You are on page 1of 38

CASE REPORT

Tinea Korporis
dermatology

Muhammad Dimas Y
(2008730091)
Tutor : dr. Bowo Wahyudi, Sp. KK

IDENTITAS PASIEN

Ny.T

Nama
:
Umur
: 56 tahun
Jenis Kelamin
: perempuan
Suku
: Sunda
Pekerjaan
: IRT
Status Marital
: Menikah
Alamat
: Desa Sidamulih,
Pangandaran

Anamnesis

Auto-anamnesa 6 Januari 2015


Keluhan Utama :

Bercak kemerahan yang terasa gatal terutama


bila berkeringat pada daerah perut sampai daerah
paha,
sebagian
bercak
bersisik,
dirasakan
bertambah parah sejak 3 hari yang lalu.

Riwayat penyakit sekarang

Pasien mengaku sering menggaruk garuk daerah


bercak kemerahan , rasa gatal terasa berkurang saat
digaruk namun setelah digaruk terasa perih dan panas.
Bercak kemerahan semakin melebar hingga ke kaki
dan sebagian kulit tampak mengering serta tampak
sebagian luka bekas garukan pada kulit. Keluhan
disertai dengan keluarnya seperti nanah di daerah kaki
kiri

Keluhan pertama kali dirasakan sejak 2


bulan yang lalu, berupa bercak kemerahan
yang terdapat di sela paha yang
kemudian bercak meluas dan menyebar
ke perut hingga kaki.

Keluhan gatal ini pun membuat pasien jika


tidur tidak nyaman

Riwayat penyakit dahulu

Sistemik
:
Kencing
manis

disangkal, darah tinggi disangkal,


gangguan
hati/konengeun
disangkal
Pernah mengalami keluhan serupa
2 tahun yang lalu

Riwayat penyakit keluarga

Tidak ada
keluarga

yang

sama

dalam

Riwayat Psikososial

Pasien tinggal di lingkungan panas, setiap hari


pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Sehari
hari pasien mandi 2 kali sehari, dan mudah
berkeringat pada saat beraktivitas. Pasien berganti
pakaian sekali sehari, Pasien juga mempunyai
binatang peliharaan di rumah seperti ayam yang
berjumlah 20. Terkadang sehabis kontak dengan
ayam peilahraannya pasien lupa mencuci tangan.

Riwayat Pengobatan

Pasien sudah berobat ke puskesmas, diberi


obat dan salep, bercak mengering di
daerah selangkangan tapi bercak meluas
ke perut.

Riwayat Alergi

Alergi debu, bulu binatang, makanan,obat


disangkal
riwayat atopik disangkal
Alergi bersifat turunan disangkal

Pemeriksaan Fisik

: Sakit Ringan

Keadaan umum
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda vital

TD :
Nadi
RR
Suhu

Tidak Dilakukan
: 84 x/menit
: 20x/menit
: 36,3 c

Status Generalis
Kepala

Rambut : alopecia (-).


Mata

: conjunctiva pucat -/-, sklera ikterik -/-

Hidung : sekret (-/-), perdarahan (-/-), deviasi septum (-)


Mulut

: hiperemis (-), mukosa buccal basah, erosi (-)

Gigi

: karies (-), mikrolesi (-)

THT

: tonsil T1/T1 tidak hiperemis, faring tidak

Leher

hiperemis
KGB
: tidak teraba membesar, massa (-), JVP tidak

Thoraks

meninggi
Bentuk dan gerak simetris
Fremitus kanan=kiri, sonor, wheezing (-), rhonchi (-)

Abdomen

Bunyi Jantung murni reguler, murmur (-)


Datar, lembut, Bising Usus (+) Normal

Ekstremitas Deformitas (-), udem (-), RCT < 2 dtk

STATUS DERMATOLOGIKUS
Distribusi
A/R

: Regional, bilateral.

: Perut, Paha dan kaki kiri

Karakteristik lesi : Multipel, diskret, sirkumskrip,


ireguler,
polisiklik. Ukuran terkecil 1x1cm sampai
terbesar 3x2cm, sebagian menimbul
sebagian tidak menimbul, kering.
Efloresensi
dengan

: Makula hiperpigmentasi, eritema


tepi aktif , papul di tepi, berbatas tegas,
dan berskuama, tetesan lilin (-).

STATUS DERMATOLOGIKUS

Foto pasien pada kasus

Pemeriksaan
Penunjang

Kerokan kulit dengan KOH 10 %

Hasil : tampak hifa

Resume

Perempuan 56 tahun, sebagai ibu rumah tangga.


