You are on page 1of 19

REFERAT IRIDOSIKLITIS

Pembimbing :
Dr. Rety Sugiarti, Sp. M
M. Fourta Lasocto 2007730077

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
STASE MATA RSUD BANJAR
2016

PENDAHULUAN
Iridosiklitis merupakan peradangan
iris dan badan siliar yang dapat
berjalan akut ataupun kronis.
Penyebabnya tidak dapat diketahui
dengan hanya melihat gambaran
kliniknya saja, karena iritis dan
iridosiklitis dapat merupakan suatu
manifestasi klinik reaksi imunologik
tertunda

Definisi

Iridosiklitis merupakan peradangan


iris dan badan siliar yang dapat
berjalan akut ataupun kronis,
biasanya tampak mata merah
yangunilateral dan nyeri

Epidemiologi
Di Indonesia belum ada data akurat
mengenai jumlah kasus uveitis. Di
Amerika Serikat ditemukan angka
kejadian uveitis anterior adalah 8-12
orang dari 100.000 penduduk per
tahun. Insidennya meningkat pada
usia 20-50 tahun dan paling banyak
pada usia sekitar 30-an

Granulomatosa
Nongranulomatosa

Uveitis anterior akut


Uveitis anterio

Uveitis eksogen
Uveitis endogen

Uveitis infeksius
Uveitis noninfeksius
Uveitis tanpa penyebab yang jelas

Patologi
anatomi

Klinis

Asal

Penyebab

Klasifikasi

Etiologi

Reaksi imunitas

Infeksi seperti
herpes,
toksoplasmosis dan
sifilis.

Kelainan autoimun :
lupus eritematosus
sistemik dan artritis
reumatoid

Gejala Klinis
Akut
Mata merah
Fotofobia
Nyeri
Penurunan tajam
penglihatan
Hiperlakrimasi.

Kronis
Gejala uveitis anterior
yang ditemukan dapat
minimal sekali,
meskipun proses
radang yang hebat
sedang terjadi

Uveitis Anterior
NonGranulomatos
Granulomatos
aa
tidak
terlihat.
JenisBiasanya
onsetnyaonsetnya
khas akut,
dengan
rasaPenglihatan
sakit, injeksi,
berangsurdan
kabur
dan matakabur.
tersebut memerah secara
fotofobia
penglihatan
difus di daerah sirkumkornea.

Diagnosis

Anamnesis
Pemeriksaan
Pemeriksaan

oftalmologi
penunjang lainnya.

Anamnesis

Umumnya
unilateral

Nyeri
dangkal(dull
pain).

Kemerahan
tanpa sekret
mukopurulen

Fotofobia

Pandangan
kabur(blurring)

Pemeriksaan Oftalmologi
Visus : visus biasanya normal atau dapat sedikit
menurun
Tekanan intraokular (TIO) pada mata yang
meradang lebih rendah daripada mata yang
sehat. Hal ini secara sekunder disebabkan oleh
penurunan produksi cairan akuos akibat radang
pada korpus siliaris. Akan tetapi TIO juga dapat
meningkat akibat perubahan aliran
keluar(outflow)cairan akuos.
Konjungtiva : terlihat injeksi silier/ perilimbal atau
dapat pula (pada kasus yang jarang) injeksi pada
seluruh konjungtiva
Kornea : KP (+), udema stroma kornea

Camera Oculi Anterior(COA) : sel-selflaredan/atau


hipopion. Ditemukannya sel-sel pada cairan akuos
merupakan tanda dari proses inflamasi yang aktif.
Aqueous flareadalah akibat dari keluarnya protein dari
pembuluh darah iris yang mengalami peradangan.
Adanyaflare tanpa ditemukannya sel-sel bukan indikasi
bagi pengobatan. Melalui hasil pemeriksaanslitlampyang sama dengan pemeriksaan sel,
Iris : dapat ditemukan sinekia posterior
Lensa dan korpus vitreus anterior : dapat ditemukan
lentikular presipitat pada kapsul lensa anterior. Katarak
subkapsuler posterior dapat ditemukan bila pasien
mengalami iritis berulang.

Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium mendalam
umumnya tidak diperlukan untuk uveitis
anterior, apalagi bila jenisnya nongranulomatosa atau menunjukkan respon
terhadap pengobatan non spesifik.
Akan tetapi pada keadaan dimana uveitis
anterior tetap tidak responsif terhadap
pengobatan maka diperlukan usaha untuk
menemukan diagnosis etiologiknya

Diagnosis Banding
Konjungtivitis.
Keratitis atau
keratokonjungtivitis.
Glaukoma akut.

Terapi
Tujuan utama terapi uveitis anterior adalah:
Mencegah sinekia posterior
Mengurangi keparahan(severity)dan frekuensi serangan atau
eksaserbasi uveitis
Mencegah kerusakan pembuluh darah iris yang dapat:
Mengubah kondisi dari iridosiklitis akut menjadi iridosiklitis
kronik (terjadi perburukan diagnosis)
Meningkatkan derajat keparahan keadaan yang memang sudah
kronik
Mencegah atau meminimalkan perkembangan katarak sekunder
Tidak melakukan tindakan yang dapat menyakiti atau
merugikan pasien.

Uveitis anterior non-granulomatosa


Analgetik sistemik secukupnya untuk mengurangi rasa sakit
Kacamata gelap untuk keluhan fotofobia
Pupil harus tetap dilebarkan untuk mencegah sinekia
posterior. Atropine digunakan sebagai pilihan utama untuk
tujuan ini. Kemudian setelah reda, dilanjutkan dengan kerja
singkat seperti siklopentolat atau homatropin
Tetes steroid lokal cukup efektif digunakan sebagai anti
radang
Steroid sistemik bila perlu diberikan dalam dosis tunggal
selang sehari yang tinggi dan kemudian diturunkan sampai
dosis efektif. Steroid dapat juga diberikan subkonjungtiva dan
peribulbar. Pemberian steroid untuk jangka lama dapat
menimbulkan katarak, glaukoma dan midriasis pada pupil
Sikoplegik spesifik diberikan bila kuman penyebab diketahui.

Uveitis anterior granulomatosa


Terapi diberikan sesuai dengan
penyebab spesifiknya. Atropin 2%
diberikan sebagai dilator pupil bila
segmen anterior terkena.

Komplikasi

Sinekia anterior perifer.


Sinekia posterior
Gangguan metabolisme lensa
dapat menimbulkan katarak
Edema kistoid makular dan
degenerasi makula

TERIMA KASIH

You might also like