You are on page 1of 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kuliah Pengenalan Pertanian merupakan salah satu cara memperkenalkan
mahasiswa dengan dunia nyata. Langkah ini ditempuh dalam upaya membekali
mahasiswa mengenal dunia pertanian (pertania tanaman pangan, peternakan
dan perikanan) terutama ditinjau dari sistem agribisnis dengan semua
subsistemnya di masyarakat. Hal ini juga diinspirasi oleh kondisi mahasiswa
pertanian umumnya, sebagian besar dari mereka berasal dari wilayah perkotaan
sehingga pengetahuan dan pemahaman dunia pertanian perlu diberikan kepada
mahasiswa.
Mahasiswa harus menginap dan hidup bersama keluarga petani selama 2
hari 1 malam di desa Sewukan, Dukun, Magelang, Jawa Tengah. Kegiatan ini
memiliki banyak manfaat positifnya bagi mahasiswa tingkat awal, sehingga
Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
mulai tahun ajaran 2015/2016 menjadikan kegiatan ini sebagai mata kuliah
wajib pada jurusan Agribisnis dan Agroteknologi.
Melalui kegiatan Pengenalan Pertanian, mahasiswa pada keluarga petani
di pedesaan mahasiswa akan memiliki pengalaman pribadi yang diharapkan
mampu menjadikannya lebih berempati pada nasib dan kehidupan petani di
pedesaan. Secara teknis mereka akan memahami dan menguasai berbagai
teknologi usahatani yang diterapkan oleh petani (subsistem proses produksi
pertanian), secara ekonomis mereka dapat mengetahui bagaimana subsistem
pemasaran input-output pertanian, secara sosial mereka dapat memahami
bagaimana subsistem penunjang berperan dalam sistem agribisnis.

B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengenali pengetahuan tanah, yang meliputi profil
tanah, jenis tanah, dan peruntukannya untuk budidaya tanaman.
2. Mahasiswa mampu mengenali pengetahuan dasar budidaya tanaman pangan
dan hortikultura.
3. Mahasiswa mampu melakukan observasi kegiatan budidaya tanaman pada
tingkat petani dengan metode pengamatan langsung.
4. Mahasiswa mampu mengenali sebagian kegiatan budidaya tanaman secara
benar.
5. Mahasiswa mampu mengenali kehidupan social ekonomi masyarakat tani
dan melakukan observasi.
6. Mahasiswa mampu mengenali kegiatan pertanian dalam skala industri.
7. Mahasiswa mampu melakukan praktik budidaya secara benar sesuai
komoditas.
8. Mahasiswa mampu menyusun laporan observasi yang meliputi analisis,
interprestasi dan kesimpulan.
C. Manfaat Kegiatan
a Menentukan tingkat perubahan perilaku mahasiswa setelah pengenalan
pertanian dilaksanakan yang bertujuan untuk pertanian berkelanjutan
b Mahasiswa jadi lebih mengetahui aktivitas kehidupan para petani sehari
c

hari
Mengetahui harga-harga sayuran yang dijual petani ke pengepul maupun
kekonsumen langsung

D. Pelaksanaan
Praktikum dilaksanakan pada :
Hari
: Sabtu - Minggu
Tanggal
: 21-22 November 2015
Tempat
: Desa Sewukan, Dukun, Magelang, Jawa Tengah
BAB II
KEGIATAN PENGENALAN PERTANIAN
A. PENGENALAN PROFIL TANAH, JENIS TANAH, KESESUAIAN
LAHAN

Pengenalan pertanian yang dilaksanakan pada 21 November 2015 di Desa


Sewukan

Kecamatan Dukun Magelang Jawa Tengah yang berada pada

koordinat : S 07 31 55,8 E 110 21 9,2 memiliki fisiografi berupa sistem


vulkanik dan bahan induknya berasal dari abu vulkanik gunung merapi. Relief
dari dusun sewukan tersebut yaitu berupa teras-teras sehingga lahan tersebut
digunakan sebagai sawah dan tegalan. Sistem drainasenya termasuk cepat
karena lokasi tersebut berada pada ketinggian 700 mdpl dengan kemiringan 9
25% dan juga memiliki jeluk mempan 120 cm. Tanah yang berada didusun
sewukan ini memilki 3 klasifikasi menurut PPT, FAO-UNESCO, dan Soil
Taxonomi. Berikut klasifikasinya
No. Profil
: C5
Pendeskripsi
:Ananta Putra Judamala dan Eka Irawan Firmansyah
Lokasi
: Desa Sewukan
Tgl.Pengmtan
: 21 November 2015
Koordinat
: S 07 31 55,8 E 110 21 9,2
Cuaca
: Mendung
Vegetasi
: Bawang daun,rumput gajah,bunga kol,cabai,padi
Bahan Induk
: Abu vulkanik dari Gunung Merapi
Penggunaan Lahan
: Lahan sawah dan tegal
Fisiografi
: Sistem Vulkanik
Kemiringan Lereng
: 9 25%
Relief
: Teras
Ketinggian Tempat
: 700 m dpl
Drainase permukaan
: Cepat
Jeluk mempan
: 120 cm
Jenis Lapisan pembatas (bila jeluk mempan < 100cm) : Klasifikasi tanah
:
1. PPT
: Regosol
2. FAO-UNESCO
: Regosol
3. Soil Taxonomy
: Entisol
Tabel 1. Morfologi
No. Lapisan
Batas Lapisan