Keluhan bercak kemerahan yang terasa gatal terutama bila
berkeringat daerah perut sampai daerah paha, sebagian
bercak
bersisik, dirasakan bertambah parah sejak 3 hari yang
Pasien
tinggal di lingkungan panas, setiap hari pasien
lalu.
bekerja sebagai ibu rumah tangga. Sehari hari pasien
mandi
Pasien 2mengaku
sering
menggaruk
garukpada
dan saat
terasa
kali sehari,
dan mudah
berkeringat
berkurang saat digaruk namun setelah digaruk terasa perih
beraktivitas. Pasien berganti pakaian sekali sehari, Pasien
dan panas.
juga mempunyai binatang peliharaan di rumah seperti
ayam
Bercakyang
kemerahan
semakin
melebarsehabis
dan sebagian
berjumlah
20. Terkadang
kontak kulit
tampak mengering serta tampak sebagian luka bekas garukan
dengan ayam peilahraannya pasien lupa mencuci tangan.
pada kulit.
Pernah menderita penyakit ini sebelumnya 2 tahun lalu
Pasien sudah berobat ke puskesmas, diberi obat dan salep,
bercak mengering di daerah selangkangan tapi bercak meluas
ke perut.

Resume
Pemeriksaan Fisik :

dalam batas normal


Distribusi
A/R

: Regional, bilateral.
: Perut, Paha dan kaki kiri

Karakteristik lesi : Multipel, diskret, sirkumskrip,


ireguler,
polisiklik. Ukuran terkecil 1x1cm sampai
terbesar 3x2cm, sebagian menimbul
sebagian tidak menimbul, kering.
Efloresensi
dengan

: Makula hiperpigmentasi, eritema


tepi aktif , papul di tepi, berbatas tegas,
dan berskuama, tetesan lilin (-).

KOH 10%

Pada pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH


10% didapatkan hifa panjang bersepta

Diagnosa banding
Diagnosis banding :
1. Tinea Korporis et Kruris
2. Psoriasis
3. Pitiriasis Rosea
Diagnosa kerja
Tinea Korporis et Kruris

Rencana pemeriksaan
penunjang

Pemeriksaan kultur dari kerokan bagian tepi


lesi dalam media agar Sabouroud dektrose.
Pemeriksaan fungsi hati SGOT dan SGPT
Skrining HSV

Penatalaksanaan
Non-Medikamentosa :
Edukasi :
Menerangkan kepada pasien bahwa penyakit yang

diderita pasien adalah penyakit infeksi jamur dan mudah


menular
Memberikan saran kepada pasien agar sering menganti
baju dan celana dalam yang basah karena keringat serta
disarankan juga untuk memakai pakaian yang longgar dan
pakaian yang menyerap keringat
Mengurangi kegiatan sehari-hari yang dapat banyak
menimbulkan keringat
Menyarankan kepada pasien agar tidak menggaruk-garuk
lesi
Menyarankan pasien untuk mencuci tangan setelah
kontak dengan hewan peliharaan.
Memberikan informasi kepada pasien untuk meminum
obat tablet 1 kali sehari selama 14 hari, lalu kontrol kembali

Medikamentosa :
Topikal :
Ketokonazol cream 2 % dioleskan pada bagian
yang gatal, sehari digunakan 2 kali selama 14
hari.
Sistemik
Ketokonazol tablet 1 x 200 mg selama 2
minggu.

Prognosis

Quo
Ad Bonam

Qu
o
Ad
Fu
nct
ion
am

Ad
Vit
am

Qu
o
Ad
Sa
nat
ion
am

Ad Bonam

Ad bonam

ANALISIS

KASUS

Berdasarkan anamnesis & pem. fisik


Pada kasus

Perempuan
56
tahun,
bekerja
sebagai
ibu
rumah tangga. Pasien
tinggal
di
lingkungan
panas, setiap hari pasien
bekerja
sebagai
ibu
rumah tangga. Sehari
hari pasien mandi 2 kali
sehari, dan mudah
berkeringat pada saat
beraktivitas.
Pasien
berganti pakaian sekali
sehari,
Pasien
juga
mempunyai
binatang
peliharaan
di
rumah
seperti
ayam
yang
berjumlah 20. Terkadang
sehabis kontak dengan

Sesuai dengan
teori

Insidens dermatomikosis
lebih banyak pada usia
remaja
dan
usia
produktif. Kemungkinan
karena
segmen
usia
tersebut lebih banyak
mengalami
faktor
predisposisi
atau
pencetus
misalnya
pekerjaan
basah,
trauma,
banyak

Pada kasus ini didapatkan keluhan bercakbercak kemerahan dan bersisik halus pada
perut dan serta kedua paha yang disertai
rasa gatal. Rasa gatal bertambah terutama
bila berkeringat dan udara panas.

