Professional Documents
Culture Documents
penempatan sendok cetak pada model / rongga mulut pasien, sebagai control
tekanan saat pencetakan dan control ketebalan bahan cetak.
bukalis, pipi dan bibir pasien ditarik ke luar, ke belakang, ke depan dan ke
bawah serta penarikan bibir atas ke depan untuk daerah frenulum labialis.
Untuk membentuk daerah posterior palatum durum yang merupakan batas
antara
palatum
molle
dan
palatum
durum
pasien
diinstruksikan
mengucapkan ah
Pada rahang bawah untuk membentuk tepi sayap distolingual dan
daerah buccal shelf, maka setelah green stick dilunakkkan, dan sendok cetak
telah difiksasi, pasien diminta untuk membuka mulut kemudian menutup
mulut untuk mengaktifkan otot maseter. Kemudian untuk membentuk
daerah distolingual dan postmylohioid maka pasien diinstruksikan untuk
menggerakkan lidah ke kiri dan ke kanan serta ke posterior palatum durum.
Frenulum lingual dibentuk dengan menginstruksikan kepada pasien untuk
meletakkan ujung lidahnya ke bagian anterior palatum dan ke bibir atas.
Selanjutnya daerah sayap labial dibentuk dengan memberikan instruksi yang
sama dengan instruksi border molding rahang atas.
Koreksi
bentuk
kesejajaran
bidang
oklusal
dengan
Koreksi bentuk permukaan labial, bukal dan palatal galengan gigit. Bagian
labial, disesuaikan dengan bibir penderita normalnya 1-2 mm dibawah bibir.
Lihat dari samping lengkung depan kontur labial harus membentuk lip
support yang baik untuk menunjang retensi.
pertama dan kedua harus menunjukkan rentang 2-4 mm (free way space)
Menentukan relasi horizontal / relasi sentrik
Pasien diinstuksikan menelan berulang kali, lakukan gerakan mandibular
maju mundur, operator membantu mendorong mandibular untuk dalam
keadaan paling posterior. Kemudian pasien diinstruksikan untuk menutup
perlahan
Pencatatan akhir
Goreskan dua garis vertikal menyilangi garis kontak antara galangan gigit
atas dan bawah pada daerah premolar di kedua sisi. Pada kedua sisi
galangan gigit atas dibuat cekungan berbentuk V di antara garis yang
digoreskan ini. Pada keratin diberi malam lunak, kemudian ditempelkan
steples. Pastikan kontak kedua galangan gigit baik dan garis yang dibuat
saling bertepatan. Kemudian kedua galangan gigit dapat dilepas secara
bersamaan.
Warna gigi, normalnya warna gigi cenderung akan semakin gelap seiring
dengan bertambahnya usia. Maka dari itu, untuk warna gigi sesuaikan
dengan umur pasien. Bentuk gigi hendaknya sesuai dengan bentuk lengkung
rahang, bentuk
menonjol serta dilihat dari bidang oklusal ujung cusp terletak diatas lingir
rahang, bagian kontak distal berhimpit dengan garis lingir posterior.
Penyusunan gigi posterior atas
Gigi P-1 atas
Cusp bukal pada bidang oklusi dan cusp palatal kira-kira 1mm
diatas bidang oklusi serta dilihat dari bidang oklusi serta dilihat dari
bidang oklusal groove developmental sentral terletak diatas lingir rahang.
Gigi P-2 atas
Cusp bukal dan cusp palatal terletak pada bidang oklusal serta
dilihat dari bidang oklusal development groove sentralnya terletak diatas
lingir rahang.
Gigi M-1 atas
Cusp mesio-palatal terletak pada bidang oklusi, cusp mesio-bukal
dan disto-palatal sama tinggi kira-kira 1mm diatas bidang oklusi dan cusp
disto-bukal kira-kira 2 mm daiatas bidang oklusi serta dilihat dari bidang
oklusal cusp-cuspnya terletak pada kurva lateral.
Gigi M-2 atas
Cusp-cuspnya terletak pada bidang oblique dari kurva anteroposterior, serta dilihat dari bidang oklusal permukaan bukal gigi M-2 atas
terletak pada kurva lateral.
Penyusunan gigi posterior bawah
Gigi M-1 bawah
Cusp mesio-bukal gigi M-1 atas berada digroove mesio-bukal gigi
M-1 bawah. Inklinasi antero-posterior ; cusp bukal gigi M-1 (holding
cusp) bawah berada difosa sentral gigi geraham atas dan terlihat adanya
overbite dan overjet serta dilihat dari bidang oklusal cusp bukal gigi
geraham bawah berada diatas lingir rahang.