II

III

IV

Bentuk : Rata
datar
Rata miring
Berombak
Bergelombang

Tak beraturan
Patah patah
Melidah
Kelas Tekstur

Geluh pasiran

Geluh
pasiran

Pasir geluhan

Pasir geluhan

Struktur
Tipe
Ukuran
Derajat
Warna
pH
Bahan organic
Kapur

Granuler
Sedang

Granuler
Sedang

Granuler
Agak kasar

Granuler
Sedang

Agak kuat

Agak kuat

Agak kuat

Agak kuat

Very Dark Grey

Dark brown

Brown

Very dark brown

7,5 YR 3/2
5,5
+++
Tidak ada

7.5 YR 3/3
5
+++
Tidak ada

7,5 YR 4/3
5
++
Tidak ada

7,5 YR 2,5/3
5
+
Tidak ada

Proses pembentukan tanah


Pelapukan bahan induk yang berasal dari erupsi gunung Merapi. Tanah
regosol merupakan tanah muda,yang bertekstur dari lapisan atas yaitu geluh debu,
kemudian bertekstur geluh pasiran hingga lapisan ketiga. Kemudian geluh debu
pada lapisan keempat bertipe remah dengan pH sekitar 5 dan warna 7,5 YR
yang tersusun dari bahan organik. Pembentuk lapisan atau perkembangan horizon
dapat membangun tubuh alam yang disebut tanah. Tanah terbentuk dari letusan
material vulkanik dan memiliki 5 faktor pembentuk tanah, diantaranya :
1. Bahan induk
Bahan induk adalah bahan penyusun tanah itu sendiri yang berupa batuan.
Sifat bahan induk yang memakai satu pengaruh yang mendalam pada
perkembangan tanah termasuk tekstur, komposisi mineral, dan tingkat
stratifikasi. Pembentukan tanah dapat dimulai segera setelah penimbunan abu
vulkanik, tetapi harus menunggu penghancuran batuan keras secara fisik
dimana granit dibuka. Selama stadium awal pembentukan tanah, penghancuran
dapat membatasi laju dan kedalaman perkembangan tanah, dimana laju dan
penghancuran batuan melebihi laju perpindahan bahan oleh erosi, tanah-tanah
produktif dengan solum tebal dapat berkembang dari batuan dasar.
2. Iklim
Pengaruh iklim penting karena mempengaruhi pembentukan tanah adalah
temperatur. Iklim juga mempengaruhi pembentukan tanah secara tidak
langsung yang menentukan vegetasi alami. Setiap kenaikan 10C akan
menaikkan laju reaksi kimia dua sampai tiga kali. Meningkatnya pelapukan
dan kandungan liat terjadi dengan meningkatnya rata-rata temperature tanah.
Rupanya hanya tanah-tanah yang sangat muda mempunyai pengaruh iklim
yang konstan selama genesa tanah. Jika suhu semakin tinggi maka makin cepat
pula reaksi kimia berlangsung. Makin tinggi curah hujan, makin tinggi pula
tingkat keasaman tanah.

3. Waktu
Lamanya bahan induk mengalami pelapukan dan perkembangan tanah
memainkan peran penting dalam menentukan jenis tanah yang terbentuk.
4. Relief
Disebut juga faktor pembentukan tanah yang bekerja secara pasif dimana
wilayah tersebut lebih tinggi, biasanya lebih cepat proses pembentukannya
karena semakin banyak pengaruh iklim.
5. Organisme
Ini juga merupakan faktor yang aktif. Pelaku organisme itu sendiri dalam
proses pembentukan tanah adalah flora dan fauna baik yang mikro maupun
makro, karena biasanya organisme ini berfungsi sebagai penggembur sehingga
tanah dapat dibentuk.
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi membentuk bermacam-macam jenis
tanah. Organisme dalam tanah anatara lain petani, makhluk hidup, tinggi rendah.

Tabel 2
Kedalaman

Sketsa profil tanah

Uraian

(cm) lapisan

Pada lapisan I (0 - 17/22) cm


terlihat adanya banyak akar
dari

vegetasi

tumbuhan.

Lapisan II (17/22 - 37/40) cm


I.

( 0 - 17/22)

II.

(17/22 - 37/40)

III.

(37/40 - 52/54)

IV.

(52/54 +)

dijumpai

akar

tumbuhan,

sarang semut dan cacing.


Lapisan III (37/40 - 52/54)
cm

hanya

dijumpai

akar

tumbuhan. Lapisan IV (52/54


+)

cm

sebagian

tanah

mengandung unsur besi(fe)


berwarna

kekuningan

dan

ada akar tumbuhan.

Keterangan tambahan
Tanaman yang di budidayakan disekitar lahan adalah padi,cabai,bunga
kol,bawang daun,rumput gajah.
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat
dengan cara menggali lubang dengan ukuran tertentu dan kedalaman tertentu pula
sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tekanan pori diukur
relative terhadap tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah. Tanah yang
diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena adanya rongga
rongga udara (Pasaribu, 2007).
Horizon tanah merupakan suatu lapisan tanah yang hamper sejajar dengan
permukaan bumi yang merupakan hasil evolusi dan terdapat perbedaan sifat-sifat
diantara horizon-horizon yang berbatasan (Henry D Foth, 1984).

Ada enam horizon dan lapisan utama dalam tanah yang masing-masing
diberi symbol dengan satu huruf capital yaitu (dari atas ke bawah) O, A, E, B, C
dan horizon yang berbentuk batuan atau horizon R (Harjowigeno, 2003).
Horizon O didominasi oleh bahan organic pecahan-pecahan mineral
volumenya kecil dan beratnya biasa kurang dari separuhnya (Henry D Foth,
1984).
Asam organic dan CO2 yang diproduksi oleh tumbuhan yang membusuk
meresap ke bawah horizon E atau zona pencucian (Elevasi). Pencucian mineral
lempung dan terlarut ini dapat membuat horizon tanah berwarna pucat seperti
pasir (Hakim, 2007).
Horizon B atau zona akumulasi kadang agak melempung dan berwarna
merah atau coklat karena akibat kandungan hematite dan lionitnya (Pairunan,
1985).
Horizon C merupakan suatu lapisan yang sukar dipengaruhi oleh prosesproses pembentukan tanah dan tidak memiliki sifat-sifat horizon lainnya
(Henry D Foth, 1985).
Menurut Henry D Foth, factor-faktor perkembangan profil tanah yaitu :
a. Iklim, faktor yang paling menentukan dalam perkembangan profil tanah,
oleh karenanya karakteristik umum suatu tanah sanagt tergantung pada
perubahan kondisi iklim.
b. Tekstur tanah, menunjukkan kasar halusnya dari fraksi tanah halus.
Teristimewa tekstur merupakan perbandingan relative pasir, debu dan liat
atau kelompok partikel-partikel sekunder dengan ukuran lebih kecil dari
kerikil.
c. Struktur tanah menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel
tanah primer sampai pada partikel-partikel sekunder atau agregat.
d. Warna tanah, sifat tanah nyata dan mudah dikenali.
e. Batas lapisan tanah.
B. PENGENALAN BUDIDAYA TANAMAN TAHAP PRAPRODUKSI
(Pengolahan tanah, kebutuhan saprodi, dan teknik budidaya)
Pada pengenalan budidaya tanaman tahap produksi terdiri dari pengolahan
tanah, kebutuhan saprodi, dan teknik budidaya. Dibagian pengolahan lahan
akan dibahs tentang sistem olah tanah, pengolahan tanah, pupuk dasar

pemulsaan yang digunakan pada penanaman tanaman cabai. Sedangkan pada


bagian sistem tanam akan dibahas asal benih, nama varietas, sistem tanam,
jarak tanam, cara tanam,jumlah benih/bibit per lubang, umur bibit. Semua itu
dapat kita lihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 3
No

KEGIATAN

URAIAN

KETERANGAN

.
1.

