Professional Documents
Culture Documents
P=
2 St
FET
D
P=
2000 St
FET
D
(SI Units)
Dimana
D = Diameter luar pipa nominal (inch , mm)
E = Faktor longitudinal joint (Nilai E terdapat pada tabel 841.1.7-1)
Jika jenis longitudinal joint tidak bisa ditentukan secara pasti, maka
nilai E digunakan 0.6 untuk pipa NPS 4 (DN 100) dan yang lebih kecil,
atau 0.8 untuk pipa yang lebih besar dari NPS 4 (DN 100).
F = Faktor desain (Nilai F terdapat pada tabel 841.1.6-1)
S h F 1 ST
(1)
P
( iPe )
D
2t
(2)
Sh=
P
D
2000t
Sh =
( iPe )
(3)
atau
P
Dt
2t
S h=
( iPe )
(4)
P
Dt
2000t
Sh =
( iPe )
(5)
Dimana
F1
Pe
Pi
Sh
Catatan :
Dimana :
Plx = Pli selama operasi dan Plx = Plt selama tes
Tahanan pressure containment pb(t) diberikan sebagai berikut.
yang diakibatkan
yp= h F k t
h=faktor penggunaan
yp sebelumnya, ditentukan
dengan formula :
y =( pi p e )
D
2t
pi=tekananinternal
pe =tekanan eksternal
D=diameter luar pipa nominal
bagian pipa yang memiliki D,t, dan sifat material yang konstan, dan
pimax
tidak
boleh kurang dari salah satu tekanan yang lebih tinggi berikut :
pemin tidak boleh lebih besar dari tekanan air pada satu titik saat air
surut.
P t f d f e f t Pb
Pd 0.80 P t
Pa 0.90 Pt
Dimana
fd
fe
ft
Pa
Pb
N/mm2 (psi)
Pd
Pt
Pb=0.45 ( S+U ) ln
Pb=0.90 ( S+U )
D
Di
atau
t
Dt
Dimana
D
= diameter luar pipa, dalam satuan mm (in.)
Di
= D 2t = diameter dalam pipa, dalam satuan mm (in.)
S
= specified minimum yield strength (SMYS) pipa, dalam satuan
2
N/mm (psi)
t
= tebal dinding pipa nominal, dalam satuan mm (in.)
U
= specified minimum ultimate tensile strength pipa, dalam
satuan N/mm2 (psi)
ln
= logaritma natural
Catatan :
1. Kedua persamaan tersebut ekivalen untuk D/t > 15. Untuk D/t < 15,
direkomendasikan untuk menggunakan persamaan
Pb=0.45 ( S+U ) ln
D
Di
T eff 0.60 T y
Dimana
T a= a A
T y =SA
A= A 0 Ai = ( D2D2i )
4
A= Area potongan melintang dari pipa baja ,dalam satuanmm2 ( .2 )
A i= Area potongan melintang internal dari pipa baja, dalam satuan mm2 ( .2)
A 0= Area potongan melintang eksternal dari pipabaja, dalam satuan mm2 ( .2 )
Pi=Tekananinternal pada pipabaja , dalam satuan N /mm2 (psi)
P0=Tekanan hidrostatik eksternal pada pipabaja , dalam satuan N /mm 2( psi)
T eff =Teganganefektif pada pipa, dalam satuan N (lb)
T a=Tegangan aksial pada pipa , dalam satuan N (lb)
T y =Teganganleleh pada pipa, dalam satuan N (lb)
a =Tekananaksial pada dinding pipa, dalam satuan N /mm2 ( psi)
P
( oPi) f o Pc
Dimana
f o=collapse factor
0.7 untuk seamlessatau pipa ERW
Pc =
Py Pe
P y =2 S
Pe =2 E
2
y
+ Pe 2
( Dt )
t
D
( )
( 1v 2 )
Dimana
P
( oPi) f o Pc
Dimana
f o=collapse factor
0.7 untuk seamlessatau pipa ERW
Pc =
Py Pe
P y =2 S
Pe =2 E
2
y
+ Pe 2
( Dt )
t
D
( )
( 1v 2 )
Dimana
2
PoPi f p P p
Dimana
P p=24 S
2.4
[ ]
t
D
P pr 1.15 F
Nilai
P pr
t
Dt
P pr .
P pr
dan
P
( pr < P< P ) . Jika penangkap buckle telah
P P
P pr < P< P .
PoPi f p P p
Dimana
2.4
[ ]
t
P p=24 S
D
P
( oPi )
g()
Pc
+
b
Persamaan tersebut berlaku untuk nilai D/t maksimum = 50.
Untuk menghindari terjadinya buckling, bending strain harus dibatasi sebagai
berikut :
f 1 1
f 2 2
Dimana
D maxD min
=ovality
Dmax + Dmin
t
=buckling strain under pure bending
2D
Jika pipeline selain mengalami beban aksial, tekanan, dan momen juga
mengalami beban titik lateral, hal ini perlu dimasukan dengan
modifikasi kapasitas momen plastis sebagai berikut.
Pipa yang terkena momen lentur, gaya aksial efektif dan overpressure
eksternal harus didesain untuk memenuhi persamaan berikut.
