You are on page 1of 16

TUGAS MATA KULIAH

GEOLOGI KELAUTAN

MORFOLOGI BAWAH LAUT

Disusun Oleh :
TATYANA PUTRI ARININGRUM
21100110130080

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Oktober 2013

MORFOLOGI BAWAH LAUT


Morfologi Bawah Laut Muka bumi berbentuk bermacam-macam, tidak
hanya yang meliputi daratan namun juga termasuk dasar laut. Baik daratan
maupun dasar laut permukaannya tidak rata seperti apa yang kita duga, namun
berbeda-beda antara tinggi dan rendahnya. Ada pula yang perlu kita ketahui
bahwa bentuk muka bumi ini tidak tetap akan tetapi selalu berubah-ubah dari
waktu ke waktu. Perubahan ini disebabakan oleh energi atau tenaga yang
dihasilkan/berasal dari dalam bumi dan tenaga yang berasal dari luar bumi.

Gambar 1.1 Kenampakan Morfologi Bawah Laut

Tenaga endogen merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi


sedangkan untuk tenaga yang berasal dari luar bumi disebut tenaga eksogen.
Akibat dari kedua tenaga tersebut bumi selalu mengalami perubahan dan bentuk
permukaan bumi. Ada yang berupa gunung dalam laut, perbedaan tinggi rendah
permukaan bumi disebut relief. Relief tidak hanya terdapat di daratan tetapi juga
di dasar laut. Pada umumnya relief dasar laut terbentang dari utara ke selatan.

MORFOLOGI BAWAH LAUT BERDASARKAN KECURAMANNYA

1. Paparan Benua (Continental Shelf)


Paparan benua (continental shelf) merupakan dasar laut yang dangkal
dan merupakan daratan yang meluas serta terdapat disepanjang pantai.
Sebenarnya continental shelf ini merupakan bagian dari benua yang
berdekatan dan tergenang oleh air laut. Continental shelf ini dalamnya tak
lebih dari 200 m

Gambar 1.2 Paparan Benua (continental shelf)

Paparan benua (continental shelf) merupakan kelanjutan wilayah


benua (kontinen). Sebagian besar paparan terbentuk selama periode glacial
dan berupa permukaan daratan , tetapi sekarang relatif terendam dangkal di
bawah laut dikenal sebagai rak laut dan teluk-teluk.
Paparan benua ini terdiri dari lereng curam suatu dataran yang diikuti
oleh kenaikan secara mendatar dari dataran itu. Sedimen dari dataran tinggi
akan menuruni lereng dan terakumulasi sebagai tumpukan sedimen di dasar
lereng, yang disebut kontinental bertingkat dan daerah tebing paparan benua
disebut tebing benua/kontinen.
Lebar Paparan Benua sangat bervariasi. landas continental terbesar
adalah Paparan Siberia di Samudra Arktik - membentang hingga 1500
kilometer (930 mil) lebarnya. Lebar rata-rata Paparan Benua adalah sekitar 80

km (50 mil). Kedalaman Paparan Benua juga bervariasi, tetapi umumnya


terbatas pada air dangkal dari 150 m (490 kaki) dengan kemiringannya
biasanya cukup rendah, yaitu 0,5
Meskipun Paparan Benua termasuk kedalam fisiografi laut suatu
provinsi, namun hal ini tidak menjadikannya bagian dari cekungan laut
dalam, tetapi margin dari benua. Margin Pasif benua seperti yang terdapat di
sebagian besar pantai Atlantik yang memiliki Paparan Benua luas dan
dangkal, tersusun dari irisan tebal sedimen yang berasal dari erosi yang
panjang dari benua tetangga. Paparan Benua ini relatif curam, karena
seringnya terjadi gempa bumi yang membawa pergerakan sedimen sedimen
ke laut dalam. Contoh lain dari Paparan Benua adalah Dangkalan Sunda antara
Kalimantan, Jawa, dan Sumatera yang berkedalaman 40 45 meter

2. Lereng Benua (Continental Slope)


Lereng Benua (Continental Slope) biasanya terdapat di pinggir
continental shelf (landasan benua). Daerah continental slope bisa mencapai
kedalaman 1500 m dengan sudut kemiringan biasanya tidak lebih dari 5
derajat. Kedalaman lereng benua lebih dari 200 meter. Lebar dari lereng ini
mencapai 100 km.