Pengolahan Lahan
a.Sistem Olah Tanah

Oalah Tanah Sempurna

b.Pengolahan Tanah

Mencangkul

c.Pupuk Dasar (jenis dan

- Pupuk kandang (6 ton)


- Pupuk kimia (100kg)

dosis)

Dengan cara
dicangkul
Pengolahan dengan
cara dicangkul
NPK 15:15:15
- Memantulkan

- Warna atas perak


- Warna bawah hitam

sinar matahari
- Mencegah gulma

a.Asal Benih

Beli

1 benih = Rp 150,-

b.Nama Varietas

Benih OR 52

c.Sistem Tanam

Tumpangsari

d.Jarak Tanam

1 bedeng 1 baris

e.Cara Tanam

Pembibitan

d.Pemulsaan (bahan)

2.

Sistem Tanam

f.Jumlah Bibit/Benih Per


Lubang
g.Umur Bibit

1 bibit per lubang

Cabai dan bunga


kol
35 cm
1 bedengan 30
lubang

- Cabai = 25 hari
- Bunga kol = 50 hari

Di desa Sewukan kecamatan Dukun, Magelang , Jawa Tengah kebanyakan


penduduknya bekerja sebagai petani. Mayoritas tanaman yang ditanam adalah
tanaman padi, cabai, bunga kol, bawang daun, buncis terong, dll. Mereka

menanamnya di sawah dan di tegalan. Pada tahap praproduksi petani desa


Sewukan melakukan pengolahan lahan sistem olah tanah sempurna dengan
cara dicangkul. Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang sebanyak 6
ton dan pupuk kimia sebanyak 100 kg yaitu pupuk NPK dengan perbandingan
15:15:15. Setelah diberi pupuk lahan diberi mulsa dengan warna atas berwarna
perak yang bertujuan untuk memantulkan sinar matahari dan warna hitam di
bawah dengan tujuan untuk mencegah gulma yang tumbuh pada tanaman
cabai.
Para petani desa Sewukan kecamatan Dukun, Magelang, Jawa Tengah
mendapatkan benih cabai dengan cara membeli dengan harga Rp150,- per
benihnya. Benih yang digunakan adalah benih OR 42. Biasanya para petani
desa Sewukan menggunakan sistem tanam tumpangsari yaitu menanam
tanaman cabai dan bunga kol secara bersamaan dengan jarak tanam 35 cm pada
setiap 1 bedeng 1 baris. Cara tanam yang digunakan adalah pembibitan dengan
jumlah 1 bibit per lubang pada 1 bedengan terdiri dari 30 lubang. Umur bibit
yang siap tanam untuk tanaman cabai adalah 25 hari sedangkan tanaman bunga
kol adalah 50 hari.

C. PENGENALAN TAHAP BUDIDAYA TANAMAN TAHAP PRODUKSI


(Pemeliharaan, Identifikasi agroklimat, Pengamatan pertumbuhan dan
gejala penyimpangan)
Pada tahap produksi menjelaskan tentang pemeliharaan tanaman dan
panen.

Pemeliharaan

tanaman

berisi

tentang

pengairan,

pemupukan,

pembumbunan, pengendalian OPT, dll. Sedangkan pada pnen menjelaskan


tentang umur tanaman, tanda-tanda, cara alat, dan frekuensi. Dari hasil
pengamatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4
NO.

KEGIATAN

1.

Pemeliharaan Tanaman

URAIAN

KETERANGAN

1). Pengairan
Siram dan curah

Irigasi permanen tidak

hujan

butuh banyak air

b.Waktu

Tergantung musim

Pagi hari

c.Saluran irigasi

Teknis

Irigasi tersier

a.Sistem irigasi

2). Pemupukan
a.Jenis pupuk

NPK mutiara dan


pupuk kandang

b.Dosis

12 mL

1 gelas 1 lubang

c.Cara

siraman

Ditumpahkan
Tanaman tumbuh 10-15

d.Umur tanaman

10-15 hari

hari baru diberi pupuk


NPK mutiara dan
kandang
Pemberian pupuk

e.Frekuensi

3x

tergantung dari jumlah


tanaman yang tumbuh

3). Pembumbunan
a.Waktu

10-15 hari

b.Alat

Tangan

Manual dengan tangan

c.Frekuensi

2-3x

4). Pengendalian OPT


a.Gulma

Rumput

Mengganggu
penyerapan unsur hara
Gulma di bawah mulsa

(1). Cara

Khemis

dihilangkan dengan
pestisida

(2). Bahan

Herbisida

(3). Dosis

15mg/L
Setelah 100 hari

(4). Frekuensi

7-10 hari sekali

herbisida 2x
penyemprotan
-Di dalam mulsa

(5). Alat

Tangan dan

dicabut

sabit/clurit
-Di luar mulsa disabit
Jamur pangkal

Menjadi parasit pada

batang

tumbuhan

(1). Cara

Khemis

Semprot/kocor

(2). Bahan

Fungisida

(3). Dosis

- Cair 2 mg/L
- Padat 1-2 gr/L

b.Penyakit

(4). Frekuensi
(5). Alat
(6). Umur tanaman

Min 5-10 minggu

-Sebelum tanam

sekali

-Setelah tanam 25 hari

Semprot sprayer

Sprayer

1-2 hari setelah


pindah tanam

c.Hama

Bekicot

(1). Cara

Khemis

(2). Bahan

Siputok,
Insektisida

Bekicot memakan
tanaman
Memakai bahan kimia

(3). Dosis

(4). Frekuensi

Ditabur 0,5-1
gr/tanaman
3x aplikasi, 5-10
minggu

(5). Alat

Penyemprotan

(6). Umur tanaman

25 hari

5). Lainnya

Buncis

a.Perompesan

Setelah 100 hari


insektisida 2x
penyemprotan
Sprayer
Setelah umur 25 hari
tanaman disemprot

Tunas di bawah
cabang penyiangan
Tempat perambatan

b.Pemasangan ajir

Setengah bulan

tumbuhan setelah
tumbuh tinggi

2.

Panen
a.Umur tanaman

100 setelah tanam

Siap panen

- Cabai: berwarna
b.Tanda-tanda

merah
- Bunga kol: bunga
sudah merekah

c.Cara

Dipetik dengan
tangan, mekanik

d.Alat

Mekanik

e.Frekuensi

Bertahap

Tangan
Tangan
Tergantung warna
cabai

Pada tahap produksi para petani desa Sewukan menggunakan sistem


irigasi siram dan curah hujan dengan irigasi permanen yang tidak
membutuhkan banyak air dan tergantung musim yang ada dan biasanya disiram
pada pagi hari. Saluran irigasi yang digunakan adalah teknis yaitu irigasi
tersier. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk NPK mutiara dan pupuk

kandang dengan dosis 12 mL untuk 1 gelas 1 dengan cara disiramkan pada


tanamannya.tanaman yang sudah berumur 10-15 hari baru boleh diberi pupuk
NPK mutiara dan pupuk kandang dengan frekuensi 3x. Pemberian pupuk
tergantung pada berapa jumlah tanaman yang tumbuh. Waktu yang dilakukan
untuk pembumbunan sekitar 10-15 hari dilakukan manual dengan tangan
secara 2-3x.
Para petani desa Sewukan biasa melakukan pengendalian OPT seperti
rumput yang mengganggu penyerapan unsur hara dengan cara khemis yaitu
gulma yang berada di bawah mulsa dicabut menggunakan tangan atau
disemprot

pestisida

yang

berbahan

herbisida

dengan

dosis

5mg/L.