+ y =1
xcr
ycr
( )
x = x N + x M
xN =
N
(tekan bernilai positif )
A
xM=
M
( tekanbernilai positif )
W
N=gaya aksial
A= ( Dt ) t =luas potongan melintang
M =momen bending
W = ( Dt )2 t =elastic section modulus
4
D=diameter luar pipa nominal
t=diameter dalam pipa nominal
M
xN
N x
M
xcr =
xcr +
xcr
x
x
xcr N = F 10.001
xcr M = F 1.350.0045
D
t
300
D/t y
=1+
ycr
y =( pe pi )
D
2t
buckling
pe =tekanan eksternal
pi=tekananinternal
p= pe pi =external overpressure
ycr =tegangan hoop kritis ketika p beraksi sendirian(N =0, M =0)
ycr = yE =E
t
2
untuk yE F
Dt
3
[ ( )]
1 2 F
ycr = ycr = F 1
3 3 yE
2
untuk yE > F
3
dan
didefinisikan dengan
x
y
+
1
xp xcr
yp ycr
Dimana
x
yang diperbolehkan) ketika y =0
xcr
y
yang diperbolehkan) ketika x =0
ycr
E t
D
Nilai faktor di atas adalah untuk riser selama operasi. Untuk pipa yang sedang
beroperasi, faktor pada tabel tersebut dapat dikalikan 1.2. Untuk pipa maupun
riser selama instalasi, faktor pada tabel tersebut dapat dikalikan dengan
maksimum 1.44. Namun, nilai faktor tidak boleh melebihi 1.0.
Untuk kebanyakan pipa, buckling yang diakibatkan hanya oleh
bersifat plastis, dan buckling yang diakibatkan hanya oleh
akan
akan bersifat
elastis. Untuk pipa tersebutm faktor penggunaan yang dipakai adalah sebagai
berikut :
Kombinasi dari beban longitudinal primer (statik dan dinamik) dan beban
tekanan diferensial tidak boleh melebihi :
[ ][
)( )
P
( oPi )
g()
Pc
+
b
Persamaan tersebut berlaku untuk nilai D/t maksimum = 50.
Untuk menghindari terjadinya buckling, bending strain harus dibatasi sebagai
berikut :
f 1 1
f 2 2
Dimana
D maxD min
=ovality
Dmax + Dmin
b =
t
=buckling strain under pure bending
2D
DNV OS F101
Flowchart 5 Diagram Alir Tebal Pipa Kriteria Internal Pressure
Containment
DNV 1981
Flowchart 9 Diagram Alir Tebal Pipa Kriteria Internal Pressure
Containment
API RP 1111
Flowchart 13 Diagram Alir Tebal Pipa Kriteria Internal Pressure
Containment
Flexible Pipeline
Rigid pipeline mulai menunjukkan tanda tanda structural distress sebelum berdefleksi
vertikal 2 persen
Rigid pipeline terbuat dari tabung baja,
dengan lapisan internal dan eksternal untuk
perlindungan terhadap korosi, abrasi, dan
benturan, isolasi panas, serta untuk menambah
berat dengan tujuan menambah stabilitas.
Rigid pipeline biasanya memiliki rentang
diameter dari 0.1 hingga 1.5 meter
Sumber :
Stainless Steel
Stainless Steel merupakan material tahan karat yang mengandung sekitar
10% kromium yang mencegah proses pengkaratan logam. Kemampuan tahan
karat diperoleh dari terbentuknya lapisan tipis oksida kromium, dimana
lapisan oksida ini menghalangi proses oksidasi besi membuat baja ini tidak
bisa berkarat. Biasanya material pembentuknya menggunakan steel dengan
kode bahan 316L, 625 (Inconel), 825, 904L.
tensile strength yang tinggi (hingga 200 ksi). Kekurangan material ini ada
pada biaya pembuatannya yang mahal (10x biaya pembuatan steel).
c. Perbedaan pipa CRA dengan mechanical bonding dan metallurgical
bonding
Mechanical Bonding
Mechanical bonding merupakan ikatan antara pipa baja dan CRA menggunakan
variasi pegas. Metode ini dapat dilakukan menggunakan cara hydroforming atau full
length pipe expander. Material yang biasa digunakan berupa karet, kaca, maupun FRP
(Fiber reinforced plastic).
Metallurgical Bonding
Metallurgical bonding adalah ikatan antara 2 logam yang berbeda yang dibentuk dari
rolling panas, co-extrusion, lasan penutup atau ikatan peledak (explosive bonding).
Kekurangan dari metode ini yaitu membutuhkan biaya yang tinggi dikarenakan
membutuhkan proses manufaktur yang sangat kompleks.
Sumber: http://www.fontijnegrotnes.com/news/new-solution-for-mechanical-bonding-cra-linedpipes/
d. Perbedaan carbon steel, high strength low alloy steel, dan alloy steel.
Carbon steel (baja karbon)
Carbon steel merupakan kategori baja lunak. Semakin tinggi kandungan
karbon maka semakin sulit untuk dilas dikarenakan tingkat meningkatnya
tingkat kekerasan dan berkurangnya tingkat kekenyalan baja. Baja karbon
dibagi menjadi empat kategori berdasarkan presentasi karbonnya:
-
Karbon
Karbon
Karbon
Karbon
akan
memperbaiki
sifat-sifat
mekanisnya.
