Professional Documents
Culture Documents
Tindak
an
Disiapk
an
Diperik
sa
Disetuju
i
Nama
Jabatan
Dr. Kausarina
Purwaningrum Sp. An
Drg. Ahmad Faozan
Dr. SUYUTI
MM
Tandatan
gan
Ka. Instalasi
anestesi dan
reaminasi
Kabid Yanmed
SYAMSUL Direktur
Utama
Bismillahirrahmanirrahiim
Tanggal
03 Maret
2016
07 Maret
2016
11 Maret
2016
Menimbang :
a.
bahwa pelayanan anestesiologi dan
terapi intensif di rumah sakit merupakan salah
satu bagian dari pelayanan kesehatan yang
saat ini peranannya berkembang dengan cepat;
b. bahwa Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
779/Menkes/SK/VIII/2008
tentang
Standar
Pelayanan Anestesiologi dan Reanimasi di
Rumah Sakit tidak sesuai lagi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran;
c. bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf
b, perlu ditetapkan Pedoman Pelayanan
Anestesiologi dan Terapi Intensif di Rumah
Sakit;
5. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis;
6. Peraturan
Menteri
290/Menkes/Per/III/2008
Tindakan Kedokteran;
Kesehatan
Nomor
tentang
Persetujuan
7. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 519/Menkes/Per/III/2011 tentang pedoman
penyelenggaraan pelayanan anestesiologi dan terapi
intensif;
9. Kebijakan direktur RSUD Sultan Imanuddin tentang
pelayanan anestesi;
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
KESATU
KEDUA
KETIGA
: Pangkalan Bun
:
TANGGAL :
I.
II.
III.
yang
bagi
atau
stres
A. KEBIJAKAN UMUM :
1. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola
ketenagaan dan pelayanan anestesi baik pelayanan
anestesi dikamar operasi maupaun diluar kamar
operasi untuk pelayanan anestesi sedasi moderat,
yang berada dibawah kepemimpinan satu orang atau
lebih yang kompeten.
yang
aman
(safe
c. Ruang Radiologi
Pasien yang akan dilakukan tindakan MRI atau CT SCAN,
terutama pada pasien anak anak, pada pasien autis,
pasien yang mengalami penurunan kesadaran.
d. Ruang Rawat Khusus ( ICU/ ICCU )
Pasien yang akan dilakukan pemasangan Vena Sentral
Pasien yang akan dilakukan pemasangan Trakeostomi
Pasien yang akan dilakukan pemasangan WSD
e. Ruang Bersalin ( VK )
Pasien yang akan dilakukan Manual Plasenta
Pasien yang akan dilakukan Reposisi dengan Prolaps
Uteri
4. Pelayanan Sedasi dapat dilakukan oleh :
a. Dokter Anestesi
b. Perawat anestesi yang telah mendapat kelimpahan
wewenang dari dokter anestesi.
5. Merangkum kebijakan Anestesi yang diberikan untuk
pelayanan anestesi meliputi :
a. Kebijakan Kunjungan Pra Anestesi
b. Kebijakan Anestesi Umum dan Anestesi Regional
c. Kebijakan Pasca Anestesi
d. Kebijakan Kunjungan Pra Sedasi
e. Kebijakan Sedasi Sedang dan Dalam
f. Kebijakan Pasca Sedasi
B. KEBIJAKAN KHUSUS :
1. ANESTESI
a. Kunjungan Pra Anestesi
1) Dokter anestesi
sesuai dengan kompetensi wajib
melakukan kunjungan pra anestesi sebelum dilakukan
tindakan anestesi baik operasi elektif maupun cyto.
2) Dokter anestesi memberikan informasi dan penjelasan
tentang tindakan anestesi yang akan dilakukan dan
mendokumentasikan dilembar visit pre anestesi.
b. Anestesi Umum dan Anestesi Regional
1) Pelayanan Anestesi meliputi tindakan anestesi, sedasi
dan pengelolaan nyeri yang dilakukan di lingkup
rumah sakit, baik diruang operasi ataupun diluar
ruang operasi pada pasien yang dirawat inap ataupun
rawat jalan yang dilakukan oleh dokter Anestesi.
2) Pasien Anak adalah semua pasien yang berumur
dibawah 14 tahun
3) Pada setiap pasien yang dilakukan tindakan anestesi
wajib
dilakukan
pendokumentasian
pelayanan
anestesi dilembar catatan anestesi
4) Pendokumentasian hasil monitor status fisiologi
dilakukan secara terus menerus, berkala setiap (lima )
5 menit, monitoring meliputi tekanan darah non
invasive, nadi, pulse oksimetri, suhu tubuh dan
derajat nyeri
5) Monitoring dilakukan secara terus menerus sampai
memenuhi kiteria pemulangan atau pulih sadar dari
ruang induksi, ruang operasi dan ruang pulih sadar.
6) Setiap pelayanan tindakan anestesi harus tersedia
alat resusitasi dan obat emergency, dan peralatan
wajib :
Suction
Oksigen
Obat emergency
Respon
nyeri
Sedasi
Ringan
Normal
Jalan
Napas
Tidak
terpengar
uh
Napas
spontan
Tidak
terpengar
uh
Tidakterpe
ng aruh
Cariovask
uler
Sedasi
Sedang
Respon
nyeri
ringan
Tidak butuh
alat
Kuat
terkendali
Sedasi
Dalam
Respon
Anestesi
Umum
Tidak
respon
nyeri ringan nyeri kuat
Sering
Butuh
membutuhk bantuan
an
alat
alat
terganggu
Sering
tidak kuat
terkendali
Terpengar
uh
Suction
Obat emergency
10
sadar
dan
layak
11
V.
PENGEMBANGAN PELAYANAN
A. Pengembangan Sumber Daya Insani
Pengembangan sumber daya insani terdiri dari pemenuhan
ketenagaan (kuantitas) dan peningkatan pengetahuan serta
ketrampilan (kualitas).
Program/kegiatan
sumber daya
yang
berkaitan
dengan
pengembangan
Insani;
1. Melengkapi jumlah dan kualifikasi tenaga yang diperlukan
sesuai dengan klasifikasi pelayanan di rumah Sakit Umum
Daerah Sultan Immanudin
2. Melakukan
diklat
teknis
fungsional
bagi
tenaga
anestesiologi dan sedasi. Setiap sumber daya insani yang
ada di Bagian Anestesiologi dan Sedasi berkewajiban untuk
senantiasa
meningkatkan
ilmu
pengetahuan
dan
keterampilannya baik secara mandiri maupun mengikuti
pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh
lembaga-lembaga yang berwenang dan terakreditasi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan. Dukungan
anggaran yang memadai sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan kompetensi sumber daya manusia secara
berkesinambungan sejalan dengan pesatnya pekembangan
ilmu dan tekonologi kedokteran di bidang anestesiologi
B. Pengembangan Sarana, Prasarana dan
Peralatan
12
13