You are on page 1of 4

Siklus Jantung

1. Fase kontraksi isovolumetrik


2. Fase ejeksi cepat
3. Fase diastasis
4. Fase pengisian cepat
5. Fase relaksasi isovolumetrik
Perjalanan konduksi jantung
Umumnya jantung berkontraksi secara ritmik sekitar 70 sampai 90 denyut per menit
pada orang dewasa dalam keadaan istirahat. Kontraksi ritmik berasal secara spon
tan darisistem konduksi dan impulsnya menyebar ke berbagai bagian jantung; awaln
ya atrium berkontraksi bersama-sama dan kemudian diikuti oleh kontraksi ke dua v
entrikel secara bersama-sama. Sedikit penundaan penghantaran impuls dari atrium
ke ventrikel memungkinkan atrium mengosongkan isinya ke dalam ventrikel sebelum
ventrikel berkontraksi.
Sistem konduksi jantung terdiri atas otot jantung khusus yang terdapat pada nodu
s sinuatrialis, nodus atrioventricularis, fasciculus atrioventricularis beserta
dengancrus dextrum dan crus sinistrumnya, dan plexus jantung yang membentuk sist
em konduksi jantung dikenal sebagai serabut purkinje.
Nodus Sinuatrialis
Nodus Sinuatrialis terletak pada dinding atrium dextrum di bagian atas sulcus te
rminalis, tepat di sebelah kanan muara vena cava superior. Dan Nodus ini merupak
an asal impuls ritmik elektronik yang secara spontan disebarkan ke seluruh otototot jantung atrium dan menyebabkan otot-otot ini berkontraksi.
Nodus atrioventricularis
Nodus atrioventricularis terletak pada bagian bawah septum ineratriale tepat di
atas tempat perlekatan cuspis septalis valva tricuspinalis. Dari sini, impuls ja
ntung dikirim ke ventrikel oleh fasciculus atriovenricularis. Nodus atrioventric
ularis distimulari oleh gelombang eksitasi pada waktu gelombang ini melalui myoc
ardium atrium.
Kecepatan konduksi impuls jantung melalui nodus atriovenricularis ( sekitar 0,11
detik) memberikan waktu yang cukup untuk atrium mengosongkan darahnya ke dalam
ventrikel sebelum ventrikel mulai berkontraksi.
Fasciculus Atrioventricularis
Fasciculus atrioventricularis (berkas dari His) merupakan satu-satunya jalur ser
abut otot jantung yang menghubungkan myocardium atrium dan myocadium ventriculus
, oleh karena itu fasciculus ini merupakan satu-satunya jalan yang dipergunakan
oleh impuls jantung dari atrium ke ventrikel. Fasciculus ini berjalan turun mela
lui rangka fibrosa jantung.
Fasciculus atrioventricularis kemudian berjalan turun di belakang cuspis septali
s valva tricuspidalis untuk mencapai pinggir inferior pars membranacea septum in
terventriculare. Pada pinggir pars muscularis septum, fasciculs ini terbelah men
jadi dua cabang, satu cabang untuk setiap ventrikel. Cabang berkas kanan berjala
n turun pada sisi kanan septum interventriculare untuk mencapai trabecula septom
arginalis, tempat cabang ini menyilang dinding anterior ventriculus dexter. Di s
ini cabang tersebut melanjut sebagai serabut-serabut plexus purkinje.
Cabang berkas kiri menembus septum dan berjalan turun pada sisi kiri di bawah en
docardium. Biasanya cabang ini bercabang dua ( anterior dan posterior), yang akh
irnya melanjutkan diri sebagai serabut-serabut plexus Purkinje ventriculus sinis
ter.
Jadi terlihat bahwa sistem konduksi jantung bertanggung jawab tidak hanya untuk
pembentukkan impuls jantung tetapi untuk penghantaran impuls ini dengan cepat ke
selurh myocardium jantung, sehingga ruang-ruang jantung berkontraksi secara ter
koordinasi dan efisien.
Aktivitas sistem konduksi/ penghantar dapat dipengaruhi oleh saraf otonom yang m
enyarafi jantung. Saraf parasimpatis memperlambat irama dan mengunakan kecepatan
penghantaran impuls; saraf simpatis mempunyai efek yang berlawanan.
Jalur konduksi internodus
Impuls dari nodus sinuatrialis kenyataanya berjalan ke nodus atrioventricularis
lebih cepat daripada kesanggupannya berjalan sepanjang myocardium melalui jalan
yang seharusnya. Fenomena ini dijelaskan dengan adanya jalur-jalur khusus di dal

