Professional Documents
Culture Documents
Perjalanan penyakit TB
TUBERKULOSIS
Reaksi peradangan
Neutrofil di pleura
mengeluarkan
kalikrein
Kininogen
menjadi kinin
Fagositosis
bakteri
Peningkatan
WBC
PK :
INFEKSI
Basil berdistribusi
(bakterimia)
Akumulasi
sekret
Khawatir
mengenai
kondisi pasien
Kurang pengetahuan
3
1
Merangsang
reseptor nyeri di
pleura parietal
3
Peningkatan suhu
tubuh
HIPERTERMI
N. splanikus
pleksus brakialis
dan N.
interkostalis
Pasien mengeluh
nyeri dada (nyeri
pleuritik)
NYERI
AKUT
Metabolisme
meningkat
Kebutuhan nutrisi
sel meningkat
Pemecahan cadangan
makanan
Batuk
Adanya reflex
batuk
Refluks
fagal
Obstruksi
jalan nafas
Secret
tertelan
masuk
lambung
Ventilasi
menurun, O2
menurun, CO2
Lambung
menyesuaikan
pH, HCL
Mual,
muntah
BB menurun > 20 %
meningkat
Pusat ventilasi
meningkatkan RR,
ritme dan
kedalaman
berubah
KETIDAKSEIMBANGAN
NUTRISI KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH
GANGGUAN POLA
NAFAS TIDAK
EFEKTIF
Menghalangi
proses ventilasidifusi
Perfusi jaringan
menurun
Metabolisme
aerob
menurun
Produksi ATP
menurun
Kelemahan
fisik
INTOLERANSI
AKTIVITAS
BERSIHAN
JALAN NAFAS
TIDAK EFEKTIF
INTERVENSI
Intoleransi aktivitas
yang berhubungan
dengan keletihan dan
inadekuat
oksigen untuk
aktivitas.
Setelah dilakukan
1. Jelaskan aktivitas
1. suhu ekstrim dan
asuhan
dan faktor yang
stress menyebabkan
keperawatan ..x24 jam
meningkatkan
vasokastriksi yang
diharapkan agar
kebutuhan oksigen.
meningkatkan beban
aktivitas px kembali
suhu sangat ekstrim,
kerja jantung dan
efektif.
berat badan
kebutuhan oksigen,
Kriteria hasil : pasien
kelebihan, stress.
berat badan
mampu melakukan
2. Secara bertahap
berlebihan,
aktifitas secara
tingkatan aktivitas
meningkatkan
mandiri dan
harian klien sesuai
tahapan perifer yang
tidak kelelahan
peningkatan
juga meningkatkan
toleransi.
beban kerja jantung.
setelah beraktivitas.
3. Memberikan
2. mempertahankan
dukungan emosional
pernafasan lambat,
dan semangat
sedang dan latihan
4. Setelah aktivitas kaji
yang diawasi
respon abnormal
memperbaiki
untuk meningkatkan
kekuatan otot
aktivitas.
asesori dan fungsi
pernafasan
3. rasa takut terhadap
kesulitan bernafas
dapat menghambat
peningkatan
aktivitas
4. intoleransi aktivitas
dapat dikaji dengan
mengevaluasi
jantung sirkulasi
dan status
pernafasan setelah
beraktivitas.
Kurang pengetahuan
Setelah dilakukan
1. Kaji kemampuan
1. belajar tergantung
(kebutuhan belajar)
asuhan
pada emosi dari
pasien untuk belajar
mengenai kondisi,
keperawatan ..x24 jam
kesiapan fisik dan
aturan
diharapkan
ditingkatkan pada
2. Berikan instruksi
tindakan dan
pengetahuan pasien
tahapan individu
dan informasi
pencegahan
bertambah tentang
2.
informasi tertulis
tertulis pada pasien
berhubungan dengan
penyakit tuberkulosis
menentukan
untuk rujukan
salah satu interprestasi paru.
hambatan pasien
informasi,
Kriteria hasil : pasien 3. Jelaskan dosis obat,
untuk mengingat
menyatakan
mengerti
sejumlah besar
keterbatasan kognitif,
frekuensi
tentang penyakit
informasi
tidak lengkap
pemberian, kerja
tuberkulosis paru
pengulangan
informasi yang ada.
yang diharapkan dan
menguatkan belajar.
alasan pengobatan
lama, dikaji
potensial interaksi
dengan obat atau
subtansi lain.
4. Kaji bagaimana
yang ditularkan
kepada orang lain
Setelah dilakukan
1. Kaji patologi
asuhan
penyakit dan
keperawatan ..x24 jam
potensial
diharapkan tidak
penyebaran infeksi '
terjadi infeksi
melalui droplet
terhadap penyebaran.
udara selama batuk,
Kriteria hasil : pasien
bersin, meludah,
mengidentifikasi
bicara, tertawa.
intervensi untuk
2. Identifikasi orang
mencegah atau
lain yang beresiko,
menurunkan resiko
missal: anggota
penyebaran infeksi,
keluarga, sahabat
melakukan perubahan
karib/teman.
pola hidup.
3. Kaji tindakan
kontrol infeksi
sementara, missal:
masker atau isolasi
pernafasan.
4. Anjurkan pasien
untuk batuk/bersin
dan mengeluarkan
pada tisu dan
menghindari
meludah. Kaji
pembuangan tisu
sekali pakai dan
teknik mencuci
tangan yang tepat,
dorong untuk
mengulangi
demonstrasi.
5. Tekanan pentingnya
3. meningkatkan
kerjasama dalam
program pengobatan
dan mencegah
penghentian obat
sesuai perbaikan
kondisi pasien.
4. pengetahuan dapat
menurunkan resiko
penularan atau
reaktivitas ulang
juga komperkasi
sehubungan dengan
reaktivitas.
1.membantu pasien
menyadari/menerim
a perlunya
mematuhi program
pengobatan untuk
mencegah
pengaktifan
berulang atau
komplikasi serta
membantu pasien
atau orang terdekat
untuk mengambil
langkah untuk
mencegah infeksi ke
orang lain.
2.orang-orang yang
terpejan ini perlu
program terapi obat
untuk mencegah
penyebaran/terjadin
ya infeksi
3.dapat membantu
menurunkan rasa
terisolasi pasien dan
membuang stigma
sosial sehubungan
dengan penyakit
menular.
4.perilaku yang
diperlukan untuk
mencegah
penyebaran
tidak menghentikan
terapi obat.
6. Dorong memilih
mencerna makanan
seimbang, berikan
makan sering,
makanan kecil pada
jumlah, makanan
besar yang tepat.
5.periode singkat
berakhir 2-3 hari
setelah kemoterapi
awal, tetapi pada
adanya rongga atau
penyakit luas,
sedang resiko
penyebaran infeksi
dapat berlanjut
sampai 3 bulan.
6.adanya anoreksia
(mal nutrisi
sebelumnya,
merendahkan
tahapan terhadap
proses infeksi dan
mengganggu
penyembuhan,
makanan kecil dapat
meningkatkan
pemasukan semua.