Gambar 1.3 Lereng Benua (Continental Slope)

Tidak hanya submarine canyon, lereng benua ini merupakan jalan bagi
sedimen untuk tertransportasi menuju ke continental rise dan lantai samudera.
Penampakan lereng benua yang sekarang ini memilki banyak sekali variasi
dan beberapa lereng terakumulasi oleh tebalnya susunan sedimen. Lereng
benua secara relatif merupakan bagian yang terjal dari tepi landasan benua.
Beberapa lereng benua terbentuk oleh aktivitas tektonik seperti faulting dan
folding dimana disertai dengan erosi yang luas.

3. Dataran Dasar Laut (Deep Sea Plain)


Dataran dasar laut (deep sea plain) merupakan relief yang mempunyai
kelerengan hampir datar sampai landai karena adanya pengendapan dasar laut
meskipun masih terdapat seperti punggungan, plato palung, dan gunungapi
dasar laut yang muncul seperti pulau gunungapi

4. Laut Dalam (The Deeps)


Laut dalam merupakan kebalikan dari deep sea plain. Morfologi ini
relatif lebih curam dan sempit dan mencapai kedalaman lebih dari 5.000
meter. biasanya relief ini bentuknya memanjang dan terdapat adanya palung
laut

MORFOLOGI BAWAH LAUT BERDASARKAN BENTUKANNYA

Menurut Hutabarat (1985), bentuk-bentuk dasar laut terdiri dari:


1. Dataran Abisal (Basin Floor)
Dataran abisal (basin floor) adalah dasar laut yang luas setelah tebing
benua, dan mengarah ke laut lepas. Dataran abisal merupakan bagian dari
paparan benua.

Gambar 1.4 Dataran Abisal (Basin Floor)

Dataran abisal merupakan kenampakan topografi yang sangat datar,


dan kemungkinan kawasan ini merupakan tempat yang paling datar pada
permukaan bumi. Dataran abisal yang dijumpai di pantai Argentina
mempunyai perbedaan tinggi kurang dari 3 meter pada jarak lebih dari 1300
kilometer. Topografi yang datar ini kadang-kadang di selingi dengan puncakpuncak gunung bawah laut yang tertimbun.
Dataran abisal tersusun oleh akumulasi sedimen yang sangat tebal.
Kenampakan sedimen pada daerah ini menunjukkan bahwa dataran ini
dibentuk oleh endapan sedimen yang telah megalami pengangkutan sangat
jauh oleh arus turbidit. Endapan turbidit ini berselingan dengan material
sedimen yang berukuran lempung yang terus menerus terendapkan pada
tempat ini.
Dataran abisal didefinisikan sebagai dataran yang memiliki gradien
kurang dari 1:1000, yang berfungsi untuk membedakannya dari kenaikan
kontinental (continental rise) yang berdekatan. Dataran ini pada dasarnya
lingkungan yang paling luas dan datar di permukaan bumi. Kedalaman air di
atas dataran abyssal berkisar dari sekitar 3000 hingga 6000 m. Kedalaman
tersebut bisa bervariasi, dan kemiringan yang dimiliki bertahap sampai ratusan
kilometer. Topografi yang datar ini kadang-kadang di selingi dengan puncakpuncak gunung bawah laut yang tertimbun.

Dataran abisal tersusun oleh akumulasi sedimen yang sangat tebal.


Kenampakan sedimen pada daerah ini menunjukkan bahwa dataran ini
dibentuk oleh endapan sedimen yang telah megalami pengangkutan sangat
jauh oleh arus turbid. Endapan turbid ini berselingan dengan material sedimen
yang berukuran lempung yang terus menerus terendapkan pada tempat ini.
Dataran abisal dijumpai sebagai bagian dari dasar samudera pada
semua lautan. Dataran ini akan lebih luas apabila tidak dijumpai palung laut
yang berdekatan dengan daratan. Samudera Atlantik memiliki dataran abisal
yang lebih luas daripada samudera Pacifik karena samudera Atlantik
mempunyai palung laut jauh lebih sedikit dibandingkan yang dijumpai pada
samudera Pasifik. Dataran abyssal yang besar dan luas terjadi di masingmasing dari tiga cekungan laut besar dan juga hadir dalam mediterraneans
besar seperti Teluk Meksiko dan Laut Mediterania.