am dinding atrium, yang terdiri atas struktur campuran antara serabut-serabut Pu


rkinje dan sel-sel otot jatung. Jalur Internodus anterior meninggalkan ujung ant
erior nodus sinuatrialis dan berjalan ke anterior menuju ke muara vena cava supe
rior. Jalur ini berjalan turun pada septum atrium dan berakhir pada nodus atriov
entricularis. Jalur Internodus medius meninggalkan ujung posterior nodus sinoatr
ialis dan berjalan ke posterior menuju muara vena cava superior. Jalur ini turun
ke tricularis. Jalur internodus posterior meninggalkan bagian posterior nodus s
inuatrialis dan turun melalui crista terminalis dan valva vena cava inferior men
uju ke nodus atrioventricularis.
Suplai darah untuk sistem konduksi
Nodus sinoatrialis biasanya diperdarahi oleh arteriaconoria dextra tetapi kadang
-kadang pleh arteri conoria sinistra. Nodus dan fasciculus atrioventricularis di
perdarahi oleh arteri conoria dextra. Cabang berkas kanan fasciculus atrioventri
cularis diperdarahi oleh arteri conoria sinistra; cabnag berkas kiri fasciculus
atrioventricularis diperdarahi oleh arteri conoria sinistra dan arteri conoria d
extra.
Persarafan pada jantung
Jantung dipersarafi oleh serabut simpatisdan parasimpatis susunan saraf otonom m
elalui plexus cardiacus yang terletak di bawah arcus aortae. Saraf simpatis bera
sal dari bagian cervicale dan thoracale bagian atas truncus symphaticus, dan per
sarafan parasimpatis berasal dari nervus vagus.
Serabut-serabut postganglionik simpatis berakhir di nodus sinuatrialis dan nodus
atrioventricularis, serabut-serabut otot jantung, dan arteriae conoriae. Perang
sangan serabut-serabut saraf ini menghasilkan akselerasi jantung, meningkatnyada
ya kontraksi otot jantung, dan dilatasi arteriae conoriae.
Serabut-serabut postganglionik parasimpatis berakhir pada nodus sinuatrialis, no
dus atrioventricularis dan ateriae cononariae. Perangsangan saraf parasimpatis d
apat mengakibatkan berkurangnya denyut dan daya kontraksi jantung dan konstriksi
arteriae cononariae.
Serabut-serabut aferen yang berjalan bersama saraf simpatis membawa impuls saraf
yang biasanya tidak dapat disadari. Akan tetapi, bila suplai darah ke myocardiu
m terganggu, impuls rasa nyeri dirasakan melalui lintasan tersebut. Serabut-sera
but aferen yang berjalan bersama nervus vagus mengambil bagian dalam refleks kar
diovaskular.
Cara kerja jantung
Jantung merupakan kerja muskular. Serangkaian perubahan yang terjadi di dalam ja
ntung pada saat pengisian darah dan pengosongan darah disebut sebagai Siklus Jan
tung. Jantung normal berdeyut sekitar 70 sampai 90 kali permenit pada orang dewa
sa yang sedang istirahat dan sekitar 130 sampai 150 kali per menit pada anak yan
g baru lahir.
Darah secara terus menerus kembali ke jantung, dan selam sistolik ventrikel (kon
traksi), saat valva atrioventricularis tertutup, darah untuk sementara di tampun
g dalam vena-vena besar dan atrium. Bila ventrikel mengalami diastolik (relaksas
i), valva atrioventricularis membuka, dan darah secara psif mengalir dari atrium
ke ventrikel. Waktu ventrikel hampir penuh, terjadi sistolik atrium dan memaksa
sisa darah dalam atrium masuk kedalam ventrikel.Nodus sinuatrialis memulai gelo
mbang kontraksi pada atrium, Yang dimulai sekitar muara-muara vena-vena besardan
memeras darah ke ventrikel. Dengan cara ini tidak terdapat refluks darah ke dalam
vena.
Impuls jantung yang telah mencapai nodus atrioventricularis diteruskan ke muscul
i papillares melalui fasciculus atrioventricularis dan cabang-cabangnya. Musculi
papillares lalu mulai berkontraksi dan memendekkan chordae tendineae yangnkendu
r. Sementara itu, ventrikel mulai berkontraksi dan valva atrioventricularis menu
tup. Penyebaran impuls jantung sepanjang fasciculus atrioventricularis dan caban
g-cabang terminalnya, terjadi myocardium terjadi hampir bersamaan waktunya di se
luruh ventrikel.
Bila tekanan darah intraventrikular melebihi tekanan di dalam arteri-arteri besa
r (aorta dan truncus pulmonalis), cuspis valvula semilunaris terdorong ke sampin
g dan darah dikeluarkan dari jantung. Pada akhir sistolik ventrikel, darah mulai
bergerak kembali ventrikel dan dengan segera mengisi kantong-kantong valvula se

