You are on page 1of 13

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 1

Ketua :

Sri Mulyanti (1110311010)

Sekre 1:

Amalina (1110313003)

Sekre 2:

Benitiya (1110312070)

Anggota :

Ade Satria Apriadi (1110313094)


Dwi Novilolita (1110312130)
Edwin Danie Olsa (1110313063)
Fhany El Shara (1110313033)
Nidya Yunaz (1110312100)
Virissa Calista Harbaindo (1110312040)
Wiwi Hermy Putri (1110312010)

Tutor :

Dra. Asterina, MS

PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG
2011

SKENARIO 1 : VISITE PAGI YANG SENDU


Dr. Sani bergegas masuk ke bangsal bedah anak, karena akan visite pagi. Pagi ini dia
sangat terkejut melihat Ibu pasien yang sangat terpukul dengan keadaan anaknya. Pasien pertama
ini terbaring tidak berdaya. Ia ditabrak sepeda motor sewaktu pulang sekolah. Pemeriksaan
radiologi menunjukkan cedera pada vertebra L1 dan L2. Pasien ini tidak merasakan sensasi raba
maupun nyeri pada kedua tungkainya. Dia juga tidak dapat menggerakkan kedua ekstremitas
inferiornya tetapi gerakan ekstremitas atas cukup baik. Perawat yang mendampingi Dr. Sani juga
menambahkan bahwa pada pasien tersebut terjadi gangguan miksi dan defekasi. Dokter menduga
ada gangguan pada medula spinalis. Dokter menuliskan instruksi selanjutnya pada status pasien.
Pasien selanjutnya yang ditemui pada pagi ini adalah seorang anak dengan meningokel
yang berasal dari keluarga miskin. Dr. Sani merasa sangat prihatin dengan kondisi pasiennya dan
melihat wajah sendu dan penuh harap dari keluarga pasien yang sangat mengharap kesembuhan.
Bagaimana saudara menerangkan dasar seluler, organ dan fungsi
dari keadaan pasien tersebut?
A. Terminologi
1. Visite : pengunjungan dokter pada pasien yang dilakukan untuk memerksa dan

mengevaluasi perkembangan dan kondisi pasien


2. Bangsal : ruangan tempat pasien dirawat inap yang dibedakan berdasarkan penyakit
yang diderita
3. Radiologi : cabang ilmu kesehatan mengenai zat radioaktif dan energi pancarannya
yang berhubungan dengan diagnosis pengobatan penyakit baik dengan cara radiasi
4.
5.
6.
7.

ionisasi (sinar x) maupun non-ionisasi (ultrasonografi)


Ekstremitas inferior : anggota gerak bagian bawah (biasanya disebut tungkai)
Miksi : buang air kecil
Defekasi : buang air besar
Medula spinalis : bagian susunan saraf pusat terletak pada kanalis vertebralis dari

foramen magnum sampai bagian atas regio lumbalis


8. Meningokel : penonjolan meninges yang berbentuk seperti hernia akibat cacat pada
kranium

B. Menentukan masalah
1. Mengapa pasien terbaring tidak berdaya setelah ditabrak sepeda motor ?
2. Mengapa harus dilakukan pemeriksaan radiologi ?