Baja
karbon
elemen
paduan
menciptakan
tambahan
kekuatan
lebih
dengan
Baja paduan adalah baja yang merupakan campuran dari beragam unsure
dengan total campuran mencapai 1% hingga 50% dari beratnya untuk
meningkatkan sifat mekanisnya. Baja paduan terbagi menjadi dua kelompok
yaitu low-alloy steel dan high-alloy steel
Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:
Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan
sebagainya)
Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan reduksi)
e. Pipa dengan nominal pipe size (NPS) 12, maka diameter terluar pipanya
Pipa dengan nominal pipe size (NPS) 12 maka diameter terluarnya 12.750 sesuai
tabel dimensi pipa pada Piping Material Guide. Berikut adalah penentuannya :
f.
g. Material grade pipa, perbedaan material grade X42 dan X65 menurut API
5L
Material grade adalah spesifikasi material pipa berdasarkan kekuatan dan
komposisi material serta kegunaannya. Material grade ditetapkan oleh
kode-kode yang berlaku internasional. Pada sebuah proyek yang akan
dilaksanakan, perlu mengikuti ketentuan material grade yang ditetapkan
sebelumnya. Material grade akan mempengaruhi komposisi material pipa.
Berdasarkan PSL (Product Specification Level) 1 API 5L yang terdapat pada
tabel 2A halaman 37, komposisi material grade X42 dan X65 seamless
terdiri dari karbon maksimum 0.28%, mangan maksimum 1.40% untuk
X65 dan 1.30% untuk X42, fosfor maksimum 0.03%, dan sulfur maksimum
0.03%. Sedangkan pada kondisi welded, komposisi material grade X42
dan X65 terdiri dari karbon maksimum 0.26%, mangan maksimum 1.30%
untuk X42 dan 1.45% untuk X65, fosfor maksimum 0.03% dan sulfur
maksimum 0.03%.
Berdasarkan PSL (Product Specification Level) 2 API 5L yang terdapat pada
tabel 2B halaman 37, komposisi material grade X42 dan X65 seamless
terdiri dari karbon maksimum 0.24%, mangan maksimum 1.40% untuk
X65 dan 1.3% untuk X42, fosfor maksimum 0.025%, dan sulfur maksimum
0.015%. Sedangkan pada kondisi welded, komposisi material grade X42
dan X65 terdiri dari karbon maksimum 0.22%, mangan maksimum 1.30%
untuk X42 dan 1.45% untuk X65, fosfor maksimum 0.025% dan sulfur
maksimum 0.015%.
i.
j.
3LPE merupakan coating yang terdiri atas beberapa lapisan, yakni FBE
(fusion bonded epoxy), perekat kopolimer, dan lapisan luar berupa polietilen.
3LPE memberikan proteksi yang luar biasa untuk pipa dengan diameter kecil
dan besar dengan kapasitas temperatur minimum hingga -40 oC dan
maksimum hingga 85 oC.
SureFloTM FEC
Coating jenis ini adalah jenis coating yang khusus digunakan untuk keperluan
struktur subsea dengan kapabilitas kedalaman perairan yang tidak terbatas
dan kapasitas suhu maksimal 120oC. Coating ini memiliki kelebihan berupa
konduktivitas thermal yang rendah sehingga dapat mengurangi ketebalan
isolasi yang diperlukan dan memperkecil biaya transportasi dan instalasi,
kemampuan daktilitas pada suhu rendah sehingga memungkinkan reeling
pada suhu rendah dan memungkinkan fleksibilitas pada jadwal instalasi.
Coating jenis ini merupakan lapisan tipis yang biasa dipasangkan pada
bagian dalam pipa gas alam untuk memperhalus permukaan internal pipa
sehingga dapat meningkatkan laju aliran.
k. Penurunan persamaan hoop stress, longitudinal stress
F z =0
( 1 dA ) 2t x ( p dA ) 2 r x=0
1 2 t x p 2 r x=0
1=
pr
t
Keterangan:
1 : Hoop stress
F x =0
( (
2 2 rt 1+
2=
pr
2t
))
t
2
p ( r )=0
2r
1
1+
t
2r
Keterangan:
2 : Longitudinal stress
Sumber : Beer,F.P., Johnston, E.R., Dewolf, J.T., Mazurek, D.F. 2012. Mechanics of
Materials 6th edition. New York : McGraw-Hill halaman 478-479
l.
Local Buckling
Global buckling
Propagation buckling adalah keadaan dimana adanya perambatan
deformasi pada penampang melintang pipa dan merambat sepanjang
pipa yang disebabkan oleh tekanan hidrostatik dan biasanya terjadi pada
saat instalasi saat pipa baru dilepas ke laut. Prinsip dari propagation
buckling adalah adanya tekanan yang dapat menimbulkan propagating
buckle yang nilainya lebih besar daripada tekanan yang diperlukan untuk
mencegah terjadinya perambatan buckle tersebut.
Collapse adalah kondisi pipa dimana tekanan dari luar sangat besar dan
menyebabkan pipa tidak lagi bulat tetapi lama kelamaan menjadi pipih.
