You are on page 1of 31

REFRESHING

DERMATOTERAPI
Dokter Pembimbing: dr. Bowo Wahyudi, Sp.KK
Oleh: Nur Darda Hajatulail (2011730078)
S TA S E K U L I T D A N K E L A M I N
R S U D B A N J A R J AWA B A R AT
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FA K U LT A S K E D O K T E R A N & K E S E H A T A N
U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I YA H J A K A R T A
2015

PENDAHULUAN
Pengobatan kulit

Belum
memadai

TOPIKAL
SISTEMIK
INTRALESI

Radioterapi
Sinar ultraviolet
Pengobatan laser
Krioterapi
Bedah listrik
Bedah skalpel

TINJAUAN
PUSTAKA

PENGOBATAN TOPIKAL
Kegunaan dan khasiat pengobatan
topikal didapat dari pengaruh fisik
dan kimiawi obat obat yang
diaplikasi di atas kulit yang sakit

Prinsip

Vehikulu
m

Bahan
aktif

BAHAN DASAR (VEHIKULUM)

zat inaktif/ inert yang digunakan dalam sediaan topikal sebagai


pembawa obat/ zat aktif agar dapat berkontak dengan kulit

BASAH

BASAH

KERING

KERING

cairan
bedak
salap
vehikulu
m

Bedak
kocok
krim
pasta
linimen

CAIRAN
terdiri atas :
Solusio
Tingtura

*Kompres
*Rendam ( bath),rendam tangan
*Mandi ( fullbath ).

Prinsip pengobatan cairan:


membersihkan kulit yang sakit dari debris

Hasil akhir pengobatan : keadaan yang membasah menjadi


kering,
permukaan
menjadi
bersih
sehingga
mikroorganisme tidak dapat tumbuh dan mulai terjadi
proses epitelisasi.

KOMPRES TERBUKA

Indikasi
*Dermatosis
madidans
*Infeksi kulit dengan
eritema yang
mencolok(eriseplas)
*Ulkus kotor yang
mengandung pus dan
krusta

Efek
*Kulit yang semula
eksudative menjadi
kering
*Permukaan kulit
menjadi dingin
*Vasokontriksi
*Eritema berkurang.

KOMPRES TERTUTUP

Indikasi :
Kelainan yang dalam, misalnya
limfogranuloma venerium.
Cara:
Digunakan pembalut tebal dan di
tutup dengan bahan impermeable,
misalnya selofan atau plastik

BEDAK
merupakan vehikulum solid/padat yang memiliki
efek mendinginkan, menyerap cairan serta
mengurangi gesekan pada daerah aplikasi.

Indikasi
*Dermatosis yang kering
dan superficial
*Mempertahankan
vesikel/bula agar tidak
pecah (varicela dan
herpes zoster)

Kontraindikasi
Dermatitis yang basah,
terutama bila disertai dengan
infeksi sekunder

SALAP
Indikasi:
Dermatosis yang kering dan kronik
Dermatosis yang dalam dan kronik, karena daya
penetrasi salap paling kuat jika dibandingkan dengan
bahan dasar lainya.
Dermatosis yang bersisik dan berkrusta

SALAP (2)
Kontraindikasi:
dermatitis madidans, jika kelainan kulit terdapat
pada bagian badan yang berambut, penggunaan
salaptidak dianjurkan dan salap jangan dipakai di
seluruh tubuh.

BEDAK KOCOK
kombinasi antara bedak dan cairan
Indikasi :
*Dermatosis yang kering, superficial dan agak luas,
yang diinginkan ialah sedikit penetrasi.
*Pada keadaan subakut

Kontraindikasi:
*Dermatitis madidans
*Daerah badan yang berambut

KRIM
campuran W (Water, air), O (Oil, minyak) dan
emulgator.

Indikasi:
Indikasi kosmetik
Dermatosis yang subakut dan luas, yang dikehendaki
ialah penetrasi yang lebih besar daripada bedak kocok.
Krim boleh digunakan di daerah yang berambut.

Kontraindikasi:
dermatitis madidans.

PASTA
campuran homogen bedak dan vaselin. Pasta
bersifat protektif dan mengeringkan
Indikasi :
dermatosis yang cukup basah.

Kontraindikasi :
dermatosis yang eksudatif dan daerah yang berambut. Untuk
daerah genital eksterna dan lipatan lipatan badan pasta
tidak dianjurkan karena terlalu melekat.

LIMINEN
campuran cairan, bedak dan salap.

Indikasi :
dermatosis yang subakut.

Kontraindikasi :
dermatosis madidans.

BAHAN AKTIF

BAHAN AKTIF
Memilih obat topical selain faktor vehikulum, juga faktor
bahan aktif yang dimaksudkan ke dalam vehikulum yang
mempunyai khasiat tertentu yang sesuai untuk
pengobatan topical.

BAHAN AKTIF
Aluminium Asetat

Contoh:
larutan Burowi yang
mengandung
alumunium asetat 5%.
Efek:
astrinen dan
antiseptic ringan

Asam asetat

Diapkai sebagai larutan


5% untuk kompres,
bersifat antiseptic untuk
infeksi pseudomonas.