3. Mengapa pasien tidak bisa merasakan sensasi raba atau nyeri pada tungkai ?
4. Mengapa pasien tidak bisa menggerakkan ekstermitas inferior ?
5. Mengapa hanya terjadi gangguan pada ekstremitas inferior ?
6. Mengapa terjadi gangguan miksi dan defekasi ?
7. Mengapa dokter menduga ada gangguan pada medula spinalis ?
8. Apakah ada hubungan antara meningokel dengan keluarga miskin ?
9. Apakah pasien yang menderita meningokel dapat sembuh ?
C. Analisis masalah
1. Bisa terjadi karena beberapa alasan yaitu terjadi cidera pada medula spinalis. Jadi
saraf terganggu, kehilangan darah, kesalahan pada ekstremitas, dan terjadi fraktur
pada tulang belakang yang merupakan/berfungsi sebagai penyokong
2. Dengan pemeriksaan radiologi kita dapat mengetahui kerusakan yang terjadi pada
tubuh bagian dalam. Hasil pemeriksaan juga dapat digunakan dalam penentuan
tindakan selanjutnya yang akan diambil.
3. Terjadinya cedera pada vertebra L1 dan L2 mengakibatkan susunan saraf di kanalis
vertebralis. Gangguan sensasi nyeri dan raba biasanya terjadi akibat kerusakan saraf
sensorik
4. Ada beberapa kemungkinan mengapa pasien tidak dapat menggerakkan ekstremitas
inferior, yaitu; Terdapat fraktur pada ekstremitas inferior, Terjadi kerusakan pada
saraf di vertebra lumbalis yang merupakan saraf yang mengatur ekstremitas inferior,
atau kemungkinan terjadi kerusakan pada saraf sensorik yang menyebabkan
teganggunya hantaran impuls ke saraf motorik
5. Hanya terjadi gangguan pada ekstremitas inferior karena pada pars lumbalis hanya
terdapat pesyarafan ekstremitas inferior, sedangkan bagian ekstemitas superior
terletak dibagian lain
6. Terjadi gangguan defekasi dan miksi karena syaraf yang mengatur proses defekasi
dan miksi yang terletak pada pars lumbalis mengalami cedera. Selain itu kerusakan
pada nervous L1 dan L2 dapat menyebabkan anestesia perianal, ganggan defekasi
dan miksi, impotensi, serta hilangnya refleks anal dan refleks bulboka vernosa
Pemeriksaan
7. Krena terjadi gangguan defekasi, kecelakaan
miksi, ekstremitas inferior,
dokter radiologi
menganalisis
terjadi kerusakan pada vertebra lumbalis
8. Terdapat hubungan antara status keluarga dengan meningokel. Meningokel
disebabkan
karena
kekurang asam
folat/vitamin
Ekstremitas
inferior
vertebra
L1 & L2B9 yang terdapat pada sayuran
berwarna hijau, buah-buahan berwara merah, daging, hati sapi, ikan, dan susu.
9. Bisa disembuhkan dengan menjalani operasi
raba & nyeri

Miksi dan defekasi

D. Skema
saraf perifer

Medula spinalis

otak

saraf sensorik (dari perifer ke otak)


saraf motorik (dari otak ke perifer)

meningokel

Kelainan kongenital

Keluarga miskin

biaya

nutrisi

edukasi

E. Learning Objective
1. Mahasiswa mampu menjelaskan embriologi dan kelainan kongenital pada sistem
2.
3.
4.
5.
6.

saraf
Kepedulian terhadap keseahatn
Mahasiswa
mampu menjelaskan
sistemfolat
saraf
Pemeriksaan
janin
Asam
B9anatomi
Mahasiswa mampu menjelaskan jenis sel saraf dan sel penunjang secara mikroskopik
Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi sistem saraf
Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem saraf otonom
infeksi
Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip radiologi

F. Menjelaskan Learning Objective


1. Embriologi sistem saraf
1.
Otak
Pada minggu ketiga, lapisan ectoderm mudigah mengalami penebalan membentuk
lempeng saraf yang terletak di daerah dorsal tengah dan di depan lubang primitive.
Pinggir lateral dari lempeng saraf ini akan menebal membentuk lipatan saraf.
Lipatan saraf akan semakin meninggi kegaris tengah hingga akhirnya bersatu
membentuk tabung saraf. Awalnya tabung saraf ini bersatu di bagian servikal namun
lama-kelamaan akan meluas ke arah cranial dan kaudal. Tapi pada ujung cranial dan
kaudal penyatuan ini tertunda, dan untuk sementara membentuk neuroporus cranial
dan kaudal untuk membentuk hubungan dengan rongga amnion.

Ujung sefalik dari tabung saraf membentuk tiga buah gelembung-gelembung otak
primer yaitu
a.
Proensefalon (otak depan)
Terdiri atas dua bagian yaitu

Telensefalon
terdiri atas hemisfer serebri kiri dan kanan, lamina terminalis
rongga-rongga yang terdapat dalam hemisfer serebri adalah ventikel lateral kiri dan
kanan yang berhubungan dengan diensefalon melalui foramen interventrikulare
monro.