Penyemprotan dilakukan sebanyak 7-10 hari sekali. Setelah umur tanaman 100
hari herbisida disemprotkan sebnayak 2x pemyemprotan. Alat yang digunakan
biasanya tangan untuk membersihkan gulma yang berada di dalam mulsa dan
sabit (clurit) digunakan untuk membersihkan gulma yang berada di luar mulsa.
Penyakit yang biasa menyerang tanaman cabai adalah jamur pada pangkal
batang yang menjadi parasit pada tumbuhan.petani desa Sewukan membasmi
jamur dengan cara menyemprotkan cairan kimia yang berbahan fungisida
dengan dosi cair 2 mg/L dan padat 1-2 gr/L minimal 5-10 hari sekali pada saat
sebelum tanam dam setelah tanam 25 hari menggunakan sprayer. Di lahan
pertanian desa Sewukan juga sering terkena hama bekicot yang sering
memakan tanaman. Bekicot dapat dikendalikan dengan cara menyemprotkan
bahan kimia insektisida dengan dosis 0,5-1 gr/tanaman menggunakan sprayer
setelah umur tanaman mencapai 25 hari atau menggunakan siputok. Untuk
penanaman buncis dilakuakan perompesanpada tunas di bawah cabang
penyiangan. Setelah buncis berumur setengah bulan atau 15 hari dilakukan
pemasangan ajir sembagai tempat merambat tumbuhan setelah tumbuh tinggi.
Umur tanaman yang siap panen sekitar 100 hari setelah tanam deng ciriciri tanaman cabai berwarna merah dan bunga kol bunganya sudah merekah
dengan cara mekanik yaitu dipetik dengan tangan dalam waktu yang bertahap
tergantung warna cabai.
D. PENGENALAN BUDIDAYA TANAMAN TAHAP PASCA PANEN
1. Tanaman Cabai

Di dalam tahap pascapanen akan menjelaskan beberapa hal


yaitu pengemasan, bahan yang digunakan, transportasi, penanganan,
dan proses pengolahan. Kita dapat melihat uraiannya dari tabel di
bawah ini.
Tabel 5
NO.
1.

KEGIATAN

URAIAN

KETERANGAN

Pascapanen
a.Pengemasan

Bagor/karung

b.Bahan

Plastik

c.Transportasi

Mobil pick up

d.Penanganan

Langsung di jual

e.Pengolahan

Sebagai wadah cabai


Membungkus dalam
ukuran lebih kecil
Untuk membawa hasil
panen ke pasar

Dari tabel di atas menjelaskan bahwa pada tahap pascapanen


tanaman cabai dikemas menggunakan bagor/karung dalam jumlah yang
besar,sedangkan untuk dalam ukuran yang lebih kecil tanaman cabai
yang sudah dipanen dibungkus menggunakan plastik. Setelah cabai
dikemas lalu dibawa menuju pasar menggunakan mobil pick up yang
dapat memuat banyak. Sesampainya di pasar tanaman cabai langsung
dijual kepada pembeli tanpa adanya proses pengolahan.
2. Sub Terminal Agribisnis (STA)
I. Sejarah Pendirian
Sub Terminal Agibisnis (STA) didirikan oleh H. Riswanto
Sugiyono pada tahun 2000. Tujuan dari pendirian Sub Terminal
Agibisnis (STA) antara lain dapat mengkover pemasaran
komoditas sayuran ditingat Magelang, sebagai pasar lintas kota,
menyediakan sembako, pakaian, saprodi (benih, pupuk, obat
pertanian, dll),pemasok kebutuhan secara grosir dan eceran.
Manfaat Sub Terminal Agibisnis (STA) bagi petani di desa
Sewukan dan sekitarnya adalah lebih mudah memasarkan hasil

panen, petani mendapat ilmu lebih yang didapat, perhatian lebih


dari pemerintah pada sektor pertanian, lebih mudah mendapatkan
saprodi. Sedangkan manfaat Sub Terminal Agibisnis (STA) bagi
Pemerintahan desa Sewukan adalah menambah pemasokan kas
desa, dapat memiliki sistem kelembagaan yang lebih baik,
kebutuhan hasil panen pertanian lebih mudah didapat.
Bentuk dukungan Pemerintah Daerah pada saat pendirian
Sub Terminal Agibisnis (STA) dengan cara memberikan berbagai
fasilitas melalui dana APBN 2005 sedangkan bentuk dukungan
Pemerintah Daerah pada saat sekarang dengan cara membangun
kios baru yang tercatat 109 kios, 92 los area, area bongkar muat
seluas 700 m, area parkir seluas 2000 m, dll. Jumlah pedaganag
yang berada di Sub Terminal Agibisnis (STA) hingga saat ini
berjumlah 31 orang. Pasaat pendirian Sub Terminal Agibisnis
(STA) ada beberapa kendala yang dihapi diantaranya air yang
mengalir ke jalan, kurangnya dana, dan tanah yang dibangun masih
milik kepala desa. Beberapa bentuk penyaluran pemasaran yang
berada di Sub Terminal Agibisnis (STA) diantaranya para petani
menjual

hasil

panennya

kepada

pengepul

lalu

pengepul

membawanya menuju pasar, setelah sampai di pasar sayuran dijual


kepada tengkulak dan dipasarkan di pasar yang berada di daerah
Jogja dan Semarang. Atau ada petani yang menjual hasil panennya
langsung kepada tengkulak dan ada juda yang langsung di jual
grosir.
Susunan Pengurus STA
Kepala Desa
Sewukan
Bendahara
Desa Sewukan

Dedi Kiswanto
BPD Sewukan
Ketua Pasar
Sutrisno

Sekretaris

Bendahara

Ika

Setyo Puji
Lestari SE

Sie Pungutan
1. Ngadiro
2. Untung

Sie Parkir
1. Kelik
2. Yanto

Sie
Kebersihan
Sukri

Sie Keamanan
Linmas Desa
Sewukan

II. Aktivitas-Aktivitas yang Dilakukan di STA


Pedagang 1 (Pak Wit)
Pak Wit merupakan pedagang pengumpul lokal yang berada
di Terminal Agibisnis (STA) dan berasal dari Sekayu, Pakis. Jenisjenis sayuran yang diperjual belikan antara lain tomat sejumlah 49
kg dan umbi sejumlah 48 kg dengan sistem langsung dijual habis di
Terminal Agibisnis (STA). Kendaraan yang di gunakan Pak Wit
adalah mobil pick up dengan nomor polisi AA 1789 K. Biasanya
Pak Wit mengunjungi STA sebanyak 7 kali dalam seminggu.
Pedagang 2 (Ibu Kasiyah)
Sama halnya Pak Wit Ibu Kasiyah juga pengumpul lokal
yang berada di Terminal Agibisnis (STA) dan berasal dari desa
Gejayan. Jenis-jenis sayuran yang diperjual belikan adalah ceisin
sejumlah 15 kg, kubis 60 kg, terong 15 kg, kentang 10 kg. Setelah
dari STA Ibu Kasiyah akan menuju Pasar Talun dengan kendaraan
ojek. Ibu Kasiyah mengunjungi STA dalam 7 hari dalam seminggu.