BAGIAN B
Nominal Pipe Size
= 24
Diameter Pipa Luar
= 24.000 inch = 609.6 mm
Material Grade / Type
= API 5L Gr.X 52 dan API 5L Gr.X60
Tipe Fabrikasi pipa
= SAWL
Youngs Modulus (Steel)
= 207000 MPa
Design Pressure, Pd
= 15 MPa
Hoop Stress Design Factor
= 0.72
Temperature Derating Factor
=1
Longitudinal Joint Factor
=1
Density of Seawater
= 1025 kg/m3
Collapse Factor
= 0.7
Poisson Ratio Baja
= 0.3
Propagation Buckling Design Factor
= 0.8
Axial Force (Positive for compression) = 0 N
Bending Stress (as a % of SMYS)
= 72 %
Hydrotest Pressure
= 1.25 x Pd = 18.75 MPa
Density of Service (Gas)
= 48.5 kg/m3
Design Life
= 25 years
Poisson ratio
= 0.3
= diasumsikan 1000 meter Tekanan
Kedalaman Perairan
hidrostatis = 10.25 MPa
SMYS
SMYS
SMTS
SMTS
[X60]
[X52]
[X60]
[X52]
414
359
517
455
MPa
MPa
MPa
MPa
Dengan modifikasi persamaan unit SI pada ASME B31.8 bagian 841.1.1a, tebal pipa
dapat ditentukan dengan persamaan berikut.
t=
PD
2000 S FET
t=
18750 609.6
2000 S 0.72 1 1
t=
15000 609.6
2000 S 0.72 1 1
oP
(
i ) f o Pc
Dimana
f o=collapse factor
0.7 untuk seamlessatau pipa ERW
0.6 untuk pipa cold expanded , seperti pipa DSAW
Pc =
Py Pe
P y =2 S
Pe =2 E
2
y
+ Pe 2
( Dt )
t
D
( )
( 1v 2 )
Dimana
( P oPi )
fo
=Pc
10.25
=P c
0.7
Pc =14.64 MPa
Dengan melakukan iterasi perhitungan berikut dapat ditentukan ketebalan pipa.
Pc =
P y Pe
p +p
P y =2 S
2
y
2
e
t
( 609.6
)
t 3
609.6
Pe =2 207000
10.32
Hidrotest
Dengan Po = tekanan hidrostatik (10.25 MPa) dan Pi = 15 MPa, maka:
( P oPi )
fo
=Pc
4.75
=Pc
0.7
Pc =6.785 MPa
Dengan melakukan iterasi perhitungan berikut dapat ditentukan ketebalan pipa.
Pc =
P y Pe
p +p
2
y
P y =2 S
2
e
t
( 609.6
)
Pe =2 207000
t
609.6
10.3
( P oPi )
fo
=Pc
4.75
=Pc
0.7
Pc =6.785 MPa
Dengan melakukan iterasi perhitungan berikut dapat ditentukan ketebalan pipa.
Pc =
P y Pe
p +p
P y =2 S
2
y
2
e
t
( 609.6
)
Pe =2 207000
t
609.6
10.3
P
( oPi )
g( )
Pc
+
b
Persamaan tersebut berlaku untuk nilai D/t maksimum = 50.
Untuk menghindari terjadinya buckling, bending strain harus dibatasi sebagai
berikut :
f 1 1
f 2 2
Dimana
D maxD min
=ovality
Dmax + Dmin
b =
t
=buckling strain under pure bending
2D
D max
Dmin
S
E
S
207000
Instalasi
Dengan = 0.0025, maka nilai g() adalah:
10.25
+
=g ( )
b
Pc
b =
t
2 609.6
S
207000
Pc =
P y Pe
p +p
2
y
P y =2 S
2
e
t
( 609.6
)
Pe =2 207000
t
609.6
10.3
Hidrotest
Dengan = 0.0025, maka nilai g() adalah:
10.25
+
=g ( )
b
Pc
b =
t
2 609.6
S
207000
Pc =
P y Pe
p +p
P y =2 S
2
y
2
e
t
( 609.6
)
Pe =2 207000
t
609.6
10.3
Operasi
Dengan = 0.0025, maka nilai g() adalah:
10.25
+
=g ( )
b
Pc
b =
t
2 609.6
S
207000
Pc =
P y Pe
p +p
P y =2 S
2
y
2
e
t
( 609.6
)
t 3
609.6
Pe =2 207000
10.32
PoPi f p P p
Dimana
P p=24 S
2.4
[ ]
t
D
Pp
PoPi
dibagi dengan
Pp
t=D
24 S
( )
5
12
Pp
t=609.6
24 S
5
12
( )
Sumber : ASME B31.8-2010, Chapter VII, Para A842.1.2 mengacu pada API RP
1111, Section 4, Equation 9, page 10
Instalasi
Untuk kondisi instalasi, Po = 10.25 MPa dan Pi = 0 MPa. Sehingga nilai fp diperoleh
sebagai berikut.
P p=
10.25
=12.8125 MPa
0.8
t=609.6
12.8125
24 S
5
12
Hidrotest
Untuk kondisi instalasi, Po = 10.25 MPa dan Pi = 18.75 MPa. Sehingga nilai fp
diperoleh sebagai berikut.
P p=
10.25
=12.8125 MPa
0.8
t=609.6
12.8125
24 S
5
12
Operasi
Untuk kondisi instalasi, Po = 10.25 MPa dan Pi = 15 MPa. Sehingga nilai fp diperoleh
sebagai berikut.