Diensefalon
Ditandai oleh pebentukan gelembung mata
Diensefalon berkembang dari bagian median dari proensefalon, terdiri atas satu
lempeng atap dan dua amina alar. Kedua lempeng atap ini akan membentuk plexus
choroideus ventrikel ke-3. Bagian paling kaudal dari lempeng atap akan berkembang
menjadi corpus pineale atau epifisis.
Pada diencephalon terdapat rongga yang disebut ventrikel ke-3.
b.
Mesensefalon (otak tengah)
Memisahkan proensefalon dan rhombensefalon.
Mesensephalon mempunyai lamina basalis dan lamina alaris. Lapisan marginal dari
lamina basalis akan membentuk crus serebri yang berperan sebagai jalan bagi serabut
saraf untuk turun kepusat-pusat yang lebih rendah pada pons dan medulla spinalis.
Lamina alaris mesensefalon tampak sebagai dua tonjolan memanjang, yang pada
perkembangan selanjutnya sebuah alur melintang akan membagi tonjolan tersebut
menjadi collicus anterior sebagai penghubung dan pusat reflex penglihatan, dan
collicus posterior sebagai stasiun relai reflex pendengaran.
Pemisah anatara mesencephalon dengan rhombencephalon dikenal dengan isthmus
rhombencephali.
c.
Rhombensefalon (otok belakang)
Terdiri atas

Metensefalon , yang akan membentuk pons dan serebelum

Myelensefalon , yang akan membentuk medulla oblongata


Rongga pada rhombencephalon dikenal sebagai ventrikel ke-4. Antara ventrikel ke-3
dan ke-4 dihubungkan oleh aqueductus sylvii.
2.
Medulla spinalis
Dinding tabung saraf yang telah menutup terdiri atas sel-sel meuroepitel . Sel ini
akan meluas ke seluruh dinding membentuk lapisan epitel bertingkat semu. Sel ini
akan membelah dengan cepat dan menghasilkan semakin banyak sel neuroepitel.
Secara keseluruhan, lapisan ini dinamakan lapisan neuroepitelium.
Sel-sel neuroepitel ini juga membentuk jenis sel lain yaitu sel saraf primitive atau sel
neuroblas. Sel ini membentuk zona disekeliling lapisan neuroepitel, yang dikenal

sebagai lapisan mantel. Lapisan mantel ini nantinya akan menjadi substansi grissea
dari medulla spinalis.
Lapisan medulla spinalis yang paling luar mengandung serabut-serabut saraf yang
keluar dari neuroblas yang dikenal sebagai lapisan marginal. Akibat mielinisasi
serabut saraf, lapisan ini tampak berwarna putih sehingga disebut substansia alba
medulla spinalis.
2. Anatomi sisem saraf
Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan

jembatan varol.
Otak besar (serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang
berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan
kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks
otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor)
yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar
atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan
area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan,
membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut
dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian
depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara,
kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.

Gambar 1. Otak
(Dikutip dari buku
Putz, R. : Atlas
Anatomi Manusia)

Permukaan hemisfer serebri (cortex cerebri), mengandung :


- Susunan Lekuk (Fisura & Sulkus)
- Susunan Lipatan (Girus)
Yang terdapat diantara Sulcus
Fisura :
- Lebih dalam dari Sulcus
- Memisahkan bagian-bagian yang penting
- Seringkali merupakan area fungsional
Sulcus :
- Dangkal dari Fissura

Cortex Cerebri :
- Lobus Frontalis
- Lobus Parietalis
- Lobus Temporalis
- Lobus Occifitalis
Pada masing-masing lobus ditemukan :
- Sulcus

Gambar 2. Bagian
lobus otak
(Dikutip dari buku
Putz, R. : Atlas
Anatomi)

- Gyrus

Otak tengah (mesensefalon)


Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar
endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur

refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi
secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan
atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
Serebelum terdiri atas :
o 2 buah Hemispherium Cerebelli dan KA.
o Bagian tengah : Vernis
Susunan intrinsik Cerebellum.
Pada penampang melintang Cerebellum terdiri atas :
a. Cortex Cerebelli
b. Corpus Medullare
c. Nuclei Cerebelli

Gambar 3.
Serebelum
(Dikutip dari
buku Putz, R. :
Atlas Anatomi)

Sumsum sambung (medulla oblongata)


Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis
menuju ke otak. Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi
seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat
pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin,
batuk, dan berkedip.