E. PENGENALAN KEHDUPAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

Keluarga bapak Parlan tinggal di dusun Sewukan 1, desa Sewukan,


kecamatan Dukun, Magelang, Jawa Tengah. Bapak Parlan sebagai kepala
keluarga mempunyai satu istri dan dua anak yang semuanya beragama Islam.
Sebagai kepala keluarga bapak Parlan mempunyai pekerjaan pokok sebagai
buruh bangunan dan pekerjaan sampingan sebagai petani. Umur bapak Parlan
adalah 40 tahun dan pendidikan terakhir bapak Parlan adalah SMP. Istri bapak
Parlan bernama bu Untari yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Umur bu
Untari adalah 35 tahun dan pendidikan terakhirnya adalah SMP. Anak pertama
dari bapak Parlan dan bu Untari bernama Robby Agung S yang berumur 17
tahun dan sedang belajar di bangku SMK. Sedangkan anak kedua dari
pasangan bapak Parlan dan bu Untari bernama Fajar Imam S yang berumur 7
tahun dan sedang belajar dibangku SD.
1. Keadaan Penguasaan Lahan
Keluarga bapak Parlan memiliki lahan tegal seluas 1000 m yang
digarap sendiri tanpa bantuan orang lain. Beliau juga menyewa lahan
dengan luas lahan 800 m. Sehingga jumlah total lahan yang digarap
keluarga bapak Parlan adalah 1800 m dengan jumlah dua lahan. bapak
Parlan sebagai petani hanya sebagai pekerjaan sampingan untuk mengisi
waktu luang jika pekerjaan utamanya sebagai buruh bangunan sedang
tidak ada pesanan.
2. Macam Tanaman dan Produksi : Tegalan
Tabel 6
NO.

MACAM TANAMAN

MK-1

MK-2

MK-3

a. Luas tanam

1800 m

1800 m

1800 m

b. Produksi

200 kg

200 kg

200 kg

Sayuran

Sayuran

Sayuran

segar

segar

segar

Rp 10.000

Rp 10.000

Rp 10.000

1800 m

1800 m

1800 m

Tanaman Buncis

1.

c. Bentuk hasil
d. Harga/satuan
2.

Tanaman Terong
a. Luas tanam

b. Produksi

200 kg

200 kg

200 kg

Sayuran

Sayuran

Sayuran

segar

segar

segar

Rp 3.000

Rp 3.000

Rp 3.000

a. Luas tanam

1800 m

1800 m

1800 m

b. Produksi

200 kg

200 kg

200 kg

Sayuran

Sayuran

Sayuran

segar

segar

segar

Rp 4.000

Rp 4.000

Rp 4.000

c. Bentuk hasil
d. Harga/satuan
Tanaman Bunga Kol

3.

c. Bentuk hasil
d. Harga/satuan
Pola Pergiliran Tanaman
Tabel 7

BULAN

LAHA
N

Tegal
Ket

MH

MK-1

MK-2

10

11

12

: BUNCIS : TERONG : BUNGA KOL

Bapak Parlan menggunakan sistem tanam tumpangsari yaitu istem


tanam dimana menanam berbagai macam tanaman dalam satu lahan
petak yang bertujuan untuk memanfaatkan lahan kosong dan bisa
mendapat penghasilan lebih. Tanaman yang di tanam bapak Parlan pada
sistem tumpangsari diantaranya adalah tanaman buncis, terong, dan
bunga kol.
3. Biaya Sarana Produksi dan Biaya Lain-Lain
Biaya sarana produksi bergantung daripada jumlah benih/bibit
yang akan ditanam, pupuk yang digunakan, pestisida, dan tenaga kerja
keluarga.
a) Tanaman Buncis

Jenis lahan yang digunakan adalah tegal dengan luas 1800 m .


Untuk menanam buncis dibutuhkan bibit sebanyak 3 kg. Dalam
penanaman buncis ini biasanya keluarga Pak Parlan hanya
memakai pupuk jenis kandang yang dibeli sebanyak 120
keranjang dengan harga Rp3.000/keranjang. Untuk menghindari
dan mencegah hama dan penyakit pada tanaman padi Pak Parlan
menggunakan pestisida yang dibelinya dengan harga Rp
120.000 / liter. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menanam dan
merawat tanaman padi ini hanya dibutuhkan satu orang tenaga
kerja yang berasal dari keluarga sendiri yaitu Pak Parlan.
b) Tanaman Terong
Dalam penanaman terong memerlukan benih sebanyak 1 kg
dengan harga Rp.40.000 / kg ditanam pada lahan jenis tegal
seluas 1800 m.Tanaman terong yang ditanam oleh Pak Parlan
menggunakan jenis pupuk kandang yang dibeli sebanyak 120
keranjang dengan harga Rp3.000/keranjang. Untuk menghindari
dan mencegah hama dan penyakit pada tanaman padi Pak Parlan
menggunakan pestisida yang dibelinya dengan harga Rp
120.000 / liter. Tenaga kerja yang digunakan hanya berasal dari
keluarga sendiri yang berjumlah 1 orang yaitu Pak parlan sendiri.
c) Tanaman Bunga Kol
Tanaman jagung yang ditanam menggunakan benih sebanyak 1
kg yang dibeli seharga Rp 60.000 /kg. Jenis pupuk yang
digunakan adalah kandang yang dibeli sebanyak 120 keranjang
dengan harga Rp3.000/keranjang. Untuk menghindari dan
mencegah hama dan penyakit pada tanaman padi Pak Parlan
menggunakan pestisida yang dibelinya dengan harga Rp
120.000 / liter. Tenaga kerja yang digunakan hanya berasal dari
keluarga sendiri yang berjumlah 1 orang yaitu Pak parlan sendiri.
4. Usaha Tanaman Tahunan