P p=
10.25
=12.8125 MPa
0.8
t=609.6
12.8125
24 S
5
12
P t f d f e f t Pb
Pd 0.80 P t
Pa 0.90 Pt
Dimana
fd
fe
ft
Pa
Pb
Pd
Pt
Pa
0.9 . Nilai Pt diambil yang terbesar untuk digunakan pada perhitungan ketebalan
pipa berdasarkan rumus Pb. Specified minimum burst pressure (Pb)ditentukan
dengan salah satu persamaan berikut :
Pb=0.45 ( S+U ) ln
Pb=0.90 ( S+U )
D
Di
atau
t
Dt
Dimana
D
Di
S
t
U
(psi)
ln
=
=
=
=
=
= logaritma natural
D i=
t=
D
; t=DDi
Pb
exp
0.45 ( S+ U )
D
0.9 ( S +U )
+1
Pb
Sumber : API RP 1111, Section 4, Equation 1a, 1b, 1c, 2a, 2b, page 10
Instalasi
Pt =
Pa
=11.39 MPa
0.9
Nilai Pt di atas lebih kecil dari nilai Pt yang ditentukan yaitu 18.75 MPa. Digunakan Pt
= 18.75 MPa.
P b=
Pt
=20.83 MPa
0.9
D i=
t=
609.6
; t =609.6D i
20.83
exp
0.45 ( S+ U )
609.6
0.9 ( S +U )
+1
20.83
Hidrotest
Pt =
Pa
=9.44 MPa
0.9
Nilai Pt di atas lebih kecil dari nilai Pt yang ditentukan yaitu 18.75 MPa. Digunakan Pt
= 18.75 MPa.
P b=
Pt
=20.83 MPa
0.9
D i=
t=
609.6
; t =609.6D i
20.83
exp
0.45 ( S+ U )
609.6
0.9 ( S +U )
+1
20.83
Operasi
Pt =
Pa
=5.28 MPa
0.9
Nilai Pt di atas lebih kecil dari nilai Pt yang ditentukan yaitu 18.75 MPa. Digunakan Pt
= 18.75 MPa.
P b=
Pt
=20.83 MPa
0.9
D i=
t=
609.6
; t =609.6D i
20.83
exp
0.45 ( S+ U )
609.6
0.9 ( S +U )
+1
20.83
P
( oPi) f o Pc
Dimana
f o=collapse factor
0.7 untuk seamlessatau pipa ERW
0.6 untuk pipa cold expanded , seperti pipa DSAW
2
Pc =
Py Pe
P y =2 S
Pe =2 E
2
y
+ Pe 2
( Dt )
t
D
( )
( 1v 2 )
Dimana
( P oPi )
fo
=Pc
10.25
=P c
0.7
Pc =14.64 MPa
Dengan melakukan iterasi perhitungan berikut dapat ditentukan ketebalan pipa.
Pc =
P y Pe
p +p
2
y
P y =2 S
2
e
t
( 609.6
)
t 3
609.6
Pe =2 207000
10.32
Hidrotest
Dengan Po = tekanan hidrostatik (10.25 MPa) dan Pi = 15 MPa, maka:
( P oPi )
fo
=Pc
4.75
=Pc
0.7
Pc =6.785 MPa
Dengan melakukan iterasi perhitungan berikut dapat ditentukan ketebalan pipa.
Pc =
P y Pe
p +p
2
y
2
e
P y =2 S
t
( 609.6
)
t 3
609.6
Pe =2 207000
10.32
( P oPi )
fo
=Pc
4.75
=Pc
0.7
Pc =6.785 MPa
Dengan melakukan iterasi perhitungan berikut dapat ditentukan ketebalan pipa.
Pc =
P y Pe
p +p
P y =2 S
2
y
2
e
t
( 609.6
)
t 3
609.6
Pe =2 207000
10.32
P
( oPi )
g( )
Pc
+
b
Persamaan tersebut berlaku untuk nilai D/t maksimum = 50.
Untuk menghindari terjadinya buckling, bending strain harus dibatasi sebagai
berikut :
f 1 1
f 2 2
Dimana
D maxD min
=ovality
Dmax + Dmin
b =
t
=buckling strain under pure bending
2D
Dmin
S
E
S
207000
Instalasi
Dengan = 0.0025, maka nilai g() adalah:
1
10.25
+
=g ( )
b
Pc
b =
t
2 609.6
S
207000
Pc =
P y Pe
p +p
P y =2 S
2
y
2
e
t
( 609.6
)
Pe =2 207000
t
609.6
10.3
Hidrotest
Dengan = 0.0025, maka nilai g() adalah:
10.25
+
=g ( )
b
Pc
b =
t
2 609.6
S
207000
Pc =
P y Pe
p +p
P y =2 S
2
y
2
e
t
( 609.6
)
t 3
609.6
Pe =2 207000
10.32
Operasi
Dengan = 0.0025, maka nilai g() adalah:
1
10.25
+
=g ( )
b
Pc
b =
t
2 609.6
S
207000
Pc =
P y Pe
p +p
P y =2 S
2
y
2
e
t
( 609.6
)
t 3
609.6
Pe =2 207000
10.32
PoPi f p P p
Dimana
P p=24 S
2.4
[ ]
t
D
Pp
PoPi
dibagi dengan
t=D
Pp
24 S
( )
5
12
Pp
t=609.6
24 S
5
12
( )
P p=
10.25
=12.8125 MPa
0.8
t=609.6
12.8125
24 S
5
12
Hidrotest
Untuk kondisi instalasi, Po = 10.25 MPa dan Pi = 18.75 MPa. Sehingga nilai fp
diperoleh sebagai berikut.