Jembatan varol (pons varoli)

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan
kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
3. Sel saraf dan sel penunjang
a. Sel saraf (neuron) merupakan satuan kerja utama dari sistem saraf yang berfungsi
menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus
(rangsang). Jutaan sel saraf ini membentuk suatu sistem saraf.
Struktur
Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti
sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson.
Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi
mengirimkan impuls dari badan sel ke sel saraf yang lain atau ke jaringan lain. Akson
biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek. Pada ujung akhir dari akson
terdapat sinapsis yang merupakan celah antara ujung saraf dimana neurotransmitter
dilepaskan untuk menghantar impuls ke saraf selanjutnya atau organ yang dituju.
Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut
saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin
yang dibentuk oleh sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann merupakan
sel glia utama pada sistem saraf perifer yang berfungsi membentuk selubung mielin.
Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang
tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang dapat mempercepat penghantaran
impuls.
Pengelompokan : Berdasarkan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu sel saraf sensoris, sel saraf motorik, dan sel saraf intermediet
(asosiasi).
- Sel saraf sensorik. Fungsi sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari
reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang
(medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf
-

asosiasi (intermediet).
Sel saraf motorik. Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf
pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap
rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat

pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat


-

sangat panjang.
Sel saraf intermediet. Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini
dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel
saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya
yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari
reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok serabut saraf,
akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf.

Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.
b. Neuroglia ( sel pendukung) yaitu sel-sel yang menjaga , memelihara dan
mendukung sistem saraf.
Macam-macam neuroglia si sistem saraf perifer
Sel satelit ( sel kapsul)
Membentuk kapsul meliputi badan sel saraf ganglia
Memisahkan badan sel dari jaringan ikat di ganglia
Ganglia: kumpulan badan sel diluar SSP
Neurolemosit (sel neurolema)
Membentuk mielin neuronsaraf tepi.
Berhubungan dengan saraf yg bermielin atau tdk bermielin.
Macam-macam neuroglia si sistem saraf perifer
Astrosit
Mempertahankan nutrisi neuron
Membantu mempertahankan homeostasis zat2 kimia yang bereran pada
transmisi impuls
Menyediakan struktur &materi pendukung
Membantu mengatur perpindahan zat2 dari kapiler ke jar saraf
Menjaga impuls disaluran yg sesuai
Oligodendrosit
Menghasilkan dan mempertahankan mielin
Menyediakan rangka pendukung,
Mensuplai nutrisi
Dapat meningkatkan kecepatan hantaran pada hantaran meloncat
Sel mikroglial
Makrofag, sel fagosit yg berada di SSP
Pada kondisi dibawah tekanan , misalnya luka, menghilangkan pecahan2 sel
saraf
Sel ependimal
Membantu pembentukan membran dalam neuron pada proses pembentukan sel
saraf (embrionik)
Mensekresi cairan serebrospinal.
4. Fungsi sistem saraf
No

Nama

Jenis

Fungsi

Olfaktorius

Sensori

Menerima rangsang dari hidung dan


menghantarkannya ke otak untuk
diproses sebagai sensasi bau

II

Optik

Sensori

Menerima rangsang dari mata dan


menghantarkannya ke otak untuk
diproses sebagai persepsi visual

III

Okulomotor

Motorik

Menggerakkan sebagian besar otot


mata

IV

Troklearis

Motorik

Menggerakkan beberapa otot mata

Trigeminus

VI

Abdusen

VII

VIII

Fasialis

Vestibulokoklearis

Sensori: Menerima rangsangan dari


wajah untuk diproses di otak sebagai
Gabungan
sentuhan
Motorik: Menggerakkan rahang
Motorik