2. Ngarai Bawah Laut (Submarine Canyon)


Relief terbesar pada pinggiran benua (continental margin) berada pada
ngarai bawah laut (submarine canyon). Submarine canyon berbentuk seperti
lembah yang memotong lereng benua (continental slope) dan membentang
pada bagian landasan benua (continental shelf) dan continental rise. Lembah
dari submarine canyon biasanya berbentuk V, dengan sisi lembah curam. Jalur
dari lembah submarine canyon mungkin bisa lurus atau mungkin juga berlikuliku.

Gambar 1.5 Ngarai Bawah Laut (Submarine Canyon)

Submarine canyon adalah jalur utama dari sedimen untuk dibawa atau
mengalami transportasi dari benua ke lingkungan laut dalam. Gradien dari
lantai ngarai ini cukup terjal, pada lembah pendek berkisar 60 m dan pada
lembah yang panjang berkisar 10-15 m. Meskipun terlihat tidak terlalu curam,
namun kemiringan yang dimiliki lembah ini adalah 5 sampai 30 kali gradien
lereng benua (continental slope). Submarine canyon biasanya terdapat 2 km
dibawah permukaan laut. Ekstensi lembah relatif lurus, menebang sekitar 200
meter ke landas kontinen, dan melebar dari sekitar tiga kilometer di garis
pantai sekitar 15 mil ke arah laut yang akhir.
Contoh Submarine canyon adalah Congo Canyon, sungai ngarai
terbesar yang membentang dari sungai Congo, yang mempunyai panjang 800
km dan mempunyai kedalaman 1200 m, Amazon Canyon, yang membentang
dari sungai Amazon, Hudson Canyon yang membentang dari sungai Hudson
dan Zhemcug Canyon, submarine canyon terbesar yang ada di Laut Bering

3. Gunung Laut (Sea Mount)


Gunung bawah laut (sea mount) merupakan puncak-puncak gunung
yang muncul pada dasar samudera dengan ketinggian sampai beberapa ratus
meter di atas topografi sekitarnya. Puncak kerucut yang terjal ini telah banyak
dijumpai pada semua samudera di dunia ini . Samudera Pasifik merupakan
samudera dengan gunung bawah laut yang terbanyak dibandingkan dengan
samudera lainnya.
Jika pertumbuhan gunug api tersebut cukup cepat, maka gunungapi
tersebut akan membentuk suatu pulau. Setelah gunung tersebut tumbuh
sebagai pulau, gunung tersebut akan mengalami proses erosi oleh aliran air
permukaan dan kerja ombak sehingga ketinggiannya menurun sampai
mendekati muka air laut.
Gunung laut adalah bagian yang berdiri sendiri, dan kakinya mulai dari
dasar laut. Puncak gunung dapat muncul ke permukaan air. gunung ini
menjulang tinggi mencapai permukaan laut atau tidak namun akarnya ada di
dasar laut . Contohnya Gunung Krakatau di Selat Sunda.

Di dunia, terdapat lebih dari 30.000 gunung laut yang ada dibawah
samudra. Namun kebanyakan gunung laut ini berupa gunungapi yang sudah
mati atau sudah tidak aktif lagi.
Sea mounts dapat ditemukan di setiap cekungan lautan di dunia, Sea
mount terdistribusikan sangat luas dan baik dalam ruang dan waktu. Sebuah
gunung bawah laut secara teknis didefinisikan sebagai gunugn yang terisolasi
akibat meningkatnya elevasi 1.000 m (3.281 kaki) atau lebih dari dasar laut
sekitarnya,
Sea mounts cenderung ditemukan pada kerak samudera dekat
pegunungan tengah laut, mantel bulu, dan busur kepulauan. Hampir setengah
dari sea mounts dunia ditemukan di Samudra Pasifik, dan sisanya
terdistribusikan sebagian besar melintasi lautan Atlantik dan India. Secara
keseluruhan ada juga yang signifikan terdapat dalam distribusi disekitar
belahan bumi selatan.
Cara paling mudah untuk mengetahui proses terbentuknya gunung
laut barangkali adalah dengan melihat proses tektonik lempeng (plate
tectonic). Di daerah pemekaran samudra terjadi proses keluarnya material dari
mantel atas yang keluar seperti keluarnya gelembung air pada saat mendidih.
Arus berputarnya ini disebut arus konveksi.
Kerak samudra akan selalu bertambah atau bergerak karena terjadi
pembentukan kerak baru pada zona pemekaran samudra. Pada saat pergerakan
tentu saja ada lempeng yang berukuran besar sehingga membentuk sebuah
gunung api bawah laut. Gunung api bawah laut ini terbentuk diatas kerak
samudra dan terus terbawa oleh kerak samudra menuju zona penunjaman
disebelah kanan. Semakin jauh dari zona pemekaran, material mantel yang
cair

