Professional Documents
Culture Documents
a)
Platform ke darat
Battery limit antara platform dengan darat dapat ditentukan dengan letak
valve/katup yang menghubungkan antara pipa penyalur di laut dengan pipa
penyalur di daratan. Pipa dari platform ke darat dibatasi oleh riser yang ada pada
platform dan plant / kilang yang ada pada daratan. Aturan ini berlaku berdasarkan
kode DNV OS-F101 tentang pipa penyalur gas. Lebih detail ditunjukkan pada
gambar berikut.
Gambar 5. Ruang lingkup standar ASME B31.8 untuk area lepas pantai
Pipa Penyalur Area Darat
Lingkup kode ASME B31.8 untuk area darat ini berlaku mulai dari titik outlet dan
berakhir pada titik inlet separation dan/atau processing plant. Selain itu kode ini
juga berlaku pada titik outlet wellhead separator. Lebih jelas tercantum dalam
gambar berikut.
Kesimpulan
Untuk menentukan battery limit pipa penyalur gas, dapat digunakan dua kode /
standar yaitu DNV OS-F101 dan ASME B31.8
c) Mekanisme kerja pig launcher
Berikut adalah bagian bagian dari pig launcher :
Kicker Line
Valve
Kicker
Main
Line
Case Set
Trap Line
Pig
Signaler
Pig
Main Line
Valve
Langkah 2 : Case set dimasukkan ke dalam pig launcher dan kemudian ditutup.
Langkah 3 : Buka katup pada kicker line agar fluida dapat mengalir ke arah trap
line.
Langkah 4 : Tunggu hingga fluida mencapai tingkat tekanan tertentu agar dapat
mendorong dan mengalirkan pig.
Langkah 5 : Pig akan mengalir mengikuti jalur pipa dan melakukan fungsi/tugasnya.
Langkah 6 : Setelah melakukan tugasnya, pig akan memasuki trap line dan
kemudian berhenti pada pig receiver.
Langkah 7 : Main line valve ditutup sehingga fluida berhenti mengalir menuju trap
line. Kemudian fluida pada trap line dibuang dengan cara diuapkan atau dibuang
secara manual.
2. Diketahui :
Diameter pipa (OD)
= 200 Gpa
a ) Hitung radius curvature minimum (Rmin) pada pipa dalam satuan meter dengan
persamaan bending stress dan Janseen VH, gunakan faktor keamanan f = 10%
Bending stress
R=
E. D
2. f . SMYS
R=
2000.508
20.10.2895
R=1754.74 m=1.75 km
Janseen VH
R=
3. E . D
4. fa
R=
32000.508
40.10.2895
R=2632.12 m=2.63 km
b) Material diganti dengan API 5L X65 dengan SMYS = 65000 psi = 448.159 Mpa =
0.44815 Gpa. Cek dengan kedua persamaan di atas apakah masih aman jika radius
curvaturenya R = 1500 m = 1.5 km.
Bending stress
R=
E. D
2. f . SMYS
R=
2000.508
20.10.44815
R=1133.549 m=1.133 km
Janseen VH
(aman)
R=
3. E . D
4. fa
R=
32000.508
40.10.44815
R=1700.32 m=1.7 km
(tidak aman)
3. a) Tentukan rute yang paling optimal sesuai kaidah dan kriteria yang
berlaku agar pipa tetap aman beroperasi
Peta dari soal di overlaykan ke Google Earth untuk memudahkan pengukuran jarak.
Selanjutnya rute pipa digambarkan dengan menggunakan fitur path pada Google
Earth.
Rute pipa disusun berdasarkan ketentuan berikut :
a. Jarak antara pipa dengan platform eksisting minimal 500 m (terpenuhi)
b. Saat melewati perbedaan ketinggian batimetri, diusahakan pipa terletak
tegak lurus dengan batimetri untuk menghindari longsoran.
c. Jarak antara pipa dengan bangkai kapal minimal 500 m (terpenuhi)
Total panjang pipa keseluruhan dari platform KL menuju ke Tanara adalah 82.3
kilometer
Pengetesan di lapangan
Deep Boring Test
Undisturbed Soil Sampling
Standard Penetration Test
Vane Shear Test
Dutch Cone Penetration Test
Tes laboratorium
Specific Gravity
Content
Grain Size Analysis
Atterberg Limit
Shrinkage Limit
Survei hidro-oseanografi
Tinggi dan perioda gelombang
Transformasi gelombang
Pasang surut
Kecepatan arus
Kecepatan angin
2. Terpendek
Idealnya berupa garis lurus.