Abduksi mata

Sensorik: Menerima rangsang dari


bagian anterior lidah untuk diproses
di otak sebagai sensasi rasa
Gabungan
Motorik: Mengendalikan otot wajah
untuk menciptakan ekspresi wajah

Sensori

Sensori sistem
vestibular:
Mengendalikan
keseimbangan
Sensori koklea: Menerima rangsang
untuk diproses di otak sebagai suara

Glosofaringeus

Sensori: Menerima rangsang dari


bagian posterior lidah untuk diproses
Gabungan di otak sebagai sensasi rasa
Motorik: Mengendalikan organorgan dalam

Vagus

Sensori: Menerima rangsang dari


organ
dalam
Gabungan
Motorik: Mengendalikan organorgan dalam

XI

Aksesorius

Motorik

Mengendalikan pergerakan kepala

XII

Hipoglossus

Motorik

Mengendalikan pergerakan lidah

IX

5. Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidakdisadari atau
yang tidak dipengaruhi oleh kehendakkita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh
sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung. Sistemsaraf otonom terdiri
atas sistem saraf simpatik dansistem saraf parasimpatik. Sistem saraf simpatik
disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar daritulang
belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12.Sistem saraf ini berupa 25 pasang
ganglion atau simpulsaraf yang terdapat di sumsum tulang belakang. Fungsidari
sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut. Mempercepat denyut jantung
Memperlebar pembuluh darah
Memperlebar bronkus
Mempertinggi tekanan darah
Memperlambat gerak peristaltis
Memperlebar pupil
Menghambat sekresi empedu
Menurunkan sekresi ludah
Meningkatkan sekresi adrenalin.
Sistem saraf parasimpatikdisebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf
preganglion keluar dari daerah otak dan daerahsakral. Susunan saraf parasimpatik
berupa jaring- jaringyang berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di
seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju keorgan tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf
simpatik. Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi
sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat
denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut
jantung.
6. Kelainan kongenital
a. Cacat tabung saraf
Cacat korda spinalis: gangguan penutupan lipatan saraf pada minggu 3 dan 4.
Mengenai: meningen, vetebra, otot dan kulit
b. Cacat hipofisis
Kantong rathke menetap si atas faring sebagai hipofisis faring. terbentuk tumor di
c.

sela tursika.
Cacat kranium
-Holoprosensefalus: spektru kelainan berupa hilangnya struktur digaris tengah
sehingga terjadi malformasi otak dan wajah
-skizensefalus: celah besar di hemisferium serebri, hingga dapat terjadinya
lenyapnya jaringan otak.
-menginoensefalokel: osifikasi tulang tengkorak sehingga terjadi skuama
oksipitalis yang tidak terbentuk secara total.
-eksensefalus: kubah tengkorak tidak terbentuk
-hidrosefalus: akumulasi abvormal cairan serebrospinal pada ventrikel

-malformasi arnold-chriari: pergeseran ke arah kaudal dan herniasi struktur


serebelum melalui foramen magnum
-mikrosefalus:
kubah
kranium
lebih
kecil
dari
normal
d.

Megakolon kongenital: kegagalan pembentukan ganglion parasimpatis di

didinding sebagian atau semua kolon dan rektum karena gagal migrasi sel krista
neuralis.
e. Eksensefalus, ditandai oleh kegagalan bagian sefalik tabung saraf untuk menutup,
akibatnya kubah tengkorak tidak terbentuk sehingga otak yang cacat menjadi
terpajan
f. Meningokel, meningoesetalokel, mengihidroensefalokel disebabkan oleh osfikasi
tulang-tulang tengkorak. Tulang yang paling sering terkena adalah skuama
oksipitalis yang mungkin tidak terbentuk secara total atau parsial.
DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C. dan John E. Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisisi ke-11.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Putz, R. dan Pabst, R. 2007. Atlas Anatomi Manusia Sobotta, edisi ke-22. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Sukardi E. Neuroanatomia Medica. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia; 1985.
Weston T. Atlas Of Anatomy. London: Marshall Cavendish; 1993.

You might also like