Pada kasus

Tinea korporis dan kruris merupakan


istilah untuk menunjukkan adanya
infeksi jamur golongan dermatofita
pada daerah kulit, punggung, bokong,
lipat paha, ekstremitas, daerah pubis,
perineum dan perianal.1,2
Sesuai dengan teori

Pada kasus

Pasien tinggal di
lingkungan panas, setiap
hari pasien bekerja
sebagai ibu rumah
tangga.
Sehari hari pasien
mandi 2 kali sehari, dan
mudah berkeringat pada
saat beraktivitas.
Pasien berganti pakaian
sekali sehari, Pasien juga
mempunyai binatang
peliharaan di rumah
seperti ayam yang
berjumlah 20.
Terkadang sehabis kontak
dengan ayam
peilahraannya pasien

Sesuai dengan
teori

Penularan
langsung
dapat
secara fomitis, epitel, rambut
yang mengandung jamur baik
dari manusia, binatang, atau
tanah.
Penularan tidak langsung dapat
melalui tanaman, kayu yang
dihinggapi jamur, pakaian debu.
Faktor suhu dan kelembaban
sangat berpengaruh.
tempat yang banyak keringat
seperti pada lipatan paha dan
sela-sela jari paling sering
terserang jamur. 4

Pada pemeriksaan fisik kasus ini, status


dermatologi lesi berupa makula eritematosa,
hiperpigmentasi, bentuk polisiklik, disertai
skuama dengan tepi aktif dan berbatas tegas.

Pada kasus

Sesuai dengan teori

secara umum gambaran klasik lesi tinea


Korporis dan tinea kruris berupa 1,2,3 :
lesi anular dengan central clearing dan tepi
eritema yang aktif. Lesi yang berdekatan
dapat bergabung membentuk pola gyrata
atau polisiklik.
Adanya central healing yang ditutupi skuama
halus pada bagian tengah lesi.
Tepi yang meninggi dan merah sering

Pasien sudah berobat ke puskesmas, diberi


obat dan salep, bercak mengering di daerah
selangkangan tapi bercak meluas ke perut

Pada kasus

Sesuai dengan teori

Tinea korporis biasanya terjadi setelah kontak


dengan individu atau dengan binatang piaraan yang
terinfeksi, tetapi kadang terjadi karena kontak
dengan
mamalia
liar
atau
tanah
yang
terkontaminasi. Penyebaran juga mungkin terjadi
melalui benda misalnya pakaian, perabot dan
sebagainya (M.Goedadi dan H.Suwito,2001)

Berdasarkan pemeriksaan penunjang pada


pasien

Dilakukan pemeriksaan mikroskopik


kerokan kulit pada tepi lesi yang eritem,
ditetesi dengan KOH 10%
Hasil : tampak hifa.
Sesuai dengan teori

Kerokan kulit daerah lesi


dengan KOH 10% :
tampak elemen jamur
seperti hifa, spora, dan
miselium.5

Pada kasus

Mengapa pemeriksaan penunjang yang


disarankan pada pasien adalah kultur
kerokan kulit dengan sabouraud dextrosa
agar dan pemeriksaan fungsi hati dan
skrining HSV?

Pemeriksaan dengan saboraud dextrosa agar berfungsi untuk


mengetahui golongan ataupun spesies daripada jamur 5
HSV :Menyingkirkan kemungkinan Ptiriasis walaupun belum
pasti

Pemeriksaan fungsi hati dilakukan untuk melihat fungsi


hati pada pasien sebelum diberikan pengobatan karena
pengobatan ketokonazole mempunyai efek samping
terhadap fungsi hati, pemeriksaan ini dilakukan supaya
penatalaksanaan yang diberikan kepada pasien tidak
memberatkan fungsi hati pada pasien.5

Berdasarkan diagnosis banding yg diambil


Pada kasus
Tanda dan Gejala

Tinea Kruris

Psoriasis

Pitiriasis Rosea

+/-

Lesi berbatas tegas

Polisiklis dengan tepi aktif

Makula hiperpigmentasi

Eritema

Papul di tepi

Lesi pada punggung,paha

/-

Lesi pada bokong

Gatal bertambah bila berkeringat

DD pada teori

Tinea Kruris : gambaran lesi polimorfik,lesi makula


hiperpigmentasi disertai sisik , erosi akibat garukan,
mengenai kulit lipat aha, perineum,anus dan meluas
ke daerah gluteus dan perut bagian bawah 1,3
Psoriasis : Bercak eritema berbatas tegas; skuama
kasar, berlapis lapis & transparan
Fenomena tetesan lilin, Auspitz, Koebner.. 1,4
Pitiriasis rosea : gambaran lesi makula eritematosa
dengan tepi sedikit meninggi, ada papula, skuama.
Diameter panjang lesi menuruti garis kulit. 3
Herald patch : berbentuk oval dan anular,
bentuknya
menyerupai pohon cemara terbalik