Meminimalisir material. Hal ini berdampak besar pada keseluruhan biaya
3. Termudah
Metode instalasi pipa dipilih yang paling mudah. Setelah mengetahui ukuran
pipa yang digunakan, diperhitungkan juga barge dan kapal instalasi yang
tersedia untuk mempertimbangkan dimensi kapal terhadap jalur yang
dilewati
4. Termurah
Meminimalisir biaya proyek dapat dilakukan dengan mengikuti rules of thumb
sebelumnya
Dengan rules of thumb di atas, dapat dituliskan beberapa kriteria pemilihan rute
pipa penyalur
agar optimal sebagai berikut :
a. Water Depth, kedalaman akan berpengaruh pada sulit atau tidaknya proses
instalasi yang akan dilakukan.
b. Seabed Features, seabed feature sebaik mungkin dihindari agar pipa
penyalur tidak mengenai seabed feature tersebut.
c. Existing Facilities, jarak pipa penyalur dengan existing faciities seperti
offshore platform atau subsea wellheads minimum harus 500 m
d. Third Parties, pihak ketiga seperti nelayan, angkatan laut dan lain -lain
menjadi salah satu pertimbangan dalam pemilihan rute pipa penyalur
e. Installation Contraints, kemampuan barge dalam proses instalasi akan
mempengaruhi jenis rute yang akan kita pilih
f. Shore Crossing, pada saat pipa penyalur bawah laut akan menyambung
dengan pipa penyalur di daratan, maka perlu memerhatikan letak pemukiman
di daerah tersebut.
g. Future Marine Developments & Activities, penentuan rute pipa penyalur
harus mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan pembangunan
fasilitas - fasilitas pendukung di masa depan seperti platform, pipeline,
manifold, dll
h. Politic, pengembangan rute pipa penyalur akan berhubungan dengan
keputusan izin pemerintah incumbent. Kita harus mendengarkan dan
menelaah kemungkinan - kemungkinan kebijakan pemerintah yang akan
berlaku di masa depan.
b) Cone Penetrometer Test (CPT), Undisturbed Soil Sampling dan Standard
Penetration Test di laut.
1. Cone Penetrometer Test
Cone penetrometer test (CPT) merupakan metode pengujian daya dukung tanah
yang mencakup daya dukung ujung dan daya dukung friksi. Pada wilayah laut,
biasanya CPT dilakukan dari atas platform jack-up rig, barge, ataupun kapal survei.
Jenis survei ini dilakukan dengan memasukkan sebuah instrumen berbentuk kerucut
(cone) ke dasar laut dengan kecepatan rendah (20 mm/detik). Cone ini memiliki
sensor yang akan mengukur besar gaya dukung ujung dan gaya friksi yang
kemudian ditransmisikan melalui kabel umbilical ke platform atau kapal survei
diatasnya.
Terdapat beberapa jenis cone yang berbeda berdasarkan fungsinya yang dapat
digunakan dalam survey tanah, yaitu piecozone penetrometer, friction cone,
temperature cone, pecozone, seismic cone dan electrical conductivity cone.
Alat yang
digunakan
Sub-bottom
profiling
Magnetometer
Side-scan
transducers
Towfish
Tow cable
Kapal survei
Output
yang
dihasilkan
Gambar
dasar laut di
sisi kanan
dan kiri
kapal.
Sub-bottom
profiler
Tow cable
Kapal survei
Profil lapisan
atas dasar
laut dengan
kedalamanny
a.
Magnetomet
er
Tow cable
Kapal survei
Letak logam
yang ada di
dasar laut.
Proses survei
Seabed
Feature
s
Definisi
Gambar
Active
faults
Boulder
fields
Gas
hydrate
Patahan yang
dapat menjadi
sumber gempa
bumi pada suatu
masa yang akan
datang. Para
geologist
menganggap
sebuah patahan
aktif apabila
terdapat
pergerakan atau
bukti dari
aktivitas seismik
dalam 10.000
tahun terakhir.
Daerah dasar
laut yang
memiliki banyak
batuan di
atasnya.
Kristal padat
dimana
didalamnya
terdapat molekul
gas yang
terpenjara oleh
molekul air.
Padatan ini mirip
dengan es, hanya
saja padatan ini
dapat terbakar.
Landslide
Berbagai gerakan
tanah, seperti
jatuhnya batuan
dan kegagalan
lereng.
Mine
fields
Mud
volcanoe
s
Daerah dasar
laut yang
dipasangi ranjau.
Dapat terjadi
karena lahan
tersebut
merupakan bekas
lokasi latihan
militer atau
merupakan zona
perang.
Gunung yang
terbentuk dari
pancaran lumpur,
air, dan gas.
Gunung ini bukan
gunung berapi
karena tidak
menghasilkan
lahar.
