Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Fungsi alamiah seekor hewan jantan adalah menghasilkan sel-sel kelamin
jantan atau spermatozoa yang hidup, aktif dan potensial fertil, dan secara
sempurna meletakakannya ke dalam saluran kelamin betina. Inseminasi buatan
hanya memodifiser cara dan tempat peletakan spermatozoa. Semua proses-proses
fisiologik dalam tubuh hewan jantan, baik secara langsung maupun tidak
langsung, menunjang produksi dan kelangsungan hidup spermatozoa. Akan tetapi
pusat kegiatan kedua proses ini terletak pada organ reproduksi hewan jantan itu
sendiri.
Organ reproduksi hewan jantan pada umumnya dapat dibagi atas tiga
komponen: (a) organ kelmin primer yaitu gonad jantan, dinamakan testis atau
testiculus (jamak: testes atau testiculae) disebut juga orchis atau didymos (b)
sekelompok
kelenjar-kelenjar
kelamin
pelengkap
yaitu
kelenjar-kelanjar
vesikulares, prostata dan Cowper, dan saluran-saluran yang terdiri dari epididymis
dan vas deferen dan (c) alat kelamin luar atau kopulatoris yaitu penis.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang organ-organ reproduksi, anatomi,
histology dan fungsi pada kembing jantan, serta akan dibahas juga perbedaanperbedaan organ reproduksi pada jenis species hewan lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Pembagian
Organ reproduksi hewan jantan pada umumnya dapat dibagi atas tiga
komponen yaitu:
a) Organ kelmin primer, yaitu gonad jantan, dinamakan testis atau testiculus
(jamak: testes atau testiculae), disebut juga orchis atau didymos
)b
Sekelompok kelenjar-kelenjar kelamin pelengkap yaitu kelenjarkelenjar vasikulares, prostata dan Cowper, dan saluran-saluran yang terdiri
dari epididymis dan vas deferent, dan
)c Alat kelamin luar atau organ kopulatoris yaitu penis (Toelihere, 1981).
Pembagian meliputi gonad yang disebut juga dengan testis. Ada sepasang
terletak dalam scrotum, suatu kantong di luar rongga tubuh. Pada awal
pertumbuhan testis berada dalam rongga tubuh (abdomen), kemudian turun ke
srotum. Ketika turun terbawa oleh lapisan rongga tubuh (peritonium) bersama
otot dinding abdomen. Spermatozoa dihasilakan testis, bersama sedikit plasma
semen (cairan mani), disalurka ke luar tubuh lewat saluran berikut: tubuli recti,
rete testis, ductuli everentes, ductus epidydydmis, vas deferens, dan urethra.
Terdapat pula kelenjar yang menghasilkan semen: vesicular seminalis, prostate,
cowper dan litter. Saluran terujung yaitu penis, sebagai genetalia luar jantan
(Yatim,1994).
Pada hewan jantan, spermatozoa dihasilkan di dalam suatu rangkaian
halus (tubuh) di dalam testis yang disebut tubuli seminiferi testis. Dari sini
spermatozoa berjalan melalui vasa eferensia untuk memasuki ductus deferens.
Bagian posterior duktus ini melebar dan membentuk vesicula seminalis. Duktus
deferens ini selanjutnya akan menuju keluar, atau terlebih dahulu melewati organ
capulatorik (penis), yaitu pada hewan-hewan yang melakukan transfer sperma
secara langsung dari yang jantan kepada yang betina. Sepanjang saluran sperma
kadang-kadang dilengkapi
dengan kelenjar-kelenjar
tambahan
(Glandula
alat
pelindung
penis
dari
pengaruh
luar
dan
kekeringan
(Partodiharjo,1992).
Organ kelamin primer atau testis berjumlah dua buah dan pada ternak
mamalia secara normal terdapat dalam suatu kantong luar yang disebut scrotum
(Yatim, 1994; Toelihere, 1981).
Gambar Anatomi Organ Reproduksi Jantan Pada kambing. a) testis kiri; b) caput epididymis;
c)corpus epididymis; d) cauda epididymis; e) vas deferens; f) pembuluh darah dan syaraf
spermaticus; g) ampulla vas deferens; h) kelenjar vasikulares; r) penis; x) processus urethrae
kepala sebuah bagian tangah (tubuh) serta sebuah bagian ekor. Fungsi testis
lainnya yang penting adalah sekresi hormon seks jantan. Bukti-bukti yang ada dan
yang terbaik menunjukan bahwa hanya sel leydig yang terdapat pada jaringan
interestisial mensekresi hormone androgen.