Keluarga Pak Parlan tidak memiliki usaha tanaman tahunan seperti


buah-buahan dikarenakan tidak memiliki pekarang yang dapat ditanami
buah-buahan.
5. Usaha Ternak
Keluarga Pak Parlan juga tidak memiliki ternak.
6. Pendapatan Luar Usaha Tani
Selain bekerja sebagai petani Pak Parlan juga mempunyai
pekerjaan utama yaitu sebagai buruh bangunan deng upah sebesar Rp
600.000/hari jika ada pesanan saja. Sehingga untuk mengisi waktu luang
saat tidak bekerja sebagai buruh bangunan Pak Parlan bekerja sebagai
petani.
7. Kepemilikan/Asset Rumah Tangga
Keluarga Pak Parlan mempunyai emas seberat 5 gram senilai Rp
2.000.000 dan memiliki motor sebanyak 2 buah dengan nilai Rp
21.000.000. Pak Parlan tidak memiliki sepeda, mobil, dan sawah tetapi
hanya memiliki tegal seluas 1000 m dengan nilai Rp 100.000.000.
keluarga Pak Parlan juga tidak memiliki pekarangan, ternak besar dan
ternak kecil.
8. Rencana Pemanfaatan Tabungan
Tabungan yang dimiliki keluarga Pak Parlan berencana digunakan
apabila jika ada yang tibatiba sakit karena sakit datangnya tiba-tiba, jagajaga bila ada hajatan yang dilakukan pada saat sebelum penanaman dan
setelah panen,danuntuk berjaga-jaga bila ada dalam keadaan yang sangat
genting.
F. PENGENALAN PERTANIAN DALAM SKALA INDUSTRI
a

Sejarah Sabila Farm


Sekali waktu saya bertanya mengapa harus terbang ke Yogyakarta
hanya untuk membeli buah pepaya. Jawabannya,kepuasan dan kenikmatan
buah terbaik tidak bisa diukur dengan nilai uang. Itulah arti jawaban
konsumen saya ketika itu, tutur M. agung Soetopo. Itu adalah sekelumit
kisah baru yang dialami Gun Soetopo pada saat ini. Terdengar klise ketika
dia mengungkapkan keresahannya melihat Indonesia hanya menjadi pasar

bagi berbagai komoditas asing, apalagi buah-buhan segar.


Saat itu, dia mengaku tidak mampu berbuat apa-apa karena ketika itu
statusnya hanya sebagai pegawai negeri sipil. Gun tercatat sebagai PNS di
Departemen Pekerjaan Umum Pusat yang saat ini berganti menjadi
Kementerian Pekerjaan Umum di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan pada
1982-1985. Pada saat itu, dia lebih sering merenungi pasar domestik yang
terus menjadi target pasar asing. Tidak hanya untuk komoditas pertanian,
tetapi juga untuk berbagai sektor lain yang menjadi kebutuhan primer rakyat
Indonesia yang jumlahnya ratusan juta jiwa. Tidak tahan menyaksikan
derasnya arus masuk komoditas buah-buahan dan hortikultura dari negara
lain Gun memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisinya sebagai abdi
negara yang telah dijalaninya dalam tempo 3 tahun.
Sejak itu saya mulai berkonsentrasi membudidayakan tanaman buahbuahan dan hortikultura. Khususnya buah naga, tutur alumni Jurusan IlmuIlmu Tanah, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor tersebut.Hingga
2002, dia mampu menghasilkan berbagai komoditas buah dan hortikultura
di kawasan Depok, Jawa Barat.Namun, Gun tidak bertahan lama di daerah
itu dan setahun kemudian kembali ke daerah asalnya di Jawa Tengah.
Pria kelahiran Sragen ini menetap di Pakem, Yogyakarta dan membuka
lahan pertanian yang diberi nama Sabila Farm di Jalan Kaliurang Desa
Pakembinangun. Luas area budi daya berbagai komoditas termasuk tanaman
unggulannya buah naga 6,5 hektare. Alasan Gun fokus pada budidaya buah
naga adalah pertimbangan ekonomis. Sejak muncul putik atau calon buah
hanya perlu menunggu 30 hari untuk dipanen. Alasan kedua, semua tipe
tanah bisa dijadikan lahan budi daya buah tersebut.
Dengan metodologi tanam yang dilakukannya secara otodidak, ternyata
mampu menghasilkan produk berkualitas prima.Soal kualitas buah naga
hasil tanam Pakde Gun, begitu biasa dia dipanggil, berani diuji dengan
produk impor termasuk mengadu kualitas rasa, ukuran, dan rasa manis.
Setahu saya buah naga terbesar impor hanya sekitar 5 ons dan hasil per

kebunan saya bisa mencapai 7 ons, katanya. Itu baru cerita dari kisah
bobot, belum dari kualitas rasa dan warna. Hal yang lebih unik lagi,
pemasaran buah naga hasil perkebunan sendiri dan mitranya tidak pernah
dilakukan di minimarket modern. Alasannya, dia tidak berkenan menjual
buah naga di gerai-gerai toko modern.Saya ingin membuktikan buah lokal
lebih baik dibandingkan buah impor. Khususnya buah naga. Kepada siapa
saya harus membuktikan itu? Tentu saja kepada masyarakat Indonesia. Oleh
karena itu saya hanya menjual buah naga di pasar-pasar, katanya.Melalui
sistem pemasaranseperti itu, Gun ingin memberi pemahaman kepada
masyarakat agar jangan terlalu silau denganproduk impor terutama buahbuahan yang terus menghimpit peredaran produk buah lokal.
Melalui kampanye mengonsumsi buah lokal, target utamanya agar
masyarakat memahami bahwa impor tidak selalu lebih baik dibandingkan
produksi dalam negeri ditengarai buah-buah impor memakai zat pengawet.
Sebagai perbandingan, buah pepaya yang juga menjadi salah satu komoditas
andalannya, harganya jauh lebih mahal dibandingkan buah sejenis dari mana
pun.
Buah pepaya secara umum mugkin dijual hanya sekitar Rp2.000 per
kilogram, sedangkan pepaya yang dibudidayakanPakde Gun mencapai
Rp10.000 per kilogramnya. Apa keistimewaannya, coba saja rasakan,
katanya membuat penasaran.
Kepiawaian membudidayakan berbagai buah dengan kualitas nomor
satu itu membuat Gun didaulat menjadi Ketua Asosiasi Buah Naga
Indonesia. Posisi itu juga dimanfaatkan untuk mengajak seluruh masyarakat
Indonesia berwirausaha melalui budi daya buah naga. Gun yang juga
menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Hortikultura Nasional
tersebut menyatakan jika produk buah lokal bisa menguasai pasar dalam
negeri, maka senilai Rp7,3 triliun per tahun menjadi kontribusi kepada
negara dari sektor industri buah-buahan dan hortikultura.
Sabila Farm menyediakan buah naga jenis buah berdaging putih dan merah.