P p=
10.25
=12.8125 MPa
0.8
12.8125
t=609.6
24 S
5
12
Operasi
Untuk kondisi instalasi, Po = 10.25 MPa dan Pi = 15 MPa. Sehingga nilai fp diperoleh
sebagai berikut.
P p=
10.25
=12.8125 MPa
0.8
t=609.6
12.8125
24 S
5
12
yp yang diijinkan
sebagai berikut :
yp= h F k t
h=faktor penggunaan
h=0.72
y =( pi p e )
D
2t
pi=tekananinternal
pe =tekanan eksternal
D=diameter luar pipa nominal
t=
D ( pi p e )
2y
Mengingat batas tensile hoop stress tidak diizinkan melebihi tekanan izin, maka nilai
tekanan yang terjadi dibatasi sama dengan tekanan izin
y = yp
Dengan menggabungkan persamaan-persamaan di atas, tebal pipa dapat dihitung
dengan persamaan berikut
t=
D ( pi p e )
2. h . F k t
t=
609.6 (10.25 )
2 0.72 F 1
API 5L Gr.X52
API 5L Gr.X60
F
F
Hidrotest
Dengan Pi = 0 MPa dan Pe = 10.25 MPa, maka:
t=
609.6 (10.25 )
2 0.72 F 1
API 5L Gr.X52
API 5L Gr.X60
F
F
Operasi
Dengan Pi = 0 MPa dan Pe = 10.25 MPa, maka:
t=
609.6 (10.25 )
2 0.72 F 1
API 5L Gr.X52
API 5L Gr.X60
F
F
x y
+
=1
xcr
ycr
( )
x = x N + x M
xN =
N
(tekan bernilai positif )
A
xM=
M
( tekanbernilai positif )
W
N=gaya aksial
A= ( Dt ) t =luas potongan melintang
M =momen bending
W = ( Dt )2 t =elastic section modulus
4
D=diameter luar pipa nominal
t=diameter dalam pipa nominal
M
xN
N x
M
xcr =
xcr +
xcr
x
x
xcr N = F 10.001
xcr M = F 1.350.0045
D
t
300
D/t y
=1+
ycr
y =( pe pi )
D
2t
pe =tekanan eksternal
pi=tekananinternal
p= pe pi =external overpressure
ycr =tegangan hoop kritis ketika p beraksi sendirian(N =0, M =0)
ycr = yE =E
t
2
untuk yE F
Dt
3
[ ( )]
1 2 F
ycr = ycr = F 1
3 3 yE
2
untuk yE > F
3
dan
didefinisikan dengan
x
y
+
1
xp xcr
yp ycr
Dimana
x
yang diperbolehkan) ketika y =0
xcr
y
yang diperbolehkan)ketika x =0
ycr
x =0
0.72 S
x =
( Dt )2 t
4
N
0.72 S
x = x + x =
y =( pe pi )
( 609.6t )2 t
4
609.6
2t
E t
D
xcr N = F 10.001
609.6
t
xcr M = F 1.350.0045
xcr =
M
xN
N x
M
xcr +
x
x xcr
ycr = yE =E
t
2
untuk yE F
609.6t
3
[ ( )]
1 2F
ycr = F 1
3 3 yE
2
untuk yE > F
3
300
y
609.6 /t
=1+
ycr
x
y
+
1
xp xcr
yp ycr
Instalasi
Untuk kondisi instalasi digunakan pe = 10.25 MPa dan pi = 0 MPa.
x = x N + x M =
y =( pe pi )
0.72 S
( 609.6t )2 t
4
609.6
2t
xcr N = F 10.001
609.6
t
xcr M = F 1.350.0045
M
xN
N x
xcr =
xcr +
xcr M
x
x
ycr = yE =E
t
2
untuk yE F
609.6t
3
[ ( )]
ycr = F 1
1 2F
3 3 yE
2
untuk yE > F
3
300
y
609.6 /t
=1+
ycr
x
y
+
1
0.86 xcr
0.75 ycr
API 5L Gr.X52
API 5L Gr.X60
F
F
Hidrotest
Untuk kondisi hidrotest digunakan pe = 10.25 MPa dan pi = 18.75 MPa.
x = x N + x M =
y =( 8.5 )
0.72 S
( 609.6t )2 t
4
609.6
2t
xcr N = F 10.001
609.6
t
xcr M = F 1.350.0045
xcr =
M
xN
N x
M
xcr +
x
x xcr
t
2
ycr = yE =E
untuk yE F
609.6t
3
( )]
1 2F
ycr = F 1
3 3 yE
2
untuk yE > F
3
300
y
609.6 /t
=1+
ycr
x
y
+
1
0.5 xcr
0.43 ycr
API 5L Gr.X52
API 5L Gr.X60
Operasi
Untuk kondisi instalasi digunakan pe = 10.25 MPa dan pi = 15 MPa.
x = x N + x M =
y =( 4.75 )
0.72 S
( 609.6t )2 t
4
609.6
2t
xcr N = F 10.001
xcr M = F 1.350.0045
609.6
t
M
xN
N x
M
xcr =
xcr +
xcr
x
x
ycr = yE =E
2
t
2
untuk yE F
609.6t
3
[ ( )]
ycr = F 1
1 2F
3 3 yE
300
y
609.6 /t
=1+
ycr
2
untuk yE > F
3
x
y
+
1
0.5 xcr
0.43 ycr
API 5L Gr.X52
API 5L Gr.X60
P pr 1.15 F
t
Dt
t=
D
1.15 F
+1
P pr
Dengan D adalah diameter pipa (609.6 mm), F adalah SMYS, Ppr adalah tekanan
propagasi. Tekanan propagasi diambil nilai overpressure yang kemungkinan terjadi
dari masing-masing kondisi.
