You are on page 1of 6

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOMORFOLOGI FLUVIAL
IDENTIFIKASI KEBULATAN KERIKIL
DAN
DIAMETER BUTIR PASIR DI BEBERAPA TITIK SUNGAI BRANTAS

Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Sugeng Utaya, M.Si

Kelompok 7:
Fatma Roisatin Nadhiroh

(130722616093)

Hanri Bawaf

(130722607384)

Kusriadi

(130722616083)

Qonita Azzahra

(130 722607352)

Ronald Fabrizio A. S

(130722616081)

Septian Dwi Surya N.

(130722607347)

OFF: H

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI

2014
1. Tujuan
1) Mengetahui

kebulatan

kerikil

dan

diameter

butir

pasir

di

beberapa titik Sungai Brantas.


2) Mengetahui keragaman kebulatan kerikil dan diameter butir pasir
di beberapa titik Singai Brantas.
2. Alat dan Bahan
1. Kantong plastik
2. Toples
3. Ayakan
4. Nampan
5. Alat tulis
3. Dasar Teori
Geomorfologi fluvial merupakan bagian geomorfologi yang khusus mengkaji
permukaan bumi (mencakup bentuk, proses, relief/topografi, dan material), yang
terkait dengan aktivitas sungai.
Sungai dicirikan oleh arus yang searah dan relatif kencang,dengan kecepatan
berkisar antar 0,1 1,0 m/detik, serta sangat dipengaruhi oleh waktu, iklim, dan pola
drainase. Pada perairansungai, biasanya terjadi pencampuran massa air secara
menyeluruh dan tidak terbentuk stratifikasi kolom air seperti pada perairanlentik.
Kecepatan arus, erosi, dan sedimentasi merupakan fenomena yang biasa terjadi di
sungai sehingga kehidupan flora dan fauna sangat dipengaruhi oleh ketiga variabel
tersebut.
Sungai merupakan lokasi yang paling baik untuk mengamati pengaruh
alamiah dari angkutan sedimen. Sungai memperlihatkan variasi yang besar dalam
morfologinya dari satu lokasi ke lokasi lain. Pada beberapa lokasi, variasi komposisi
sedimen sepanjang dan melintang sungai dapat berupa pasir halus, pasir kasar, kerikil,
maupun batuan. Hal ini menunjukkan bahwa proses angkutan sedimen bergantung
pada banyak faktor yang meliputi variasi ukuran, kepadatan, bentuk, dan kebulatan
butiran. Ukuran butiran dan variasi gradasi tidak hanya penting bagi perkembangan
morfologi sungai secara alamiah, tetapi mempunyai pengaruh yang besar dalam
perancangan bangunan sungai.
Dasar sungai selalu tersusun dari campuran sedimen tidak seragam dan
distribusi ukuran butir sedimen dalam fase terangkut secara umum lebih halus
daripada distribusi material dasar akibat selective transport (Almedeij, 2002). Hal ini
membuat prakiraan angkutan sedimen pada sungai-sungai alamiah menjadi sulit.

Untuk mempertimbangkan pengaruh ketidakseragaman material dasar pada angkutan


sedimen, berbagai ukuran representatif material dasar telah digunakan untuk
menghitung laju angkutan sedimen. Ukuran representatif yang sering digunakan
adalah berdasar pada 1) diameter median material dasar, d50; 2) diameter material
dasar, d35, yang mana 35% adalah lebih halus sebagaimana diusulkan Einstein (1944)
dan Acker and White (1973); 3) diameter rata-rata yang didefinisikan oleh MeyerPeter and Muller (1948) sebagai dm = Pbidi, di mana Pbi adalah fraksi dari
material dasar untuk ukuran fraksi i, dan di adalah diameter representatif dari material
dasar pada ukuran fraksi i.
4. Langkah Kerja
1. Datang ke tempat yang akan diambil sampel pasir dan kerikil.
2. Ambil sampel pasir dan kerikil, masukkan ke dalam kantong
plastik.
3. Pindah pasir pada toples dan biarkan hingga kering.
4. Hitung banyaknya kerikil yang memiliki tingkat kebulatan sama
(bulat, agak bulat, tidak bulat).
5. Ayak pasir yang telah kering,

kelompokkan

berdasarkan

diameternya.
5. Hasil
1. Tabel kebulatan kerikil. (Terlampir)
2. Grafik kebulatan kerikil. (Terlampir)
3. Tabel ukuran diameter kerikil. (Terlampir)
4. Grafik kebulatan kerikil. (Terlampir)
6. Pembahasan
Berdasarkan Pola Pengelolaan Sumberdaya Air WS Brantas
merupakan Wilayah Sungai terbesar kedua di Pulau Jawa, terletak di
Propinsi Jawa Timur pada 11030 BT sampai 11255 BT dan 701
LS sampai 815 LS. Sungai Brantas mempunyai panjang 320 km
dan memiliki luas wilayah sungai 14.103 km2 yang mencakup
25% luas Propinsi Jawa Timur atau 9% luas Pulau Jawa. WS
Brantas terdiri dari 4 (empat) Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS
Brantas, DAS Tengah dan DAS Ringin Bandulan serta DAS Kondang
Merak.
DAS

Brantas

berada

di

dalam

wilayah

administrasi

Kabupaten dan 6 Kota, yaitu: Kab. Nganjuk, Kab. Tulungagung, Kab.