Gonade jantan atau testis terdiri atas banyak saluran yang melilit-lilit.
Saluran tersebut adalah tubulus seminiferus, dimana pada tempat tersebut sperma
terbentuk. Sel-sel leydig yang tersebar diantara tubulus semeniferus menghasilkan
testosterone dan androgen yang merupakan hormon seks jantan. Produksi sperma
yang normal tidak akan dapat terjadi pada suhu tubuh sebagian besar mamalia,
sehingga testis manusia dan mamalia lain dipertahankan berada diluar ronnga
abdomen tepatnya didalam skrotum, yang merupakan pelipatan dinding tubuh.
Suhu dalam sakrotum adalah sekitar 2C dibawah suhu rongga abdomen.
Dari tubula seminiferus testis, sperma lewat kedalam saluran mengulir
pada epididimis. Selama perjalanan ini sperma menjadi motil dan mendapatkan
kemampuan untuk membuahi. Selama ejakulasi, sperma didorong dari epididimis
melalui vasdeferens berotot. Kedua duktus ini berawal dari skrotum disekitar dan
dibelakang kandung kemih, dimana masing-masing menyatu dengan duktus dari
visikula seminalis, yang membentuk duktus ejakulasi yang pendek. Duktus
ejakulasi itu membuka ke uretra, yaitu saluran yang mengosongkan isi system
ekskresi dan system reproduksi. Uretra terdapat disepanjang penis dan membuka
keluar pada ujung penis.
Kumpulan kelenjar aksesoris (vesikula seminalis, prostate, dan kelenjar
bulbo uretralis). Vesikula seminalis menyumbangkan sekitar 60 % total volume
semen. Cairan tersebut mengandung mukus, gula fruktosa (yang menyediakan
sebagian besar energi yang digunakan oleh sperma), enzim pengkoagulasi, asam
askorbat, dan prostaglandin. Kelenjar prostate adalah kelenjar pensekresi terbesar.
Cairan prostat bersifat encer dan seperti susu, mengandung enzim antikoagulan,
sitrat (nutrient bagi sperma), dan sedikit asam. Kelenjar bulbouretralis adalah
sepasang kelenjar kecil yang terletak disepanjang uretra, dibawah prostate.
Tunica albugenia yaitu suatu lapisan berwana putih dan tebal yang terdiri
dari jaringan ikat padat dan serabut-serabut otot licin (Toelihere, 1981). Tunica
albugenia ini menebal di bagian belakang (posterior) testis, dan menjadi landasan
bangunan testis sendiri, disebut mediastinum testis. Dari mediastinum inilah
dilepaskan sekat-sekat, septula testis, yang menembus masuk kedalam substansi
testis dan membaginya menjadi beberapa lobuli (lobuli testis) yang berbentuk
krucut (Yatim, 1994; Toelihere, 1981).
Tunica vaginalis adalah lapisan terluar kapsul, membentuk kantung testis,
berasal dari selaput peritonium yang melapisi rongga tubuh dan jeroan perut, yang
ikut terbawa ketika testis tumbuh menggantung ke dalam scrotum. Lapisan ini
terdiri dari selapis mesothelium (Yatim, 1994).
Testis dilekatkan lewat tunica vaginalis oleh suatu ligamen (selaput
jaringan ikat rapat) ke dasar scrotum. Ligament ini berasal dari persisaan
gumpalan sel mesenkim di masa embrio dan bayi, disebut gubernaculum testis
(Yatim, 1994).
Substansi atau parenchyma testis yang terdapat dalam lobuli testis terdiri
dari saluran-saluran kecil bergulung-gulung, di dalamnya terdapat tubuli
seminiferi yang menghasilkan spermatozoa (Toelihere, 1981).
Tubuli semeniferi berdeameter 150-250 um, dan panjang dalam tiap
lobulus 30-70 cm (Yatim, 1994). Di antara tubuli, di dalam jaringan interstitial
terdapat diantaranya : jaringan
mengandung buluh-buluh
darah, lymphe dan syaraf, terdapat juga sel-sel datar dan polygonal yang disebut
sel-sel interstitial dari Leydig, yang menghasilkan androgen, hormon-hormon
kelamin jantan, terutama testosteron (Toelihere, 1981).