Sabila Farm juga merupakan tempat P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan
Pedesaan Swadaya). Selama ini telah dipasarkan di Yogyakarta, Jakarta dan
Surabaya.
Luas kebun 2 ha, 2000 batang tanaman buah naga berumur antara 2 4
tahun
Dikelola oleh 5 orang tenaga kerja
Panen : bulan Nopember s/d April
Panen raya : Desember s/d Pebruari
Produksi 5 10 kg/ pohon atau sekitar 60 buah
Merapi Dragon Fruit
Jln. Kaliurang Km.18,5 Kertodadi, Pakembinangun ,Pakem, Sleman
Yogyakarta
b

Tehnik Budidaya Buah Naga


Buah naga merupakan tanaman yang tidak sulit untuk ditanam karena
buah naga dapat tumbuh pada kondisi dan lingkungan yang sesuai. Dengan
kondisi tersebut perlu beberapa teknik budidaya secara intensif agar bias
mencapai produksi yang memuaskan baik jumlah maupun mutunya. Adapun
teknik budidaya buah naga adalah sebagai berikut :
1) Persiapan pembibitan
Persiapan pembibitan dengan Stek tanaman naga dari cabang /
batang yang sudah berbuah dengan panjang 30 cm, dipilih batang
yang sehat dan tidak terkena penyakit. Perbanyakan tidak hanya dari
vegetatif tapi juga dari perbanyakan generatif (biji). Semaikan dalam
media polybag yang berisi campuran tanah, pupuk kandang dan
pasir dengan perbandingan 3 : 2 : 1 (3 tanah, 2 pupuk kandang, dan 1
pasir). Sebelum disemaikan stek naga dipotong kerucut agar mudah
ditanam. Masukkan bibit ke dalam media sekitar 4 cm. Satu polybag
hanya ditanami satu bibit dan usahakan media cukup lembab. Bibit
siap ditanam pada umur 3 bulan.

2) Persiapan Lahan
Persiapan lahan bertujuan untuk memberikan kondisi lingkungan
yang sesuai dengan perkembangan tanaman dan pembentukan hasil.
Tanah terlebih dahulu diolah dan lapisan tanah dibolak balik
dengan menggunakan cangkul atau hand tractor dengan tujuan agar
tanah menjadi gembur. Selanjutnya membuat bedengan dengan
ukuran 1,5 m arah memanjang dan antar bedengan dibuat parit untuk
saluran air.
3) Persiapan Penanaman
Buat jarak tanam 2,5 m x 2m tergantung kesuburan tanah, jika tanah
subur maka jarak tanam diperlebar 2,5 m x 2,5 m. Tanah yang subur
dicirikan dengan warna tanah kehitaman, mengandung sedikit pasir
dan remah jika dipegang dan tanah tidak menggumpal. Buat lubanag
tanaman dengan kedalam 60 cm dengan lebar lubang tanaman 60 cm
x 60 cm.Buat tiang beton dengan 10 cm x 10 cm, ketinggian 2,5 m
bagian atas tiang deberi ban bekas sepeda motor dengan diameter 40
cm dan diberi besidengan arah silang dengan ukuran besi 30 cm.
4) Penanaman
Pada lubang tanaman yang sudah siap diletakkan beton dengan
kedalaman 50 cm dibawah permukaan tanah, sedang diatas
permukaan tanah 2 m timbun dengan tanah, kemudian diberi pupuk
yang sudah matang (kompos) 5 kg. Bibit yang sudah siap kemudian
ditanam, pada tiap-tiap penyangga ditanami 4 bibit naga yang
letaknya simetris antara satu dengan yang lain. Pada tiap-tiap beton
berisi 4 tanaman naga. Kemudian tiap 1-2 bulan diberi pupuk yang
sudah matang (kompos)dengan dosis 2- 5 kg / tanaman.
5) Pemeliharaan

a) Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan unsur hara dalam
tanah. Mengenal sifat pupuk sangat penting, hubungannya dengan
kebutuhan pupuk bagi tanaman buah naga. Unsur nitrogen (N)
dibutuhkan dalam jumlah yang elbih besar pada awal masa
pertumbuhan tanaman yakni sejak tanaman m,asih muda hingga
menjelang berbunga. Ketika tanaman buah naga mendekati masa
berbunga tanaman banyak membutuhkan pupuk dengan
kandungamn fosfor (P) dan kalium yang tinggi. Pupuk kandang
yang sudah matang diberikan dengan dosis 2-5 kg pertanaman,
dosis pemupukan ditingkatkan sesuai dengan pertumbuhan
tanaman dan diberikan 1-2 bulan selama 3 kali periode.
Selanjutnya setelah tiga periode (6 bulan), kemudian pupuk
dengan NPK berimbang (15 : 15: 15) sebanyak 2 sendok teh
pertanaman. Disamping itu bisa ditambahkan dengan pupuk
mikro misal : metalik dengan konsentrasi 4 cc perliter air, dan
masing- masing tanaman 3 liter. Pada umur 6 bulan beri pupuk
hortigo kuning dan hortigo power masing-masing 0,5 sendok teh
pertanaman.. Pemupukan harus dilakukan secara berkala sehingga
dapat dipenuhi respon yang cepat dari pertumbuhan buah
naga.Untuk pemupukan bulan ketujuh hingga kedua belas adalah
NPK 50 gr dan Za 20 gr per bulan per tiang (tempat tanaman).
Untuk tahun berikutnya tanaman diberikan pupuk NPK 75 gr dan
Za 30 gr per bulan per tiang.
b) Pemangkasan
Lakukan pemangkasan baik untuk pembentukan cabang baru
maupun cabang produktif . Pada umur 812 bulan tanaman akan
berbunga. Setelah petik buah batang dipotong untuk merangsang
tunas-tunas baru. Biasanya tunas baru itu tumbuh besar dan
menghadap ke langit, biarkan tinggi turus 1,5 meter kemudian