Berdasarkan penatalaksanaan
Non Medikamentosa

Menerangkan kepada pasien bahwa penyakit yang diderita pasien adalah


penyakit infeksi jamur dan mudah menular
Memberikan saran kepada pasien agar sering menganti baju dan celana
dalam yang basah karena keringat serta disarankan juga untuk memakai
pakaian yang longgar dan pakaian yang menyerap keringat
Mengurangi kegiatan sehari-hari yang dapat banyak menimbulkan keringat
Menyarankan kepada pasien agar tidak menggaruk-garuk lesi
Menyarankan pasien untuk mencuci tangan setelah kontak dengan hewan
peliharaan.
Memberikan informasi kepada pasien untuk meminum obat tablet 1 kali
sehari selama 14 hari, lalu kontrol kembali setelah 14 hari pengobatan.
Pengobatan tuntas selama 1 bulan

Medikamentosa
Topikal :
Ketokonazol cream 2 % dioleskan pada bagian yang
gatal, sehari digunakan 2 kali selama 14 hari.
Sistemik
Ketokonazol tablet 1 x 200 mg selama 2 minggu.

Berdasarkan penatalaksanaan kasus yang


sesuai dengan teori pada terapi nonmedikamentosa bertujuan untuk
menghilangkan faktor predisposisi,
sedangkan pada terapi medikamentosa
yang terdiri dari obat topikal dan sistemik 7.

Berdasarkan prognosis pada kasus


Prognosis pada kasus :
Quo Ad Vitam: Ad Bonam
Tidak ada gejala atau tanda yang mengarah pada
ancaman kematian. Keadaan umum, kesadaran dan
tanda vital pasien masih dalam batas normal.
Quo Ad Functionam : Ad Bonam
Tinea menimbulkan lesi kulit yang tidak mengganggu
fisiologis kulit secara bermakna.
Quo Ad Sanationam : Ad Bonam
Dengan menghilangkan faktor predisposisi maka
penyakit ini dapat diobati secara tuntas dan sembuh.

Sesuai dengan teori prognosis pada kasus ini


adalah Baik dengan diagnosis dan terapi
yang tepat,
asalkan kelembaban dan
kebersihan kulit selalu dijaga 10

Daftar pustaka
1.

Shannon Verma, Michael P. Heffernan. Superficial Fungal Infection: in


Fitzpatricks Dermatology In General Medsicine. 7th ed. USA : The Mc Graw Hill
Companies, 2008. Hlm. 1807-1821.
2.
Djuanda, Adhi, dkk. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keenam. Penyakit Kulit :
Mikosis. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ; 2010.
Hlm. 89-105.
3.
Siregar, R.S. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2. Penyakit Jamur : Tinea.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2005. Hlm. 17-54.
4.
Budimulja, U. Dermatomikosis Superfisialis. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 2001.
Hlm. 7-16, 29-43.
5.
Goedadi MH, Suwito PS. Tinea Corporis. In : Budimulja U, Kuswadji, Bramono K,
Menaldi SL, Dwihastuti P, Widaty S, editors. Dermatomikosis superfisialis. Jakarta:
Balai penerbit FKUI ; 2004. Hlm. 31-4.
6.
Ganjar, Indrawati. Mikologi Dasar dan Terapan : Dermatomikosis. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC ; 2005. Hlm. 3-10.
7.
Kuswadji, Widaty KS. Obat anti jamur. In : Budimulja U, Kuswadji, Bramono K,
Menaldi SL, Dwihastuti P, Widaty S, editors. Dermatomikosis superfisialis. Jakarta:
Balai penerbit FKUI ; 2004. Hlm.108-16.
8.
Nugroho SA. Pemeriksaan penunjang diagnosis dermatomikosis superfisialis. In :
Budimulja U, Kuswadji, Bramono K, Menaldi SL, Dwihastuti P, Widaty S, editors.
Dermatomikosis superfisialis. Jakarta: Balai penerbit FKUI, 2004. Hlm.99-106.
9.
Patel S, Meixner JA, Smith MB, McGinnis MR. Superficial mycoses and
dermatophytes. In : Tyring SK, Lupi O, Hengge UR, editors. Tropical dermatology.
China: Elsenvier inc, 2006. p.185-92.
10. Sobera JO, Elewski BE. Fungal disease. In : Bolognia JL, Jorizzo JL, Raiini RP, editors.

Terima Kasih

You might also like