Sumber : Pada DNV 1981, Para B.1.1, page 69
Instalasi
Dengan Ppr merupakan selisih tegangan eksternal (10.25 MPa) dan tegangan
internal (0 MPa), maka ketebalan pipa yang diperlukan dapat diperoleh sebagai
berikut.
t=
609.6
1.15 F
+1
10.25
API 5L Gr.X52
F
F
API 5L Gr.X60
Hidrotest
Dengan Ppr merupakan selisih tegangan eksternal (10.25 MPa) dan tegangan
internal (18.75 MPa), maka ketebalan pipa yang diperlukan dapat diperoleh sebagai
berikut.
t=
609.6
1.15 F
+1
8.5
API 5L Gr.X52
F
F
API 5L Gr.X60
Operasi
Dengan Ppr merupakan selisih tegangan eksternal (10.25 MPa) dan tegangan
internal (15 MPa), maka ketebalan pipa yang diperlukan dapat diperoleh sebagai
berikut.
t=
609.6
1.15 F
+1
4.75
API 5L Gr.X52
API 5L Gr.X60
F
F
Dimana :
Plx = Pli selama operasi dan Plx = Plt selama tes
pb=( p lx pe ) m SC
Dipilih m = 1.15 karena kondisi ULS (Ultimate Limit State) dan SC = 1.308 untuk
high pressure containment.
Dengan modifikasi persamaan 5.8 DNV-OS-F101, dapat diperoleh formula ketebalan
dinding pipa sebagai berikut.
t=
D
4 f cb
+1
pb 3
Sumber : DNV OS F101, Section 5 D 200, Equation 5.7, 5.8, 5.9, page 46
Instalasi
Dengan plx = 0 dan pe = 10.25 MPa, maka diperoleh tekanan burst sebagai berikut.
t=
609.6
4S
+1
15.42 3
Hidrotest
Dengan plx = 18.75 MPa dan pe = 0 MPa (kondisi beda tekanan terekstrim), maka
diperoleh tekanan burst sebagai berikut.
t=
609.6
4S
+1
28.203 3
Operasi
Dengan plx = 15 MPa dan pe = 0 MPa (kondisi beda tekanan terekstrim), maka
diperoleh tekanan burst sebagai berikut.
t=
609.6
4S
+1
22.563 3
Persamaan 5.10 ini akan digunakan untuk menghitung ketebalan pipa. Karena
persamaan 5.10 tidak linear maka perlu dilakukan iterasi untuk memperoleh
ketebalan dinding pipa. Digunakan nilai m = 1.15 dan SC = 1.26. Untuk persamaan
5.12 digunakan fab = 0.93 (SAWL), untuk fo digunakan nilai maksimum mendekati
0.005.
Sumber : DNV OS F101, Section 5 D 200, Equation 5.10, 5.11, 5.12, 5.13, 5.14,
page 46
Instalasi
P p=f y fab
2t
D
P p=f y 0.93
Pel=
2t
609.6
t
2E
609.6
10.3
Dengan pe = 10.25 MPa dan pmin = 0, maka persamaan 5.14 menghasilkan nilai p c.
pc =( pe pmin ) m SC
pc =10.25 1.15 1.26=14.85 MPa
Dengan iterasi persamaan 5.10 DNV-OS-F101 sebanyak 10 kali, akan diperoleh
ketebalan pipa material sebagai berikut :
API 5L Gr.X52 SMYS = 359 MPa t = 12.49 mm
API 5L Gr.X60 SMYS = 414 MPa t = 11.88 mm
Hidrotest
P p=f y fab
2t
D
P p=f y 0.93
t
609.6
2
10.3
2E
Pel=
2t
609.6
Dengan pe = 10.25 MPa dan pmin = 18.75 MPa, maka persamaan 5.14 menghasilkan
nilai pc.
pc =( pe pmin ) m SC
pc =8.5 1.15 1.26=12.3165 MPa
Dengan iterasi persamaan 5.10 DNV-OS-F101 sebanyak 10 kali, akan diperoleh
ketebalan pipa material sebagai berikut :
API 5L Gr.X52 SMYS = 359 MPa t = 11.59 mm
API 5L Gr.X60 SMYS = 414 MPa t = 11.02 mm
Operasi
P p=f y fab
2t
D
P p=f y 0.93
t
609.6
10.3 2
2E
Pel=
2t
609.6
Dengan pe = 10.25 MPa dan pmin = 15, maka persamaan 5.14 menghasilkan nilai p c.
pc =( pe pmin ) m SC
pc =4.75 1.15 1.26=6.88 MPa
Dengan iterasi persamaan 5.10 DNV-OS-F101 sebanyak 10 kali, akan diperoleh
ketebalan pipa material sebagai berikut :
API 5L Gr.X52 SMYS = 359 MPa t = 9.76 mm
API 5L Gr.X60 SMYS = 414 MPa t = 9.23 mm
Jika pipeline selain mengalami beban aksial, tekanan, dan momen juga mengalami
beban titik lateral, hal ini perlu dimasukan dengan modifikasi kapasitas momen
plastis sebagai berikut.
