksi/irisan kulit.
Membuka, mengamati bagian dalam rongga tubuh
(dada dan perut) dan kepala.
Mengangkat, melepaskan, mengukur, menimbang,
memeriksa organ (termasuk membedah organ).

Apa Yang Dapat dihasilkan dari Otopsi


Forensik

Hasil utama adalah menemukan:


1. Sebab Kematian
Misalnya luka tembak, luka kekerasan tajam, luka kekerasan
tumpul, dll.
2. Mekanisme Kematian
Tergantung dari penyebab kematian, mis. Kerusakan otak
akibat tembakan di kepala.
3. Kemungkinan cara kematian korban.
Bisa alamiah mis. penyakit atau non-alamiah mis. Pembunuhan,
bunuh diri, dll.
- Perkiraan saat kematian dapat dilihat dari tanda-tanda
tanatologis yang ada pada mayat.

Sebab Kematian
Otopsi merupakan cara yang paling akurat untuk
menemukan sebab kematian seseorang.
Sebab kematian adalah luka/trauma/penyakit/racun yang
mengganggu proses fisiologis dalam tubuh yang
berakhir dengan kematian individu.
Sebab kematian akan menjawab pertanyaan mengapa
dia meninggal (misal pada kasus perdarahan eksternal
masiv).

CONTOH KASUS

Kasus Kebakaran
- Pada korban meninggal kasus kebakaran, harus
dibuktikan ada/tidaknya jelaga pada saluran napas.
- Jika ada jelaga berarti dia meninggal dengan
mekanisme asfiksia.
- Selanjutnya harus dibuktikan adanya kandungan
racun (mis CO, CN) pada sampel darahnya.

CONTOH KASUS

Kasus Gantung
Pada korban harus dicari ada/tidaknya tanda-tanda
kekurangan oksigen (mis. Sianotik pada ujung2 jari).
Jika ditemukan jejas dari tali/jejas alat gantung pada
leher, harus dicari adanya tanda2 intravital pada
jejas tsb.
Bila tak ada tanda intravital berarti korban meninggal
sebelum ter/digantung.

CONTOH KASUS

Kasus Tenggelam
Pada kasus ini harus ditemukan bukti bahwa dalam
jalan napas serta paru dan lambung korban
ditemukan air yang cocok dengan tempat dia
tenggelam (diatom tes).
Harus ditemukan tanda-tanda perdarahan dalam
paru sebagai bukti usaha korban untuk tetap
bernapas dalam air.
Adanya hal2 di atas membuktikan suatu kasus
tenggelam.

CARA KEMATIAN
Cara kematian adalah bagaimana suatu sebab
kematian mengenai/sampai pada korban.
Ada 4 kategori cara kematian:
- Alamiah,
- Kecelakaan,
- Pembunuhan
- Bunuh diri.

Cara Kematian

Alamiah dan Kecelakaan


Alamiah
- Penyebab mayoritas kematian individu.
-

Termasuk antara lain karena penyakit, mis ada riwayat sakit


jantung, dll.

Otopsi akan membuktikan adanya penyakit tersebut.


Kecelakaan
-

Terjadi akibat keadaan yang tak disengaja.


Dapat terjadi di tempat kerja, di rumah, dll.

Cara Kematian

PEMBUNUHAN DAN BUNUH DIRI


Pembunuhan
- Kematian sesorang akibat sengaja dilakukan oleh orang
lain, merupakan suatu kejahatan.
- Contoh umum seperti kasus penembakan, penusukan,
pencekikan, dll.
- Termasuk kategori ini adalah Manslaughter, dimana
seseorang melakukan penganiayaan tanpa bermaksud
membunuh tapi korbannya meninggal.

Cara Kematian

Bunuh diri
- Kematian sesorang karena perbuatan dan niatnya
sendiri.
- Jika usaha bunuh diri tapi gagal mati, pelaku dapat
dikenai hukuman sebagaimana manslaughter.

Mekanisme Kematian

Mekanisme kematian tergantung dari sebab


kematian yang terlibat.
Mekanisme kematian adalah bagaimana penyebab
kematian mengganggu proses fisiologis di dalam
tubuh.

Mekanisme kematian

KEMATIAN
SEBAB
KEMATIAN

GANGGUAN FISIOLOGIS

Mekanisme Kematian:
Perdarahan
Asfiksia
Emboli
Kerusakan Organ
Vagal reflex

FORENSIC AUTOPSY

INCISION

REMOVING STERNUM

EXPOSING INTERNAL ORGANS

EXPOSING INTERNAL ORGANS

REMOVING ORGANS

OPENING SCALP

OPENING CALVARIA (SKULL ROOF)

OPENING DURAMATER

EXPOSING THE BRAIN

EXPOSING THE BASE OF THE SKULL

OPENING THE NECK

EKSHUMASI=PENGGALIAN KUBURAN
Penggalian jenazah (Exhumation) berasal dari
bahasa Latin yaitu Ex yang berarti keluar dan
Humus yang berarti tanah.
Dapat tunggal maupun masal
Alasan ekshumasi:
- Pindah Kubur
- Peradilan (Ekshumasi Forensik)

EKSHUMASI FORENSIK
Pemeriksaan terhadap mayat yang sudah
dikuburkanyang telah disahkan
olehhukumuntukmembantu peradilan.
Tujuan:
-

Mengetahui Sebab Kematian Korban

Beberapa alasan mengapa ekshumasi forensik perlu


dilakukan:
-

Kejahatan terhadap korban terkuak setelah penguburan


Penyembunyian mayat oleh pelaku kejahatan
Kesalahan identifikasi mayat
Studi toksikologi yang tidak lengkap
Jejak bukti hilang atau terabaikan
Analisis luka yang tidak benar atau tidak lengkap

SYARAT EKSHUMASI FORENSIK


1. MEDIKOLEGAL
Permintaan tertulis dari penyidik.
Permintaan dari pengadilan:
- Untuk Otopsi Ulang

- Untuk mendapatkan bukti forensik baru


Izin dari pemegang otoritas setempat
Izin keluarga

2.
3.
-

TEKNIS
Keterangan lengkap tentang peristiwa kematian
Perlengkapan alat untuk melakukan otopsi
Kendaraan
Tenda lengkap dengan dinding penutup, meja
pemeriksaan, air, wadah, perlengkapan dan tenaga
pengangkatan mayat.
WAKTU
Jika baru dikubur (1 bulan) ekshumasi secepatnya
dilakukan
Jika sudah lama dikubur (>1 bulan) tak perlu tergesa-gesa
Pagi hari atau saat cuaca baik dan penerangan alami baik.

4.

Perlu Kehadiran:

Petugas Penyidik
Ahli waris
Aparat Muspika Setempat
Juru Kunci Makam

5.

Lain-lain:

Jika di Pemakaman Umum maka penunjuk lokasi adalah ahli


waris dan juru kunci makam
Jika di tempat sembarangan maka perlu kehadiran Tersangka
untuk menunjukkan lokasi.
Otopsi dilakukan sebagaimana teknik otopsi biasa
Rekonstruksi dan perawatan jenazah ulang.

TERIMAKASIH

You might also like