Professional Documents
Culture Documents
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
persambungan
antara
bagian
diafisis
dan
epifisis.
Dalam
epifisis sangat penting dalam patologi tulang karena tempat ini adalah lokasi yang
cukup sering terjadinya tumor tulang. Selain itu, apakah epifisis masih dalam
keadaan terbuka atau tertutup akan mempengaruhi proses pertumbuhan yang
patologis, dalam arti bahwa tulang rawan sering setidaknya menjadi penghalang
untuk menyebarnya osteosarkoma. Jika epifisis tertutup dan tulang rawan tidak
ada lagi, daerah ini lebih mudah terinvasi oleh sel-sel tumor.11,12,13
Tulang juga diklasifikasikan sesuai dengan perkembangan embriologik.
Dua kategori utama adalah membranous (seperti tengkorak), jika terbentuk secara
de novo dari jaringan ikat primitif, dan endochondral (seperti tulang panjang),
jika pembentukan mereka didahului oleh pembentukan kartilago.11,12
Pada pemotongan, tulang matang terlihat dibentuk oleh lapisan kompak
luar (korteks, tulang kortikal, tulang kompak) dan wilayah tengah yang berbentuk
seperti spons (spongiosa, medula, tulang kanselus). Tulang kompak memiliki
saluran pembuluh darah yang unik, yang terbagi menjadi dua jenis berdasarkan
orientasinya dan hubungannya dengan struktur lamelar tulang disekitarnya:
membujur (kanal Haversian) dan melintang/miring (kanal Volkmann). Kecuali
untuk wilayah tulang rawan artikular, korteks dikelilingi oleh periosteum, yang
terdiri dari lapisan fibrous luar dan lapisan seluler dalam (kambium) dari lapisan
sel-sel osteoprogenitor (fibroblas dan osteoblas). Ini berisi filamen saraf yang
membawa impuls proprioseptif dan sensorik, saraf filamen kecil juga bisa lewat
dengan pembuluh nutrisi ke dalam kanal meduler. Bundel serat kolagen kasar
menembus lapisan kompak luar dari lapisan luar periosteum disebut serat
Sharpey atau serat perforasi.11,12,13,14
10
Osteoklas mempunyai sitoplasma yang lebar dengan jumlah inti 6-50 atau lebih.
Osteoklas biasanya menonjol di atas permukaan matriks dan kadang-kadang
saling overlapping dengan osteoblas dan osteoklas lain.
11
12
osifikasi
menghasilkan
endosteum
dan
periosteum
tulang
intramembranosa.12,15
13
darah pada perikondrium memasuki bagian tengah dari tulang rawan, dimana
matriks akan mengalami kalsifikasi, osifikasi primer terbentuk; (3). Sel-sel
perikondrium bagian dalam membentuk bagian periosteal yang tipis pada titik
tengah poros tulang atau diafisis, periosteal akan membentuk tulang woven,
dengan pertumbuhan tulang intramembranosa yang nantinya akan menjadi
periosteum; (4). Pembuluh darah menginvasi rongga yang sebelumnya dibentuk
oleh kondrosit yang hipertropik dan sel-sel osteoprogenitor, dan sel-sel
hematopoetik
yang menembus
jaringan
perivaskular;
dan
(5).