Pockmarks
Kawah di dasar
laut yang
disebabkan oleh
fluida (gas dan
cairan) meletus
dan masuk
melalui sedimen.
Sand
waves
Susunan pasir di
dasar laut yang
berbentuk seperti
gelombang.
Scarp
Lereng curam
atau tebing
panjang yang
dihasilkan oleh
erosi atau
patahan dan
memisahkan dua
daerah dengan
elevasi yang
berbeda.
10 Seabed
undulatio
n
5. a) Bottom roughness
Bottom roughness analysis adalah analisis yang dilakukan untuk melihat dan
menganalisis hubungan dan interaksi antara pipa dengan profil dasar laut,
kemungkinan akan terjadinya free span pada lokasi tertentu pada saat instalasi
maupun kondisi operasi.
toleransi.
Untuk analisis untuk kondisi operasional, design pressure dan suhu dimasukkan
dalam analisis.
Selanjutnya adalah mengenai tahapan dari analisis, ada tiga tahapan yaitu
sebagai berikut:
1. Analisis kondisi instalasi
Dalam kondisi instalasi, input yang dimasukkan dalam analisis ini adalah
berat pipa serta coating, profil seabed pada lokasi, serta data permukaan
tanah. Kemudian dengan software analisis bottom roughness yang berdasar
pada perangkat lunak elemen hingga, maka outputnya adalah berupa
besarnya free span yang terjadi, serta besar tegangan yang terjadi pada
pipa, seperti yang ditunjukkan pada grafik berikut :
Offpipe
Offpipe merupakan perangkat lunak berbasis finite element method (FEM)
dengan dasar sistem DOS yang dapat digunakan untuk menganalisis tegangan
pada pipa, konfigurasi pipa, dan panjang tali davit serta gaya pada tali untuk
menganalisis proses lifting dan mencakup semua bentuk masalah pada proses
instalasi pipa ke dasar laut. Analisis instalasi pipa bisa dilakukan baik untuk
laying secara konvensional dengan menggunakan laybarge dan stinger maupun
dengan konfigurasi J-lay dimana dasar lautnya sendiri dimodelkan dengan
pondasi plastik elastik yang kontinu. Selain itu Offpipe juga dapat memodelkan
abandonment pipa, baik startup maupun laydown. Menu lain dari perangkat
lunak ini antara lain adalah memodelkan bundle pipa, buoys, coating dan
insulasi pipa, konten fluida pipa, nodal fixities, point load, dan true catenary
davits. Selain itu juga bisa digunakan untuk analisis pipe span dengan
memodelkan seabed profile pada seri x, y, z dengan kekakuan tanah yang
disesuaikan.
Kelebihan dari software offpipe antara lain adalah cakupannya yang sangat luas
mulai dari analisis pipe span, tegangan pipa hingga laying dan lifting pipa,
permodelan seabed yang akurat, serta banyak fitur lain yang mampu
dimodelkan oleh software ini. Sementara kekurangannya adalah harganya yang
sangat mahal dibandingkan software sejenis.
Abaqus
Abaqus merupakan salah satu program unntuk menganalisis pipeline yang
berdasarkan finite element analysis (elemen hingga) dan computer aided
engineering (CAD). Cakupan yang bisa dikerjakan oleh Abaqus antara lain adalah
finite element analysis untuk linear dan nonlinear, coupled physics, seperti
structural acoustic, thermal electrical, juga untuk electromagnetics dan
smoothed particle hydrodynamics. Selain itu Abaqus bisa digunakan untuk
banyak material seperti karet, thermoplastic, powder metal, jaringan manusia,
tanah, komposit, dll. Kelebihannya adalah dalam kemampuan analisisnya karena
memang berbasis pada finite element analysis sehingga cakupannya lebih
besar, high performance computing, sehingga membantu dalam analisis dalam
skala yang besar. Namun kekurangannya adalah software ini kurang userfriendly. Gambar berikut menunjukkan tampilan perangkat lunak Abaqus.
Sage Profile
Sage Profile merupakan software pipeline dalam proses desain, instalasi dan
analisis pipa bawah laut. Berikut beberapa kemampuan dari SageProfile :
Kelebihan dari software ini sebagaimana tercantum pada website mereka adalah
sebagai berikut:
Didesain oleh pipeline engineer untuk pipeline engineer.
Perhitungan yang cepat: restart capabilities, optimised explicit solver dan
multi threading options.
Fast learning curve.
Identifikasi untuk area kritikal dan buckling pada pipa.
Kemampuan untuk menghitung area free span dan memperbaiki seabed jika
dibutuhkan.
Perkembangan yang berlanjut serta fitur baru.
Training courses.