Gigi P-2 bawah
Cusp bukalnya berada pada di fosa sentral gigi P-1 dan P-2 atas
terlihat adanya overjet dan overbite serta dilihat dari bidang oklusal: cusp
bukalnya berada diatas lingir rahang.
Gigi M-2 bawah
Cusp bukalnya berada diatas lingir rahang.
Gigi P-1 bawah
Cusp bukalnya berada pada di fosa sentral gigi P-1 dan C atas serta
dilihat dari bidang oklusal: cusp bukalnya berada diatas lingir rahang.
Dibuat dengan mengikir model kerja rahang atas yang telah ditanam pada
kuvet dan telah dilakukan pembuangan malam. Fungsinya untuk menambah
retensi terutama oleh gaya gravitasi yang timbul pada geligi tiruan rahang atas.
Remounting 1
Pemasangan
kembali
geligi
dalam
artikulator
bertujuan
untuk
mengkoreksi hubungan oklusi yang tidak harmonis dari geligi tiruan yang baru
selesai diproses. Setiap perubahan dalam kontak oklusal dari geligi tiruan
setelah selesai diproses, harus diperbaiki dengan mengembalikan geligi tiruan
akrilik beserta model kerjanya pada artikulator sebelum geligi tiruan akrilik
dilepaskan dari model kerjanya. Penempatan model kerja dipandu dengan tiga
cekungan pada dasar model kerja kemudian direkatkan dengan malam perekat.
Selective Grinding 1
Fungsinya untuk mengkoreksi hubungan oklusi yang tidak harmonis dari
geligi tiruan yang baru selesai diproses serta untuk mendapatkan kembali
oklusi sentris dari geligi tiruan rahang atas dan rahang bawah apabila rahang
menutup pada posisi relasi sentris. Pengerjaannya dengan menggunakan
articulating paper yang diletakkan diatara permukaan oklusal rahang atas dan
11
12
Pemolesan Pertama
Melepas gigi tiruan rahang atas dan rahang bawah dari model kerjanya.
Geligi tiruan dibentuk kembali sesuai desaian yang telah dibuat terutama
dibagian tepi tepinya. Lakukan pemulasan sampai bagian tepi gigi tiruan tidak
tajam.
Intermaxillary record
Mencatat hubungan rahang setelah basis gigi tiruan telah dipoles.
Pencatatan dengan cara dicobakan pada pasien, dicatat relasi rahang
mandibular dalam posisi retrusi. Prosedur ini untuk memastikan penutupan
rahang dan hubungan geligi tiruan dengan jaringan dalam keadaan normal.
Pencatatan menggunakan malam merah yang dilipat dua dan di dalamnya
dilapisi kasa.
Geligi tiruan rahang atas dan rahang bawah ditanam kembali pada
articulator. Tanam gigi tiruan rahang atas terlebih dahulu dengan bantuan
teraan dari remounting jig, selanjutnya rahang bawah. Pin horizontal dinaikkan
kurang lebih 2 mm dari table articulator. Fungsi dari prosedur ini untuk
mengoreksi terhadap kurang tepatnya oklusi sentris, serta mengoreksi
kesalahan relasi gigi tiruan rahang atas dan rahang bawah.
Pengasahan Selektif II
Fungsinya untuk mendapatkan oklusi yang seimbang baik pada oklusi
sentrik dan oklusi eksentrik
Pada oklusi sentrik
1. Jika tonjolnya ketinggian dalam oklusi sentrik dan eksentrik, kurangi
ketinggial tonjolnya
2. Jika tonjolnya ketinggian dalam oklusi sentrik tetapi tidak dalam oklusi
eksentrik, perdalam fossanya.
Tiga hukum tambahan yang harus diperhatikan pada saat pengasahan,
karena apabila salah satu hukum dilanggar akan merusak dimensi vertikal
yang telah diperoleh dan perbaikan oklusi seimbang menjadi sulit.
Jangan mengurangi tonjol lingual geligi rahang atas
Jangan mengurangi tonjol bukal geligi rahang bawah
Jangan memperdalam fossa geligi manapun
Pengasahan selektif pada oklusi eksentrik
1. Pada sisi kerja, dikenal dengan hukum BULL (buccal upper, lingual
lower)
Kurangi lereng bagian dalam tonjol bukal gigi rahang atas
Kurangi lereng bagian dalam tonjol lingual gigi rahang bawah
2. Pada sisi keseimbangan, kurangi lereng bagian dalam tonjol lingual
geligi rahang atas atau tonjol bukal geligi rahang bawah
14
a. Hubungan antar cusp pada kondisi dimensi vertikal dan oklusal gigi
yang seimbang
b. Kontak prematur antar cusp bukal pada sisi kerja saat oklusi lateral
15
16