Sel-sel
Gambar 2.3. Zona pertumbuhan tulang secara Endrokondral. Tampak zona pertumbuhan
dimulai dari zona istirahat tulang rawan, zona proliferasi tulang rawan, zona hipertropi
tulang rawan, zona kalsifikasi, dan zona ossifikasi.15
14
2.2 Osteosarkoma
Osteosarkoma merupakan keganasan primer pada tulang yang sering
terjadi, dengan insiden yang tinggi pada anak-anak dan dewasa, dan
menghasilkan matriks osteoid. Meskipun bisa terjadi pada semua umur, puncak
kejadian biasanya pada dekade kedua dan ketiga kehidupan. Distribusi secara
statistik sejajar dengan pertumbuhan tulang. Tulang memiliki
tingkat
pertumbuhan yang cepat, dan ketika osteosarkoma terjadi pada dekade kedua atau
setelah proses terhentinya pertumbuhan tulang, sering dihubungkan dengan
adanya abnormalitas lain pada tulang. Kemungkinan adanya predisposisi dari
faktor genetik seperti Li-Fraumeni atau sindroma Beckman-Wiederman, kelainan
yang mendasari penyakit Paget atau displasia fibrosa yang memiliki
kecenderungan untuk menjadi osteosarkoma, atau radiasi sebelumnya yang
melibatkan tulang.17,19,20
Sebagian besar osteosarkoma timbul secara de-novo pada daerah metafisis
tulang panjang, terutama ujung bawah tulang paha, ujung atas tulang tibia, dan
bagian ujung atas humerus. Pada beberapa kasus, osteosarkoma muncul di
diafisis, namun pada daerah epifisis sangat sedikit. Osteosarkoma juga sangat
jarang
15
muncul berasal dari kortek, dan ketika terjadi kelihatan cenderung berasal dari
diafisis. 19
2.2.1 Etiologi
Penyebab tumor ini dan sama dengan hampir semua keganasan yang lain,
masih merupakan teka-teki yang belum terpecahkan. Radiasi dan virus
onkogenik, yang telah terlihat dalam terjadinya keganasan pada organ yang lain,
telah dianggap juga sebagai agen penyebab.15
Beberapa faktor etiologi telah terindentifikasi pada osteosarkoma orang
dewasa. Osteosarkoma epidemik dilaporkan pada lempeng radium yang
disebabkan oleh penumpukan radioaktif radium di dalam tulang, Thorotrast dulu
menggunakan bahan kontras radiografik yang mengandung radioaktif thorium
dioxide, ini erat hubungannya dengan timbulnya osteosarkoma seperti pada
neoplasma hati.15,17,18
Faktor genetik. Osteosarkoma pada anak-anak mungkin memiliki dasar
genetik, meskipun belum dapat dipastikan secara teoritis. Kelainan genetik pada
kromosom 13 diduga merupakan penyebab osteosarkoma pada kelompok pasien
ini. Terjadi displasia tulang, termasuk penyakit Paget, dysplasia fibrosa,
enchondromatosis,
dan
beberapa
eksostosis
yang
turun
temurun
dan
16
(autosomal yang terdesak asosiasi dari bawaan cacat tulang , dysplasia rambut
dan kulit, hypogonadism, dan katarak).1,10,16,17
17
18
2.2.3 Makroskopis
Gambaran makroskopis dari osteosarkoma sangat bervariasi, tergantung
pada jumlah tulang, tulang rawan, sel-sel stroma dan pembuluh darah yang
terlibat. Kisaran gambarannya bisa dari massa yang keras sampai kistik, gembur,
nekrotik dan hemoragik. Osteosarkoma pada umumnya berukuran besar (lebih
dari 5cm), sering berpusat pada bagian metafisis, massa seperti daging (fleshy),
jika dijumpai massa yang keras kemungkinan mengandung tulang rawan. Sering
melewati bagian korteks dan berhubungan dengan massa jaringan ikat. Untuk
osteosarkoma osteoblastik massa tampak berwarna abu-abu dan bergranul
(seperti batu apung), sedangkan yang lain cenderung padat, sklerotik dan lebih
berwarna putih kekuningan. Untuk osteosarkoma kondroblastik, cenderung
berwarna putih keabu-abuan, kalsifikasi bervariasi dan gambaran segar seperti
daging ikan..1,2,18