Fungsi
Testis sebagai organ reproduksi primer mempunyai 2 fungsi yaitu
1) menghasilkan spermatozoa atau sel-sel kelamin jantan, dan 2) mensekresikan
hormon kelamin jantan, testosteron. Spermatozoa dihasilkan di dalam tubuli
seminiferi atas pengaruh FSH (Follicle Stimulating Hormone), sedangkan hormon
testosteron diproduser sel-sel interstitial dari Leydig atas pengruh ICSH
(Interstitial Cell Stimulating Hormone)( Toelihere, 1981).
Epididymis
Epididymis adalah suatu struktur memanjang yang bertaut rapat pada
testis. Ia mengandung ductus epididymidis yang sangat berliku-liku, dan mencapai
panjang lebih dari 40 meter pada jantan dewasa. Epididymis dapat dibagi atas
kepala, badan dan ekor. Kepala epididymis (Caput Epididymis) membentuk suatu
penonjolan dasar dan agak bebrbentuk mengkok yang dimulai pada ujung
proximal
menutupi seluas satu pertiga dari bagian testis. Melalui serosa, saluran epididymis
tersusun dalam lobuli dan mengandung ductuli efferentes testis. Saluran tersebut
terakhir yang menghubungkan
berjumlah 13-15 buah. Dekat ujung proximal testis, caput epididymis menjadi
pipih dan bersambung ke badan epididymis (corpus epididymis) yang berbentuk
langsing dan berjalan distal sepanjang tepi posterior testis. Pada ujung testis
corpus menjelma menjadi ekor (cauda epididymis) (Toelihere, 1981).
Histologi
sperma sangatlah tinggi, dan lumen ductus di dalamnya relatif lebih luas jadi
setengah dari jumlah sperma disimpan di dalam cauda tersebut (Toelihere, 1981).
Scrotum
Scrotum yaitu kantung luar yang berfungsi sebagai pembungkus
testis. Pada semua ternak dewasa terdapat di dalam suatu kantong tersebut. Di
bagian luar scrotum terdiri dari kulit yang tidak berbulu, keuali pada domba dan
kambing. Scrotom tersebut banyak mengandung kelenjar keringat dan kelenjar
sebaceaus yang besar. Garis pertemuan kulit di bagian tengah yang membatasi
testis kiri dan kanan disebut raphe scrot (Toelihere, 1981).
Pada semua mamalia yang hidup di laut dan pakidermis (binatang berkulit
tebal) testis mengalami penurunan. Kearah stratum pada unggas, testis tidak
mengalami penurunan, tetapi tetap tinggal disekitar ginjal. Fungsi utama skrotum
adalah untuk memberikan kepada testis suatu lingkungan yang memiliki suhu 1
sampai 8 C lebih dingin dibandingkan temperature rongga tubuh. Fungsi ini
dapat terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh system otot rangkap yang
menarik testis mendekati dinding tubuh untuk memanasi testis atau membiarkan
testis atau membiarkan testis menjauhi dinding tubuh agar lebih dingin.
Scrotum merupakan selaput pembungkus testis yang merupakan pelindung
testis serta mengatur suhu yang sesuai bagi spermatozoa
Histologi
Di bawah kulit scrotum terdapat tunica dartos, suatu selubung yang terdiri
dari jaringan fibroelastik dan otot licin. Di bagian tengah (sepanjang raphe scroti)
membentuk septum scroti yang memisahkan scrotum dalam sebuah kantong yang
terpisah. Lapisan berikutnya dalah tunica vaginalis communis suau fascia scrotalis
tebal berwarna putih yang mengelilingi ke dau tengahan scrotum secara terpisah,
dan di bagian tengah di selubungi oleh lapisan parietal, processus vaginalis, suatu
evaginasi dari peritonium (Toelihere, 1981).
Tunica vaginalis, yang merupakan terusan dari peritonium adalah suatu
selubung serosa tipis yang membatasi rongga abdomen, membungkus secara
deferens
atau
ductus
deferens
pelvis,
suatu
dengan
saluran
panjang
15
penis,
kelengkapan
termasuk
penis.
Selama
cairan-cairan
dari
kelenjar asesori pada bagian pelvis uretra sehingga terbentuk semen (Toelihere,
1981).