Malang, Kab. Blitar, Kab. Sidoarjo, Kab. Mojokerto, Kab. Jombang,

Kab. Probolinggo, Kab. Lumajang, Kota Surabaya, Kota Sidoarjo, Kota


Malang, Kota Blitar, Kota Kediri, dan Kota Pasuruan. DAS brantas
sendiri memiliki luas lebih kurang 11.988 km2, yang terdiri dari 6
Sub DAS dan 32 basin block.
Bentuk dari sedimen alam beraneka ragam dan tidak terbatas.
Di samping ukuran butir, bentuk partikel juga penting, karena
ukuran partikel sedimen itu sendiri belum cukup untuk menjelaskan
karakteristik

butir-butir

sedimen.

Suatu

partikel

yang

pipih

mempunyai harga kecepatan endap yang lebih kecil dan akan lebih
sulit untuk terangkut dibandingkan dengan suatu partikel yang bulat
seperti muatan dasar.
Sifat-sifat yang paling penting dan berhubungan dengan
angkutan sedimen adalah bentuk dan kebulatan butir (berdasarkan
pengamatan

H.

Wadell).

Bentuk

butiran

dinyatakan

dalam

kebulatannya yang didefinisikan sebagai perbandingan daerah


permukaan partikel.
Daerah permukaan sulit ditentukan dan isi butiran relatif kecil,
sehingga

Wadell

mengambil

pendekatan

untuk

menyatakan

kebulatan. Kebulatan dinyatakan sebagai perbandingan diameter


suatu lingkaran dengan daerah yang sama terhadap proyeksi
butiran dalam keadaan diam pada ruang terhadap bidang yang
paling besar terhadap diameter yang paling kecil atau dengan kata
lain kebulatan digambarkan sebagai perbandingan radius rata-rata
kelengkungan ujung setiap butir terhadap radius lingkaran yang
paling besar (daerah proyeksi atau bagian butir melintang).
Tingkat sedimentasi dari segi morfologi memiliki beberapa
faktor, salah satunya keadaan dinding sungai, adanya jembatan,
dan adanya pelengseran pada bagian bagian bawah sungai yang
tentu dari keadaan morfologi tersebut mempengaruhi tingkat
sedimentasi. Selain itu, ada juga faktor alam yang mempengaruhi
dalam proses sedimentasi. Kecepatan aliran sungai, debit aliran,
dan juga ketinggian sungai bisa mengakibatkan proses sedimentasi
bisa semakin besar terjadi. Karena itu bisa dimungkinkan kalau

faktor-faktor tersebut tidak terprediksi, banjir bisa terjadi kapan


saja.
Perbedaan diameter butir pasir pada setiap titik dapat
dipengaruhi oleh jarak yang berbeda dari hulu, selain itu aktivitas
manusia juga mempengaruhi diameter yang ada, seperti halnya
penambangan pasir dan batu juga industri lainnya. Jarak yang lebih
jauh dari hulu seharusnya memiliki butir pasir halus yang lebih
banyak dibandingkan dengan yang dekat dengan hulu. Namun pada
sampel yang telah diambil menunjukkan bahwa hasilnya tidak selalu
seperti itu.
Hal lain

yang

dapat

mempengaruhi

yaitu

cepat

atau

lambatnya arus dan besar kecilnya aliran sungai yang mampu


membawa sedimen tersebut. Selain itu, berat jenis sedimen juga
berpengaruh pada seberapa banyak material yang dapat dibawa
oleh aliran sungai yang melewatinya.
7. Kesimpulan
Perbedaan

diameter

butir

pasir

dan

kebulatan

batuan

dipengaruhi oleh morfologi sungai, jarak dari hulu, kecepatan arus


dan besar kecilnya aliran serta massa pasir atau batuan yang dapat
terangkut. Pada umumnya daerah sungai bagian hulu memiliki
batuan yang tidak bulat lebih banyak dan butir pasir yang lebih
besar, semakin menuju hilir, maka batuan akan semakin membulat
dan butir pasir akan semakin kecil.

Daftar Rujukan
http://ppejawa.com/ekoregion/das-brantas/

(diakses

pada

tanggal

Desember 2014)

Junaidi. 2012. Ketidakseragaman Butiran pada Angkutan Sedimen Dasar.


Semarang: Jurusan Teknik Sipil Polines. (Jurnal).

12

You might also like