milunaris. Cuspis terletak dalam keadaan aposisi dan menutupi ostium aortae dan
pulmonalis dengan sempurna.
Referensi
Garfein, O. B., ed. Current Concepts in Cardiovascular Physiology. San Diego: Ac
ademic Press, 1990.
Gambaran Anatomis
Jantung pada dasarnya adalah suatu pompa ganda yang menghasilkan tekanan pendoro
ng agar darah mengalir melalui sirkulasi paru dan sirkulasi sistemik. Jantung me
miliki empat bilik: setiap belahan terdiri dari sebuah atrium, atau bilik masuka
n vena, dan sebuah ventrikel, atau bilik keluaran arteri. Empat katup jantung me
ngalirkan darah dalam arah yang sesuai dan mencegah darah mengalir dalam arah ya
ng berlawanan. Jantung bersifat self-excitable, yaitu mencetuskan sendiri kontra
ksi beriramanya. Kontraksi serat-serat otot jantung yang tersusun seperti spiral
menghasilkan efek memeras yang penting agar pemompaan berlangsung efisien. Yang
juga penting agar pemompaan efektif adalah kenyataan bahwa serat-serat otot di
setiap bilik bekerja sebagai sebuah sinsitium fungsional, berkontraksi sebagai s
atu kesatuan.
Aktivitas Listrik di Jantung
Impuls jantung berasal dari nodus SA, pemacu jantung, yang memiliki kecepatan de
polarisasi spontan ke ambang yang tertinggi. Setelah dicetuskan, potensial aksi
menyebar ke seluruh atrium kanan dan kiri, sebagian dipermudah oleh jalur pengha
ntar khusus, tetapi sebagian besar melalui penyebaran impuls dari sel ke sel mel
alui gap junction. Impuls berjalan dari atrium ke dalam ventrikel melalui nodus
AV, satu-satunya titik kontak listrik antara kedua bilik tersebut. Potensial aks
i berhenti sebentar di nodus AV, untuk memastikan bahwa kontraksi atrium mendahu
lui kontraksi ventrikel agar pengisian ventrikel berlangsung sempurna. Impuls ke
mudian dengan cepat berjalan ke septum antarventrikel melalui berkas His dan sec
ara cepat disebarkan ke seluruh miokardium melalui serat-serat Purkinje. Sel-sel
ventrikel lainnya diaktifkan melalui penyebaran impuls dari sel ke sel melalui
gap junction. Dengan demikian, atrium berkontraksi sebagai satu kesatuan, diikut
i oleh kontraksi sinkron ventrikel setelah suatu jeda singkat. Potensial aksi se
rat-serat jantung kontraktil memperlihatkan fase positif yang berkepanjangan, at
au fase datar, yang disertai oleh periode kontraksi yang lama, untuk memastikan
agar waktu ejeksi adekuat. Fase datar ini terutama disebabkan oleh pengaktifan s
aluran Ca++ lambat. Karena terdapat periode refrakter yang lama dan fase datar y
ang berkepanjangan, penjumlahan dan tetanus otot jantung tidak mungkin terjadi.
Hal ini memastikan bahwa terdapat periode kontraksi dan relaksasi yang bergantiganti sehingga dapat terjadi pemompaan darah. Penyebaran aktivitas listrik ke se
luruh jantung dapat direkam dari permukaan tubuh. Rekaman ini, EKG, dapat member
i informasi penting mengenai status jantung.
Proses Mekanis pada Siklus Jantung
Siklus jantung terdiri dari tiga kejadian penting:
Pembentukan aktivitas listrik sewaktu jantung secara otoritmis mengalami depolar
isasi dan repolarisasi.
Aktivitas mekanis yang terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan) d
an diastol (relaksasi dan pengisian) berganti-ganti, yang dicetuskan oleh siklus
listrik yang berirama.
Arah aliran darah melintasi bilik-bilik jantung, yang ditentukan oleh pembukaan
dan penutupan katup-katup akibat perubahan tekanan yang dihasilkan oleh aktivita
s mekanis.
Penutupan katup menimbulkan dua bunyi jantung normal. Bunyi jantung pertama dise
babkan oleh penutupan katup atrioventrikel (AV) dan menandakan permulaan sistol
ventrikel. Bunyi jantung kedua disebabkan oleh penutupan katup aorta dan pulmona
lis pada permulaan diastol.
Dengan mengkaji perubahan-perubahan tekanan yang berkaitan dengan siklus jantung
, dapat dilihat kurva tekanan atrium tetap rendah selama siklus jantung, dengan