dan

panas

ini

akan

kehilangan

suhunya.

sehingga

membentuk seamount atau gunung laut yang seringkali berupa gundukan yang
tidak lagi berupa gunung api yang aktif. Ketika mendekati zona penunjaman,
bagian atas dari kerak samudra ini akan bergesekan dengan kerak benua.
Gesekan ini menimbulkan panas dan sering menyebabkan batuan pembentuk
kerak samudra ini meleleh. Batuan yang meleleh dan cair ini akan keluar

membentuk gunung api seperti yang kita lihat di rentetan Gunung


Api sepanjang bagiam barat Sumatra, hingga bagian selatan Jawa.
Biasanya gunung laut itu tidak lagi mendapatkan pasokan panas,
sehingga material penyusunnya tidak lagi berupa material cair panas seperti
sumber dapur magma.
Di Indonesia, banyak sekali seamount. Sea mounts yang terkenal
berada disebelah selatan Jawa. Salah satu gunungnya ada yang muncul
kepermukaan membentuk Pulau Natal atau Christmas Island. Pulau ini sangat
terkenal sebagai tujuan wisata. Daerah Pulau Natal ini memang tidak termasuk
teritorial Indonesia, bahkan masuk Australia.
Daerah dangkal dikelilingi lautan dalam ini sering merupakan daerah
berkumpulnya ikan-ikan laut karena daerah ini seringkali ditumbuhi karangkarang karena airnya jernih, jauh dari populasi manusia sehingga jauh dari
sampah dan polusi.

4. Mid Ocean Ridge


Mid Oceanic Ridge atau biasa disingkat MOR, merupakan rantai
gugusan gunungapi di bawah laut dimana kerak bumi baru terbentuk dari
lelehan magma dan aktivitas gunung berapi. MOR juga berasosiasi dengan
daerah divergensi lempeng tektonik yang membentuk celah di dasar laut (rift).
Pematang tengah samudera dijumpai pada semua samudera dan
merupakan 20% dari permukaan bumi, dan merupakan kenampakan topografi
yang sangat menakjubkan didasar laut. Topogarfi ini merupakan rangkaian
pegunungan yang memanjang sampai sekitar 65.000 kilometer. Meskipun
demikian kenampakan pematang tengah samudera sangat berbeda dengan
rangkaian pegunungan yang dijumpai di daratan. Pada rantai pegunungan di
daratan disusun oleh batuan granitik dan andesitik serta batuan dan batuan
metamorf yang megalami perlipatan dan penesaran, maka pematang tengah
samudera disusun oleh lapisan-lapisan batuan beku basaltik yang belum
mengalami deformasi.

Topografi mid ocean ridge ini tidak sempit tetapi mempunyai lebar
antara 500 sampai 5000 kilometer. Topografi ini cenderung kasar, terutama
dekat daerah pusat. Puncak dari pematang ditandai oleh adanya celah (rift) dan
dibatasi oleh pematang yang memanjang sampai ratusan kilometer. Sumbu
dari pematang ditandai oleh adanya gempa bumi yang terus menerus dan
dicirikan oleh aliran panas yang sangat tinggi dari kerak bumi. Celah yang
terdapat pada tengah pematang merupakan tempat magma baru muncul dari
astenosfer yang secara menerus membentuk kerak samudera baru. Celah ini
menggambarkan batas kerak yang divergen tempat terjadinya pemekaran
lantai dasar samudera (sea floor spreading).
Kenampakan yang menonjol dari pematang ini disebabkan karena
kerak samudera yang baru sangat panas, dan mempunyai volume yang lebih
besar daripada kerak samudera yang dingin. Ketika kerak yang baru ini
bergerak menjauh dari pusat pemekaran, terjadi lah proses pendinginan yang
bertahap dan terjadi pula kontraksi. Proses kontraksi panas ini semakin besar
semakin menjauhi pusat pemekaran. Dibutuhkan waktu sekitar 100 juta tahun
untuk terjadinya proses pendinginan dan kontraksi yang menyeluruh.
Sekarang batuan yang terbentuk tersebut terletak pada dasar samudera dan
telah tertutupi oleh lapisan sedimen yang tebal.
Pematang samudra (ocean ridge) pertama kali ditemukan di Samudra
Atlantik, di mana pada dasarnya membagi dua cekungan laut, kemudian
dikenal sebagai Mid-Atlantic Ridge. Pematang ini terbentuk akibat pergerakan
lempeng bumi secara divergen. Pergerakan lempeng secara divergen terjadi
pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break apart).
Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah
akan membentuk batas divergen. Pada lempeng samudra, proses ini
menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada
lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift
valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh
tersebut.

