Professional Documents
Culture Documents
SKENARIO 1
Ketua :
Sekre 1:
Amalina (1110313003)
Sekre 2:
Benitiya (1110312070)
Anggota :
Tutor :
Dra. Asterina, MS
PADANG
2011
B. Menentukan masalah
1. Mengapa pasien terbaring tidak berdaya setelah ditabrak sepeda motor ?
2. Mengapa harus dilakukan pemeriksaan radiologi ?
3. Mengapa pasien tidak bisa merasakan sensasi raba atau nyeri pada tungkai ?
4. Mengapa pasien tidak bisa menggerakkan ekstermitas inferior ?
5. Mengapa hanya terjadi gangguan pada ekstremitas inferior ?
6. Mengapa terjadi gangguan miksi dan defekasi ?
7. Mengapa dokter menduga ada gangguan pada medula spinalis ?
8. Apakah ada hubungan antara meningokel dengan keluarga miskin ?
9. Apakah pasien yang menderita meningokel dapat sembuh ?
C. Analisis masalah
1. Bisa terjadi karena beberapa alasan yaitu terjadi cidera pada medula spinalis. Jadi
saraf terganggu, kehilangan darah, kesalahan pada ekstremitas, dan terjadi fraktur
pada tulang belakang yang merupakan/berfungsi sebagai penyokong
2. Dengan pemeriksaan radiologi kita dapat mengetahui kerusakan yang terjadi pada
tubuh bagian dalam. Hasil pemeriksaan juga dapat digunakan dalam penentuan
tindakan selanjutnya yang akan diambil.
3. Terjadinya cedera pada vertebra L1 dan L2 mengakibatkan susunan saraf di kanalis
vertebralis. Gangguan sensasi nyeri dan raba biasanya terjadi akibat kerusakan saraf
sensorik
4. Ada beberapa kemungkinan mengapa pasien tidak dapat menggerakkan ekstremitas
inferior, yaitu; Terdapat fraktur pada ekstremitas inferior, Terjadi kerusakan pada
saraf di vertebra lumbalis yang merupakan saraf yang mengatur ekstremitas inferior,
atau kemungkinan terjadi kerusakan pada saraf sensorik yang menyebabkan
teganggunya hantaran impuls ke saraf motorik
5. Hanya terjadi gangguan pada ekstremitas inferior karena pada pars lumbalis hanya
terdapat pesyarafan ekstremitas inferior, sedangkan bagian ekstemitas superior
terletak dibagian lain
6. Terjadi gangguan defekasi dan miksi karena syaraf yang mengatur proses defekasi
dan miksi yang terletak pada pars lumbalis mengalami cedera. Selain itu kerusakan
pada nervous L1 dan L2 dapat menyebabkan anestesia perianal, ganggan defekasi
dan miksi, impotensi, serta hilangnya refleks anal dan refleks bulboka vernosa
Pemeriksaan
7. Krena terjadi gangguan defekasi, kecelakaan
miksi, ekstremitas inferior,
dokter radiologi
menganalisis
terjadi kerusakan pada vertebra lumbalis
8. Terdapat hubungan antara status keluarga dengan meningokel. Meningokel
disebabkan
karena
kekurang asam
folat/vitamin
Ekstremitas
inferior
vertebra
L1 & L2B9 yang terdapat pada sayuran
berwarna hijau, buah-buahan berwara merah, daging, hati sapi, ikan, dan susu.
9. Bisa disembuhkan dengan menjalani operasi
raba & nyeri
D. Skema
saraf perifer
Medula spinalis
otak
meningokel
Kelainan kongenital
Keluarga miskin
biaya
nutrisi
edukasi
E. Learning Objective
1. Mahasiswa mampu menjelaskan embriologi dan kelainan kongenital pada sistem
2.
3.
4.
5.
6.
saraf
Kepedulian terhadap keseahatn
Mahasiswa
mampu menjelaskan
sistemfolat
saraf
Pemeriksaan
janin
Asam
B9anatomi
Mahasiswa mampu menjelaskan jenis sel saraf dan sel penunjang secara mikroskopik
Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi sistem saraf
Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem saraf otonom
infeksi
Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip radiologi
Ujung sefalik dari tabung saraf membentuk tiga buah gelembung-gelembung otak
primer yaitu
a.
Proensefalon (otak depan)
Terdiri atas dua bagian yaitu
Telensefalon
terdiri atas hemisfer serebri kiri dan kanan, lamina terminalis
rongga-rongga yang terdapat dalam hemisfer serebri adalah ventikel lateral kiri dan
kanan yang berhubungan dengan diensefalon melalui foramen interventrikulare
monro.