Kelenjar asesori
Kelenjar asesori atau glandulae vesiculares, terletak di sepanjang bagian
pelvis urethra. Kelenjar ini terdiri dari kelenjar vesikularis, kelenjar prostata dan
kelenjar bulbouretralis. Kelenjar-kelenjar tersebut menghasilkan suatu sekresi
yang dialirkan melelui saluran menuju uretra. Pada waktu terjadi ejakulasi dan
bercmpur dengan suspensi cairan soermatozoa serta sekresi ampula dari duktus
deferens. Sekresi kelenjar-kelenjar ini akan memperbesar volume semen,
disamping itu juga menyediakan larutan buffer, nutrient dan substansi-substansi
lain yang ikut muenjadi motilitas dan fertilitas semen yang optimal (Toelihere,
1981).
Spermatozoa yang masih berada dalam ampula dari vas deverens masih belum
dapat bergerak. Tetepi setelah bercampur dengan seminal plasma maka segera
bergerak (Toelihere, 1981).
Kelenjar prostat dan cowper
Dua komponen dapat dibedakan pada kelenjar ini yaitu, bagian atau lobule
eksternal yang terletak di luar otot tebal uretra yang mengelilingi uretra dan
bagian internal atau yang menyebar di sepanjang pelvis uretra di bawah otot
uretra.
Kelenjar prostat merupakan kelenjar tunggal yang terletak di sekeliling
dan sepanjang uretra tepat dari bagian posterior saluran ekskretori kelenjar
vasikula. Bdan kelenjar prostat dapat dilihat pada pembedahan saluran kelenjar
dan dapat diraba dengan palpast pada sapi kua pada domba, seluruh bagian
kelenjar prostat menyatu dengan otot uretra. pada beberapa spesies hewan, sekresi
kelenjar ini sedikit berperan dalam peningkatan volume semen. Kelenjar prostat
pada babi lebih besar dari pada sapi. Sekresi kelenjar prostat banyak mengandung
ion-ion anorganik seperti sodium, klor, kalsium dan magnesium (Toelihere, 1981;
Suyadi, 1992).
Kelenjar cowper (glandulae bulbourethrales) terdapat sepasang, berbentuk
bundar, kompak, berselubung tebal dan pada sapi sedikit lebih kecil dari pada
kelenjar cowper kuda yang berukuran tebal 2,5 cm sampai 5 cm. Kelenjar-kelenjar
tersebut terletak di atas uretra dekat jalan keluarnya dari cavum pelvis. Saluransaluran sekretoris dari setiap kelenjar bergabung membentuk satu saluran
ekskretoris yang panjangnya 2 sampai 3 cm. Kedua saluran ekskretoris kelenjar
cowper mempunyai muara kecil terpisah di tepi lipatan mucosa uretra. sekresi
yang dihasilkan kecil pengaruhnya terhadap volume cairan semen, cairan yang
menetes dari preputium sebelum penunggangan adalah sekresi kelenjar cowper
dan prostat, kemungkinan besar fungsinya adalah untuk membersihkan dan
menetralisirkan uretra dari bekas urine dan kotor-kotoran lainnya sebelum
ejakulasi (Toelihere, 1981).
Kelenjar bulborethal terdiri sepasang kelenjar yang terletak sepanjang
uretra, dekat dengan titik keluarnya uretra dari ruang pelvis. Kelenjar ini
mempunyai ukuran dan bentuk seperti bulatan yang berdaging dan berkulit keras,
pada sapi lebih kecil dibandingkan pada babi. Pada sapi terletek mengelilingi otot
daging bulbospongiosum. Sumbangannya pada cairan semen hanya sedikit. Pada
sapi, sekresi kelenjar bulbourethral membersihkan sisa sisa urine yang ada
dalam uretra sebelum terjadi ejakulasi. Sekresi ini dapat di lihat sebagai tetes
tetes dari preputilium sesaat sebelum ejakulasi. Pada babi, sekresinya
mengakibatkan sebagian dari semen babai menjadi menggumpal. Gumpalan ini
dapat dipisahkan jika semen babai akan digunakan dalam inseminasi buatan.
Selama perkawinan secara alam, gumpalan gumpalan ini menjadi sumbat yang
dapat mencegah membanjirnya semen keluar melalui canalis cervicalis menuju
kedalam vagina dari babi betina.