5. Continental Island
Continental Island merupakan beberapa pulau yang menurut sifat
geologisnya merupakan bagian dari masa tanah dataran benua besar yang
kemudian terpisah

6. Island Arc
Island Arc merupakan kumpulan pulau-pulau seperti Indonesia yang
mempunyai perbatasan dengan benua

7. Guyot (Table Mount)


Guyot atau sering juga disebut dengan table mount merupakan sebuah
gunung bawah laut yang terisolasi dengan rata-rata tinggi lebih dari 200 m
(660 kaki) di bawah permukaan laut. Puncak guyot berbentuk datar dan
diameternya dapat mencapai 10 km (6 mil). Guyot ini merupakan bekas dari
sebuah gunung api. Guyot paling sering ditemukan di kisaran samudera
pasifik. Diperkirakan ada sekitar 2000 guyot di cekungan pasifik. Guyot
menunjukan adanya bukti bahwa telah terjadinya penurunan permukaan yang
bertahap mulai dari pegunungan karang (reef), karang atol dan akhirnya
menjadi sebuah gunung yang yang tererndam di dalam. Hal ini terjadi
disebabkan oleh erosi, ombak, angin dan proses atmosfer. Kelerengan
tercuram dari guyots adalah sekitar 200
Faktor lain yang menyebabkan terjadinya guyot adalah pergerakan
bawah air yang dihasilkan oleh punggung samudera, seperti mid ocean ridge.
Secara bertahap mid ridge akan menyebar dari waktu ke waktu karena
terdorong lava cair dibawah peermukaan bumi dan

hali ini akan

menyebabkan terciptanya suatu dataran baru.

BETUKAN NEGATIF MORFOLOGI BAWAH LAUT

1. Lubuk Laut (Basin)

Lubuk laut (basin) merupakan cekungan di dasar laut berbentuk bulat


atau lonjong (oval). Basin terjadi akibat pemerosotan dasar laut. Dasar laut
yang bentuknya cekung seperti lembah dasar laut. Contoh dari lubuk laut yang
ada di Indonesia yaitu lubuk laut Banda, lubuk laut Sulawesi, lubuk laut Sulu

2. Palung Laut (Trech/Trog)


Palung Laut (Trench / trog) adalah dasar laut sangat dalam dan
berdinding curam, yang semakin ke dasar semakin menyempit. Palung sempit
dan tidak terlalu curam disebut trench, sedangkan palung yang lebih lebar dan
curam disebut trog. Kedalaman palung bisa mencapai 7.000 11.000 meter.
Fenomena ini yang menyebabkan terjadinya gempa bumi. Aktivitas
gunungapi juga berhubungan dengan proses pembentukan palung laut. Pada
laut yang terbuka, palung laut membentuk alur yang sejajar dengan deretan
pulau-pulau gunung api (volcanic island arcs). Sedangkan deretan gunung api
kemungkinan dijumpai sejajar dengan palung laut yang berdekatan dengan
daratan.
Aktivitas gunung api ini terjadi karena kerak bumi yang menunjam ke
dalam mantel bumi mengalami penghancuran dan mencairan yang membentuk
magma kembali. Proses ini disebut juga proses pergerakan lempeng secara
konvergen. Pergerakan secara konevergen terjadi apabila dua lempeng
tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang mengakibatkan
keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip beneath another).
Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua
atau lempeng samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones).
Di zona tunjaman inilah sering terjadi gempa. Pematang gunung-api (volcanic
ridges) dan parit samudra (oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.
Palung laut juga bisa terjadi akibat menyusupnya lempeng samudera
ke bawah lempeng benua. jadi lokasinya berada didaerah tumbukan lempeng
benua dan samudera, seperti di barat Pulau Sumatra dan selatan Pulau Jawa.