Diensefalon
Ditandai oleh pebentukan gelembung mata
Diensefalon berkembang dari bagian median dari proensefalon, terdiri atas satu
lempeng atap dan dua amina alar. Kedua lempeng atap ini akan membentuk plexus
choroideus ventrikel ke-3. Bagian paling kaudal dari lempeng atap akan berkembang
menjadi corpus pineale atau epifisis.
Pada diencephalon terdapat rongga yang disebut ventrikel ke-3.
b.
Mesensefalon (otak tengah)
Memisahkan proensefalon dan rhombensefalon.
Mesensephalon mempunyai lamina basalis dan lamina alaris. Lapisan marginal dari
lamina basalis akan membentuk crus serebri yang berperan sebagai jalan bagi serabut
saraf untuk turun kepusat-pusat yang lebih rendah pada pons dan medulla spinalis.
Lamina alaris mesensefalon tampak sebagai dua tonjolan memanjang, yang pada
perkembangan selanjutnya sebuah alur melintang akan membagi tonjolan tersebut
menjadi collicus anterior sebagai penghubung dan pusat reflex penglihatan, dan
collicus posterior sebagai stasiun relai reflex pendengaran.
Pemisah anatara mesencephalon dengan rhombencephalon dikenal dengan isthmus
rhombencephali.
c.
Rhombensefalon (otok belakang)
Terdiri atas
sebagai lapisan mantel. Lapisan mantel ini nantinya akan menjadi substansi grissea
dari medulla spinalis.
Lapisan medulla spinalis yang paling luar mengandung serabut-serabut saraf yang
keluar dari neuroblas yang dikenal sebagai lapisan marginal. Akibat mielinisasi
serabut saraf, lapisan ini tampak berwarna putih sehingga disebut substansia alba
medulla spinalis.
2. Anatomi sisem saraf
Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan
jembatan varol.
Otak besar (serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang
berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan
kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks
otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor)
yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar
atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan
area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan,
membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut
dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian
depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara,
kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
Gambar 1. Otak
(Dikutip dari buku
Putz, R. : Atlas
Anatomi Manusia)
Cortex Cerebri :
- Lobus Frontalis
- Lobus Parietalis
- Lobus Temporalis
- Lobus Occifitalis
Pada masing-masing lobus ditemukan :
- Sulcus
Gambar 2. Bagian
lobus otak
(Dikutip dari buku
Putz, R. : Atlas
Anatomi)
- Gyrus
refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi
secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan
atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
Serebelum terdiri atas :
o 2 buah Hemispherium Cerebelli dan KA.
o Bagian tengah : Vernis
Susunan intrinsik Cerebellum.
Pada penampang melintang Cerebellum terdiri atas :
a. Cortex Cerebelli
b. Corpus Medullare
c. Nuclei Cerebelli
Gambar 3.
Serebelum
(Dikutip dari
buku Putz, R. :
Atlas Anatomi)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan
kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
3. Sel saraf dan sel penunjang
a. Sel saraf (neuron) merupakan satuan kerja utama dari sistem saraf yang berfungsi
menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus
(rangsang). Jutaan sel saraf ini membentuk suatu sistem saraf.
Struktur
Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti
sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson.
Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi
mengirimkan impuls dari badan sel ke sel saraf yang lain atau ke jaringan lain. Akson
biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek. Pada ujung akhir dari akson
terdapat sinapsis yang merupakan celah antara ujung saraf dimana neurotransmitter
dilepaskan untuk menghantar impuls ke saraf selanjutnya atau organ yang dituju.
Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut
saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin
yang dibentuk oleh sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann merupakan
sel glia utama pada sistem saraf perifer yang berfungsi membentuk selubung mielin.
Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang
tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang dapat mempercepat penghantaran
impuls.
Pengelompokan : Berdasarkan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu sel saraf sensoris, sel saraf motorik, dan sel saraf intermediet
(asosiasi).
- Sel saraf sensorik. Fungsi sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari
reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang
(medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf
-
asosiasi (intermediet).
Sel saraf motorik. Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf
pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap
rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat
sangat panjang.
Sel saraf intermediet. Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini
dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel
saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya
yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari
reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok serabut saraf,
akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf.
Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.
b. Neuroglia ( sel pendukung) yaitu sel-sel yang menjaga , memelihara dan
mendukung sistem saraf.
Macam-macam neuroglia si sistem saraf perifer
Sel satelit ( sel kapsul)
Membentuk kapsul meliputi badan sel saraf ganglia
Memisahkan badan sel dari jaringan ikat di ganglia
Ganglia: kumpulan badan sel diluar SSP
Neurolemosit (sel neurolema)
Membentuk mielin neuronsaraf tepi.