Kelenjar urethra
Uretra membentang dari daerah pelvis ke penis dan berakhir pada ujung
glands sebagai orificium uretrae externa. Saluran ini dibatasi di bagian dalam oleh
epitel peralihan yang berubah menjadi tipe squamosa bersusun dekat ujung penis.
Pada kambing, sekresi yang dihasilkan kelenjar uratra sedikit sekali dibandingkan
dengan pada manusia. Pada kuda kelenjar ini menyebar seperti kelenjar prostat
pada ruminansia (Toelihere, 1981).
Penis
Penis adalah genitalia Terdiri dari 3
batang silindr jaringan yang erektif, 2
batang corpora cavernosa sebelah atas, 1
batang yang menyelaputi uretra corpus
spongiosum di bawah.luar jantan, untuk
menyalurkan semen ke dalam tubuh betina.
Terdiri dari 3 batang silindr jaringan yang
erektif, 2 batang corpora cavernosa sebelah atas, 1 batang yang menyelaputi
uretra corpus spongiosum di bawah. Batang yang erektif itu memiliki banyak
ruangan yang kusut dan saling berhubungan, disebut trabeculae. Sekat trabeculae
ini terdiri dari serat jaringan ikat yang dilapisi sel-sel endothelium. Jika penis
bereaksi, darah memenuhi batang yang terdiri atas tiga ruang tersebut hingga
menjadi keras dan tegang. Di sebelah luar corpora terdapat jaringan ikat yang
keras dan liat, disebut tunika tunica albuginea. Terdiri dari banyak serat kolagen.
Sebelah luar terdapat kulit dan lapisan subcutis yang tidak mengandung jaringan
adiposum tetapi banyak terdapat serat otot polos. Kulit pembungkus glans penis
disebut prepuce. Pembuluh darah keluar-masuk penis yang berhubungan dengan
trabeculae dalam corpora (Yatim, 1994).
Merupakan organ kopulasi pada ternak jantan, membentang dari titik urethra
keluar dari ruang pelvis di bagian dorsal sampai dengan pada orificium urethra
eksternal pada ujung bebas dari penis. Pada sapi, domba, kambing, dan babi penis
mempunyai bagian yang berbentuk seperti huruf S (sigmoid flexure) sehingga
penis dapat ditarik dan berada total dalam tubuh. Keempat jenis ternak tersebut
dan kuda mempunyai musculus retractor penis, yaitu sepasang otot daging licin,
jika releks memberikan kesempatan penis untuk memanjang dan jika kontraksi
dapat menarik penis ke dalam tubuh kembali.
Pada kuda glans penisnya tipe vascular, mengandung lebih banyak jaringan
erectile dibandingkan dengan glans penis pada domba, kambing, sapid an babi.
Jaringan erectile adalah jaringan cavernous (sponge) terletak dalam dua daerah
penis, yaitu pada corpus spongiosum penis yang merupakan jaringan cavernouse
yang terletak di sekitar urethra, ditutupi oleh musculus bulbospongiosum pada
pangkal penis. Kemudian pada corpus cavernosum penis, merupakan sebuah
daerah jaringan cavernouse yang lebih besar, terletak di bagian dorsal dari corpus
spongiosum penis. Pada mulanya kedua cavernouse tersebut berasal dari musculus
ischlocavernouse.
Kedua
musculus
bulbospongiosum
dan
musculus
tetapi berat badan relatif lebih besar. Scrotum domba lebih pendek dan tidak
mempunyai leher. Kulit scrotum umumnya tertutup oleh wol. Testes domba dan
kambing berbentuk lonjong, berukuran panjang 7,5 sampai 11,5 cm, diameter 3,8
sampai 6,8 cm dan berat 250 sampai 300 gram.
Penis domba berukuran panjang 35 cm dengan flaxura sigmoides yang
berkembang baik. Diameternya relatif kecil, 1,5 sampai 2 cm, seperti pada sapi.
Panjangnya glans penis 5 sampai 7,5 cm. Glans penis mempunyai suatu
penonjolan filiformis sepanjang 4 sampai 5 cm, processus uretrae, organ
reproduksi kambing jantan hampir sama dengan domba.