BAHAN AKTIF
Asam Benzoate

Mempunyai sifat
antiseptic terutama
fungisidal

Asam borat

Konsentrasinya 3% tidak
dianjurkan untuk dipakai
sebagai bedak, kompres
atau dalam salap
antiseptiknya sangat
sedikit dan dapat
bersifat toksik, terutama
pada kelalinan yang luas
dan erosive terlebih
lebih pada bayi.

BAHAN AKTIF
Asam Salisilat

zat keratolitik yang


tertua yang dikenal
dalam pengobatan
topical
Efek: mengurangi
proliferasi epitel dan
menormalisasi
keratinisasi yang
terganggu

Asam undersilenat

Bersifat antimitotik
dengan konsentrasi
5% salap atau krim

BAHAN AKTIF
Asam Vit. A (tretonin,
asam retinoat)
Efek : memperbaiki
keratinisasi menjadi
normal jika terjadi
gangguan, meningkatkan
sintesis D.N.A dalam
epithelium germinatif,
meningkatkan laju mitosis,
menebalkan staratum
granulosum, menormalkan
parakeratosis.

Benzokain

Konsentrasinya 1/25%, tidak larut dalam


air, lebih larut dalam
minyak (1:35), dan
lebih larut lagi dalam
alcohol. Dapat
digunakan dalam
vehikulum yang lain,
sering menyebabkan
sensitisasi

BAHAN AKTIF
Benzil benzoate

sebagai skabisid dan


pedikulosid.
Digunakan sebagai
emulsi dengan
konsentrasi 20% dan
25%.

Camphor
Bersifat anti pruritus
berdasarkan penguapan
zat tersebut sehingga
terjadi pendinginan.
Dapat dimasukan ke
dalam bedak atau bedak
kocok yang mengandung
alcohol agar dapat larut.
Juga dapat di pakai
dalam salap

BAHAN AKTIF
Kortikosteroid topikal

anti inflamasi, anti


alergi, anti pruritus,
anti mitotic, dan
vasokontriksi
bersifat paliatif dan
supresif terhadap
penyakit kulit dan
bukan merupakan
pengobatan kausal

Mentol

Bersifat antipruritik
seperti campora.
Pemakainanya seperti
pada campora,
konsentrasinya 2%.

BAHAN AKTIF
Pedofilin

Selenium disulfide

digunakan dengan
konsentrasi 25%
sebagai tingtur untuk
kondiloma akuminata.
Setelah 4-6 jam
hendaknya di cuci

Digunakan sebagai
sampo 1% untuk
dermatitis seboroik
pada kepala dan tinea
versikolor.
Kemungkinan
terjadinya efek
toksikrendah

BAHAN AKTIF
Sulfur

Bersifat antiseboroik,
anti-akne, anti
scabies, antibakteri
positif, dan anti jamur

Ter
Efek:
antipruritus, anti radang, anti
ekzem, anti kantosis
keratoplastik, dapat digunakan
untuk psoriasis dan dermatitis
kronik dan salap.
Cara:
pengolesan digilir, tubuh
dibagi 3, hari 1 : kepala dan
ekstremitas atas, hari II :
batang tubuh dan hari III
ekstremitas bawah

BAHAN AKTIF
Tiosulfas Natrikus

Bersifat antimikotik
untuk tinea versikolor
dengan larutan 25%.

Urea

konsentrasi 10%
dalam krim
mempunyai efek
sebagai emolien,
dapat dipakai untuk
iktiosis atau xerosis
kutis. Pada konsentrasi
40% melarutkan
protein

BAHAN AKTIF
Zat antiseptik

Zat ini bersifat


bakteriostatik
Golongan :
Alcohol
Fenol
Halogen
Zat zat pengoksidasi
Senyawa logam berat
Zat warna

KESIMPULAN
Terapi topikal merupakan salah satu metode
pengobatan yang sering digunakan dalam bidang
dermatologi.
Pengetahuan mengenai sifat/ efek tiap jenis
vehikulum serta teknologi terbaru yang ditemukan
sangat diperlukan bagi keberhasilan terapi topikal,
upaya mengurangi efek samping terapi, dan
kepatuhan pasien dalam pengobatan

DAFTAR PUSTAKA
Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Editor. 2013. Ilmu penyakit
kulit dan kelamin. Edisi keenam. Jakarta : FKUI. Hal 342-352
Asmara A, Daili S. F. 2012. Vehikulum dalam Dermatoterpi
Topikal. Journal MDVI Vol. 39. No. I. Hal. 25-35
Sharma, S. 2011. A Review: Transdermal Drug Delivery
System: A Tool For Novel Drug Delivery System: A review.
Pharmainfo. P.70-84
Surber C, Smith EW.2005. The mystical effects of
dermatological vehicles. Dermatology; 210: p. 157-168.
Bergstorm KG, Strobber BE. 2008. Principles of topical
therapy. Dalam Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA,
Paller AS, Leffel DJ, penyunting. Fitzpatricks dermatology in
general medicine. Edisi ke-7. New York: McGraw Hill. p.
2091-2096.

TERIMA KASIH

WASSALAMU ALAIKUM WR.WB

You might also like