Contoh palung laut yang terdapat di dunia yaitu palung Mindanau


(10.475 meter), palung Laut Jawa (7.415 meter), palung Aleut (7.679 meter),
palung Jepang (9.755 meter), palung Puerto Rico (9.175 meter)

BENTUKAN POSITIF MORFOLOGI DASAR LAUT

1. Ambang Laut (Dremple)


Ambang laut (dremple) merupakann relief dasar laut yang berupa bukit
dalam laut yang memisahkan dua buah pulau. Di Indonesia, ambang laut Sulu
dimana dari ambang laut dikelilingi oleh pulau-pulau dan laut dangkal di
Sulawesi yang dipisahkan oleh ambang yang ada di Kepulauan Talaud

2. Cembungan (Rise / Sweels)


Cembungan (rise/sweels) adalah bentukan positif dengan ukuran
panjang dan lebar, lebih tinggi dari dasar laut rata-rata di sekitarnya.
Contohnyaadalah cembungan Hawaii dimana cembungan tersebut memiliki
panjang 3.500 km dan lebar 1.000 km

3. Punggung Laut (Ridge)


Punggung Laut adalah dasar lautan yang dangkal, memanjang, dan
sempit yang dikanan kirinya merupakan laut dalam. Contoh : pegunungan di
samudra atlantik,yaitu pegunungan atlantik utara dari kepulauan Azora sampai
ke Sint Paul.
Punggung laut atau punggung bukit lautan adalah bentukan di dasar
laut yang mirip tanggul raksasa. Panjangnya bisa ribuan kilometer. Punggung
laut dibatasi oleh laut dalam di kanan kirinya. Punggung laut yang berlereng
curam disebut ridge, sedangkan yang berlereng landai disebut rise.
Ridge terjadi ketika sebagian besar pegunungan laut bergerak atau
bergeser dan mendorong sisa lempeng tektonik jauh dari pegunungan-

pegunungan tersebut. Kebanyakan arah pergerakannya menuju ke zona


subduksi.
Proses lainnya adalah dengan apa yang seering disebut dengan
conveyor mantel. Gejala ini menunjukan bagian atas mantel yang terlalu
fleksibel untuk menghasilkan gesekan dan memungkinkan untuk menarik
lempeng tektonik ke arah yang tertentu. Selain itu, proses upwelling mantel
yang menyebabkan magma berpeluang membentuk tonjolan dibawah laut
menyebabkan adanya diskontinuitas seismic sekitar 400 km (250 mil)

DAFTAR PUSTAKA
Judson, Sheldon and Marvin E. Kauffman.1990. Physical Geology. Englewood
Cliffs, New Jersey: PRENTICE-HALL INC.
L. Doon Leet and Sheldon Judson.1958. Physical Geology, Second Edition.
Englewood Cliffs, New Jersey: PRENTICE-HALL INC.
Richard A. Davis, Jr. 1991. Oceanography; An Introduction to The Marine
Environment. United States of America: Wm. C. Brown Publisher.
http://adeliaulfie.blogspot.com/2012/02/relief-dasar-laut.html

diakses

pada

tanggal 16 Oktober 2013 pukul 19.07 WIB


http://adios19.wordpress.com/2011/06/02/10-morfologi-dasar-laut/ diakses pada
tanggal 16 Oktober 2013 pukul 18.35 WIB
http://cindytsasil.blogspot.com/2012/11/lembah-lautan_13.html#more

diakses

pada tanggal 16 Oktober 2013 pukul 19.08 WIB


http://dedigeografi.blogspot.com/2012/03/morfologi-laut.html

diakses

pada

tanggal 16 Oktober 2013 pukul 18.59 WIB


http://zee-marine.blogspot.com/2011/08/morfologi-dasar-laut.html diakses pada
tanggal 16 Oktober 2013 pukul 18.14 WIB

You might also like