You are on page 1of 10

TUGAS REGISTRASI OBAT

INJEKSI VAKSIN POLIO

KELOMPOK 8

Dian Purnamasari
Digdho Nugroho
Khairunnisya
Lisa Naftali
Novi Kurniati
Tyas Pawestrisiwi
Vera

1106046824
1106046856
1106047045
1106047083
1106849391
1106047410
1106047423

PROGRAM PROFESI APOTEKER


DEPARTEMEN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2011

Bagan Metode Pembuatan Vaksin Vipol:


Biakan virus di media pertumbuhan
In Process Control:
- Identifikasi
- Uji Sterilitas
- Uji Kemurnian
- Uji pada rabbit
kidney cell culture
- Uji Mikoplasma
- Uji TCID50
In Process Control:
- Penetapan kadar
formalin
- Uji keamanan

Panen suspensi virus

Purifikasi supensi virus

Inaktivasi dengan formalin


Pembuatan suspensi
Isi ke dalam wadah

Uji Quality Control:


- Uji identifikasi
- Uji sterilitas
- Uji keamanan
- Uji kandungan protein
- Uji toksisitas abnormal
- Uji ELISA (D antigen
assay)

Uji potensi
Uji formaldehid bebas

Pelabelan + pengemasan

Simpan (20C - 80C)

UJI IDENTIFIKASI
Tujuan: untuk mengidentifikasi keberadaan virus poliomyelitis.
Prosedur:
Siapkan 6 kolom sumuran (plat mikrotiter), pada baris pertama isi masing2
sumuran sebagai berikut:

1
12l
Medium
pertumbuh
an

2
12l
Anti-PV
1+2+3

3
12l
Anti-PV
1+2

4
12l
Anti-PV
2+3

5
12l
Anti-PV
1+3

6
12l
Medium
pertumbuh
an

Kemudian pada masing-masing sumuran tambahkan:

12l virus
uji

12l virus
uji

12l virus
uji

12l virus
uji

12l virus
uji

12l
Medium
pertumbuh
an

inkubasi selama 1 jam pada suhu 36oC untuk memungkinkan antibodi berikatan
dengan virus

25 l sel
vero

25 l sel
vero

25 l sel
vero

25 l sel
vero

25 l sel
vero

25 l sel
vero

Lakukan observasi visual:


Antiserum yang mencegah perkembangan CPE (Efek Sitopatik) mengindikasikan
identitas virus polio.
(*Langkah yang sama untuk juga dilakukan pada baris ke-2 dan ke-3 dengan
virus uji yang berbeda)

Hasil:

Pada sumuran yang mengandung


antisera 1 tidak terjadi CPE berarti
identitas virus polio pada baris pertama
adalah tipe 1

Pada
sumuran
yang
mengandung antisera 1
tidak terjadi CPE berarti
identitas virus polio pada
baris pertama adalah tipe
1

PV1
PV2
PV3

Bagan Uji Kemurnian

Bagan Uji Sterilitas

JDMPMVB
aai

kg p
s

d
e

i
i
an
n
u

54321 j
i

a
t

b
h

n
i

m
b

r
a

UJI MIKOPLASMA
Prosedur
Label path and broths

Inokulasi pertama D0:


inokulasi 2 cawan dengan 0,2 ml
sampel
inokulasi 1 cawan dengan 100 ml
media cair dengan 10 ml produk
uji
buat kontrol negatif (100 ml media
biakan cair, tidak diinokulasi) dan
kontrol positif sampai 100 cfu dari
setiap strain mikoplasma yang

Subbiakan:
setiap media cair disubkultur dengan
menginokulasi 0,2 ml media cair ke
dalam 2 cawan media biakan agar
sesuai

Subbiakan dilakukan pada Hari ke1,2 atau 3, kemudian pada hari ke-6,
7,atau 8, dan terakhir pada Hari ke13 atau 14 setelah inokulasi pertama

Sebagi
an cawan dari media biakan agar
diinkubasi pada kondisi aerob dan
sebagian
pada
kondisi
mikroaerofilik.
Media biakan cair diinkubasi pada
kondisi aerob.
Semua media diinkubasi minimal

Inkubasi pada kondisi aerob dan


mikroaerofilik sampai 21 hari

Amati koloni mikoplasma

Amati koloni mikoplasma

Pembacaan
Media biakan agar diperiksa setiap minggu. Setelah 21 hari dideteksi

terhadap adanya koloni mikoplasma.


Media biakan cair diperiksa pada setiap subbiakan. Setelah 21 hari

diperiksa terjadinya perubahan warna yang menandakan adanya mikoplasma.


Hasil: Adanya koloni mikoplasma pada biakan media menunjukkan adanya mikoplasma pada
inokulum yang diteliti.
Interpretasi:
Pengujian valid jika kondisi sesuai, jika tidak pengujian diulangi

Kontrol negatif

: tidak ada koloni mikoplasma pada biakan media

Kontrol positif

: ada koloni mikoplasma pada biakan media

Bagan Uji TCID50

Bagan Uji Rabbit Kidney Cell

Penetapan Kadar Formalin


Tujuan: untuk memastikan bahwa virus sudah tidak mengandung formalin sisa dari proses
inaktivasi.
Formalin

: CH2O

Pereaksi Nash : 2ml asetil aseton, 3 ml asam asetat, dan 150 g ammonium asetat diencerkan
dengan aquadest hingga 1 L.
Larutan Formalin
(konsentrasi 5mg/L)
Pipet 5,0 ml
Labu ukur 10,0 ml

Cukupkan volume dengan pereaksi Nash

Panaskan di penangas air (402C) selama 30 menit

Terjadi perubahan warna


Dari tidak berwarna menjadi kuning

Diamkan 30 menit

Ukur serapan pada 412 nm

UJI KEAMANAN tujuan : untuk meyakinkan bahwa virus telah inaktif

hasil dialisa
100 ml
cairan uji

Kantung
dialisa

Hangatkan pada
suhu 37oC
5

Sampel didialisa dengan 400 ml PBS (pH


7,4) dalam keadaan dingin selama tiga
hari

Hasil dialisa segera diuji pada


kultur jaringan

100 ml medium kultur


jaringan ginjal kera

SELANJUTNYA

pH medium uji diatur 7,9-8,4


dengan penambahan larutan
NaHCO3 dan NaOH

Kultur asal diamati secara mikroskopik setiap 2-3 hari selama paling
tidak 10hari, dan diinkubasi pada 37oC untuk periode waktu kira-kira
30 hari
Dibuat subkultur
Hari ke 7
10

100 ml medium kultur


jaringan ginjal kera

Hari ke 14

Hari ke 21-28

10 ml

100 ml medium kultur


jaringan ginjal kera

10 ml

100 ml medium kultur


jaringan ginjal kera

Botol tersebut diamati secara mikroskopik, dilihat adanya degenerasi


sel setiap 2-3 hari selama periode 8-10 hari

Dibuat sub-subkultur

UJI KEAMANAN (LANJUTAN)


Sub-subkultur dibuat dengan dua cara :
a. Dalam tabung

b. Dalam botol

4 ml cairan subkultur

5 ml cairan subkultur

1 ml medium kultur
jaringan ginjal kera

15-50 ml medium kultur


jaringan ginjal kera

Amati selama 1
minggu

Amati selama 1
minggu

Pembuatan subkultur ini dalam kultur jaringan ginjal kera bertujuan untuk
membedakan antara degenerasi nonspesifik dan degenerasi poliovirus.
Suspense virus dikatakan tidak menginfeksi jika tidak terjadi degenerasi
khas

You might also like