adanya sedikit fluktuasi (dalam keadaan normal bervariasi antara 0 dan 8 mmHg).
Kurva tekanan aorta tetap tinggi, dengan fluktuasi sedang (dalam keadaan normal
bervariasi antara tekanan sistolik 120 mmHg dan tekanan diastolik 80 mmHg). Kurv
a tekanan ventrikel berfluktuasi secara dramatis karena tekanan ventrikel harus
di bawah tekanan atrium terendah selama diastol agar katup AV terbuka dan dapat
terjadi pengisian ventrikel, dan harus di atas tekanan aorta tertinggi selama si
stol agar katup aorta membuka, sehingga dapat terjadi pengosongan ventrikel. Den
gan demikian, tekanan ventrikel dalam keadaan normal bervariasi dari 0 mmHg sela
ma diastol ke sedikit lebih tinggi dari 120 mmHg selama sistol. Gangguan fungsi
katup menimbulkan aliran darah yang turbulen, yang terdengar sebagai murmur (bis
ing) jantung. Katup abnormal dapat bersifat stenotik (tidak membuka sempurna) at
au insufisiensi (tidak menutup sempurna).
Curah jantung dan Kontrolnya
Curah jantung, volume darah yang disemprotkan oleh setiap ventrikel setiap menit
, ditentukan oleh kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup. Kecepatan denyut
jantung berubah-ubah oleh perubahan keseimbangan pengaruh simpatis dan parasimp
atis pada nodus SA. Stimulasi parasimpatis memperlambat kecepatan denyut jantung
dan stimulasi simpatis mempercepatnya. Volume sekuncup bergantung pada (1) ting
kat pengisian ventrikel, dengan peningkatan volume diastolik akhir menyebabkan v
olume sekuncup yang lebih besar melalui hubungan panjang-tegangan (kontrol intri
nsik), dan (2) tingkat stimulasi simpatis, dengan peningkatan stimulasi simpatis
menyebabkan peningkatan kontraktilitas jantung, yaitu peningkatan kekuatan kont
raksi dan peningkatan volume sekuncup pada volume diastolik akhir tertentu (kont
rol ekstrinsik).
Memelihara Otot Jantung
Otot jantung diberi oksigen dan nutrien oleh darah yang disalurkan oleh sirkulas
i koroner, bukan oleh darah di dalam bilik-biliknya. Sebagian besar aliran darah
koroner berlangsung selama diastol, karena sewaktu sistol pembuluh koroner tert
ekan oleh kontraksi otot jantung. Aliran darah koroner dalam keadaan normal beru
bah-ubah sesuai kebutuhan jantung akan oksigen. Aliran darah koroner dapat terga
nggu oleh pembentukan plak aterosklerotik, yang dapat menyebabkan penyakit jantu
ng iskemik yang keparahannya bervariasi dari nyeri dada ringan sewaktu berolahra
ga sampai serangan jantung yang fatal. Penyebab pasti aterosklerosis tidak diket
ahui, tetapi tampaknya rasio kolesterol di dalam plasma berkaitan dengan lipopro
tein berdensitas tinggi (HDL) dibandingkan dengan lipoprotein berdensitas rendah
(LDL) merupakan suatu faktor penting.

You might also like