Mekanisme Kerja Hormon pada Sistem Reproduksi Jantan
Testis dikontrol oleh dua hormone gonadotropin yang disekresikan oleh
hipofisis anterior yaitu luteineizing hormone (LH) dan follicle stimulaizing
hormone (FSH). Hormone LH bekerja pada sel leyig untuk mengatur sekresi
testosterone, sehingga pada pria hormone ini juga disebut interstitial stimulating
cell hormone(ICSH). FSH bekerja pada tubulus seminiferus, terutama I sel sertoli
untuk meningkatkan spermatogenesis. Sebaliknya sekresi LH dan FSH dari
hipofisis anterior diransang oleh sebuah hormone hipotalamus GnRH (Sherwood,
1996).
Setiap 2-3 jam sekali GRH dikeluarkan dalam hipotalamus. GnRH
merangsang sel-sel sekretorik hormon Gonadotropik di hipofisis anterior, pola
sekresi hipotalamus yang pulasatif ini menyebabkan sekresi LH dan FSH juga
berlangsung secara periodic. Walaupun GnRH merangsang LH an FSH, kosentrasi
kedua hormone gonadotropik tersebut dalam darah tidak selalu sejajara satu sama
lain karena, pertama, diantara letupan-letupan sekretoriknya LH dibersihkan dari
darah lebih cepat dibandingkan egan FSH sehigga fariasi pulsasi kadar LH dalam
darah jauh lebih mecolok dibading kadar FSH. Kedua, dua factor reguratorik
selain GnRH-testostero dan inhibin secara berbeda mempengaruhi kecepatan
sekresi FSH dan LH (Sherwood, 1996).
BAB III
METODE PENGAMATAN
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum Struktur Perkembangan Hewan II pada bab
system reproduksi dilaksankan pada tanggal 5 mei 2010 pada pukul 14.00-16.30.
Di laboratorium biologi Univaersitas Islam Negeri malang.
3.2 Alat dan Bahan
Alat
Seperangkat alat seksi meliput:
Pisau
1 buah
Gunting
1 buah
Jarum Pentul
6 buah
Kaca Pembesar
1 buah
Papan bedah
1 buah
Bahan
Kapas
Secukupnya
Klorofrom
Secukupnya
Sapi
1 ekor
1 ekor
1 ekor
BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Merpati Jantan
Soesono,1990
Nalbandov,1990
Muchtaromah,2007
Muchtaromah, 2007
Toilehere,1979
4.2 Pembahasan
4.2.1 Merpati Jantan
Pada hewan jantan terdapat sepasang testis yang bulat, berwarna putih,
melekat disebelah anteriornan ren disuatu alat penggantung. Testes sebelah kanan
lebih kecil dari pada yang kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran
vasdeverensia sejajar dengan ureter ynag berasal dari ren. Pada sebagian besar
aves memiliki vesicula seminalis yang merupakan gelembung kecil bersifat
kelenjar sebagai tempat penampungan sementara sperma sebelum dituangkan
melalui papil yang terletak pada cloaka pada beberapa spesies memiliki penis
sebagai alat untuk menuangkan sperma ke kloaka hewan betina (Soeseno,1990)
Menurut Soesono (1990) Organa genetika muscularis masculine, terdiri atas:
a) Testis, berbentuk oval, warna keputihan, terletak di ventral lobus renis yang
paling oranial, jumlahnya sepasang, pada masa kawin kelamin membesar
dan berfungsi sebagai penghasil sperma.
b)
Alat kopulasi, alat kopulasi pada merpati jantan berupa kloaka. Pada waktu
kopulasi, maka kloaka kedua jenis burung saling di tempelkan kuat-kuat,
sehingga sperma yang keluar pada waktu ejakulasi langsung masuk kedalam
proctodeum hewan betina, untuk kemudian meneju ke oviduct.
urogenitalis melalui alat kopulasi penis yang akan mentransfer sperma ke dalam
vagina hewan betina pada waktu kopulasi (Jasin,1984).
Terdapat dua kelenjar yakni glandulae prostate yang terletrak sekitar dasar
urethra dan glandulae bulbo urethralis atau galndulae cowperi yang terletak juga
disekitar pangkal penis. Kedua kelenjar itu mengeluarkan yang sifatnya
mempermudah dalam transfer sperma. Kecuali kedua kelenjar tersebut beberapa
mamalia memiliki glandulae vesicalis (kadang-kadang disebut sebagai vesikula
seminalis) dan glandulae inguinalis kelenjar tersebut mengeluarkan kelenjar
berbau yang merangsang hewan betina (Jasin,1984).