Gambar 2.6. A&B, Makroskopis dari osteosarkoma pada tulang paha. Tampak
pada daerah metafisis yang khas. (A) Sebagian berbatas pada tulang (B) disertai
dengan ekstensi ke jaringan lunak yang luas. 18
19
Gambar 2.7. A&B, Gambaran makroskopis lain dari osteosarkoma. (A0 Tumor
ekstensif melibatkan tulang belakang dan menghasilkan massa jaringan lunak
yang besar. (B), Tumor metafisis tibia atas yang tertahan tulang rawan. Daerah
yang hemoragik adalah daerah tempat biopsi dilakukan.18
2.2.4 Mikroskopis
Secara mikroskopis, osteosarkoma dapat merusak trabekula tulang yang
sudah ada sebelumnya atau tumbuh disekitarnya dengan cara apposisional. Kunci
dari diagnostik adalah dengan mendeteksi adanya osteoid atau tulang yang
dihasilkan oleh sel-sel tumor, dengan gambaran warna yang eosinofilik, glossy,
irregular dan dikelilingi oleh osteoblas. Mungkin sedikit sulit untuk membedakan
osteoid dengan kolagen yang mengalami hialinisasi, gambaran homogen dari
serat fibriler, awal dari proses kalsifikasi dan gambaran plumping dari sel-sel
sekitar yang mungkin saja lebih sesuai dengan gambaran osteoid. Dalam
osteosarkoma yang konvensional, hampir semua tipe menunjukkan gambaran sel
dan inti yang pleomorfik, mitosis yang atipik serta adanya massa mineral osteoid.
Fokus tulang rawan dijumpai pada osteosarkoma tipe kondroblastik, sedangkan
pada tipe fibroblastik dijumapi sel-sel bentuk spindel yang atipik seperti pada
fibrosarkoma. Sel-sel tumor mungkin terlihat seperti osteoblas yang atipik atau
20
seperti gambaran epiteloid. Sedikit berbeda, tapi bisa jadi karakteristik kuat dari
osteosarkoma yaitu ditandai dengan adanya lapisan tipis anastomosis tubuler
mikrotrabekular, yang basofilik dan samar-samar menyerupai gambaran seperti
hifa jamur.11,17,18,21
Gambar 2.8. Osteosarkoma. Tulang yang malignant lebih basofilik dan memiliki
pinggir yang irregular daripada trabekula tulang normal. 18
Gambar 2.9. Tulang yang mengalami keganasan yang dibentuk oleh sel-sel tumor
dari osteosarkoma tanpa adanya tulang rawan. 18
21
2.2.5. Biopsi
Meskipun hasil tes pencitraan mungkin sangat membantu menegakkan
diagnosa untuk kanker tulang, biopsi juga salah satu cara untuk memastikan.
Biopsi juga merupakan cara terbaik untuk mengetahui osteosarkoma dan
membedakannya dari jenis kanker lainnya. Jika dijumpai adanya tumor pada
tulang, maka sangat penting bagi ahli bedah yang berpengalaman dalam terapi
untuk melakukan biopsi. Bila mungkin, biopsi dan pengobatan bedah harus
direncanakan bersama-sama, dan ahli bedah ortopedi yang sama harus melakukan
keduanya; biopsi dan operasi. Perencanaan yang tepat dari lokasi biopsi dan
teknik yang tepat dapat mencegah komplikasi di kemudian dan mengurangi
jumlah operasi yang dibutuhkan di kemudian hari.18,19
Biopsi terbagi atas 2 jenis, yaitu : (1). Biopsi jarum; dan (2). Biopsi bedah
(terbuka). Biopsi jarum; dengan teknik ini digunakan jarum berongga untuk
mengambil sedikit sampel tumor. Biopsi ini biasanya dilakukan dengan anestesi
lokal, dimana obat anestesi tersebut disuntikkan ke jaringan di atas lokasi daerah
22
yang biopsi. Dalam beberapa kasus, obat penenang atau anestesi umum mungkin
diperlukan. Jika daerah yang dicurigai dekat dengan permukaan tubuh, jarum
dapat langsung diarahkan ke lokasi lesi,tetapi jika tumor tidak dapat dirasakan
karena terlalu dalam, maka dapat dipandu dengan menggunakan bantuan CT
scan. Ini disebut dengan CT dipandu biopsi jarum. Ada 2 jenis biopsi jarum yang
dikenal, yaitu; (1). Biopsi jarum inti, teknik yang digunakan biasanya