potong pucuk 3 meter. Upayakan tunas baru jangan sampai lebih


dari 5 tunas karena dapat mengganggu pertumbuhan buah naga.
c) Pengairan
d) Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT)
Pada Salsabila Farm hama yang menjadi kendala adalah :
Tungau :Hama Tungau (Tetranychus sp.) akan menyerang kulit
batang atau cabang yang merusak jaringan klorofil yang berfungsi
untuk asimilasi dari hijau menjadi cokelat. Penanggulangannya
dengan menyemprotkan Omite dengan dosis 1-2 gr/ltr air yang
dilakukan 2-3 kali seminggu.
Kutu Putih :Tanaman buah naga yang diserang hama kutu putih
(mealybug) pada permukaan batang atau cabang akan berselaput
kehitaman dan terlihat kotor. Hama ini bisa dikendalikan dengan
menyemprotkan Kanon dengan dosis 1-2 cc/ltr air seminggu
sekali pada cabang yang diserang. Biasanya dua kali
penyemprotan hama kutu putih sudah hilang.
Kutu Sisik : Hama kutu sisik (Pseudococus sp.) umumnya berada
pada bagian cabang yang tidak terkena matahari langsung dan
cabang yang diserang hama ini akan terlihat kusam. Hama ini
juga bisa diatasi dengan penyemprotan Kanon dengan dosis sama
dengan pengendalian hama kutu putih pada sela-sela tanaman
yang ternaungi atau tidak terkena sinar matahari.
e) Panen
Buah naga berbunga pada umur 12 bulan 18 bulan dari kuncup
bunga menjadi buah siap petik membutuhkan waktu 50- 55 hari.
Buah yang sudah siap dipetik dengan ciri warna buah merah
keseluruhan atau sisik buah (tumbai) berubah warna dari hijau
menjadi kemerahan dan pada pangkal buah ditandai daun buah

naga mengkerut, kemudian buah siap dipetik. Cara pemetikan


dengan menggunakan gunting stek dengan membentuk huruf
V. Musim panen terbesar buah naga pada bulan September
hingga maret.
Pada Sabila Farm Panen : bulan November s/d April. Panen raya
Desember s/d Pebruari Produksi 5 10 kg/ pohon atau sekitar 60
buah. Untuk pemasaran buah naga di Salasabila Farm telah
dipasarkan ke luar Yogyakarta hingga Lampung. Tidak hanya
buah naga saja yang dipasarkan namun, bibit nya juga sangat di
minati oleh konsumen dan sudah di pasarkan hingga ke
Kalimantan. Untuk satu bibit buah naga dijual dengan harga
Rp.10.000,-

Penyakit Buah Naga


Penyakit yang menyerang tanaman buah naga terhitung tidak banyak
jenis dan penyebabnya. Meskipun demikian, jika tanaman terserang harus
segera diatasi agar tidak menyebar ke tanaman yang lain. Berikut ini
penyakit buah naga dan penyebabnya serta tindakan pengobatannya :
1) Busuk Pangkal Batang : Penyakit ini umumnya menyerang pada
awal penanaman buah naga, tanaman buah naga sering mengalami
pembusukan pada pangkal batang, berwarna kecokelatan dan
terdapat bulu putih. Pembusukan tersebut disebabkan oleh
kelembaban tanah yang berlebihan sehingga muncul jamur yang
menyebabkan kebusukan yaitu Sclerotium rolfsii Sacc. Penyakit ini
sering terjadi pada bibit setek yang belum tumbuh akar dalam bentuk
potongan. Pengobatan tanaman buah naga yang terserang penyakit
ini dengan penyemprotan Benlate dengan dosis 2 g/ltr air atau
menggunakan Ridomil 2 g/ltr air sebulan sekali. Bila muncul gejala

kekuningan pada pangkal batang maka segera dilakukan


penyemprotan pada seluruh batang dan diutamakan pada pangkal
batang yang terserang. Untuk pencegahan penyakit ini bisa
dilakukan pengairan yang disertai dengan penyemprotan fungisida
dan Atonik didaerah pangkal batang pada tanaman yang berumur 30
hari pada awal penanaman.
2) Busuk Bakteri : Gejala tanaman buah naga yang terserang penyakit
ini adalah tanaman tampak layu, kusam, terdapat lendir putih
kekuningan pada tanaman yang mengalami pembusukan. Penyakit
ini disebabkan oleh Pseudomonas sp. Pengobatannya dengan
mencabut tanaman yang sakit, kemudian pada lubang tanam diberi
Basamid dengan dosis 0,5-1 g dalam bentuk serbuk kemudian pada
lubang tanam tersebut ditanam bibit baru.
3) Fusarium : Penyakit yang disebabkan oleh Fusarium oxysporium
Schl. Gejalanya antara lain cabang tanaman berkerut, layu, dan
busuk berwarna coklat. Penanggulangannya dengan menyemprotkan
Benlate dengan dosis 2g/liter air dalam seminggu 1-2 kali
penyemprotan pada bagian batang dan cabang.

Aspek teknologi
1) Pemilihan Teknologi Berkaitan dengan pemilihan teknologi
Teknologi yang di gunakan oleh Sabila Farm dalam budidaya buah
naga yaitu dengan mengikuti teknologi yang berkembang. Untuk
memanfaatkan teknologi era sekarang namun tidak membuat
anggaran biaya yang dikeluarkan besar. Seperti buah naga akan
tumbuh dengan baik apabila selalu terkena sinar matahri, namun di
Sabila Farm yang terletak di kaki Gunung Merapi dengan udara
yang sejuk, maka solusi yang di lakukan oleh Sabila Farm yaitu
dengan memberi penerangan cahaya pada malam hari dan pada saat
musim hujan produksi akan di hentikan dan mengganti dengan
komoditas pepaya.
2) Rencana Kapasitas Produksi Kapasitas didefinisikan sebagai suatu
kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam
waktu tertentu.
3) Dari sisi masukan input :terdiri dari sarana dan prasarana produksi
Bibit buah naga :antara lain : pupuk, Tenaga kerja, saluran air,
peralatan (tiang penyangga, kawat/ besi, troli, pacul, golok dan tank
semprot)
4) Keluaran ( output ): bibit dan buah naga.
5) Perencenaan Letak Pabrik.
Bagi Perusahaan Manufaktur Letak pabrik sebagai tempat proses
produksi perlu dianalisis secara saksama karena sangat berpengaruh
terhadap banyak aspek, seperti biaya. Murah atau mahalnya harga
produk tergangtunga pula pada ketak pabrik karena jarak
berpengaruih terhadap harga di pasar. Pada Sabila Farm terletak di
Jl. Kaliurang KM 18,5. Pakem. Sleman. Yogyakarta yang notabene

adalah daerah yang sangat sejuk. Lahar dari Gunung Merapi ssangat
membantu dalam usaha Budidaya buah naga karena kesuburan dari
lahar gunung Merapi.
6) Perencanaan Tataletak (layout) Letak dari fasilitas-fasilitas tersebut
disusun secara efektif dan efisien agar proses produksi dapat
dijalankan. Tataletak kantor berada pada pada halaman depan pada
perkebunan buah naga Sabila Farm, gudang berada di belakang
kantor utama dan berdekatan dengan rumah pekerja Sabila Farm.

http://asmaulhusnayasin.blogspot.co.id/2013/06/tugas.html

http://souraeidaheni.blog.com/2012/06/29/tugas-manpro-buah-naga-salsabilafarm-yogyakarta/

You might also like