Dari hasil pengamatan kami pada mencit jantan memang ditemukan testis
yang terletak dalam scrotum. Ditemukan juga sepasang ginjal kemudian ureter
yang merupakan terusan dari ginjal. Terdapat kelenjar vesikula seminalis, kelenjar
prostate, epididymis dan penis yang berada di ujung.
4.2.5 Sapi Jantan
Pada praktikum kali ini sebagai perbandingan adalah sapi. Organ
reproduksi hewan jantan dapat dibagi menjadi tiga komponen: (a)Organ kelamin
primer yaitu gonad jantan, dinamakan testis, (b)sekelompok kelenjar-kelenjar
kelamin pelengkap yaitu kelenjar vesikulares, prostate dan vas deferens dan
saluran-saluarn yang terdiri dari epidididimis dan vasa deferens, dan (c)Alat
kelamin luar atau organ kopulatoris yaitu penis. Pada sapi jantan testes berbentuk
oval memanjang dan terletak dengan sumbu panjangnya vertical di dalm scrotum;
pada sapi dewasa panjangnya bias mencapai 12 sampai 16 cm dan diameter 6-8
cm. Tiap testis (termasuk epididimis) berukuran berat 300-500 g tergantung pada
umur. Kedua testis berukuran sama besar mempunyai kenstitensi ketat tetapi tidak
keras, dan dapt bergerak bebas ke atas dan ke bawah di dalam scrotum
(Toilehere,1979).
Toilehere,1979
Dari hasil pengamatan kami pada hewan sapi yang digunakan untuk
perbandingan merpati dan mencit ini kami menemukan pada testis dan terdapat
epididimis yang bertaut sangat rapat. Pada epididimis di bagi menjadi beberapa
bagian yaitu: kepala, badan dan ekor. Dan terdapat vas deferens yang terpaut rapat
dengan epididmis. Pada penis sapi terlihat jelas bagian penis yaitu akar penis dan
batang pening dan yang paling ujung yaitu gland penis. Kami menemukan pula
ureter yang terletak dekat daerah penis.
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Beradasarkan dari pembahasan di atas dapat diimpulkan sebagai berikut:
1. Organ reproduksi hewan jantan pada umumnya dapat dibagi atas tiga
komponen yaitu:
a) Organ kelmin primer, yaitu gonad jantan, dinamakan testis atau
testiculus (jamak: testes atau testiculae), disebut juga orchis atau
didymos
)b
Sekelompok kelenjar-kelenjar kelamin pelengkap yaitu kelenjarkelenjar vasikulares, prostata dan Cowper, dan saluran-saluran yang
terdiri dari epididymis dan vas deferent, dan
)c
2.
3.
4.
5.
6.
Penis terdiri dari 3 batang silindr jaringan yang erektif, 2 batang corpora
cavernosa sebelah atas, 1 batang yang menyelaputi uretra corpus spongiosum
di bawah.
7.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2007. Anatomi Dan Fungsi Organ Reproduksi Hewan Jantan.
http://one.indoskripsi.com/content/anatomi-dan-fungsi-reproduksi-hewanjantan 2. diakses pada tanggal 29-03-2008 pukul 23.00 WIB
Anonymous, 2007. Image Male Reproduction Of Goat.
http://www.thecattlesite.com/articles/1031/anatomy-of-the-cowsreproductive-tract. diakses pada tanggal 29-03-2008 pukul 23.00 WIB
Suyadi. 1992. Pengantar Fisiologi Reproduksi. UB: Malang
Toelihere Mozes. 1981. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Angkasa: Bandung
Partodiharjo Suebadi. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara Sumber Widya:
Jakarta
Yatim Wildan. 1994. Reproduksi & Embryologi. Tarsito: Bandung
Frandson R.D. 1993. Anatomy and Physiology of Farm Animals 6th ed.
Lippincott Williams & Wilkins: Philadelphia.
Ganong. W.F., editor Widjajakusumah D.H.M., 2001. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran edisi Bahasa Indonesia., Jakarta., EGC
Guyton, J.H. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Sherwood.2001.Fisiologi manusia dari sel ke system. EGC. Jakarta.
Toelihere,Mozes R.1979.Fisiologi Reproduksi pada ternak.Angkasa;Bandung
Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi dan Embryologi. Bandung : Tarsito
Djarubito, Mukayat.1984.Reproduksi Hewan. Surabaya: IKIP Press
Jasin, Maskoeri.1984.Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya:
Sinar Jaya