menggunakan jarum yang berdiameter besar dan berongga untuk mengambil
jaringan dari tumor. dalam biopsi jarum inti, dokter menggunakan jarum besar,
berongga untuk mengambil jaringan dari tumor; (2). Biopsi aspirasi jarum halus
(FNA), dengan biopsi FNA digunakan jarum suntik yang sangat tipis untuk
menarik (aspirasi) sejumlah kecil cairan dan beberapa sel dari tumor. Jenis biopsi
jarang digunakan untuk tumor tulang.18,19,20
Biopsi bedah (terbuka), dengan teknik ini ahli bedah akan memotong
melalui kulit, mengekspos tumor, dan kemudian mengambil jaringan dari massa
tumornya. Biopsi ini biasanya dilakukan dibawah anestesi umum, juga dapat
dilakukan dengan menggunakan blok saraf, yang membuat daerah mati rasa.
Jenis biopsi harus dilakukan oleh seorang ahli. Jika memungkinkan, pembukaan
melalui kulit yang digunakan dalam biopsi harus memanjang di sepanjang lengan
atau kaki karena ini adalah cara sayatan yang juga akan dibuat untuk operasi
dalam mengangkat massa tumor nantinya. Seluruh bekas luka dari biopsi juga
harus diangkat, sehingga dapat mengurangi jumlah jaringan yang perlu diangkat
di kemudian hari.18,19
23
2.2.6 Sitologi
Untuk gambaran dari hasil sitologi menunjukkan gambaran yang sedikit
bervariasi untuk masing-masing subtipe; (1). Subtipe osteoblastik, pada subtipe
ini menunjukkan variasi secara seluler, dengan derajat selularitas yang sedang
pada hapusan baik pada sel-sel tunggal maupun kelompokan selnya. Sel-selnya
sangat pleomorfik, bulat samapai oval, bahkan polygonal dan seringnya
membesar. Sel-sel tumor yang pleomorfik bisa menunjukkan gambaran sel
seperti osteoblas dengan inti yang eksentrik dan sedikit sitoplasma. Kelompokan
sel mungkin terlihat seperti epiteloid dengan membrane sitoplasma yang jelas dan
inti yang bulat dengan anak inti yang menonjol, bisa juga dijumpai sel dengan
inti banyak. Masaa nekrosis dan kalsifikasi juga dapat terlihat.18,19
24
Gambar 2.12, MGG, pembesaran sedang. (a) tampak matrik osteoid tipis
diantara sel-sel tumor. (b) tampak mitosis yang atipik. 19
(2). Osteosarkoma kondroblastik, pada subtipe ini tampak latarbelakang matrik
yang miksoid. Tampak sebaran sel-sel yang bervariasi, atipik, atau sel-sel tumor
dengan inti dua seperti osteoblas, dengan populasi sel seperti osteosarkoma
osteoblastik. Kadang kadang tampak fragmen tulang rawan hialin dengan selsel yang atipik dalam lakuna.18,19
25
inti bulat atau spindel. Sel-sel tumor berinti bulat dengan kromatin
bergranul halus dan anak inti yang tersebar, bisa dijumpai fragmen tulang rwan
hialin dengan matriks osteoid yang minimal.19
26
2.2.7 Radiologi
Gambaran radiologis pada osteosarkoma tampak adanya gambaran
osteolitik dan osteoblastik, sedangkan pada MRI ditemukan garis destruksi. Pada
MRI ditemukannya garis ini akibat proses destruksi dan ekstensi jaringan lunak
oleh sel-sel tumor. Foto polos merupakan hal yang esensial dalam evaluasi
pertama dari lesi tulang karena hasilnya dapat memprediksi diagnosis dan
penentuan pemeriksaan lebih jauh yang tepat. Gambaran foto polos dapat
bervariasi, tetapi kebanyakan menunjukkan campuran antara area litik dan
sklerotik. Sangat jarang hanya berupa lesi litik atau sklerotik. Lesi terlihat agresif,
dapat berupa moth eaten dengan tepi tidak jelas atau kadangkala terdapat lubang
kortikal multiple yang kecil. Osteosarkoma konvensional memiliki massa yang
besar, bersifat destruktif, batas yang tidak jelas, campuran massa litik dan blastik
yang masuk ke korteks dan membentuk komponen jaringan lunak yang besar.