Pipa yang terkena momen lentur, gaya aksial efektif dan overpressure eksternal
harus didesain untuk memenuhi persamaan berikut.
Pipa yang terkenal regangan tekan longitudinal dan overpressure eksternal harus
didesain untuk memenuhi kondisi berikut untuk semua penampang.
Sumber : DNV OS F101, Section 5 D 600, Equation 5.19a, 5.19b, 5.20, 5.21, 5.22,
5.23, 5.24, 5.25, 5.26, 5.27, 5.28, 5.29, 5.30, 5.31 page 47,48,49
Instalasi
Hidrotest
Operasi
p pr= pe m SC
Dengan fab = 0.93 (pipa SAWL),
SC
t=609.6
0.4
pe 1.15 1.26
35 f y 0.93
0.4
t=609.6
pe 1.15 1.26
35 f y 0.93
0.4
0.4
Operasi
Untuk kondisi instalasi, Pe = 10.25 MPa sehingga:
0.4
API 5L
Dari Tabel E-6C API 5L, digunakan tekanan minimum tes yaitu 18.75 MPa atau 187.5
pada tabel tersebut. Untuk Gr. X60, tebal minimum pipa dengan NPS 24 adalah
15.9 mm. Untuk Gr. X52, tebal minimum pipa dengan NPS 24 adalah 22.2 mm.
Kriteria
Kondisi
Instalasi
Hidrotest
Operasi
Installati
on
External Pressure Hydrotes
Collapse
t
Operatin
g
Installati
on
Hydrotes
Local Buckling
t
Operatin
g
Installati
on
Propagation
Hydrotes
Buckling
t
Operatin
g
Tebal Dinding Pipa yang
Dipilih
Tebal Dinding Pipa yang
Dipilih (API 5L)
Internal Pressure
Containment
Kriteria
Kondisi
0.81
20.47
0.81
20.47
0.00
0.47
11.88
0.75
18.99
0.74
18.88
0.00
0.43
11.02
0.81
20.47
0.60
15.25
0.00
0.36
9.23
0.71
18.13
0.71
18.13
0.93
23.60
0.00
0.67
16.90
0.67
16.90
0.58
14.77
0.00
0.54
13.71
0.54
13.71
0.34
8.65
0.00
1.50
38.11
1.45
36.88
1.83
46.61
1.57
39.99
1.34
34.11
1.34
34.11
1.68
42.73
1.57
39.99
1.05
26.77
1.05
26.77
1.28
32.52
1.57
39.99
46.61
15.9
Tebal Dinding Pipa Gr. X52 Berdasarkan Kode
ASME
API
DNV-OSB31.8
RP1111
DNV 1981
F101
t
t
t
t
t
t
t
t
Instalasi
Hidrotest
Operasi
Installati
on
External Pressure Hydrotes
Collapse
t
Operatin
g
Installati
on
Hydrotes
Local Buckling
t
Operatin
g
Installati
on
Propagation
Hydrotes
Buckling
t
Operatin
g
Tebal Dinding Pipa yang
Dipilih
Tebal Dinding Pipa yang
Dipilih (API 5L)
Internal Pressure
Containment
(in.
(in.
)
(mm)
)
0.00
0.00 0.66
0.87 22.11 0.66
0.70 17.69 0.66
(in.
(in.
(mm)
)
(mm)
)
16.85 0.48 12.09 0.44
16.85 0.87 22.11 0.79
16.85 0.70 17.69 0.64
(mm)
11.13
20.06
16.15
0.82
20.86 0.82
20.86 0.00
0.49
12.49
0.76
19.27 0.78
19.90 0.00
0.46
11.59
0.82
20.86 0.61
15.60 0.00
0.38
9.76
0.72
18.35 0.72
18.35 0.93
23.60 0.00
0.67
17.06 0.67
17.06 0.58
14.77 0.00
0.54
13.77 0.54
13.77 0.34
8.65 0.00
1.59
40.44 1.45
36.88 1.96
49.77 1.67
42.34
1.61
40.89 1.34
34.11 1.80
45.65 1.67
42.34
1.26
32.08 1.26
32.08 1.37
34.79 1.67
42.34
49.77
22.2
Dari hasil tabel ringkasan ketebalan pipa di atas, terlihat bahwa ketebalan pipa
untuk material Grade X52 lebih besar daripada ketebalan pipa untuk material Grade
X60. Hal ini disebabkan karena nilai SMYS dari material X52 (359 MPa) lebih kecil
daripada X60 (414 MPa). Dengan nilai SMYS yang kecil, diperlukan luas penampang
yang besar untuk dapat menahan tegangan desain dibandingkan dengan material
X60.
Apabila memilih nilai maksimum dari empat kode tersebut, Grade X60 memerlukan
tebal pipa 46.61 mm dan grade X52 memerlukan tebal 49.77 mm. Untuk nilai
ketebalan dinding pipa dari API 5L, Grade X60 memerlukan tebal pipa minimum
15.9 mm dan Grade X52 memerlukan tebal pipa minimum 22.2 mm.
Appendices
Internal Pressure Containment
Local Buckling
Propagation Buckling