You are on page 1of 2

BERITA TERKINI

Update Panduan Antibiotik


Profilaksis Bedah dari IDSA 2013

indakan profilaksis bedah adalah


tindakan yang rutin dilakukan
dengan maksud mencegah terjadinya
infeksi pascaoperasi. Pemberian profilaksis
antibiotik sebelum tindakan bedah telah
terbukti mengurangi angka kejadian
infeksi pascaoperasi. Jenis antibiotik yang
bermanfaat untuk profilaksis seperti
cefazolin dan ceftriaxone telah dibahas dalam
berbagai literatur bermanfaat mengurangi
kejadian infeksi pasca operasi.1 Pemilihan
jenis antibiotik profilaksis berpengaruh
terhadap keberhasilan pencegahan infeksi
pasca bedah. Selama ini, IDSA (Infectious
Diseases Society of America) menyediakan
panduan pemilihan antibiotik untuk
berbagai tindakan bedah. Tetapi panduan
ini kurang mutakhir karena dikeluarkan
tahun 1994.2
Di bulan Februari 2013 IDSA mengeluarkan
panduan
pemilihan
antibiotik
yang
baru. Panduan pengobatan yang baru
ini diharapkan dapat membantu tenaga
kesehatan dalam memilih antibiotik
yang sesuai untuk setiap tindakan bedah
tertentu.3 Panduan pemilihan antibiotik ini
disusun berdasarkan level of evidence dari
yang paling terbukti secara ilmiah yaitu level
A, selanjutnya level B lalu yang paling rendah
adalah C.3 Panduan ini juga merinci dosisdosis yang sesuai untuk masing-masing
antibiotik, sebagai berikut:

138

CDK-213/ vol. 41 no. 2, th. 2014

BERITA TERKINI

Panduan dosis untuk berbagai antibiotik


profilaksis.
Beberapa halpenting dalam tabel 1
adalah dosis ampicillin sulbactam yang
direkomendasikan yaitu 3 g (ampicillin 2 g dan
sulbactam 1 g) dengan interval pemberian
setiap 2 jam. Selain itu dosis cefazolin 2 g
(untuk pasien dengan berat badan < 120
kg) dengan interval dosis setiap 4 jam. Dosis
ceftriaxone adalah 2 g , cukup 1 kali saja. Dosis
levofloxacin adalah 500 mg, cukup 1 kali saja.
Selain itu juga dijabarkan panduan pemilihan
antibiotik sebagai berikut (tabel 2).
Hal paling penting dari panduan pemilihan
antibiotik terbaru ini adalah bahwa pada
sebagian besar tindakan bedah, antibiotik
rekomendasinya adalah cefazolin, dengan
level of evidence sebagian besar A dan B.
Pada beberapa kasus, dapat juga digunakan
ampicillin-sulbactam,
ceftriaxone
atau
kombinasi dengan metronidazole. Selain itu,
dalam panduan terbaru ini direkomendasikan
agar tenaga kesehatan memberikan
antibiotik profilaksis dalam waktu 60 menit
atau kurang menjelang insisi, karena
ternyata saat pemberian antibiotik profilaksis
juga berpengaruh terhadap keberhasilan
profilaksis.3
Simpulannya, antibiotik sebaiknya diberikan
dalam waktu kurang dari 60 menit menjelang
incisi. Dosis antibiotik diberikan sesuai
dengan panduan. Jenis antibiotik profilaksis
disesuaikan dengan jenis tindakan bedah. 
(NNO)
REFERENSI:
1.

Esposito S, Noviello S, Vanasia A, Venturino P. Ceftriaxone versus Other Antibiotics for Surgical Prophylaxis: A Meta-Analysis. Clin Drug Investig. 2004;24(1):29-39.

2.

Dellinger EP, Gross PA, Barrett TL, Krause PJ, Martone WJ, McGowan JE. Quality Standard for Antimicrobial Prophylaxis in Surgical Procedures. Clin Infect Dis. 1994; 18:422-7.

3.

Bratzler DW, Dellinger EP, Olsen KM, Perl TM, Auwaerter PG, Bolon MK. Clinical practice guidelines for antimicrobial prophylaxis in surgery. Am J Health-Syst Pharm. 2013; 70:195-283.

CDK-213/ vol. 41 no. 2, th. 2014

139

You might also like