Beberapa tumor memberikan gambaran litik secara keseluruhan, gambaran
seperti ini sering dijumpai pada varian teleangiektasis, sedangkan yang lain dapat
memberikan gambaran massa sklerotik. Penyebaran pada jaringan lunak sering
terlihat sebagai massa jaringan lunak. Jika dekat dengan daerah persendian,
penyebaran ini biasanya sulit dibedakan dengan efusi. Area seperti awan karena
sklerosis dikarenakan produksi osteoid yang malignan dan kalsifikasi dapat
terlihat pada massa, sering kali terdapat ketika tumor telah menembus korteks.
Berbagai spectrum perubahan dapat muncul, termasuk Codman triangles dan
multilaminated,
speculated,
dan
reaksi
sunburst,
yang
semuanya
27
periosteum yang terangkat dengan tulang dan pada X-Ray terlihat sebagai
segitiga Codman. Kombinasi antara tulang reaktif dan tulang neoplastik yang
dibentuk sepanjang pembuluh darah berjalan radier dari kortek tulang ke arah
massa tumor membentuk gambaran sunburst.12,19,21,23,24
Gambar 2.16. Foto polos dari osteosarkoma dengan gambaran Codman triangle
(arrow) dan difus, mineralisasiosteoid diantara jaringan lunak.19,21
Gambar 2.17. Perubahan periosteal berupa Codman triangles (anak panah putih)
dan massa jaringan lunak yang luas (anak panah hitam).19,21
28
2.2.7 Klasifikasi
Menurut World Health Organization (WHO), osteosarkoma pada tulang
diklasifikasikan menjadi delapan subtipe dengan perilaku biologis dan klinis yang
berbeda : konvensional, telangiektasis, small cell, low-grade central, secondary,
parosteal, periosteal dan high grade surface.2
Tabel 2.2. Klasifikasi osteosarkoma berdasarkan WHO 2
29
konvensional
adalah
tumor
ganas
primer
pada
30
31
parosteal
lebih
baik
dibandingkan
dengan
osteosarkoma
konvensional.2,17,20,22
32
33
Gambar 2.22. Osteosarkoma parosteal femur distal pada pria 29 thn. Radiologi
lutut (a) dan rontgen (b) dan foto makroskopis (C) dari bagian sagital segmen
menunjukkan tumor yang eksofitik mengeras. Tampak gbran spt landasan
pesawat pada tepi tumor (anak panah pada gbr b&c). Pusat tumor keras dan
mengandung jaringan tulang rawan . Garis putih pemisah antara tumor dan
jaringan tulang dasarnya terlihat dan berhubungan dengan periosteum.19
34
(jukstakortikal),
terhitung
sekitar
1.5%
dari
semua
kasus
kondroid
periosteal.