Berhubungan dengan saraf yg bermielin atau tdk bermielin.
Macam-macam neuroglia si sistem saraf perifer
Astrosit
Mempertahankan nutrisi neuron
Membantu mempertahankan homeostasis zat2 kimia yang bereran pada
transmisi impuls
Menyediakan struktur &materi pendukung
Membantu mengatur perpindahan zat2 dari kapiler ke jar saraf
Menjaga impuls disaluran yg sesuai
Oligodendrosit
Menghasilkan dan mempertahankan mielin
Menyediakan rangka pendukung,
Mensuplai nutrisi
Dapat meningkatkan kecepatan hantaran pada hantaran meloncat
Sel mikroglial
Makrofag, sel fagosit yg berada di SSP
Pada kondisi dibawah tekanan , misalnya luka, menghilangkan pecahan2 sel
saraf
Sel ependimal
Membantu pembentukan membran dalam neuron pada proses pembentukan sel
saraf (embrionik)
Mensekresi cairan serebrospinal.
4. Fungsi sistem saraf
No
Nama
Jenis
Fungsi
Olfaktorius
Sensori
II
Optik
Sensori
III
Okulomotor
Motorik
IV
Troklearis
Motorik
Trigeminus
VI
Abdusen
VII
VIII
Fasialis
Vestibulokoklearis
Abduksi mata
Sensori
Sensori sistem
vestibular:
Mengendalikan
keseimbangan
Sensori koklea: Menerima rangsang
untuk diproses di otak sebagai suara
Glosofaringeus
Vagus
XI
Aksesorius
Motorik
XII
Hipoglossus
Motorik
IX
5. Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidakdisadari atau
yang tidak dipengaruhi oleh kehendakkita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh
sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung. Sistemsaraf otonom terdiri
atas sistem saraf simpatik dansistem saraf parasimpatik. Sistem saraf simpatik
disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar daritulang
belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12.Sistem saraf ini berupa 25 pasang
ganglion atau simpulsaraf yang terdapat di sumsum tulang belakang. Fungsidari
sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut. Mempercepat denyut jantung
Memperlebar pembuluh darah
Memperlebar bronkus
Mempertinggi tekanan darah
Memperlambat gerak peristaltis
Memperlebar pupil
Menghambat sekresi empedu
Menurunkan sekresi ludah
Meningkatkan sekresi adrenalin.
Sistem saraf parasimpatikdisebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf
preganglion keluar dari daerah otak dan daerahsakral. Susunan saraf parasimpatik
berupa jaring- jaringyang berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di
seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju keorgan tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf
simpatik. Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi
sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat
denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut
jantung.
6. Kelainan kongenital
a. Cacat tabung saraf
Cacat korda spinalis: gangguan penutupan lipatan saraf pada minggu 3 dan 4.
Mengenai: meningen, vetebra, otot dan kulit
b. Cacat hipofisis
Kantong rathke menetap si atas faring sebagai hipofisis faring. terbentuk tumor di
c.
sela tursika.
Cacat kranium
-Holoprosensefalus: spektru kelainan berupa hilangnya struktur digaris tengah
sehingga terjadi malformasi otak dan wajah
-skizensefalus: celah besar di hemisferium serebri, hingga dapat terjadinya
lenyapnya jaringan otak.
-menginoensefalokel: osifikasi tulang tengkorak sehingga terjadi skuama
oksipitalis yang tidak terbentuk secara total.
-eksensefalus: kubah tengkorak tidak terbentuk
-hidrosefalus: akumulasi abvormal cairan serebrospinal pada ventrikel
didinding sebagian atau semua kolon dan rektum karena gagal migrasi sel krista
neuralis.
e. Eksensefalus, ditandai oleh kegagalan bagian sefalik tabung saraf untuk menutup,
akibatnya kubah tengkorak tidak terbentuk sehingga otak yang cacat menjadi
terpajan
f. Meningokel, meningoesetalokel, mengihidroensefalokel disebabkan oleh osfikasi
tulang-tulang tengkorak. Tulang yang paling sering terkena adalah skuama
oksipitalis yang mungkin tidak terbentuk secara total atau parsial.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C. dan John E. Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisisi ke-11.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Putz, R. dan Pabst, R. 2007. Atlas Anatomi Manusia Sobotta, edisi ke-22. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Sukardi E. Neuroanatomia Medica. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia; 1985.
Weston T. Atlas Of Anatomy. London: Marshall Cavendish; 1993.