Pada
osteosarkoma
parosteal
massa
jukstakortikal menjadi padat dan kaku yang terletak di luar korteks dan terjadi
pada metafisis, sedangkan osteosarkoma periosteal biasanya lebih litik dan
menyebabkan erosi dan adanya reaksi kortikal periosteal, dan terjadi pada
diafisis. Tumor-tumor kondroid periosteal adalah massa jaringan lunak
juxtakortikal dengan batas yang tegas, lokai tipikal di metafisis dan mengandung
kalsifikasi melengkung sepanjang lobules tulang rawan di perifer, sebaliknya
35
osteosarkoma periosteal adalah massa jaringan lunak yang luas, lokasi biasanya
di diafisis dan menghasilkan erosi kortikal dan reaksi periosteal yang tegak lurus
dengan korteks.2,11,17,18,23
36
37
Gambar 2.26 (A), tampak tumor biasanya berasal dari permukaan metafisis atau
diafisis dari tulang panjang dan dapat mengenai tulang. (B), gambaran histology
dari high grade surface OS, dengan H&E, 157x, tampak massa tulang yang
dibentuk oleh sel-sel tumor yang atipikal bentuk polyhedral dan spindle.19
meningkat
dari
17%
menjadi
67%,
mendekati
osteosarkoma
konvensional.11,18,19
Pada analisa patologi, perdarahan, kista atau area nekrotik bisa dijumpai
pada 90% kasus, dengan hanya sedikit bagian yang solid dari fragmen jaringan.
Untuk itu, osteosarkoma ini mirip dengan Aneurysma Bone Cyst (ABC). Matriks
tulang sedikit, dengan pembesaran besar tampak sel-sel dengan inti yang sangat
pleomorfik dan mitotik yang cukup tinggi pada matriks tulang. Gambaran
radiologisnya dapat dilihat dengan ekspansi yang asimetris, tulang yang litik dan
pertumbuhan yang massif dengan rusaknya kortikal dan sedikit sklerosis di
38
39
ewing,
limfoma
dan
osteosarkoma
konvensional.
Untuk
40
untuk membedakan osteosarkoma sel kecil dengan yang lain dan untuk
menyingkirkan diagnosa banding.2,11,17,19,27,29
Gambar 2.28, tampak tumor pada umumnya berasal dari metafisis tulang panjang
dan bersifat litik, mengenail kanal medular. Gbr 2.23, gambaran histology dari
osteosarkoma sel kecil, dengan H&E, 400x , tampak massa tumor terdiri dari selsel kecil yang uniform,round blue cell yang mirip dengan sarkoma ewing, tetapi
tampak tulang baru atau terbentuknya osteoid.18
Gbr 2.29 (A). Radiologis osteosarkoma sel kecil menunjukkan lesi litik dengan
fraktur patologis; (B). Gambaran makroskopis menunjukkan lesi intramedular
dan massa jaringan lunak ekstraosseus yang berhubungan dengan fraktur
patologis. 19
41
dari kehidupan dan umumnya dijumpai pada kanal medular dari femur distal dan
proksimal tibia. Prognosis untuk pasien ini lebih baik dari osteosarkoma
konvensional, dengan angka kelangsungan hidup 5 tahun sekitar 90%. Tetapi
dengan terapi yang tidak adekuat, dapat berpotensi menjadi dedifferensiasi,
rekurensi lokal dan menyebar atau bermetastasis. Secara analisa histologis, terdiri
dari matrik tulang yang menunjukkan gambaran mikrotrabekular pada stroma
yang fibrous dengan banyaknya produksi matriks tulang. Gambaran histologi ini
mirip dengan fibrous dysplasia dan lesi fibrous pada tulang, tetapi lebih sering
menunjukkan gambaran osteosarkoma parosteal yang grading rendah. Oleh
karena itu, sering dianggap setara dengan intramedulla osteosarkoma parosteal
grading rendah, dan keduanya biasanya diterapi dengan bedah reseksi saja.
Ekstensi premitif dari sel-sel tumor antara trabekula tulang yang matur atau ke
tulang kortikal adalah kunci untuk membedakan differensiasi dari osteosarkoma
yang low grade central dengan lesi-lesi jinak fibrous.11,17,19,26,27,29
Secara radiologis gambarannya sangat bervariasi, umumnya adalah
gambaran ekspansi litik dari destruksi tulang dengan penebalan atau penipisan
yang tidak sempurna dari trabekula. Gambaran sklerotik yang padat sedikit
dijumpai. Dekstruksi kortikal dan ekstensi massa jaringan lunak sering dijumpai
pada CT dan MRI. Secara radiologis, didiagnosis banding dengan lesi-lesi jinak
fibro-osseus seperti fibrous dysplasia, non ossifying fibroma dan desmoplastic
fibroma. Adanya gambaran agresif seperti destruksi kortikal, ekstensi jaringan
lunak dan reaksi periosteal sangat membantu untuk membedakan osteosarkoma
dengan low grade central ini dengan lesi-lesi lunak yang tidak lazim.19,20,30
42
Gambar 2.30. Tampak tumor beasal dari kanal metafisis tulang panjang pada
femur dan tibia dengan gambaran yang bervariasi. Ekspansil dan litil dengan
septa trabekula adalah gambaran yang lazim dijumpai. Sklerotik homogeny juga
bisa dijumpai. Gambaran yang agresif seperti destruksi tulang kortikal atau
medullar dan massa ektraosseus merupakan tanda keganasan walaupun lesinya
fokal dan sedikit.19
43
Gambar 2.32, Osteosarkoma low grade central pada laki-laki usia 51 tahun. (a)
Radiologis pada lutut menunjukkan ekspansil dan lesi litik pada metafisis distal
femur. Lesi berupa trabekula yang tebal dan irregular dan menyebabkan destruksi
pada anterior kortikal. (b) Potongan sagital dari maksroskopis specimen
menunjukkan lesi intramedular yang menyebabkan ekspansi dan penipisan
anterior kortek denagn detruksi fokal. Cement (c) terlihat pada pusat lesi dan pin
fixasi terlihat. Pasien sebelumnya mengalami kuretase pada lesi oleh karena
preopertif didiagnosa dengan tumor jinak fibrous. (c) MRI pada axial T1
menunjukkan ekstensi ekstraosseus pada tumor, gambaran agresif menunjukkan
perbedaan dengan lesi jinak fibrous.19
44
mana yang terkena radiasinya, dan lokasi yang paling umum adalah tulang pelvik
dan bagian bahu. 2,22
Gejala klinis biasanya adanya perubahan rasa sakit yang semakin
memberat, pembengkakan, kadang-kadang adanya fraktur yang patologik (1220%, biasanya di femur). Pada pemeriksaan X-Ray tampak massa litik dan ini
biasanya lebih dominan dari gambaran blastik atau sklerotik, dengan gangguan
pada kortek dan massa jaringan lunak. Tulang yang terlibat menunjukkan
gambaran radiologik dari penyakit paget. Pada osteosarkoma akibat radiasi
gambaran radiologinya biasanya sklerotik atau litik Secara makroskopis,
gambarannya
sangat
variatif,
pada
umumnya
seperti
gambaran
pada
45
pembesaran pada jaringan lunak dan massa cenderung sakit. Gambaran radiologis
menunjukkan adanya massa yang ditunjukkan dengan gambaran mineralisasi dan
dengan CT scan tampak peningkatan lapangan daerah yang mengalami
mineralisasi. Secara histologi, tumor menunjukkan gambaran semua tipe dari
osteosarkoma yang terjadi pada tulang. Gambaran yang paling sering tampak
adalah gambaran histologi dengan subtipe yang osteosarkoma low grade.
Prognosis pada osteosarkoma ektraskeletal pada dasarnya buruk pada yang tipe
high grade, dengan sekitar 75% pasien meninggal selama 5 tahun
terdiagnosis.20,22
2.12 Immunohistokimia
Ketidakadaan bukti yang pasti tentang penyebab dari osteosarkoma ini
menyebabkan minimalnya pemeriksaan imunohistokimia dan penggunaan
mikroskop
elektron
imunohistokimia
untuk
pemeriksaan
mengungkapkan
beberapa
osteosarkoma.
gambaran
Pemeriksaan
karakteristik
dan
46
47
2.13 Grading
Grading dari suatu keganasan biasanya berhubungan dengan agressifitas
dari tumor tersebut. Secara garis besar ada tiga tingkat kegansan pada sarkoma :
(1) Low grade; dimana pertumbuhan tumor yang lambat, belum invasif dan
belum dijumpai adanya metastasis. (2) Intermediate grade; tumor lebih agresif
dengan kecenderungan rekuren pada lokasi yang sama dan kemungkina dijumpai
metastasis.(3) High grade; pertumbuhan tumor yang cepat, lebih invasif,
cenderung menimbulkan fraktur yang patologis dan bermetastasis.17,18
Secara klinis, staging dari sarkoma tulang juga sangat penting untuk
penentuan terapi pada pasien. Penilaian staging sangat mempengaruhi prognosis
pasien dengan sarkoma pada tulang. Tumor, node, metastasis (TNM) dapat
membantu klinisi dalam menentukan ukuran dan pertumbuhan tumor yang
sejalan dengan keterlibatan nodus dan ada atau tidaknya metastasis.
48
Tabel 2.3. Sistem Enneking et al untuk staging dan grading dari sarkoma
musculoskeletal.36
Stage
Gradea
Siteb
Metastasisc
IA
Low (G1)
T1
M0
IB
Low (G1)
T2
M0
IIA
High (G2)
T1
M0
IIB
High (G2)
T2
M0
III
G1 atau G2
T1 atau T2
Regional dan
metastasi jauh (M1)
Gradinga
Tumor
Primerb
Metastasis jauhd
T1
Metastasis pada
lymph node
regionalc
N0
IA
G1 atau G2
IB
G1 atau G2
T2
N0
M0
IIA
G3 atau G4
T1
N0
M0
IIB
G3 atau G4
T2
N0
M0
III
Tidak
M0
dijumpai
IVA
Semua G
Semua T
N1
M0
IVB
Semua G
Semua T
Semua N
M1
49
2.14 Pengobatan
Pengobatan
medik dari pasien dan lokasi, ukuran, grading dan staging dari tumor. Eradikasi
dari tumor primer dan mencegah metastase merupakan tujuan dari terapi.
Osteosarkoma lokal dapat diterapi dengan limb salvage, reseksi bedah yang luas
untuk apendikular tumor, dan eksisi pembedahan dengan kombinasi dengan
radiasi untuk tumor dengan batas reseksi yang tidak yakin negatif.2,11,17,18,19,34,35
Sebelum tahun 1970, prognosis untuk osteosarkoma sangat buruk, karena
angka kelangsungan hidup pasien kurang dari 10-20% untuk pasien dengan lesi
lokal yang diterapi dengan operasi. Setelah diperkenalkannya terapi neo-adjuvant
dan adjuvant sistemik seperti kemoterapi, angka kelangsungan hidup meningkat
secara drastis sekitar 65-75% pada pasien yang terbukti tanpa adanya metastasis.
Perubahan pada kemoterapi sejalan dengan perkembangan ilmu bedah yang
berdampak terhadap kontrol dan evaluasi maupun teknik penegakan diagnosa.
16,17,18,19
50
51
Pasca Radiasi
(Osteosarko
ma sekunder)
Muncul
secara de
novo
Virus
onkogenik
Lesi Pendahulu
Fibrous
dysplasia
Enchondroma
tosis
Displasia
tulang
Pagets
disease
Osteosarcoma precusor
Osteosarcoma
Subtipe
Ost.
Konvensional
Ost.
Periosteal
Ost.
Parosteal
Ost. Small
cell
Ost. Low
Grade
Central
Ost. High
Grade
Surface
Ost.
Telangiektat
ik